Anda di halaman 1dari 15

OCEANOGRAFI

KOMPONEN MAYOR DAN MINOR AIR LAUT

Disusun oleh:

Prima Tegar Anugrah (125080601111024)

Program Studi Ilmu Kelautan

Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Malang

2013

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat
Karunia - Nya kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan artikel tentang
“Komponen Mayor dan Minor Air Laut”
Dalam penyusunan artikel ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam
menyelesaikan artikel ini, sehinggga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Kami menyadari b a h w a d a l a m p e n y u s u n a n a r t i k e l i n i masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun kami harapkan guna
perbaikan untuk kedepannya. Semoga artkel ini dapat bermanfaat bagi penyusun
maupun kepada pembaca umumnya.

Malang, 17 Maret 2013

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. 1

Kata Pengantar ............................................................................................ 2

Daftar Isi ....................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

ISI ................................................................................................................. 5

Elemen Makro (Mayor) ................................................................................. 6

Elemen Mikro (Minor) ................................................................................... 7

Trace Element ............................................................................................. 10

Bahan Organik Terlarut .............................................................................. 11

PENUTUP .................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

3
PENDAHULUAN

Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar yang menyusun seluruh benda di
alam semesta (Menahan, 2001). Elemen ini tersusun dari atom - atom yang berasal dari
elemen yang sama secara kimiawi dan memiliki sifat yang identik. Hingga saat ini telah
dikenal sekitar 116 elemen atau unsur.
Secara garis besar, elemen dapat dibagi menjadi 2, yaitu : elemen organik dan
anorganik. Miessler dan Tarr (2000) menyatakan bahwa elemen organik berkaitan dengan
senyawa hidrokarbon dan derivatnya yang sebagian besar menjadi elemen utama yang
menyusun makhluk hidup. Asam amino, protein dan lemak yang menyusun organisme
hidup umumnya tersusun dari elemen organik (unsur atau senyawa yang terdiri dari C , H
dan O). Sedangkan elemen anorganik mencakup keseluruhan elemen yang terdapat dalam
tabel periodik unsur termasuk Hidrogen dan Karbon itu sendiri.
Riley dan Chester (1971), menyatakan bahwa unsur N, P dan Si adalah merupakan
mikro elemen esensial terpenting yang dibutuhkan oleh organisme laut. Ketiga elemen
tersebut berperan penting dalam metabolisme, proses fisiologis dan reaksi biokimiawi
dalam tubuh.
Sebagian besar elemen air laut adalah garam - garam yang beraneka ragam. Jumlah
masing - masing garam yang terkandung di dalam air laut berbeda - beda. Bahkan, komposisi
garam antara air laut di daerah satu dengan daerah lainnya pun berbeda.

4
ISI

Komposisi kimia air laut telah diteliti oleh seorang ahli oseanografi yang sangat
terkenal, W. Dittmar pada tahun 1873. Peneliti ini menggunakan contoh air laut sebanyak 77
contoh yang diambil dari beberapa perairan di Samudera Pasifik, Hindia, dan Atlantik
melalui suatu ekspedisi yang dilakukan oleh H.M.S. Challenger. Ia mendeterminasi tentang
garam - garam, sulfat, magnesium, kalsium, dan kalium (potassium) dan jenis kimia lainnya
dalam takaran garam per kilogram (ppm).

Penelitian kandungan kimia yang ada di laut terus berlangsung sejak abad ke-18, dan
hasil kajian terakhir yang diberitakan lewat buku yang dikeluarkan oleh The Open University
dan buku Marine Chemistry, komposisi kimia yang terlarut di dalam air sebanyak 81 unsur.

Millero dan Sohn (1992) menyatakan bahwa perairan laut memiliki konsentrasi
senyawa organik yang sangat rendah dibandingkan konsentrasi senyawa anorganik.
Senyawa organik terdiri dari kelompok hewan yang telah hidup dan telah mati. Serasah
atau detritus hasil degradasi bahan organik dan pengaruh antropogenik. Berdasarkan
komposisi kimianya, bahan organik terdiri atas karbohidrat, protein, asam amino, lemak,
hidrokarbon, asam karbosiklik, humus, dan kerogen serta komponen - komponen mikro
lainnya seperti steroid, aldehid, alkohol dan komponen organo - sulfur.

