Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita pasti sudah mendengar tentang teori relativitas yang dikemukakan


oleh Einstein, baik itu teori relativitas khusus ataupun teori relativitas umum.
Sebenarnya apa sih teori relativitas itu? Sebelum kita ke pengertian teori
relativitas, mari kita jabarkan dahulu pengertian relativitas. Relativitas yaitu
keadaan yang tidak menentu atau tak tentu.Sekarang kita beranjak ke
pengertian teori relativitas itu sendiri.

Teori relativitas yaitu teori yang berkaitan dengan medan yang


melanjutkan perkembangan teori medan Faraday dan Maxwell.Seperti yang
kita ketahui bahwa teori relativitas Einstein dibagi menjadi dua, yaitu teori
relativitas khusus yang berkaitan dengan kelembaman atau pada keadaan
tertentu atau pada bidang datar dan teori relativitas umum yang berkaitan
dengan bidang lengkung atau membahas yang melingkupi teori relativitas
khusus.

Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas tentang teori relativitas yang
dikemukakan Einstein.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah penjelasan tentang Teori Relativitas Einstein?
2. Bagaimanakah akibat dari asumsi (Postulat) Einstein?
3. Apa saja kah aplikasi Teori Relativitas Einstein?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimanakah penjelasan tentang Teori Relativitas
Einstein?
2. Mengetahui bagaimanakah akibat dari asumsi (Postulat) Einstein?
3. Mengetahui apa saja kah aplikasi Teori Relativitas Einstein?
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan membuat makalah ini, kita dapat mempelajari tentang
Teori Relativitas Einstein.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimanakah penjelasan tentang Teori Relativitas Einstein?

Teori Relativitas Einstein memperkirakan adanya efek-efek ganjil


ketika suatu benda mendekati kecepatan cahaya. Teori relativitas Einstein ini
mempertimbangkan konsep kerangka acuan inersia. Teori hipotesis eter telah
membuktikan secara tidak langsung bahwa eter itu tidak ada. Albert Einstein pada
tahun 1905 mengusulkan teori relativitas khusus. Teori ini bertolak pada kerangka
acuan inersial yaitu kerangka acuan yang bergerak relatif dengan kecepatan
konstan terhadap kerangka acuan yang lain. Sepuluh tahun kemudian pada tahun
1915, Einstein mengemukakan teori relativitas umum yang bertolak dari kerangka
acuan yang bergerak dipercepat terhadap kerangka acuan yang lainnya. Teori ini
dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Teori relativitas umum, yang menyangkut benda – benda yang bergerak


dipepe rcepat relative terhadap benda – benda lain.
 Pergeseran Septial Gravitasi

Mengilustrasikan percobaan khayal yang dapat berperan sebagai suatu


sumber energi bebas –semacam mesin gerak abadi. Misal: sebuah foton
dengan energi 1,022 MeV (2 me C2) ditembakkan dari permukaan bumi
ke atas menuju sebuah sasaran pada ketinggian H=100 m, di mana akibat
tumbukannya dengan sasaran dihasilkan sebuah positron dan elektron
melalui proses pasangan. Kemudian jatuh kembali ke permukaan bumi dan
masing-masing memperoleh energi kinetik MegH dalam prosesnya.
Kemudian 2megH yang dihasilkan diambil dan positron-elektron (diam)
digabungkan kembali untuk menghasilkan foton energi 1,022 MeV dan
diulangi lagi.

Energi yang hilang yaitu perubahan frekuensi cahaya yaitu:

Foton yang jatuh dalam medan gravitasi memperoleh tambahan


energi dan karena itu panjang gelombangnya tergeser ke yang lebih
pendek.

 Pembelokan Cahaya Bintang


Tinjau seberkas cahaya yang lewat dekat permukaan matahari, seperti
gambar di bawah ini :

Kita dapat menghitung sudut beloknya dengan menggunakan


persamaan :

b = jari-jari matahari
dimana : Ze --> M = E/c
Ze --> M (massa matahari)
G (tetapan gravitasi)

2K = MVo2 --> MC2 = E (energi foton)

Hasilnya yaitu :

Cahaya tidak berjalan lurus tapi bisa dibelokkan oleh medan


gravitasi, tetapi cahaya yang dapat dibelokkan oleh medan gravitasi tidak
bisa dibuktikan di bumi, sehingga cahaya tetap berjalan lurus di bumi
karena kuat medan gravitasi bumi, sehingga cahaya tetap berjalan lurus di
bumi, karena kuat medan gravitasi bumi tidak sekuat medan gravitasi
galaksi yang sangat kuat.

