Anda di halaman 1dari 7

NAMA : 1.

RIZKI ISNAN DIANSYAH


2. IRPANDA
KELAS : IX A

1. Pengertian Muhammadiyah
Pengertian Muhammadiyah bisa ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu pengertian
Muhammadiyah dari segi bahasa dan pengertian Muhammadiyah dari segi Istilah.
Muhammadiyah secara bahasa berasal dari kata Muhammad dan iyah. "Muhammad"
diambil dari nama Nabi terakhir Muhammad SAW sedangkan “iyah” berarti pengikut. Jadi
secara bahasa, muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian ada
sebagian orang yang menyatakan bahwa, sesungguhnya kata Muhammad diambil dari nama guru
pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, yaitu Muhammad Abduh. Tentunya hanya KH.
Ahmad Dahlan yang tahu persisnya. Akan tetapi, Organisasi Muhammadiyah, berkeyakinan
bahwa nama Muhammad adalah dinisbatkan kepada Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad
Salallahu ‘alaihi wassalam.
Muhammadiyah secara istilah adalah Sebuah Organisasi Islam, gerakan dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Munkar yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 Nopember 1912 M atau 8
Dzulhijah 1330 H di Yogyakarta, tepatnya di Kampung Kauman. Muhammadiyah sebagai
organisasi Islam menempatkan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai dasar organisasi, juga sebagai
pedoman dalam pergerakannya. Adapun pengertian Ma’ruf adalah segala perbuatan yang
mendekatkan kita kepada Allah. Sedangkan pengertian Munkar adalah segala perbuatan yang
menjauhkan kita dari pada-Nya.

2. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Muhammadiyah


a. Maraknya TBC di masyarakat
KH. Ahmad Dahlan melihat bahwa pelaksanaan ajaran-ajaran Islam oleh umat Islam sendiri
sudah banyak menyimpang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Penyimpangan ini berupa maraknya Tahayul, Bid’ah dan Churofat (TBC) dalam kehidupan
beragama umat Islam Indonesia sehari-hari. TBC telah menyebabkan kehidupan umat Islam
Indonesia menjadi tidak berkembang dan tertinggal karena umat Islam lebih fokus dalam
dalam melaksanakan tradisi-tradisi yang tidak diajarkan dalam syari’at Islam dan tercemari
kepercayaannya. Lalu apa itu TBC ?
b. Tahayul
Kata tahayul berasal dari bahasa Arab, al-tahayul yang bermakna reka-rekaan, persangkaan,
dan khayalan. Sementara secara istilah, tahayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib,
yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber
Islam, baik al-Qur’an maupun al-hadis.
Contoh dari tahayul antara lain percaya kepada benda-benda seperti keris, tombak,
jimat dan lain-lain mempunyai tuah (manfaat) untuk sesuatu. Atau bisa juga percaya bahwa
benda-benda tersebut bisa mencelekai seseorang karena kekuatan benda-benda tersebut.
Percaya terhadap makhluk-makhluk halus jin dan setan mampu memberi manfaat atau
madharat (kecelakaan/kesialan) bagi manusia.
c. Bid’ah
Arti bid’ah menurut bahasa ialah segala macam apa saja yang baru, atau mengadakan sesuatu
yang tidak berdasarkan contoh yang sudah ada. Sedangkan arti bid’ah secara istilah adalah
mengada-adakan sesuatu dalam agama Islam yang tidak dijumpai keteranganya dalam al-
Qur’an dan al-Sunnah.
d. Khurafat
Khurafat adalah suatu kepercayaan, keyakinan, pandangan dan ajaran yang sesungguhnya
tidak memiliki dasar dari agama tetapi diyakini bahwa hal tersebut berasal dan memiliki
dasar dari agama. Dengan demikian, bagi umat Islam, ajaran atau pandangan, kepercayaan
dan keyakinan apa saja yang dipastikan ketidakbenaranya atau yang jelas-jelas bertentangan
dengan ajaran al-Qur’an dan Hadis nabi, dimasukan dalam kategori khurafat.
e. Tidak ada lembaga pendidikan Islam yang memadai
Kondisi umat Islam baik di Indonesia dan dunia saat itu secara umum dapat digambarkan
dalam kondisi mengenaskan terjajah, miskin dan bodoh. Lembaga pendidikan milik umat
Islam yang mengajarkan ilmu umum dan agama belum ada. Oleh karena itu, KH. Ahmad
Dahlan kemudian mencetuskan ide mendirikan madrasah diniyah Islamiyah yang tidak hanya
mengajarkan ilmu-ilmu agama tapi juga ilmu-ilmu umum. Ini adalah ide yang tidak lazim
pada zamannya, dianggap sebagai "ide gila" dan mengikuti cara-cara penjajah Belanda dalam
menjalankan lembaga pendidikan karena sudah terpatri dalam pemahaman umat Islam saat
itu bahwa madrasah hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama, "haram" mengajarkan ilmu-ilmu
umum.
f. Kelemahan kepemimpinan Islam
Kelemahan kepemimpinan umat Islam saat itu dapat dilihat dari mayoritas negara-negara
Islam saat itu dalam kondisi terjajah. Tidak ada persatuan diantara pemimpin-pemimpin
dunia Islam, terlebih dengan berakhirnya masa kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) yang
menjadi pemerintahan terakhir yang menyatukan dunia Islam pada tahun 1924 semakin
memperlemah kekuatan umat Islam. Kondisi tersebut melengkapi penderitaan umat Islam
saat itu yang sudah kalah dalam segala hal oleh bangsa-bangsa Eropa
g. Meningkatnya misi agama lain ke Indonesia
Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia sampai saat ini, namun
kondisi tersebut mendapat tantangan berupa misi penyebaran agama lain (nasrani) yang
menyasar umat Islam sebagai obyek agar berpindah/keluar dari agama Islam. Fakta ini
mungkin tidak mengenakkan bila dibicarakan dalam ranah kerukunan antar umat beragama,
tapi demikianlah adanya yang terjadi, para misionaris berusaha menyebarkan agamanya
dengan menyasar umat Islam yang nota bene sudah beragama. Adanya penjajahan Belanda
saat itu memberi dukungan luar biasa terhadap misi penyebaran agama nasrani. Kondisi ini
mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk membendungnya dengan melakukan gerakan-gerakan
sosial untuk menyelamatkan aqidah umat Islam saat itu.
h. Tekanan dunia Barat terutama Belanda ke Indonesia
Belanda datang ke Indonesia yang pada masa lalu masih terdiri dari kerajaan/kesultanan
yang berdiri sendiri-sendiri. Misi kedatangan Belanda jelas melakukan penjajahan, sama
seperti yang dilakukan bangsa-bangsa Eropa lainnya dengan semboyannya Gold, Glory dan
Gospel. Karena misinya adalah penjajahan, maka tekanan demi tekanan dialami oleh bangsa
Indonesia baik secara lahir maupun batin. Pendudukan, perampasan kekayaan alam, disertai
dengan kekerasan oleh penjajah saat itu melahirkan perlawanan-perlawanan dari bangsa
Indonesia. Perlawanan-perlawanan tersebut sebelum abad ke-20 berupa perjuangan secara
fisik dengan peperangan, namun memasuki abad ke-20 muncul perlawanan non fisik berupa
mendirikan organisasi baik politik, sosial maupun keagamaan dari banyak tokoh pelopor
pergerakan nasional saat itu.

3. Tujuan Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi
ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal
sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Tujuan utama
Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses
dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan
di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan
masyarakat yang lebih maju dan terdidik (ini dibuktikan dengan jumlah lembaga pendidikan
yang dimiliki Muhammadiyah yang berjumlah ribuan). Menampilkan ajaran Islam bukan
sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem
kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan
untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah
Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut
para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan
dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan
tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan. Sebagai
dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan
tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

