HYDROCOLLOIDS
Hydrocolloid sebenarnya sudah digunakan secara luas sejak
tahun 1982 (Haimowitz, Julia.E., 1997) dan risetnya sudah
dimulai sejak tahun 1970an, jadi istilah modern dressing
sebenarnya kurang tepat.
Beberapa wound expert menyatakan bahwa hydrocolloid
merupakan balutan yang hampir memenuhi semua kriteria
balutan ideal. Hydrocolloid memiliki sifat impermeable terhadap
cairan dan oksigen, mengandung polyurethane, adherent
(merekat) namun tidak menimbulkan nyeri. Kemampuan
hydrocolloid dalam menyerap kelembaban yang berlebih
membuatnya menjadi dressing favorit pilihan pemirsa…eh maaf,
perawat. Sama halnya dengan hydrogel, hydrocolloid juga
tersedia dalam kemasan pasta atau lembaran dan salah satu
kelebihan hydrocolloid adalah kemampuannya untuk bertahan
pada luka hingga tujuah hari, dengan demikian akan menurunkan
nursing time. Contoh Hydrocolloid; DuoDerm (Convatec),
Tegasorb (3M health Care), dan Comfeel (Coloplast).
FOAM
Foam dressing juga tersusun oleh polyurethane dan sangat
comformable, permeable, non adherent serta mudah
diaplikasikan pada luka. Foam memiliki kapasitas yang tinggi
utnuk mengabsorbsi eksudat. Foam juga mampu menyerap
kelebihan kelembaban sehingga mengurangi resiko maserasi
selain itu juga tidak menimbulkan nyeri dan trauma pada jaringan
luka saat penggantian.
Contoh foam antara lain Allevyn (Smith and Nephew).,
Hydrasorb (Convatec) dan Cutinova (Beirsdeorf-Jobst, Inc).
Namun apapun jenis balutannya yang paling menentukan adalah
keterampilan dan kemampuan perawat dalam mengambil
keputusan klinis. Sebuah balutan mungkin cocok bagi satu pasien
namun bisa jadi tidak tepat pada pasien yang berbeda dengan jenis
luka yang sama.
REFERENSI:
1. Winter, GD. Formation of the scab and the rate of epithelialization
of superficial wounds in the skin of the youn domestic pig.
Nature. 1962; 193:293-294.
2. Schulitz, Gregory., Mozingo, David., Romanelli, Marco.,
Claxton, Karl. (2005) Wound healing and TIME; new concepts
and scientific applications. Wound Repair and regeneration.
13(4):S1-S11.
3. Haimowitz, JE., Margolis, DM. (1997) Moist wound healing. In:
Krasner D, Kane, D. Chronic Wound Care, second edition.
Wayne, PA. Health Management Publications, Inc., pp49-56
4. Hinman, CD., Maibach, H. Effect of air exposure and occlusion
on ecperimental human skin wound. Nature 1963; 200:377-378
Posted by Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN. at 03.29.00