Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

Kata pengantar .........................................................................................................................i


Daftar isi ..................................................................................................................................ii

Bab I pendahuluan ..................................................................................................................1


1.1 Latar belakang ..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan penelitian ...............................................................................................................2
1.4 Manfaat penelitian .............................................................................................................2

Bab II Isi……………………………………………………………............................................... 3
2.1 Pengertian…………………………......................................................................................3
2.2 Pemberontakan di Indonesia..........................................................................................3-8
2.3 lampiran gambar…………………………………………………………………………………9

Bab III Kesimpulan dan Saran ...............................................................................................10


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................10
3.2 Saran ...............................................................................................................................10
3.3 Daftar pustaka .................................................................................................................10
BAB I
Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan oleh Sukarno dan Muhammad Hatta pada 17
Agustus 1945, Indonesia terbebas dari belenggu penjajahan baik oleh Portugis, Belanda,
Jepang, maupun Inggris yang telah menjajah bangsa ini selama 400 tahun. Sejak saat itulah
kita memiliki negara yang berdaulat adil dan makmur bernama Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Negara baru tersebut akhirnya dipimpin oleh sang proklamator, Sukarno sebagai Presiden
dan Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Sukarno memimpin Indonesia hingga tahun
1967 dan Muhammad Hatta mundur sebagai wapres pada 1 Desember 19562.

Selama kepemimpinan Sukarno(Orde lama), Sukarno sering membuat kebijakan-kebijakan


yang bertentangan dengan kebutuhan masyarakat saat itu, oleh karena itu banyak terjadi
pemberontakan.

Periode selanjutnya setelah Sukarno adalah Orde Baru yang dipimpin oleh Suharto. Selama
masa kepemimpinan Suharto, antara tahun 1967-1998, pemberontakan jarang terjadi karena
Suharto dikenal sebagai sosok diktator yang kejam dan memiliki banyak mata-mata yang
tersebar disegala pelosok tanah air. Suharto tak segan-segan untuk meng'hapus'-begitu istilah
yang dipakai Suharto yang maksudnya adalah membunuh semua orang yang diduga terlibat
akan memberontak kekuasaan yang sah.

Sejak Indonesia merdeka, tercatat lebih dari sepuluh kali aksi pemberontakan besar, antara
lain DI/TII(Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia), PRRI/PERMESTA(Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia/Pemberontakan Semesta), Gerakan Angkatan Perang Ratu
Adil(APRA), PKI Madiun 1948 dan PKI G30S.

1.2 Perumusan Masalah


1.Apa itu pemberontakan?
2.Siapa saja pemberontak-pemberontak yang pernah melakukan aksinya di negeri ini?
3.Apa motif pemberontakan tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pemberontakan yang terjadi di indonesia
2. Untuk mengetahui apakah dengan mempelajari sejarah kita dapat mencegah dan
menanggulangi pemberontakan

1.4 Manfaat Penelitian


Makalah ini menambah wawasan tentang pemberontakan-pemberontakan yang pernah
terjadi di negeri ini. Selain itu, dengan mempelajari sejarah segala aktivitas pemberontakan
dapat dicegah dan ditanggulangi, sehingga masyarakat tidak lagi berhadapan dengan para
pemberontak dalam kehidupannya. Akhirnya terwujudlah masyarakat yang aman.
BAB II
Isi

2.1 Pengertian

Pemberontakan, dalam pengertian umum, adalah penolakan terhadap otoritas.


Pemberontakan dapat timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari pembangkangan sipil (civil
disobedience) hingga kekerasan terorganisir yang berupaya meruntuhkan otoritas yang ada.
Istilah ini sering pula digunakan untuk merujuk pada perlawanan bersenjata terhadap
pemerintah yang berkuasa, tapi dapat pula merujuk pada gerakan perlawanan tanpa
kekerasan. Orang-orang yang terlibat dalam suatu pemberontakan disebut sebagai
"pemberontak".

2.2 Pemberontakan di Indonesia

A. PKI MADIUN 1948

Waktu : 1948, dengan memproklamasikan berdirina Negara Republik Soviet Indonesia

Sebab : Hasil kesepakatan Renville menguntungkan Belanda

Pemimpin : Muso

Cara Penumpasan: Pemerintah mengajak Rakyat untuk menentukan sikap untuk memilih
Sukarno-Hatta atau Mus gerakan operasi Militer I dan melakukan pembridelan terhadap
beberapa surat kabar berhaluan komunis

Hasil : Seluruh kekuatan pemberontak dapat ditumpas dan kota Madiun dapat direbut

Munculnya PKI merupakan perpecahan pada tubuh SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat
pengaruh ISDV ( Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging ) yang didirikan oleh
HJFM. Snevliet Dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang yang pada bulan Desember diubah
menjadi PKI.

Pada tanggal 13 Nopember 1926 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda.


Pada tanggal 18 September 1948 MUSO memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun.
Tujuannya ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara komunis.
Pemberontakan ini menyebarhampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di
gagalkan dengan ditembak matinya MUSO sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.