4. Prinsip-Prinsip Muhammadiyah Dalam Mengamalkan Ajaran Islam


a. Prinsip-prinsip Utama Pemahaman Agama Islam Muhammadiyah memperkenalkan dua
prinsip utama pemahaman (agama) Islam:
Ajaran agama Islam yang otentik (sesungguhnya) adalah apa yang terkandung di dalam
al-Quran dan as-Sunnah dan bersifat absolut. Oleh karena itu, semua orang Islam harus
memahaminya.Hasil pemahaman terhadap al-Quran dan as-Sunnah yang kemudian
disusun dan dirumuskan menjadi kitab ajaran-ajaran agama (Islam) bersifat relatif.
Dari kedua prinsip utama tersebut, pendapat-pendapat Muhammadiyah tentang apa yang
disebut doktrin agama yang dirujuk dari al-Quran dan as-Sunnah selalu (dapat) berubah-
ubah selaras dengan kebutuhan dan tuntutan perubahan zaman. Hal ini bukan berarti
Muhammadiyah tidak bersikap istiqamah dalam beragama, tetapi justeru memahami arti
pentingnya ijtihad dalam menyusun dan merumuskan kembali pemahaman agama Islam
sebagaimana yang diisyaratkan oleh al-Quran dan as-Sunnah
b. Mengamalkan al-Quran

Kandungan al-Quran hanya akan dapat dipahami oleh orang yang memiliki kemauan dan
kemampuan yang memadai untuk melakukan eksplorasi dan penyimpulan yang tepat
terhadap al-Quran. Keikhlasan dan kerja keras seorang mufassir menjadi syarat utama bagi
setiap orang yang ingin secara tepat memahami al-Quran. Meskipun semua orang harus
sadar, bahwa sehebat apa pun seseorang, ia tidak akan dapat menemukan kebenaran sejati,
kecuali sekadar menemukan kemungkinan-kemungkinan kebenaran absolut al-Quran yang
pada akhirnya bernilai relatif. Akhirnya, kita pun dapat memahami dengan jelas sebenar apa
pun hasil pemahaman orang terhadap al-Quran, tafsir atasnya (al-Quran) tidak akan
menyamai kebenaran al-Quran itu sendiri. Karena al-Quran adalah kebenaran ilahiah,
sedang tafsir atas al-Quran adalah kebenaran insaniah.

c. Mengamalkan Ajaran Islam Berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah

Ketika kita berkesimpulan bahwa hasil pemahaman siapa pun, kapan pun dan di mana pun
terhadap al-Quran adalah relatif, maka alangkah bijaksananya bila kita rujuk as-Sunnah
sebagai panduan dalam beragama. Karena, bagaimanapun relatifnya hasil pemahaman al-
Quran, hasil interpretasi Rasulullah s.a.w. baik dalam bentuk perkataan, tindakan dan taqrîr
merupakan interpretasi atas al-Quran yang terjamin kebenarannya. Asumsi ini didasarkan
pada paradigma ishmah ar-rasûl. Ada jaminan dari Allah bahwa Nabi Muhammad s.a.w.
akan selalu benar dalam berijtihad, karena setiap langkahnya akan selalu diawasi oleh-Nya.
Teguran atas kesalahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w. akan selalu dilakukan
oleh Allah, dan hal itu tidak dijamin akan terjadi pada selain Rasulullah s.a.w.

d. Berislam Secara Dewasa


Muhammadiyah selama ini memperkenalkan Islam yang arif, yang dirujuk dari apa
yang dikandung dalam al-Quran dan as-Sunnah dengan memperkenalkan pola istinbath
yang proporsional. Muhammadiyah menyatakan diri tidak bermazhab, dalam arti tidak
mengikatkan diri secara tegas dengan mazhab-mazhab tertentu baik secara qaulî
maupun manhajî . Tetapi Muhammadiyah bukan berarti anti mazhab. Karena, ternyata
dalam memahami Islam Muhammadiyah banyak merujuk pada pendapat orang dan
utamanya juga Imam-imam mazhab dan para pengikutnya yang dianggap “râjih”
(kokoh/kuat) dan meninggalkan yang “marjûh” (rapuh/lemah).