Semua benda di dunia ini terdiri dari bahan penyusun. Bahan - bahan tersebut
terbentuk dari partikel terkecil yang disebut molekul. Molekul ini disusun oleh bagian yang
lebih kecil lagi yaitu elemen. Elemen sendiri terdiri atas atom, bagian terkecil dari suatu
benda yang merupakan akhir dari rantai komposisi.

Beberapa atom mempunyai muatan listrik yang kecil, positif atau negatif. Atom-atom
yang bermuatan listrik disebut ion. Antara ion yang satu dengan ion lainnya dapat bergabung
membentuk molekul gabungan yang lazim disebut garam. Sebagian besar komponen air laut
adalah garam-garam yang beraneka ragam. Jumlah masing-masing garam yang terkandung di
dalam air laut berbeda-beda, bahkan komposisi garam antara air laut di daerah satu dengan
daerah lainnya pun berbeda.

5
Riley dan Chester (1971), menyatakan bahwa unsur N, P dan Si adalah merupakan
elemen esensial terpenting yang dibutuhkan oleh organisme laut. Ketiga elemen tersebut
berperan penting dalam metabolisme, proses fisiologis dan reaksi biokimiawi dalam
tubuh. Nitrogen penting untuk membangun jaringan tubuh. Sedangkan fosfor dan silica
penting dalam pembentukan cangkang terutama bagi kelompok Diatom, Coccolithofor
dan Pteropod. Besi, Mangan, Tembaga, Seng, Kobal dan Molybdenum adalah mikro
elemen esensial yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagaimana ditemukan
pada enzim. Meskipun memiliki konsentrasi yang sedikit dalam air laut, namun mikro
elemen esensial tidak pernah menjadi faktor pembatas yang mengontrol populasi biota laut.
Kadang - kadang konsentrasi mikro elemen esensial ditemukan dalam jumlah
yang banyak dalam air laut, namun hal tersebut belum menjamin pemenuhan
kebutuhan mikro elemen esensial bagi organisme laut. Hal ini karena mikro elemen esensial
tersebut berada dalam bentuk yang tidak dapat diabsorbsi langsung oleh biota laut yang ada.
Millero (2006) membagi elemen (organik dan inorganik) menjadi 3 kelompok
berdasarkan rata - rata konsentrasinya di alam, yaitu:

1. Elemen makro (Mayor) (0,05 – 750 mM) (Na, Cl, Mg)


2. Elemen mikro (Minor) (0,05 – 50 μM) (P dan N)
3. Elemen trace atau kelumit (0,05 -50 nM) (Pb, Hg, Cd)

1. Elemen Makro (Mayor)


Elemen mayor disuatu perairan jumlahnya sangat banyak. Elemen mayor bersifat sangat
konservatif atau keberadaanya dilaut sangat tetap, dan konsentrasi tidak berkurang ataupun
tidak bertambah dengan semakin dalam suatu perairan. Untuk elemen mayor sendiri
tergolong dalam beberapa logam – logam, yang termasuk dalam elemen mayor adalah : B,
Br, Cl, Cs, F, K, Lr, Mg, Mo, Na, Rb, S, Ti, dan U.
Mengingat tingginya kandungan kation, air laut dapat digunakan sebagai salah satu
sumber hara bagi tanaman termasuk tanaman yang sensitive terhadap kadar garam yang
tinggi. Untuk elemen mayor atau mayor elemen yang mempunyai ukuran > 1 ppm yaitu
diantaranya adalah : Na, Mg, Ca, K, Cl, SO4 dan HCO3. Berikut ini merupakan contoh dari
karakteristik komposisi ratio dengan antar elemen : SO4 : Cl ; HCO3 : Cl ; K : Na
Karena elemen kimia ini terdapat dilaut dalam kadar yang besar, yaitu terdapat dalam
jumlah lebih dari 31,67 miligram elemen dalam 1 liter air laut atau 21,5 g / l maka dinamakan
sebagai Elemen Kimia Utama. Nama - nama elemen Kimia Utama Yaitu:

6
 Khlor (Cl) 89.500.000 ton/mil³ air laut
 Natrium (Na) 49.500.000 ton/mil³ air laut
 Magnesium (Mg) 6.400.000 ton/mil³ air laut
 Belerang (S) 4.200.000 ton/mil³ air laut
 Kalsium (Ca) 1.900.000 ton/mil³ air laut
 Kalium (K) 1.800.000 ton/mil³ air laut
 Brom (Br) 306.000 ton/mil³ air laut
 Karbon (C) 32.000 ton/mil³ air laut

Tabel kandungan elemen mayor air laut.

