Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Sulastri Ningsih
Ana Yusliana
Rizqi Indah L
Sofatul Ula
M Fairus S
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Bermain
2.1.2 Pengertian Bermain
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan
berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara.
2.1.2 Tujuan Bermain
Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun
mengembangkan imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam
kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau mengenal
dunia, maupun mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental sehingga akan
membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
2.1.3 Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan Sensoris – Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang
mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia
toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik
kasar maupun halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu
yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur
dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk
memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya
terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan
masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini,
anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering
anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan
intelektualnya.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan
orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar
memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain,
anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar
tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia
sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah
tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya dilingkungan keluarga.
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya
kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain,
anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk
semakin berkembang.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur mengatur
tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak
akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini
penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam
kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari
perilakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua
dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan
untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan
dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika,
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-
jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman
merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah
bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap tindakan serta
barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia
toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan
nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran
orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan
mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.
2.1.4 Kategori Bermain
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan
yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan
didapatkan dari orang lain.
1. Bermain aktif
a. Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan. Dll.
c. Bermain drama (dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau dengan teman-temannya
d. Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Bermain
pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.Contohnya:
a. Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah
b. Mendengarkan cerita atau musik
c. Menonton televisi, Dll
2.1.5 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
2.1.6 Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 1-2 Tahun
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik.
BAB 3
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK UMUM
3.1 SESI 1 : MENONTON FILM
1. Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan apa yang dilihat
b. Klien dapat memberikan pendapat terhadap film yang ditonton
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran menghadap layar film
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Televsi/vidio player
b. kaset video
c. buku catatan dan bulpen
d. jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi: klien
gangguan sensori persepsi dan klien yang mengalami isolasi sosial yang
telah mengikuti TAK
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis
Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton film dan bercakap-
cakap(diskusi) tentang menonton film yang ditonton.
c. Tahap kerja
1) Tentukan film yang menarik dan mudah dimengerti oleh klien
2) Beri kesempatan bagi klien untuk menonton acara selama 15 menit dan
setelah itu dimatikan (disesuaikan dengan memperhitungkan toleransi dan
kemampuan konsentrasi klien)
3) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai film yang telah ditonton
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat
6) Ulangi 3,4, dan 5 sampai semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan tentang film yang ditonton
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
Trapis menanyakan persaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan mempersiapkan
tayangan film tertentu dan mendiskusikannya pada orang lain
Membuat jadwal menonton film
3) Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlansung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan Tak.untuk
TAK stimulasi persepsi persepsi umum, sesi 1 kemampuan yang diharapkan adalah
memberi pendapat tentang filmm memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain,
dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi umum
Kemampuan persepsi : menonton film
Nama klien
No Aspek yang dinilai
1 Memberi pendapat
tentanag film
2 Memberi tanggapan
terhadap pendapat klien
lain
3 Mengikuti kegiatan
sampai selesai
Total
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
1. Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan kembali isi bacaan
b. Klien dapat memberikan pendapat terhadap isi bacaan
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Majalah/koran/artikel/buku cerita
b. Buku catatan dan bulpen
c. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang Tak
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca majalah/artikel/baca cerita
Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggakan kelompok harus meminta izin
kepada trapis.
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Tentukan bacaan yang akan dibaca
2) Bacalah (bisa juga terapis meminta salah satu klien membaca untuk
kelompok) isi majalah/artikel/cerita selama 10 menit (jika mungkin berikan
foto kopi bacaan pada klien)
3) Tanyakan pendapat salah satu klien mengenai isi bacaan
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien sebelumnya
6) Ulangi c.d dan e sampai semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan tentang bacaan
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
Terapis menaanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membaca dan
mendiskusikannya pada orang lain
Membuat jadwal membaca
3) Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi 2. Kemampuan yang diharapkan adalah
memberi pendapat tentang bancaan, memberi tanggapan terhadap pendapat klien
lain, dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagi berikut.
Sesi 2: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : bacaan
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
1. Tujuan
a. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilhat
b. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersamaan dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Beberapa gambar
b. Buku catatan dan bulpen
c. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
2) Menyiapkan alat dan tempat bersama
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melihat gambar
Menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum dikenal orang
2) Tunjukkan gambar pada klien
3) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai gambar yang dilihat
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat
6) Ulangi 3,4, dan 5 samapi semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan pada tiap gambar yang dipaparkan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Menganjurkan klien melatih melihat gambar dan mendiskusikannya pada
orang lain
Membuat jadwal melihat gambar
3) Kontrak yang akan datang
Menyepakatiu kegiatan TAK yang akan dating
Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi 3 kemapuan yang diharapkan adalah
memberi pendapat tentang gambar, memberi tanggapan terhadap pendapat klien
lain, dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : melihat gambar
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
1. Tujuan
a. Klien mampu mengenali music yang didengar
b. Klien mampu memberi respons terhadap music
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersamaan dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Tape recorder/CD player
b. Kaset/CD lagu
4. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
2) Menyiapkan alat dan tempat bersama
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melihat gambar
Menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri dimulai dari terapis
secara berurutan searah jarum jam
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua
klien untuk bertepuk tangan
3) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau
berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai, klien menceritakan
perasaannya setelah mendengar lagu.
4) Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau bertepuk tangan.
Music yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi repons
klien. Terapis mengobservasi respons klien terhadap music.
5) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya. Sampai semua klien
mendapat giliran
6) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan perasaannya , dan
mengajak klien lain bertepuk tangan
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Menganjurkan klien melatih melihat gambar dan
mendiskusikannya pada orang lain
Membuat jadwal melihat gambar
3) Kontrak yang akan datang
Menyepakatiu kegiatan TAK yang akan dating
Menyepakati waktu dan tempat
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : mendengar musik
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
BAB 4
A. Peserta
1. Anak usia 3 – 5 tahun
2. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
3. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
4. Pasien kooperatif
5. Peserta Anak usia pra sekolah dan sekolah minimal 3 orang didampingi keluarga
C. Pengorganisasian
Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 2 orang dan 1 orang observer
dengan susunan sebagai berikut :
1. Leader : Sulastri Ningsih
2. Co leader : Rizqi Indah L
3. Observer : Ana Yusliana
4. Fasilitator : Sofatul ula dan M Fairus S
D. Pembagian Tugas
1. Peran Leader
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
2. Peran Co Leader
a. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan datang
d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Peran Fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
4. Peran Observer
a. Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
b. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
c. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
d. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
E. Setting Tempat
F. Susunan Kegiatan
No Waktu Therapy Anak Ket
1. 5 Menit Pembukaan :
1. Co-leader membua dan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengaran
anggota yang lain
3. Memperkenalan
3. Mendengarkan
pembimbing
4. Memperkenalkan anak
4. Mendengarkan dan
satu persatu dan anak
saling berkenalan
saling berkenalan dengan
temannya
5. Mendengarkan
5. Kontra waktu dengan anak
6. Mempersilahkan leader
6. Medengarkan
2. 20 Kegiatan bermain :
Menit 1. Leader menjelasan cara 1. Mendengarkan
permainan
2. Menanyakan pada anak, 2. Menjawab pertanyaan
anak mau bermain atau
3. Menerima permainan
tidak
3. Membagikan permainan
4. Bermain
4. Leader, co-leader, dan
fasilitator memotivasi anak 5. Bermain
5. Fasilitator mengobservasi
6. Mengungkapkan
anak
perasaan
6. Menanyakan perasaan anak
3. 5 menit Penutup :
1. Leader menghentikan 1. Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan 2. Mengungkapkan
anak perasaan
3. Menyampaikan hasil 3. Mendengarkan
permainan
4. Senang
4. Memberikan hadiah
kepada anak yang cepat
bisa menebak gambar
5. Membagikan
5. Senang
souvenir/kenang-
kenangan pada semua
anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan
6. Mengungapkan perasaan
anak
7. Mendengarkan
7. Co-leader menutup acara
8. Menjawab salam
8. Mengucapkan salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya.
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar
yang diwarnai, kemudian digantung
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang
diberikan.
Bermain adalah salah satu bagian dari kehidupan anak dan salah satu alat paling
penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam
kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-
anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai
alat koping dalam menghadapi stress. Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan
anak yang mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak
tersebut, Salah satunya adalah tebak gambar.
5.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak dapat
tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin penting
dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan dari
permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan
khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh
kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Lampiran
Lembar Observasi Pelaksaan Terapi Bermain
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
I Struktur Terapi Bermain
1. Persiapan media terapi bermain
1. Kotak puzzle
2. Tikar
2. Kelengkapan jumlah mahasiswa
a. Leader (1)
b. Co-Leader (1)
c. Fasilitator (2)
d. Observer (1)
II Proses Terapi Bermain
1. Pembukaan Leader :
a. Membuka acara terapi bermain dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri dan anggota
c. Memperkenalkan pembimbing
d. Menperkenalan peserta
e. Menjelaskan kontrak waktu
f. Menjelaskan permainan yang akan dilakukan dan tujuan
permainan
g. Memberikan contoh kepada peserta cara bermain puzzle
h. Memimpin jalannya permainan dari awal sampai akhir
2. Pelaksanaan
Co-leader :
a. Membantu leader menjelaskan cara bermain kepada peserta
b. Membantu leader memberian contoh kepada peserta cara bermain
puzzle
c. Memberikan kesempatan pada peserta untuk ikut memulai
permainan
d. Mengatur watu permainan
Fasilitator
a. Mengarahkan peserta untuk bermain
b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan permainan
c. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar fokus pada
jalannya permainan
d. Pelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi : Observer
a. Memberikan check list pada lembar evaluasi kemajuan peserta
b. Memberikan penilaian kemampuan anak berdasaran kriteria di
lembar evaluasi kemajuan
4. Terminasi :
a. Memberikan reward kepada peserta terbaik oleh leader dan
fasilitator
b. Memberikan trik penyelesaian tugas dalam permainan puzzle
c. Leader mengucapkan terima kasih
III Hasil Terapi Bermain
1. Peserta Terapi Bermain :
a. Peserta terapi bermain antusias mengikuti kegiatan terapi bermain
b. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan selesai
c. Anak mampu menyelesaikan setidaknya menyusun semua
kepingan pada tahap sulit, dan mampu menyusun setidaknya
setengah kepingan ringan dan sedang dalam waktu yang telah
ditentukan
Lampiran
Lembar Evaluasi Kemajuan
Kategori Kemampuan Ana Penilaian An..... An...... An..... An..... An.... An.....
Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan yang terkandung dalam
permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam permainan dalam berbagai
tahap : Total
a. Tahap ringan Kriteria
b. Tahap sedang
c. Tahap sulit
Sosial
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman sepermainan
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman sepermainan
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat
Total
Kriteria
Afektif
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan
Total
Kriteria
Jumlah Akhir