B. DI/TII

1. JAWA BARAT

Waktu : 14 Agustus 1947

Latar belakang : Tidak sejalan dengan pemerintah RI ketika terjadi perundingan Renville
yang dianggap merugikan pemerintah Indonesia

Pemimpin : Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo

Cara penumpasan: Melakukan Operasi Militer taktik pagar besi menggunakan ratusan ribu

tenaga rakyat untuk mempersempit ruang gerak

Hasil : Pada tanggal 4 juni 1962 kartosuwiryo berhasil ditangkap di gunung beber
oleh pasukan siliwangi

Dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo karena tidak setuj terhadap isi perjanjian
Renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya menolak dan
tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar
negara. Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama
Darul Islam ( DI )

2. JAWA TENGAH

Waktu : 23 Agustus 1949

Latar belakang : Mengurus penggabungan laskar – laskar masukke dalam TNI

Pemimpin : Amir Fatah

Cara Penumpasan : Pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut dengan bintang
raiders

Hasil : Akhirnya dilakukan operasi guntur pada tahun 1954 gerombolan dapat dicerai
Beraikan

Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah
diberi tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah banyak
anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.
3. SULAWESI SELATAN

Waktu : 30 April 1950

Latar belakang : Banyak pemuda sulawesi yg tergabung dalam PRI sulawesi ikut bertempur
untuk mempertahankan kota Surabaya

Pemimpin : Kahar Muzakar

Cara penumpasan : Dilakukan penyergapan oleh pasukan TNI dan

Hasil : Kahar Muzakar tertembak mati

Dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakar. Dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai
pimpinan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut aga45r
Komando Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama
Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang
memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.

4. ACEH

Waktu : 20 September 1953

Latar belakang : Setelah proklamasi Kemerdekaan RI di aceh terjadi pertentangan


antara alim ulama dengan para kepala asla

Pemimpin : Tengku Daud

Cara penumpasan : Antar prakarsa panglima kadam iskandar muda , colonel M. jann maka
dilaksanakan musyawarah kerukunan rakyat aceh

Hasil : Musyawarah ini mendapat dukungan dari tokoh – tokoh masyarakat


aceh dan berhasil memulihkan keamanan.

Dipimpin oleh Daud Beureueh Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah
Istimewa diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu
menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Pemberontakan ini dapat
dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ( MKRA ).
5. KALIMANTAN SELATAN

Waktu : Oktober 1950

Latar belakang :Terjadi pemberontakkan kesatuan masyarakat tertindas

Pemimpin : Ibnu Hajar

Cara mengatasi : Melakukan gerakan Operasi militer ke Kalimantan selatan

Hasil : Pada tahun 1954 ibnu hajar di tangkap dan di hukum mati pada 22 maret
1955Dipimpin oleh

Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok
rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta
melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.

C. APRA ( Angkatan Perang Ratu Adil )

Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling bekas tentara KNIL. Tujuannya
agar pemerintah RIS dan negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara
Pasundan dan agar negara Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI.

D. ANDI AZIS

Waktu : 5 Januari 1950

Latar : belakang Menyerang gedung tempat berlangsungnya sidang kabinet

Pemimpin : Kapten Raymond Westerling

Cara penumpasan : Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu
4x24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya.

Hasil : pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan


harus dilepaskan.

Beliau merupakan komandan kompi APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi
Selatan karena suasananya tidak aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra terhadap
negara federasi. Ia dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-
pos militer TNI. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24 jam ia harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya.

E. RMS ( Republik Maluku Selatan )

Waktu : 25 April 1950

Latar belakang : Tidak puas dengan terjadinya proses kembali ke NKRI

Pemimpin : Dr.Christian Robert Steven Soumokil

Cara penumpasan : diselesaikan secara damai dengan mengirimlkan misi dipimpin Leimena
gagal sehingga kemudian dikrimkan pasukan ekspedisi militer pimpinan Kawilarang.

Hasil : Sisa – sisa kekuatan RMS banyak yang melarikan diri ke pulau seram
dan membuat kekacauan akhirnya Soumokil dapat di tangkap dan jatuhi hukuman mati

Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung
NIT ( Negara Indonesia Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan
memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas setelah
dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.

F. PRRI/PERMESTA

Waktu : 15 Februari 1958

Latar belakang : Keinginan adanya otonomi yg luas

Pemimpin : Letnal Kolonel Achmad Husein

Cara penumpasan : Operasi militer Pemerintah mengerahkan pasukan militer terbesar di


sejarah militer Indonesia

Hasil : Operasi militer dipimpin AE Kaliurang berhasil kembali menguasai daerah

G. PERMESTA

Waktu : 7 Februari 1958

Latar belakang : Masyarakat di manado tidak puas dengan keadaan ekonomi


Pemimpin : Letkol Ventje Sumual

Cara penumpasan : Pemerintah Republik Indonesia menggunakan operasi militer untuk


menghentikan pemberontakan

Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan .


Beberapa daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan )
sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI

( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia ) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan
PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J.
Somba dan Kolonel Ventje Sumual.

H. G 30 S/PKI

Pada tanggal 30 September 1965 jam03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang
dipimpin oleh DN Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin
menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis. Setelah jelas
terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :

1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI

2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari
RPKAD

3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang


mendalanginya.

Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh
wilayah Indonesia berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani pengemban Supersemar
Letjen Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret
1966.
3.1 KESIMPULAN
Sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan oleh Sukarno dan Muhammad Hatta pada 17
Agustus 1945, tercatat lebih dari sepuluh kali aksi pemberontakan besar, antara lain
DI/TII(Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia), PRRI/PERMESTA(Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia/Pemberontakan Semesta), Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil(APRA),
PKI Madiun 1948 dan PKI G30S.

3.2 SARAN
Sebagai warga negara Indonesia, kita seharusnya jangan gampang terpengaruh
oleh oknum-oknum pemberontakan, berpegang pada pancasila dan UUD 1945.

3.3 DAFTAR PUSTAKA


https://history1978.wordpress.com/2011/09/13/pemberontakan-yang-pernah-terjadi-di-
indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan
http://bantingbuaya.blogspot.co.id/2010/06/pemberontakan-pemberontakan-di.html
2.3 Lampiran Gambar

Anda mungkin juga menyukai