2. Elemen Mikro (Minor)


Yang termasuk dalam elemen minor disuatu lautan yaitu diantaranya : O, H, Cl, Na, Mg,
C, Ca, K, Dr, C, Sr, B, dan F. Elemen minor memiliki pola distribusi yang luas atau dengan
kata lain pola penyebaran yang luas dari suatu perairan tropis sampai sub tropis. Konsentrasi
klorida dan natrium terdapat dalam jumlah yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan
tingginya salinitas air laut. Di samping itu unsure Na juga dapat dimanfaatkan sebagai unsur
hara untuk jenis - jenis tanaman tertentu yang membutuhkannya baik sebagai unsur tambahan
/ menguntungkan maupun sebagai pengganti sebagian dari kebutuhan akan unsur K.
Kelompok ini terdapat dalam kadar yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok
elemen kimia utama, sehingga elemen - elemen ini dimasukan kedalam kelompok elemen
kimia tambahan atau minor elemen. Kadarnya di laut mempunyai nilai kisaran antara 5,52
mg sampai 0,079 mg yang terdapat dalam satu liter air laut. Karena kadarnya relatif lebih
kecil, maka kelompok jenis elemen ini mudah lenyap dari perairan laut karena proses
absorbsi atau penyerapan oleh partikel – partikel maupun organisme - organisme yang ada
dan hidup dilaut. Berbeda dengan kelompok elemen kimia utama , maka untuk menentukan
kadar dari kelompok elemen kimia tambahan yang ada dilaut diperlukan contoh yang banyak.

7
Yang tergolong ke dalam minor elemen antara lain : Boron (B), Silikon (Si), Flour (F),
Argon (Ar), Nitrogen(N), Liitium (Li), Rubidium (Rb), dan Fosfor (P). Nama-nama elemen
Tambahan Utama Yaitu:
 Boron (B) 23.000 ton/mil³ air laut
 Silikon (Si) 14.000 ton/mil³ air laut
 Flour (F) 6.100 ton/mil³ air laut
 Argon (Ar) 2.800 ton/mil³ air laut
 Nitrogen (N) 2.400 ton/mil³ air laut
 Liitium (Li) 800 ton/mil³ air laut
 Rubidium (Rb) 570 ton/mil³ air laut
 Fosfor (P) 330 ton/mil³ air laut
Berdasarkan asalnya, sumber elemen mikro yang masuk ke laut secara garis besar dapat
dibagi menjadi 2 :
Allotochnous (external sources) :
 Aktifitas gunung berapi (erupsi)
 Pelapukan batuan
 Gurun Pasir
 Aktifitas Manusia (antropogenik)
Autotochnous (internal sources) :
 Aktifitas gunung berapi bawah laut (Submarine Eruption)
 Pergeseran kerak bumi
Elemen mikro memiliki konsentrasi yang sangat rendah di laut karena elemen mikro
memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga dengan cepat akan segera berikatan dengan
senyawa kimia yang lain saat mencapai laut dan mengendap di dasar perairan dalam
bentuk sedimen. Selain itu, ada pula elemen mikro yang memang memiliki konsentrasi
sangat kecil dari sumbernya. Misalnya : batuan kristal dan gas yang berasal dari dalam
perut bumi.
Profil distribusi elemen mikro dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
1. Conservative Profile : rasio konsentrasi elemen yang konstan terhadap elemen yang
berkaitan dengan khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa elemen karena tingkat
reaktifitasnya yang rendah.