 Waktu Tunda Gema Sinar

Apabila garis yang menghubungkan bumi dan sebuah planet


(venus, misalnya) menembus matahari, keadaannya disebut konjungsi
superior, seperti gambar berikut:

Untuk menyelesaikan persoalan di samping kita bisa menggunakan


mekanika Newton untuk menentukan garis edar kedua planet dan juga
menghitung jarak dari bumi ke Venus. Sinyal akan lewat matahari jika
mendekati konjungsi superior waktu yang dibutuhkan sejak sinyal dikirim
hingga dipantulkan kembali ke bumi oleh Venus yaitu sekitar 20 menit.
Perkiraan waktu tundanya yaitu 10-4 s.

 Presesi Perihelion Merkuri

Perhatian gambar orbit elips sebuah planet yang mengitari matahari.


Menurut gravitasi Newton, garis edarnya adalah elips sempurna
dengan bintang M terletak pada salah satu titik apinya. Persamaannya :

Keterangan: rmin = jarak minimum antara planet dengan bintang

e = eksentrisitas elips

Apabila r = rmin, maka planet berada pada perihelion dan terjadi


secara teratur dan juga pada titik yang sama dalam ruang.

Ketika Ө = 0, 2π, 4π, …, …

 Singularitas Schwarzschild

Pemecahan permasalahan ini mengandung suatu persoalan yang


mengganggu yaitu kehadiran suku (1-26 M/c2r) dalam penyebut
menyebabkan selang (ds) menjadi “tak hingga” pada jari-jari
Schwarzschild rs = 26 M/c2.

Sebuah benda yang tertarik menuju massa M sama sekali tidak


merasakan sesuatu yang aneh ketika melewati jarak r=rs. Tetapi, bagi
pengamat luar, keadaan tersebut menjadi sangat berbeda.

b. Teori Relativitas Khusus, yang menyangkut benda – benda yang bergerak


beraturan relative terhadap benda – banda lain.
 Ketidakberadaan Eter
Ternyata kurang lebih 100 tahun sejak percobaan pertama yang
dilakukan oleh Morley-Michelson. Dalam semua percobaan yang
dilakukan tidak ada satu pun bukti nyata yang diamati tentang perubahan
laju cahaya terhadap arah meskipun kepekaan percobaannya telah
ditingkatkan menjadi sepuluh kali lebih teliti daripada kepekaan percobaan
semula.

 Pemuluran Waktu

Pemuluran waktu seperti yang kita bahas pada peristiwa pemuluran


muon yang terciptakan oleh sinar kosmik. Contoh lain yaitu peluruhan
partikel elementer berkecepatan tinggi yang dapat diselidiki dalam
laboratorium.

 Massa dan Energi Relativistik

Setiap kali seorang fisikawan eksperimen nuklir atau partikel


memasuki laboratorium, hampir selalu ia melakukan percobaan uji
langsung atau tidak langsung terhadap hubungan massa-energi teori
relativitas khusus. Contoh: pengubahan energi menjadi massa adalah
penciptaan meson pi. Dalam keadaan normal, meson pi yang massa
diamnya sekitar 140 MeV tidak terdapat di alam tetapi diciptakan pada
akselerator energi tinggi yaitu dalam tumbukan antara partikel-partikel
biasa seperti proton.

 Ketidak ubahan Laju Cahaya

Jika laju cahaya memang bergantung pada gerak sumber atau


pengamat, maka hal ini tidak dapat kita nyatakan sebagai C'=C + KU, di
mana C adalah laju cahaya dalam kerangka diam sumber.
Contohnya pada pemancaran sinar X oleh sebuah pulsar suatu
sistem bintang ganda, yaitu suatu sumber sinar X berdenyut cepat yang
mengorbit mengelilingi bintang rekannya, sehingga menggerhanakan sang
pulsar dalam gerak orbitnya.

2.2 Bagaimanakah akibat dari asumsi (Postulat) Einstein?

Dalam mengemukakan teori relativitas khusus ini Einstein


mengemukakan dua postulat, kedua postulat tersebut kemudian menjadi
dasar teori relativitas khusus. Kedua lah :

1. Postulat pertama, hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang


berbentuk sama dalam semua kerangka acuan inersia.
Contoh :
Dua percobaan yang sama dilakukan masing – masing di atas kapal dan
di daratan. Percobaan – percobaan itu akan memberikan hasil yang sama
dan tidak bergantung pada kerangka acuan (kapal) dan kerangka acuan
yang diam (daratan).

