Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Strategi Pembelajaran” yang


diampu oleh

Drs. Mutrofin, M.Pd.


196208311987021001

Disusun Oleh:

Kelas A

Afiatul Mu’awanah (180210204048)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2019
Pengertian Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar,
dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Pada dasarnya,
manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik kegiatan
pembelajaran yang dikategorikan dalam kurikulum inti maupun penunjang, berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Kementrian Pendidikan Nasional atau
Kementrian Agama. Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen pembelajaran adalah segala usaha
pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran sering disebut dengan manajemen
kurikulum dan pembelajaran.
Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas, dalam arti
mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan
pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa
manajemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian
tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh
orang lain, berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang
yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta mengarah
kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.
Dengan berpijak dari pernyataan-pernyataan terkait definisi manajemen pembelajaran
tersebut, maka dapat dibedakan antara pengertian manajemen pembelajaran dalam arti luas dan
manajemen pembelajaran dalam arti sempit.
Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan
mengelola bagaimana membelajarkan pebelajar (peserta didik) dengan diawali dengan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian, dan penilaian.
Sedangkan manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu
dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masing-masing tentang
manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan latar belakang profesionalisme mereka.
Namun demikian, secara global definisi mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa, manajemen
pembelajaran merupakan proses mengelola, yang meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan
dengan proses membelajarkan peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor
didalamnya, guna mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran merupakan
kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah
satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan.
Contoh faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak
Untuk mewujudkan manajemen kelas di Sekolah Dasar, lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran
siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen
kelas di Sekolah Dasar tidak hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi
menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana
belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah dan kelas perlu dikelola secara baik, dan
menciptakan iklim belajar yang menunjang.
Guru harus memahami beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak SD,
supaya tercipta proses belajar yang baik. Faktor yang perlu diperhatikan antara lain: kondisi
fisik, sosio emosional dan organisasional. Semua faktor ini harus difahami oleh guru agar
tujuan KBM dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, atau setiap kegiatan belajar mengajar, baik
yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal.
Lingkungan fisik yang memenuhi syarat, mendukung meningkatnya intensitas proses KBM
siswa di SD. Di samping itu juga mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan pengajaran
di SD.
Setiap proses belajar mengajar kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan oleh guru
secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang dirugikan, dan mengembangkan kepada
kondisi yang kondusif. Kondisi fisik di Taman Kanak-kanak senantiasa nyaman, antara lain
ruangan harus diusahakan memenuhi syarat. Ukuran ruangannya harus cukup, memberi
keleluasaan bergerak, cahaya dan sirkulasi udara baik dan pengaturan perabot harus tertata
rapih agar siswa bisa bergerak bebas.
Di dalam pengaturan ruangan kelas terdapat beberapa tempat duduk/meja kursi, di
antaranya: pola berderet, pola berjajar atau berbasis. Tapi pada umumnya tempat duduk siswa
diatur menurut kesenangan siswa itu sendiri. Dalam pola susunan berkelompok siswa dapat
berkomunikasi dengan mudah satu sama lain dan bisa pindah dari kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya.
Ada juga pola farmasi tapal kuda. Pola ini guru berada di tengah-tengah para siswa SD.
Pola ini bisa dipakai apabila pelajaran banyak memerlukan tanya jawab antara guru dengan
siswa SD, dan lebih memudahkan saling berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola duduk
melingkar. Pola ini dilaksanakan apabila ada suatu kegiatan atau alat yang mesti diperagakan
akan mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa. Di samping susunan meja kursi yang fleksibel
menurut pola formasi tertentu, siswa SD pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak
selalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar, atau karpet yang berabjad
dan bergambar.
Penyediaan alat bermain atau sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan pada waktu itu. Selain susunan meja, penyediaan alat, pengelompokkan
tempat duduk, dinding juga dapat digunakan untuk menempelkan hasil pekerjaan siswa SD.
Hasil pekerjaan siswa di tempel di dinding dengan menggunakan triplek atau busa. Hasil yang
ditempelkan hendaknya secara bergantian sehingga tidak membosankan dan tidak
mengganggu perhatian anak. Hasil karya seni yang dipampang di dinding, mengganggu
perhatian anak. Hasil karya seni yang dipampang di dinding, akan mempunyai kebanggaan
tersendiri bagi orang tua siswa tersebut.
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa SD. Jendela harus cukup besar,
sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang sehat juga masuk ke kelas.
Dengan ventilasi yang baik dan udara yang sehat, semua siswa SD dan guru di dalam kelas
dapat menghirup udara yang segar. Cahaya sebaiknya datang dari sebelah kiri, supaya cukup
terang dan tidak menyilaukan.
Di dalam pengaturan penyimpanan barang-barang hendaknya di simpan pada
tempatnya yang khusus (loker) yang sudah diberi tanda, dan barang tersebut mudah dijangkau
kalau diperlukan dalam kegiatan belajar.
Barang yang nilai praktisnya tinggi dapat disimpan di ruang kelas, seperti alat bermain
yang sesuai dengan tema pada waktu mau dilaksanakan. Sedangkan buku pelajaran, pedoman
kurikulum, kartu pribadi, buku penghubung, harus ditempatkan pada tempat yang tidak jauh
dari meja guru. Selain itu, juga alat pengamanan harus selalu tersedia.

Anda mungkin juga menyukai