8
2. Nutrient Type Profile : penurunan konsentrasi elemen di permukaan perairan dan
pengayaan di kedalaman perairan. Senyawa dipindahkan dari bagian atas permukaan oleh
plankton atau senyawa partikulat yang dihasilkan oleh produsen melalui aktifitas biologi. Di
perairan yang dalam senyawa partikulat akan mengalami regenerasi melalui proses
oksidasi oleh bakteri.
3. Surface enrichment and depletion at depth : Elemen yang termasuk kelompok ini mudah
bereaksi dan secara cepat berpindah dari air laut karena berikatan dengan partikulat yang
berada di kolom air untuk selanjutnya mengendap dalam sedimen. Waktu tinggal (residence
times) dari elemen kelompok ini tergolong sangat pendek. Logam timbal (Pb) merupakan
elemen yang inputnya berasal dari atmosfir (berasal dari asap kendaraan dan industri
di darat yang menggunakan bahan bakar fosil).
4. Mid - depth minima : Kondisi mid - depth minimum dapat terjadi jika terdapat input dari
permukaan yang kemudian mengalami regenerasi di dekat dasar atau mengalami scavenging
di keseluruhan kolom air. Logam seperti Cu2+, Sn dan Al3+ tergolong dalam kelompok ini.
Input dari permukaan laut berasal dari daratan yang terbang ke udara membentuk debu
atmosfer yang kemudian jatuh ke permukaan laut. Al dengan cepat akan mengalami
penyerapan oleh partikel tersuspensi dari permukaan air melalui proses adsorbs atau
mengalami penyerapan oleh plankton. Partikel yang terserap kemudian jatuh dan
mengendap di laut dalam membentuk sedimen. Resustensi dan flux Al dalam sedimen akan
semakin meningkat saat mendekati dasar perairan.
5. Mid - depth maxima : profil dari tipe ini terbentuk dari input hidrotermal yang dikeluarkan
oleh sistem mid - ocean ridge. Elemen Mn2+, 3He adalah contoh yang baik dari Mid - depth
maxima ini.
6. Mid - depth maxima or minima in the sub - oxic layer : sebuah lapisan sub - oxic yang besar
dapat ditemukan di beberapa wilayah di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Proses
reduksi dan oksidasi dalam kolom air atau di sekitar slope sedimen menghasilkan Fe2+ dan
Mn2+ (maxima) yang tereduksi dan Cr3+ (minima) dalam bentuk tereduksi yang bersifat
insoluble atau mengendap di dasar perairan dalam bentuk solid.
7. Maxima and minima in Anoxic Waters : pada suatu daerah dengan sirkulasi terbatas seperti
di Laut Hitam, Trench Cariaco dan fjords, air dapat menjadi anoxic (tidak memiliki
kandungan Oksigen) dan memproduksi H2S. Di batas antara 2 perairan dapat terjadi proses
reduksi oksidasi yang menyebabkan maxima atau minima dari perubahan solubilitas dari
species yang berbeda. Fe2+ dan Mn2+ tergolong maxima karena memiliki solubilitas yang
meningkat dalam bentuk tereduksi.

9
3. Trace Element
Trace Elemen merupakan unsur – unsur atau senyawa – senyawa kimia dilaut yang
kelarutannya kurang dari 1 ppb atau dapat diartikan sangat kecil. Tetapi untuk keberadaannya
sangat diperlukan dalam pengaturan keseimbangan kelarutan elemen – elemen dilaut dan
proses biologi organism bahari. Rasio konsentrasi elemen yang konstan terhadap elemen
yang berkaitan dengan khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa elemen karena
tingkat reaktifitasnya yang rendah. Logam - logam Cu, Mn, Fe dan Zn jika terjadi defisiensi
menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun tumbuhan. Cu, Cr, Se dan I untuk hewan
dan B dan Mo untuk tanaman.
Hampir semua mikronutrien memiliki peran sebagai penyusun enzym dan protein -
protein penting lain yang terlibat dalam siklus metabolik. Ketiadaan mikronutrien akan
menyebabkan disfungsi metabolik yang mengakibatkan penyakit.
Elemen - elemen yang tidak mempunyai kepentingan secara biokimiawi disebut "non
essensial element". Contohnya “non-essential element” adalah As, Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan
U yang menyebabkan toksisitas pada konsentrasi yang melebihi ambang batas tetapi tidak
menyebabkan "deficiency disorder" pada konsentrasi rendah seperti mikronutrien.
Di laut terdapat pula kelompok elemen yang disebut kelompok elemen jarang atau “Trace
Element”. Elemen ini terdapat di laut dalam kadar yang sangat kecil sekali dibandingkan
dengan kadar - kadar dari elemen - elemen dari kelompok yang lain. Kadar elemen jarang
yang terdapat di laut mempunyai nilai kisaran antara 67.18µg sampai 0,024 µg dalam 1 liter
air laut. Nama-nama elemen Jarang Utama Yaitu:
 Yod (I) 280 ton/mil³ air laut
 Barium (Ba) 140 ton/mil³ air laut
 Besi (Fe) 47 ton/mil³ air laut
 Molibden (Mo) 47 ton/mil³ air laut
 Seng (Zn) 47 ton/mil³ air laut
 Selen (Se) 29 ton/mil³ air laut
 Argon (Ar) 14 ton/mil³ air laut
 Tembaga (Cu) 14 ton/mil³ air laut
 Timah (Sn) 14 ton/mil³ air laut
 Uranium (U) 14 ton/mil³ air laut
 Mangan (Mn) 9 ton/mil³ air laut
 Nikel (Ni) 9 ton/mil³ air laut
 Vanadium (V) 9 ton/mil³ air laut