2. Postulat kedua, kecepatan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk
semua pengamat, tidak tergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
Kecepatan cahaya di ruang hampa sebesar c = 3.108 m/s.
Contoh:
Kecepatan cahaya di alam semesta dalam segala arah selalu sama. Tidak
ada kecepatan relative untuk cahaya dalam ruang hampa. Kecepatan
cahaya dalam ruang hampa adalah suatu tetapan universal.

Dengan dasar dua postulat tersebut dan dibantu secara matematis


dengan transformasi Lorentz, Einstain dapat menjelaskan relativitas
khusus dengan baik. Hal terpenting yang perlu dijelaskan dalam
transformasi Lorentz adalah semua besaran yang terukur oleh pengamat
diam dan bergerak tidaklah sama kecuali kecepatan cahaya. Besaran -
besaran yang berbeda itu dapat dijelaskan seperti dibawah.
Pada postulat yang pertama tersebut menyatakan ketiadaan
kerangka acuan universal. Apabila hukum fisika berbeda untuk pengamat
yang berbeda dalam keadaan gerak relatif, maka kita dapat menentukan
mana yang dalam keadaan “diam” dan mana yang “bergerak” dari
perbedaan tersebut. Akan tetapi karena tidak ada kerangka acuan
universal, perbedaan itu tidak terdapat, sehingga muncullah postulat ini.
Postulat pertama menekankan bahwa prinsip Relativitas Newton berlaku
untuk semua rumus Fisika, tidak hanya dalam bidang mekanika, tetapi
pada hukum-hukum Fisika lainnya. Sedangkan postulat yang kedua
sebagai konsekuensi dari postulat yang pertama, sehingga kelihatannya
postulat kedua ini bertentangan dengan teori Relativitas Newton dan
transformasi Galileo tidak berlaku untuk cahaya. Dalam postulat ini
Einstein menyatakan bahwa selang waktu pengamatan antara pengamat
yang diam dengan pengamat yang bergerak relatif terhadap kejadian yang
diamati tidak sama (t ≠ t’). Menurut Einstein besaran kecepatan, waktu,
massa, panjang adalah bersifat relatif. Untuk dapat memasukkan konsep
relativitas Einstein diperlukan transformasi lain, yaitu transformasi
Lorentz.

 Akibat Postulat Einstain

Pada postulat Einstain telah dijalaskan bahwa besaran yang tetap


dan sama untuk semua pengamat hanyalah kecepatan cahaya berarti
besaran lain tidaklah sama. Besaran – besaran itu diantaranya adalah
kecepatan relatih benda, panjang benda waktu, massa dan energi.

a. Kecepatan relatif
Jika ada sebuah pesawat (acuan O’) yang bergerak dengan
kecepatan v terhadap bumi (acuan O) dan pesawat melepaskan bom
(benda) dengan kecepatan tertentu maka kecepatan bom tidaklah sama
menurut orang di bumi dengan orang di pesawat. Kecepatan relatif itu
memenuhi persamaan berikut :

Keterangan:
vx = kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam (m/s)
vx’ = kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
v = kecepatan pengamat bergerak (O’) relatif terhadap pengamat diam
(O)
c = kecepatan cahaya( 3 x 108 m / s)

b. Kontransi Panjang

Kontransi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda menurut


pengamat yang bergerak. Penyusutan ini memenuhi persamaan berikut.

Keterangan:
L = panjang benda menurut pengamat yang bergerak relatif terhadapbenda
L0 = panjang benda menurut pengamat yang diam relatif terhadap benda
c. Dilatasi Waktu
Dilatasi waktu adalah peristiwa pengembungan waktu menurut
pengamat yang bergerak. Menurut Einstein bahwa waktu adalah
sesuatu yang relative. Di dalam suatu kerangka acuan yang bergerak
terhadap seorang pengamat yang diamterdapat lonceng yang
menunjukkan selang waktu ∆to. Selang waktu yang diamati oleh
pengamat tersebut adalah ∆t lebih lamat dari pada ∆to. Beda waktu
yang merupakan perpanjangan waktu pengamatan bagi pengamat
diamdisebut dilatasi waktu. Menurut Einstein hubungan antara kedua
selang waktu itu dirumuskan dengan :

Keterangan:
Δt = selang waktu menurut pengamat yang bergerak terhadapkejadian
Δt0 = selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian
v = kecepatan relative pengmat yang bergerak terhadap pengamat yang
diam (m/s)
c = kecepatan cahaya ( 3 x 108 m / s)
d. Massa Relatif
Untuk gerakan – gerakan benda dengan kecepatan relative kecil tidak
terjadi perubahan massa. Perubahan itu baru tampak jika kecepatannya
mendekati kecepatan cahaya. Oleh Einstein hubungan massa diam dan
massa bergerak yang ditinjau oleh pengamat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :
m = Massa benda dalam keadaan bergerak (Kg)
mo = Massa benda dalam keadaan diam (Kg)
v = Kecepatan benda (m/s)
c = Kecepatan cahaya ( 3 x 108 m / s)
e. Momentum Relatif
Sebuah benda yang bermassa bergerak dengan kecepatan v
menurut mekanika klasik dirumuskan dengan p = mv. Jika kecepatan
mendekati kecepatan cahaya maka momentum benda akan mengalami
perubahan. Pada saat itu momentum benda dikatan dengan momentum
Relativistik.Dimana dari persamaan mekanika klasik dapat digunakan
massa relativitas, sehingga persamaannya:
Keterangan :
m = Massa benda dalam keadaan bergerak (Kg)
mo = Massa benda dalam keadaan diam (Kg)
v = Kecepatan benda (m/s)
c = Kecepatan cahaya ( 3 x 108 m / s)
p = momentum relativistic(Kg m / s)
f. Energi Relatif
- Energi total : E = mc2
- Energi diam : E0 = m0 c2
- Energi kinetik : Ek = E – E0

2.3 Apa saja kah aplikasi Teori Relativitas Einstein?

Relativitas umum didasarkan pada asas yang diturunkan dari


percobaan khayal yang lain. Dalam hal ini menggunakan asas kesetaraan.
Akibat dari asas kesetaraan tersebut yaitu sebuah sistem pengamatan yang
jatuh bebas dalam medan gravitasi bumi. Selain itu merupakan persamaan
tensor yang menggunakan teknik matematika tinggi. Persamaannya yaitu:

Kurva kelengkungan = . kecepatan energi

Keterangan:

G = gravitasi Newton

C = laju cahaya

1) Pada pemecahan persamaan Einstein bagi ruang waktu di sekitar


sebuah massa tunggal M tak berotasi. Selang yang bersangkutan
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan koordinat, tetapi yang
digunakan di sini koordinat bola (I, Ө, φ):
Hal di atas dilakukan dengan syarat titik-titik yang berhimpitan
juga harus memiliki besaran-besaran yang berhimpitan (neighbouring)
bagi koordinatnya. Rumusannya menampilkan “selang” bukannya jarak
spasial.

2) Menyangkut jagat raya

Menurut filsafat Ernst Mach, bahwa “semua gaya lembam


termasuk massa lembam benda dan juga gaya sentrifugal disebabkan oleh
sisa materi lainnya dalam jagat raya ini.

Dalam kasus ini, yang ingin kita ketahui adalah ukuran atau jari-
jari jagat raya. Cara pemecahannya yaitu dengan memproyeksikan
pengembangannya jauh ke masa lampau dan untuk mempelajari asal mula
dan nasib jagat raya.

Keterangan:

R (t) = ukuran faktor skala

ρ = kerapatan massa – energi jagat raya pada saat yang sama

K = struktur jagat raya secara keseluruhan

Jika :

K=O jagat raya datar

K = +1 jagat raya melengkung dan tertutup

K = -1 jagat raya melengkung dan terbuka


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Einstein dalam melakukan percobaannya menggunakan 2 asumsi


(postulat) yaitu tentang asas relativitas dan kecepatan cahaya yang menurut
Einstein kedua postulat itu perlu dan penting. Selain itu kedua asumsi tersebut
ternyata mempunyai akibat pada percobaannya, akibatnya yaitu pemuluran
waktu dalam ruang dan penyusutan pandang pada obyek yang diukur.

Dalam melakukan percobaannya, Einstein melakukan uji coba baik itu


pada teri relativitas khusus maupun pada teori relativitas umum. Uji coba yang
dilakukan pada teori relativitas khusus yaitu ketidakberadaan eter, pemuluran
waktu, massa dan energi relativistic, ketidakkubahan laju cahaya. Sedangkan
uji coba yang dilakukan pada teori relativitas umum yaitu pergeseran septral
gravitasi, pembelokan cahaya bintang, waktu tunda gema radar, presesi
perihelion merkuri, dan singularitas Schwarzschild.

Einstein mengaplikasikan teori ke dalam 2 hal, yaitu pada pemecahan


masalah ruang-waktu Einstein dan menyangkut jagat raya yang menurut
Ernest, gaya lembam termasuk massa lembam benda dan gaya sentripetal
disebabkan oleh sisa materi lainnya.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://xancite.blogspot.co.id/p/tik-kelas-xi-smt-genap.html

http://fisikazone.com/teori-relativitas-einstein/teori-relativitas-
einstein/http://fisikazone.com/teori-relativitas-einstein/

Buku Praktis Belajar Fisika

Anda mungkin juga menyukai