5. Biografi Tokoh Pendiri Muhammadiyah

a. KH. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan adalah seorang yang telah di lahir pada tahun 1285 H / 1868 M,
dahulunya KH. Ahmad Dahlan diberi nama Muhammad Darwis. KH. Ahmad Dahlan adalah
seorang tokoh ulama yang merupakan salah satu tokoh yang mendirikan Muhamadiyah. Beliau
juga menjadi bagian daripada daftar tokoh pendiri dan menjadi tokoh idola diindonesia.
Perjuanagan KH. Ahmad Dahlan dalam membela Islam patut di perhitungkan sampai pada
akhirnya ia menjadi seorang yang memiliki pengaruh penting dalam perkembangan Islam
tersebut. KH. Ahmad Dahlan dalam memperjuangkan Islam sangat lah keras sampai ia
meninggal pada tahun 1923 M.
Pada saat itu KH.
Ahmad Dahlan ini memiliki sebuah semboyan yang sampai saat ini tetap di kenal oleh
umat Islam terutama untuk ulama ulama ataupun aktivis Muhamadiyah diantanya adalah sebagai
berikut: Hidup-hiduplah Muhamadiyah dan jangan mencari hidup pada Muhamadiyah. Perlu
diketahui bahwa hal yang di lakukan oleh KH. Ahmad Dahlan selama hidupnya adalah dengan
terus berdakwah memberantas TBC (Tahayul Bid’ah Churofat) dan KH. Ahmad Dahlan juga
selalu memiliki keinginan untuk terus membentuk masyarakat islam yang shaleh dan shaleh serta
benar-benar berada di jalan allah SWT.

b. Buya Hamka

Buya Hamka adalah seorang yang lahir pada tahun 1908 pada tanggal 6 Februari di daerah
Maninjau lebih tepatnya di daerah Sumatra barat. Buya Hamka adalah seorang yang memiliki
nama asli yaitu Haji Abdul Malik Karim Amarullah.
Awal mula Buya Hamka ini aktif di muhamadiyah adalah pada saat itu iya ikut mukhtamar di
daerah Solo, hal ini terjadi pada tahun 1928 kemudian Buya Hamka ini juga telah menjadi
anggota PP Muhamadiyah yang telah dimulai pada tahun 1953 sampai dengan 1971 dan
kemudian Buya Hamka ini meninggal sebagai seorang penasehat di Muhamadiyah.
Pada saat itu yaitu pada masa orde lama Buya Hamka ini juga pernah aktif dalam
konstituante yang merupakan di hasilkan dari pemilu satu pada tahun 1955. Buya Hamka ini
mewakili dari partai Masyumi jawa tengah.Buya Hamka pernah juga di penjara. pada saat itu ia
di tahan dan Buya Hamka ini menyelesaikan karyanya yang berjudul tafsir al-azhar. Buya
Hamka ini juga pernah menjabat sebagai ketua MUI yang telah terbentuk pada tahun 1957.
Buya Hamka ini menjadi ketua umum pertama yang telah terjadi menjadi dua periode pada tahun
1980. Kemudian Buya Hamka ini tidak menjadi pejabat lagi karena sebuah aturan yang di
buatnya tentang di larang mengikuti natalan bersama hal ini telah di larang oleh pemerintahan.

c. Ki Bagus Hadi Kusumo

Ki Bagus Hadi Kusumo adalah seorang tokoh yang merupakan salah satu dari pendiri
muhamadiyah. Ki Bagus Hadi Kusumo ini lahir pada tanggal 24 November 1890 dan kemudian
Ki Bagus Hadi Kusumo ini meninggal pada tanggal 3 September 1954 pada usinya yang baru
menginjak 64 tahun. selain itu Ki Bagus Hadi Kusumo adalah seorang yang telah menjadi ketua
umum dari PP pada tahun 1942 sampai dengan 1953 tersebut.
Selain itu juga Ki Bagus Hadi Kusumo ini kkadalah seorang yang telah menjadi anggota
dari BPUPKI yang telah di bentuk dan di laksanakan pada tanggal 29 April 1945. Ki Bagus Hadi
Kusumo ini adalah seorang yang telah menuntut dan juga memilih untuk islam itu sebagai Ki
Bagus Hadi Kusumo ini adalah seorang yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
dan selalu membela islam di manapun Ki Bagus Hadi Kusumo ini berada. Ki Bagus Hadi
Kusumo lah yang telah mencetus kan kalimat yang terdapat dalam pancasila, yaitu Ketuhanan
yang maha Esa.

d. Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais

Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais adalah prajurit tanpa pangkat yang dikenal dengan sebutan
Bapak Reformasi, sejak 1998 Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais ini dapat disebut juga dengan MAR.
Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais adalah seorang yang lahir di solo pada tanggal 26 April 1944.
Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais telah meraih gelar doktor pada tahun 1981 yang berasal dari
University of Chicago. dengan judul desertasi yang di ambil oleh Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais
Adalah The Moslem Brothehood In Egypt.Dalam hal Ini Menggunakan Metode Its Rise Demise
And Resurgence atau biasa juga disebut dengan ikhwanul muslimin di mesir mengenai kelahiran,
keruntuhan dan juga tentang kebangkitannya kembali. hal ini juga telah di percaya oleh beberapa
tokoh-tokoh penting diantaranya adalah Syafi’i Ma'arif, Ichlasul Amal, Dan Juga Ada Tokoh
Yang Lainnya Seperti Yahya Muhamaimin, Kuntowidjoyo, Sujadmiko, Dan Ahmad Baiquni.
Selain Itu Juga Ada Bambang Sudibyo, Affan Gafar Dan Juga Mulyoto Djojomartono Tokoh
Tokoh Ini Percaya Untuk Dapat Menjadi Seorang PPSK Yaitu Pimpinan Pusat Pengkajian
Strategi Kebijakan.
Selain hal ini juga Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais ini pernah menjadi seorang asisten ketua
dari ICMI, dan juga menjadi ketua dewan pakar ICMI pada tahun 1991 sampai dengan
1995.Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais juga menjadi seorang pengisi tetap kolom resonansi di harian
umum republika. tulisan yang telah dibuat oleh Prof. Dr.H. Moh. Amin Rais ini adalah sebuah
tulisan yang berjudul freeport dan juga busang saat Soeharto berkuasa pada saat itu. Prof. Dr.H.
Moh. Amin Rais ini pada tahun 1990 sampai dengan 1995 ia menjabat sebagai wakil keyua PP
muhamadiyah. Prof.

e. Dr. Ahmad Watik Pratiknya


Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini memiliki nama panggilan yaitu WATIK. banyak orang yang
memanggilnya dengan sebutan watik, karena menurut masyarakat sekitar nama tersebut adalah
sebuah nama yang sangat unik dan juga penuh dengan kenangan. selain itu juga Dr.dr Ahmad
Watik Pratiknya ini adalah seorang tokoh pendiri ulama yang lahir pada tanggal 8 februari pada
tahun 1948.Selain itu Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini adalah seorang dokter dan juga seorang
pendakwah yang sangat hebat. selain itu juga Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini juga bekerja
sebagai seorang yang ahli dalam anatomi. Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini telah aktif di
Muhamadiyah pada tahun 1985.Dan juga Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini telah tergabung
dalam sebuah anggota yang diberi nama dengan sebutan Anggota majlis tablig PP Muhamadiyah
pada tahun 1985 sampai dengan 1990.
Kemudian Dr.dr Ahmad Watik Pratiknya ini telah terpilih kembali menjadi anggota 13
PP, Pada saat Mukhtamar Muhamadiyah yang ke 42 Yang berada di Yogyakarta.Kemudian dari
sini juga Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini terpilih kembali menjadi koordinator dalam bidang
pendidikan. kemudian pada saat Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini ikut kembali pada mukhtamar
yang ke 43 di banda aceh Dr. dr Ahmad Watik Pratiknya ini terpilih menjadi anggota PP
muhamadiyah dan kemudian di beri amanah kembali untuk menjadi seorang koordinator dalam
bidang pembinaan kesehatan dan juga kesejahteraan anggota 13 PP Muhamadiyah.

Anda mungkin juga menyukai