10
Factor – factor yang mempengaruhi atau mengurangi kelarutan trace elemen dari suatu
perairan:
1. Melalui proses pengendapan sedimen.
2. Diserap atau dimanfaatkan oleh organisme bahari.
3. Trace elemen terlarut juga terkait denga gas dalam senyawa didalam jaringan tubuh suatu
organism bahari, yang mempunyai konsentarasi yang sangat tinggi (berikatan dengan ion
oksigen dan hydrogen).

4. Bahan Organik Terlarut


Berdasarkan strukturnya senyawa organik dapat dibagi menjadi :
1. materi organik terlarut (DOM) yang berukuran < 0,45 µm termasuk koloid
2. materi organik partikulat (POM) yang terdiri atas materi berbentuk partikulat (> 2,0µm) dan
materi tersuspensi (0,45 ± 2,0 µm)
Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Selain itu, karbon ditemukan
sebagai gas karbon dioksida dan sebagai karbonat. Karbon juga terdapat pada bahan bakar
fosil (batu bara, gas alam, dan minyak). Tumbuhan hijau menangkap karbondioksida (CO2)
dan mereduksinya menjadi senyawa organik:
Jumlah oksigen (dalam mg/l atau ppm) yang digunakan mikroorganisme untuk
menguraikan bahan organik yang degradable (dapat terurai) biasanya menjadi tolok ukur
terjadinya pencemaran atau beban bahan organik di perairan. Kriteria ini dikenal sebagai
Biochemical Oxygen Demand (BOD). Sebuah indeks jumlah oksigen yang digunakan
organisme untuk metabolisme makanannya baik secara biologi maupun melalui proses
kimiawi. Walaupun ada yang menterjemahkan BOD sebagai Biological Oxygen Demand
akan tetapi sebenarnya proses yang terjadi bukan hanya proses biologi tapi juga proses
kimiawi. Jumlah BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya bahan organik. Bila air memiliki
BOD rendah secara umum berarti jumlah limbah bahan organiknya rendah sepanjang
limbahnya adalah limbah yang degradable .
Daur bahan organik atau disingkat daur organik di laut sama dengan daur organik di
lingkungan air tawar dan di darat. Karbon (C) bersama - sama dengan unsur hara lainnya
seperti posfor (P) dan nitrogen (N) melalui proses fotosintesis menghasilkan jaringan tumbuh
- tumbuhan yang menjadi makanan hewan. Keduanya akan menghasilkan zat organik dan
jika mereka mati dan membusuk maka akan dihasilkan bahan mentah untuk memulai daur
bahan organik lagi (Romimohtarto dan Juwana, 2001).

11
Unsur hara nitrogen (N) tidak mempunyai hubungan tetap dengan unsurk hara posfor
(P), tetapi bersama - sama dengan karbon (C), N dan P, merupakan unsur-unsur utama dalam
produksi zat organik. Walaupun hara C terdapat dalam jumlah yang banyak, tetapi kedua
unsur hara N dan P menjadi faktor pembatas dalam daur bahan organik di laut.
 Sumber Bahan organik
Aloton (eksternal)

1. Sungai

 Bahan organik terlarut dari daratan diangkut ke laut melalui angin dan sungai. Bahan
organik terlarut yang berasal dari air sungai, bisa mencapai 20 mgC/l, terutama
berasal dari pelepasan humic material dan hasil penguraian dari buah – buahan yang
jatuh di tanah. Penambahan bahan organik secara perantara alami dalam bentuk
sewage (kotoran) dan buangan industri. Sebagian besar sudah siap dioksidasi dan
segera membusuk karena bakteri dalam air laut. Namun dalam batasan badan air,
seperti estuari, kebutuhan oksigen secara biologi terpenuhi dikarenakan kondisi
anoksik tersedia.
 Berupa hasil dekomposisi tanaman, penggelontoran substansi humus, masukan
antropogenik.
 Sekitar 40 -80% DOC (Substansi Humus, berupa Asam Fulvic)
 Bahan Organik Karbon Terlarut (DOC) Mencapai ~ 20 mg/l, Bahan Organik Karbon
Partikulat Berkisar ~ 1 -~ 2,5 mg/l

