Dalam pengelolaan makanan dan minuman pada bencana (untuk konsumsi
orang banyak), harus memperhatikan kaedah hygiene sanitasi makanan dan minuman (HSMM). Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya penyakit bawaan makanan termasuk diare, disentri, korela, hepatitis A dan tifoid, atau keracunan makanan dan minuman. HSMM adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Adapun 6 prinsip HSMM adalah sebagai berikut 1. Pemilahan Bahan Baku Makanan Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air (water aktivity=Aw) bahan baku. 2. Penyimpanan Bahan Makanan Kerusakan bahan makan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Terdapat empat cara penyimpanan makanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan, yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen). 3. Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi. 4. Pengangkutan Makanan Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. 5. Penyimpanan Makanan Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Suasana yang cocok untuk pertumbuhan bakteri di antaranya suasana makanan banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8-7,5), suhu optimum (10°-60°C). Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya mikroorganisme patogen dalam makanan akibat terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun penjamah. makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini akan mengakibatkan mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara 1-2 jam. Faktor risiko kejadian foodborne diseases yaitu pada proses pembersihan alat makan kontak dengan makanan. Faktor risiko juga dapat disebabkan oleh temperatur dan waktu penyimpanan tidak baik, rendahnya personal hygiene, dan alat makan yang tercemar. 6. Penyajian Makanan Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap/laik santap. Laik santap dapat dinyatakan bilamana telah dilakukan uji organoleptik dan uji biologis. Dalam prinsip penyajian makanan wadah untuk setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah, dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan. Hidangan sehat harus mengandung : 1. Sumber zat tenaga, contoh : hidrat arang (beras, jagung, dll), lemak (santan, kacang tanah, dll) 2. Sumber zat pembangun, contoh : protein (tempe, tahu, dll) 3. Sumber zat pengatur, contoh : vitamin (mangga, manggis, dll), mineral (teri kering, sayuran hijau, dll), air. Perencanaan penanganan konflik sosial a. Sumber makanan Pada saat bencana bantuan donasi biasanya disalurkan pada lembaga berwenang yang sudah di atur dalam PP No 22 tahun 2008 tentang pendanaan penanggulangan bencana diantaranya PMI, Bulog, donatur dari Parpol, donatur dari masyarakat. b. Kebutuhan makanan
Kategori Kebutuhan Pangan
Balita Susu
Bubur Bayi instan
Donasi ASI dari ibu yang sedang menyusui
Biskuit
Makanan ringan
Ibu Hamil Susu ibu hamil
Obat untuk ibu hamil
Vitamin
Biskuit ibu hamil
Lansia Susu untuk lansia
Obat-obatan
Masyarakat Mie instan
Roti
Sembako
Minyak
Minuman
c. Dapur umum (DU)
Dapur umum merupakan dapur lapangan yang diselenggarakan untuk menyediakan/ menyiapkan makanan dan dapat didistribusikan/ dibagikan pada korban bencana alam dalam waktu cepat dan tepat. Penyelenggaraan dapur umum untuk melayani kebutuhan makan para penderi ta atau korban bencana bukan hanya monopoli organisasi PMI. Penyelenggaraan DU tersebut dapat diselenggaran oleh siapa saja yang datang pertama kali dan dapat menyelenggarakannya. Berdasarkan pengalaman selama ini yang sering menyelenggarakan DU selain PMI adalah TNI, karang taruna, SATGASSOS, perangkat Pemda di tingkat bawah, Hansip, dll. Penyelenggaraan DU oleh PMI menjadi tanggung jawab PMI cabang. Penyelenggaraan DU ini dengan cara membentuk regu DU yang disesuaikan dengan kebutuhan jumlah korban yang harus dilayani. Dalam menentukan lokasi Dapur Umum agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Letak Dapur Umum dekat dengan posko atau penampungan supaya mudah dicapai atau dikunjungi oleh korban. 2) Higienis lingkungan cukup memadai 3) Aman dari bencana 4) Dekat dengan transportasi umum 5) Dekat dengan sumber air. Lokasi pengungsian berada di SD Inpres Kenyam yang mana peletakan dapur umum akan diletakkan di lapangan tengah sekolah. Dapur umum akan didirikan dengan menggunakan tenda. Sedangkan untuk tempat/ gudang penyimpananbahan makanan akan diletakkan di ruang kelas yang mana semua berjalan sesuai dengan 6 prinsip HSMM.