K3595418ec09full PDF
K3595418ec09full PDF
ABSTRACT
Hydrogen Recovery Unit (HRU) is a unit which serves to purify hydrogen gas and an advanced process of Pure Gas
Recovery Unit (PGRU) which serves to separate of ammonia gas from the other gaseous in the process. HRU is a high
potential of fires due to the characteristics of hydrogen which is a highly flammable gas. In 2006, there was an explosion
on pipeline in Ammonia Plant of PT Petrokimia Gresik. Therefore we need a re-analysis of the unit as a preventive
measurement to avoid similar accidents in the future. The objective of this study was to analyze the risk level of HRU
in Ammonia Plant area. This research was a descriptive study with an observational method. Data were obtained from
interviews and observations. Data analysis was performed by using qualitative approach of Risk-Based Inspection (RBI)
American Petroleum Institute (API) 581 and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method to identify the risk failure
each component of hydrogen pipeline. The study was conducted at the HRU by using expert judgment as a subject in the
assessment of data collection. The result showed that PT. Petrokimia Gresik has not been done a risk analysis unit using
RBI and identify the risk failure analysis in each unit. The research concludes that HRU risk level is medium and the high
risk component failure is the pipeline body.
ABSTRAK
Hydrogen Recovery Unit (HRU) adalah unit yang berfungsi untuk memurnikan gas hidrogen dan merupakan proses
lanjutan dari Pure Gas Recovery Unit (PGRU) yang berfungsi untuk memisahkan gas amoniak dengan gas-gas hasil
samping dari proses. HRU merupakan unit yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran karena karakteristik hidrogen yang
sangat mudah menyala. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis tingkat risiko HRU pada area
Pabrik Amoniak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan cara pengambilan data bersifat observasional
sedangkan berdasarkan waktunya, penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif Risk-Based Inspection (RBI) API 581 dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA).
Penelitian dilakukan pada HRU dengan menggunakan expert judgment sebagai subjek dalam pengambilan data penilaian.
Hasil penelitian ditemukan bahwa PT Petrokimia Gresik belum melakukan analisis risiko unit dengan menggunakan
metode RBI dan analisis risiko kegagalan komponen per unit. Serta ditemukan kurangnya sistem proteksi terhadap
kebakaran pada unit terkait. Tingkat risiko HRU berada pada level medium dengan kategori likelihood berada di level
4 dan consequence berada pada kriteria A. Selain itu didapatkan hasil bahwa badan pipa gas merupakan peralatan yang
berisiko tinggi mengalami kegagalan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah hendaknya perusahaan melakukan analisis
unit dengan metode RBI dan melakukan identifikasi risiko kegagalan komponen pipa gas mengingat usia peralatan yang
sudah 15 tahun. Selain itu perusahaan hendaknya menambahkan sistem proteksi terhadap kebakaran seperti gas detektor
dan sistem fixed foam.
10
Risyad dan Endang, Analisis Risiko Hydrogen Recovery Unit… 11
terjadi 38 diantaranya dikategorikan sebagai kasus Data kecelakaan kerja yang dimiliki PT
yang signifikan. Insiden tersebut telah menyebabkan Petrokimia Gresik pada Tahun 2006 telah
7 orang terluka, dan kerusakan sebesar lebih dari terjadi kasus peledakan pipa di unit ammonia
44 juta Dolar Amerika namun tidak ada korban yang mengakibatkan 2 orang pekerja terluka
jiwa. Angka ini semakin bertambah dengan adanya dan terhentinya proses produksi yang dapat
jalur pipa gas bawah tanah yang didistribusikan mengakibatkan kerugian yang ditaksir hingga satu
langsung kepada masyarakat sehingga menyebabkan miliar rupiah. Kecelakaan tersebut dapat disebabkan
71 insiden dengan 9 kematian dan 21 orang terluka, karena pelaksanaan analisis risiko yang kurang
beberapa dari kecelakaan pada pipa ini disebabkan adekuat serta faktor kegagalan pada pipa yang tidak
karena tidak digantinya beberapa elemen pipa yang teridentifikasi.
sudah habis masa pakainya, pecah, dan penipisan Berdasarkan pengamatan peneliti, kondisi
dinding pipa. pipa di PT. Petrokimia Gresik banyak mengalami
Kegagalan pada sistem perpipaan yang korosi dan usia pipa khususnya pada pipa distribusi
berdampak pada kecelakaan dan ledakan juga HRU sudah mencapai 15 tahun sehingga dapat
sering dialami oleh perusahaan yang menggunakan meningkatkan kemungkinan terjadinya risiko
peralatan bertekanan, pipa yang berisi gas-gas kebocoran. Faktor kegagalan alat menjadi salah
eksplosif seperti industri petrokimia. Berdasarkan satu faktor yang penting dalam beberapa kasus
hasil investigasi yang dilakukan oleh Official ledakan atau pun kecelakaan yang terjadi pada
dari University of Missouri disebutkan bahwa sistem perpipaan di industri minyak dan gas
peledakan yang terjadi pada Laboratorium Judy maupun pada industri petrokimia. Sehingga sebagai
Wall, University of Missouri disebabkan karena upaya preventif perusahaan diharuskan melakukan
adanya kebocoran gas hidrogen pada jalur pipa gas beberapa pengendalian agar risiko terjadinya
laboratorium tersebut. Ledakan ini menyebabkan kegagalan alat dapat diminimalkan.
4 orang terluka dan kerusakan yang besar pada Pengendalian terhadap terjadinya kecelakaan
laboratorium. dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah
Kecelakaan yang disebabkan oleh gas hidrogen satunya adalah dengan melakukan analisis risiko
dapat dikarenakan tingkat ignisi dari gas hidrogen pada peralatan yang mempunyai potensi bahaya
yang tinggi yaitu 752° F selain itu gas hidrogen tinggi. Dengan melakukan analisis risiko perusahaan
bersifat highly flammable dalam konsentrasi akan mengetahui seberapa besar potensi bahaya,
sebesar 4–75% di udara dan menjadi explosive efek dari risiko yang ditimbulkan apabila terjadi
pada kisaran 5–59%. Selain itu gas hidrogen dapat kegagalan serta upaya pengendalian yang dapat
melakukan displacing terhadap oksigen sehingga dilakukan untuk meminimalkan risiko bahaya
apabila konsentrasi oksigen di bawah 12% dapat tersebut.
menyebabkan hilangnya kesadaran dan dapat Penelitian ini berfokus pada penilaian risiko
terjadi tanpa gejala (asymptomatic). Sedangkan Hydrogen Recovery Unit (HRU) dan penentuan
pada konsentrasi 19,5% Gas hidrogen dapat prioritas kegagalan pada komponen pipa gas
menyebabkan asphyxia dan dapat menimbulkan hidrogen di mana hasil observasi menunjukkan
gangguan pernapasan, gangguan koordinasi otot, bahwa terdapat korosi pada pipa dan karakteristik
depresi, pusing, mual, muntah hingga koma dan hidrogen yang sangat mudah terbakar.
kematian (College of the Desert, 2001).
PT. Petrokimia Gresik adalah sebuah perusahaan
METODE
milik negara dan merupakan perusahaan penghasil
pupuk terlengkap di Indonesia yang berbentuk Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Perseroan Terbatas. Kegiatan produksi yang berada observasional, di mana memiliki tujuan utama
di PT. Petrokimia Gresik terdiri dari dua macam menggambarkan suatu keadaan secara objektif
yaitu produksi pupuk dan non pupuk. Salah satu dan sistematis mengenai fakta aktual dari kondisi
produk non pupuk yang dihasilkan adalah bahan unit yang diteliti. Rancang bangun penelitian ini
kimia berupa amoniak, asam sulfat, asam fosfat, termasuk penelitian cross-sectional (Nazir, 2005).
cement retarder, aluminium sulfida, karbon dioksida Objek penelitian adalah pipa gas di Hydrogen
cair, dry ice, asam klorida, oksigen, nitrogen, Recovery Unit (HRU) dengan sumber informasi
hidrogen, gipsum. adalah operator ahli di bagian Hydrogen Recovery
12 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 2, No. 1 Jan-Jun 2013: 10–19
Lanjutan Tabel 1
Kategori Likelihood Nilai Keterangan
Program maintenance untuk painting dan insulating dibawah 5 Maintenance hanya berupa
standar industri secara signifikan, CCF1 = 5. painting, tidak melakukan
insulating. Painting
dilakukan tidak secara
periodik.
Faktor Kondisi
Kualitas desain dan konstruksi pipeline standar industri 2
(CCF)
CCF2 = 2
Melakukan review Program maintenance termasuk fabrikasi 5
Dilakukan di bawah standar industri secara signifikan,
CCF3 = 5.
Jumlah 12
Jumlah hambatan proses yang terencana (shutdown) dan 5 Jumlah shutdown dalam
tidak terencana dalam setahun. setahun lebih dari 12 kali
Jumlah
interupsi PF1
0 hingga 1 0
2-4 1
5-8 3
09-12 4
Faktor Proses
>12 5
(PF)
Menetapkan variabel proses dalam operasi yang dievaluasi. 3
Jika kondisi gangguan diketahui dapat mempercepat
kerusakan peralatan atau kondisi yang tidak aman lainnya,
PF2 = 3.
Menilai peralatan proteksi seperti peralatan relief dan elemen 0
kritikal.
Peralatan baik, tidak menimbulkan potensi PF3 = 0.
Jumlah 8
Peralatan yang diidentifikasi sesuai dengan Kode yang 2
Faktor Desain
berlaku pada saat dibangun, MDF1 = 2.
Mekanik
Proses umum, dengan kondisi desain normal, MDF2 = 0. 0
(MDF)
Jumlah 2
Jumlah Kategori Likelihood 38
Prioritas Risiko Kegagalan Komponen Pipa Gas dan severity ini merupakan hasil dari wawancara
Hidrogen dan diskusi antara peneliti dengan beberapa operator
Penentuan prioritas risiko kegagalan pada unit yang kemudian dikalikan di antara keduanya.
komponen pipa gas hidrogen dilakukan dengan Hasil perhitungan risiko didapatkan bahwa badan
mengalikan nilai likelihood dan severity setiap pipa/pipa gas hidrogen mempunyai angka risiko
bagian pipa sehingga didapatkan nilai risiko setiap kegagalan yang paling besar dibandingkan alat lain
komponen pipa tersebut. Nilai likelihood dan severity yaitu sebesar 10 poin.
setiap komponen didapatkan dari hasil diskusi
peneliti bersama operator pipa gas hidrogen dengan PEMBAHASAN
menggunakan panduan penilaian yang dimiliki oleh
Analisis Pendekatan Kualitatif Risk-Based
PT. Petrokimia. Kemudian dilakukan pemeringkatan
Inspection API 581
sesuai dengan hasil risiko setiap komponen.
Tabel 5 menjelaskan tentang cara melakukan Hasil penelitian terhadap analisis likelihood
menentukan prioritas risiko kegagalan pada HRU adalah pada penilaian garis besar desain alat
komponen pipa gas hidrogen. Nilai dari likelihood tercermin pada faktor kondisi dan faktor desain
Risyad dan Endang, Analisis Risiko Hydrogen Recovery Unit… 17
mekanik yang menghasilkan kesimpulan bahwa NPFA berada pada kategori berbahaya. Selain itu
kondisi dari HRU sangat berpotensi menyebabkan menurut MSDS gas hidrogen yang dimiliki oleh
kegagalan. Hal tersebut disebabkan karena pada PT Petrokimia tingkat autoignition gas hidrogen
program pemeliharaan hanya dilakukan pengecatan mencapai nilai 752° F. Hal tersebut mengisyaratkan
(painting) dan tidak terdapat program review bahwa gas hidrogen adalah gas yang sangat mudah
terhadap peralatan. Pada penilaian mekanisme sekali menyala pada suhu 752° F.
penurunan material menghasilkan kesimpulan bahwa Analisis risiko toksisitas pada HRU ditunjukkan
HRU berpotensi mengalami penurunan material. pada kategori health consequence. Pada kategori ini
Penurunan material tersebut disebabkan oleh didapatkan kesimpulan bahwa gas hidrogen tidak
keretakan akibat korosi, korosi lokal, temperatur beracun dan tidak membahayakan pekerja/manusia.
gas hidrogen yang tinggi, selain itu risiko kerusakan MSDS gas hidrogen menyebutkan bahwa menurut
diperparah dengan tidak adanya evaluasi mengenai Hazard Rating System NFPA level kesehatan pada
mekanisme kegagalan pada alat secara periodik. gas hidrogen menunjukkan level 0. Namun gas
Pada penilaian kondisi operasi ditunjukkan pada hidrogen dapat menyebabkan sesak nafas (asphyxia)
faktor proses yang menghasilkan kesimpulan pada konsentrasi tinggi. Hal tersebut dikarenakan
bahwa terjadi proses operasi yang tidak normal. gas hidrogen dapat melakukan displacing terhadap
Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya hambatan oksigen sehingga kadar oksigen dalam lingkungan
proses (shutdown) dalam setahun sehingga dapat menurun. Apabila penurunan kadar oksigen
meningkatkan potensi kegagalan dan kerugian tersebut menurun hingga di bawah 12% maka dapat
materi. Pada penilaian kemungkinan terjadinya menurunkan tingkat kesadaran pekerja. Sedangkan
kebocoran ditunjukkan pada faktor inspeksi yaitu pada area terbatas (confined space) kebocoran kecil
terdapat perbedaan pada jalur pipa tidak diinspeksi saja pada gas hidrogen dapat menjadi masalah yang
secara keseluruhan dan periodik. Selain itu program sangat serius karena daya apung dan difusi gas
inspeksi yang dilakukan juga sangat minimal hidrogen yang tinggi.
sehingga dapat disimpulkan bahwa program
inspeksi yang telah dijalankan kurang efektif dalam Penilaian Risiko Unit
mencegah kebocoran. Tingkat risiko dari Hydrogen Recovery Unit
Berdasarkan hasil penelitian pada analisis risiko (HRU) berada pada tingkat medium dengan kategori
kebakaran yang tercermin pada kategori damage likelihood unit berada di tingkat 4 (probable) yang
consequence menghasilkan kesimpulan bahwa berarti bahwa program inspeksi yang dilakukan
penanggulangan risiko kebakaran yang terdapat sebelumnya tidak lengkap dan kurang efektif, selain
pada HRU sangat minim hal tersebut ditunjukkan itu rasio degradasi dari peralatan tidak diketahui
dengan tidak adanya beberapa hal yang penting yaitu dan kategori consequence unit pada kategori A
tidak adanya sistem fixed foam, tembok pelindung, yang berarti bahwa dampak keselamatan pada unit
fire proofing dan gas detektor. Dengan tidak adanya yang diteliti hanya menimbulkan luka ringan, hal
beberapa alat tersebut maka memiliki potensi tersebut dapat terjadi karena pengoperasian pada unit
risiko yang tinggi terjadi jika terjadi kebakaran dilakukan menggunakan interlock system sehingga
karena karakteristik dari gas hidrogen sendiri pekerja tidak perlu terlalu sering berada pada lokasi.
merupakan gas yang sangat mudah menyala dengan Efek kesehatan pada kategori yang ditimbulkan pada
level flammability menurut Hazard Rating System kategori ini adalah efek kesehatan yang minim dan
18 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 2, No. 1 Jan-Jun 2013: 10–19
tidak menyebabkan kehilangan waktu kerja (tidak hidrogen terdiri dari deteksi secara visual, kebocoran,
perlu perawatan khusus). secara instrumentasi (pressure drop, interlock
system), dan ketebalan pipa. Hasil penelitian tersebut
Identifikasi Risiko Kegagalan Komponen Pipa sesuai dengan teori mengenai sistem deteksi menurut
Gas Hidrogen API 581 (2000) yang menyebutkan bahwa sistem
Identifikasi Model Kegagalan pada Komponen deteksi terbagi menjadi 3 yaitu sistem deteksi secara
Pipa Gas HRU instrumentasi, deteksi fisik yang ditempatkan di
Model kegagalan komponen berupa small lokasi, dan visual detektor.
leak, medium leak, big leak, dan malfungsi. Hal Identifikasi Efek Kegagalan Pada Komponen
tersebut sesuai dengan klasifikasi ukuran lubang Pipa Gas HRU
kebocoran pipa menurut API 581 yang membagi Efek lokal yang ditimbulkan dari masing-masing
ukuran kebocoran menjadi 4 yaitu: small, medium, alat adalah celah pada connection, terkikisnya
large/big, dan rupture. pipa, cracking (keretakan) pipa, kebocoran flange,
Sedangkan risiko kegagalan pada komponen aktifnya shutdown valve, terhambatnya aliran gas
pipa gas HRU berupa malfungsi sesuai dengan hingga pecahnya badan pipa.
teori model kegagalan komponen yang terjadi Efek kegagalan pada sistem meliputi tertutupnya
pada Pressure Relief Device (PRD) yang membagi blok valve, terganggunya aliran gas, peningkatan
model kegagalan komponen menjadi dua yaitu gagal tekanan hingga terhentinya aliran gas.
membuka atau menutup (malfungsi) dan kegagalan Efek kegagalan yang ditimbulkan pada pabrik
komponen karena kebocoran (API 581, 2000). meliputi shutdown pada upstream dan downstream
pipeline serta meningkatnya kadar H2 pada proses
Identifikasi Mekanisme Kegagalan Pada yang dapat menyebabkan tidak maksimalnya hasil
Komponen Pipa Gas HRU produksi.
Hasil identifikasi risiko kegagalan menurut Hasil penelitian di atas sedikit berbeda dengan
mekanisme kegagalan pada komponen pipa gas HRU hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulansari
dapat berupa korosi, korosi mekanis, kerusakan pada (2008) pada pipa crude oil yang menyebutkan hanya
komponen alat seperti kerusakan gasket, kerusakan terdapat dua efek kegagalan saja, yaitu pada lokal
klep, pegas yang tidak terbuka, dan tekanan yang dan sistem dan tidak ditemukan efek kegagalan
berlebihan pada alat (overpressure). Kerusakan pipa pada pabrik/plant. Perbedaan ini dapat disebabkan
akibat korosi, korosi mekanis dapat menyebabkan karena terdapat perbedaan antara karakteristik isi
penipisan pada pipa sehingga apabila mendapat dari pipa yang diteliti yaitu berupa crude oil dengan
tekanan berlebih maka akan terjadi keretakan pada tekanan dan suhu yang berbeda serta perbedaan cara
pipa. Sedangkan dampak kerusakan pada gasket mengidentifikasi efek kegagalan yang terjadi.
dapat menyebabkan rembesan material isi pipa
sehingga apabila terjadi pada pipa gas hidrogen Penentuan Prioritas Risiko Kegagalan Komponen
maka akan terjadi kebocoran karena gasket berfungsi Pipa Gas Hidrogen
sebagai segel untuk mencegah kebocoran material.
Penilaian risiko didapatkan dari perkalian antara
Pada kasus kerusakan klep atau pegas yang tidak
likelihood dan severity setiap komponen pipa. Hasil
terbuka maka akan mengakibatkan kenaikan tekanan
dari perkalian tersebut diranking untuk menentukan
pada pipa selain itu kegagalan pegas juga dapat
prioritas risiko.
menyebabkan aliran material isi pipa terhambat.
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya
terdapat 2 komponen pipa yang memiliki nilai risiko
yang dilakukan pada pipa penyalur minyak mentah
tinggi yaitu control valve dan badan pipa.
bahwa mekanisme kegagalan pada pipa terjadi
Control Valve memiliki total poin sebesar 6
karena korosi, tekanan berlebihan, korosi celah
dengan nilai likelihood sebesar 3 dengan asumsi
getaran, korosi mekanis, dan masa pakai komponen
bahwa kemungkinan terjadi kegagalan pada control
(Wulansari, 2008).
valve memiliki peluang sebesar 4–5 kali dalam
setahun. Hal ini dapat dikarenakan adanya korosi
Identifikasi Cara Mendeteksi Kegagalan Pada
pada control valve sehingga menyebabkan malfungsi
Komponen Pipa Gas HRU
pada saat digunakan. Dengan dampak atau severity
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
sebesar 2 dengan asumsi apabila terjadi kegagalan
bahwa deteksi kegagalan pada komponen pipa gas
Risyad dan Endang, Analisis Risiko Hydrogen Recovery Unit… 19
saat dioperasikan secara manual dapat melukai prioritas utama komponen pipa gas hidrogen yang
tangan pekerja. berpotensi mengalami risiko kegagalan lebih besar
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai daripada kelima komponen lain.
pipa bertekanan menyebutkan bahwa pipa dengan
asumsi terjadi big leak memiliki kategori remote
DAFTAR PUSTAKA
pada likelihood yaitu kasus kegagalan dapat terjadi
sepanjang pengoperasian pabrik dan memiliki American Petroleum Institute. 2000. Risk-Based
kategori catastrophic pada severity yaitu dampak Inspection Base Resource Document. Washington
dari kegagalan dapat berakibat ke lingkungan DC: API Publication.
pabrik maupun lingkungan di luar instalasi dan Jamsostek, 2010. Tingkat Kecelakaan Kerja Masih
dapat mengakibatkan kematian atau kerugian yang Tinggi. http://www.jamsostek.co.id/content/news.
serius pada masyarakat dalam waktu yang lama php?id=1031 (Sitasi 6 Oktober 2012).
(Wulansari, 2008). College of the Desert, 2001. Module I Hydrogen
Properties. http://www.ehs.cor-nell.edu/file/
DSR/Hydrogen_Gas_Explision_U_of_Missouri.
KESIMPULAN
pdf (Sitasi Desember 2001).
Penilaian Risiko pada Hydrogen Recovery Nazir, M. 2005, Metode Penelitian. Bogor: Ghalia
Unit (HRU) di area pabrik amoniak menghasilkan Indonesia.
tingkat risiko unit medium. Identifikasi kegagalan Wulansari, L.S. 2008. Perencanaan Jadwal Inspeksi
komponen pipa gas hidrogen menghasilkan model Dengan Metode Risk Based Inspection (RBI) Pada
kegagalan berupa big leak sebagai konsekuensi atau Onshore Pipeline di JOB Pertamina Petrochina
risiko terparah dengan mekanisme kegagalan berupa East Java-Tuban. Skripsi. Surabaya: Institut
korosi dan tekanan berlebih. Penentuan prioritas Teknologi Sepuluh November Surabaya.
risiko kegagalan menghasilkan badan pipa sebagai