2. Atmosfer
Terdiri POM (POC) & Vapourphase Organic Matter / VOM (VOC)
 POC :
Viable : Bakteri, Pollen, Algae, Yeast, Moulds, Mycoplasma, Virus, Protozoa, & Nematoda
Non Viable : Kelompok Senyawa Lipid
 VOM
Gas Methane (Senyawa Hidrokarbon)
3. Sedimen
 Sangat Beragam : Hidrokarbon, Asam Lemak, Asam - Asam Amino, Peptida, Karbohidrat,
Polimer Alami, Kerogen & Materi Humus

12
Autoton (Internal)

1. Produktivitas Primer

 Fitoplankton sumber utama penghasil bahan organic melalui proses fotosintesis


 Menghasilkan karbon, karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi protein, lipid, dan
senyawa lainnya melalui proses metabolisme dan penambahan beberapa substansi
lainnya

2. Aktivitas Biologi Makro dan Mikro Organisme

 Ekresi ekstraseluler alga, Hasil metabolisme alga terutama fitoplankton. Hasil


fotosintesis alga akan melepaskan sejumlah bahan ke dalam badan perairan. Produksi
ini penting sebagai sumber energi untuk organisme laut lainnya dan juga berperan
dalam kontrol ekologi. Asam amino dan karbohidrat merupakan bahan yang
dikeluarkan secara dominan oleh spesies khusus seperti Olisthodiscus sp (Hellebust,
1965 dalam Riley dan Chester 1971).
 Ekresi hewan laut, Eksresi zooplanton dan binatang laut lainnya. Eksresi zooplankton
dan binatang laut lainnya menjadi sumber penting bahan organik terlarut di laut.
Bahan - Bahan yang dikenal secara prinsip adalah Nitrogenous seperti urea, purines
(allantoin dan asam uric), trimethyl amine oxide dan asam amino, trimethyl amine
oxide dan asam amino (glycine, taurine dan alanine).

 Peranan Bahan Organik dalam Ekologi Laut


Adapun peranan bahan organik di dalam ekologi laut adalah sebagai berikut :

 Sumber energi (makanan)


 Sumber bahan keperluan bakteri, tumbuhan maupun hewan
 Sumber vitamin
 memiliki peranan penting dalam mengatur kehidupan fitoplankton di laut.
 Mengontrol Proses - Proses Geokimia, Memberi Pengaruh Transpor & Degradasi
Polutan, serta berperan dalam Reaksi - Reaksi Disolusi, Prespitasi Mineral

13
PENUTUP

Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar yang menyusun seluruh benda di alam
semesta. Secara garis besar elemen terbagi atas elemen organik yang berkaitan dengan
senyawa hidrokarbon dan derivatnya yang menyusun makhluk hidup dan elemen anorganik
yang mencakup keseluruhan elemen yang terdapat dalam tabel periodik unsur termasuk
Hidrogen dan Karbon. Berdasarkan rata - rata konsentrasinya di alam, elemen terbagi atas
elemen makro yaitu elemen kimia yang terdapat dilaut dalam kadar yang besar, elemen mikro
atau minor elemen yaitu kadarnya yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok elemen
kimia utama, dan trace elemen dalam kadar yang sangat kecil sekali dibandingkan dengan
kadar - kadar dari elemen - elemen dari kelompok yang lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andina, Fika. 2011. Klorin Sebagai Salah Satu Komponen Air Laut. (online)
http://fika-star.blogspot.com
Diakses pada tanggal 16 Maret 2013 pukul 14.40
Google. 2013. (online) www.google.com
Diakses pada tanggal 16 Maret 2013 pukul 13.55 WIB
Saputra, Tri. 2011. Mayor, Minor dan Trace Element. (online)
http://bembythesilva.blogspot.com
Diakses pada tanggal 16 Maret 2013 pukul 14.33 WIB
Subahoon, Berita. 2011. Mengenal Air Laut. (online)
http://beritasubahoon.blogspot.com
Diakses pada tanggal 16 Maret 2013 pukul 14.39 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai