Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Metode
Pelaksanaan Pekerjaan
A. Pendahuluan
A.1. Latar Belakang
RSUD Kepulauan Seribu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan bagi
masyarakat ,salah satu dampak dari pelayanan kesehatan tersebut terbentuklah limbah
/bahan buangan dari kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan . Limbah yang dihasilkan
rumah sakit memiliki kekhususan tersendiri yaitu limbah medis karena memerlukan
penanganan khusus. Limbah medis yang dihasilkan dari seluruh kegiatan pelayanan medis
salah satunya adalah limbah cair yang dalam penanganannya memerlukan suatu tatalaksana
dan teknologi pengelolaan khusus karena limbah medis cair rumah sakit mengandung bahan-
bahan yang bersifat infeksius dan radioaktif, yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya
dan berbahaya bagi kesehatan manusia (tergolong limbah Bahan Berbahaya dan Beracun/B3).
Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) adalah bangunan yang berfungsi untuk
mengolah air buangan yang berasal dari kegiatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan.
Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah sakit setalah diproses melaui ipal harus memenuhi
nilai baku sebelum dibuang ke lingkungan. Baku mutu limbah cair rumah sakit adalah batas
maksimal limbah cair yang diperbolehkan di buang ke lingkungan dari suatu kegiatan di
rumah sakit. Sistem jaringan saluran air limbah adalah bagian / sub sistem pengelolaan air
limbah dimana air limbah dari tiap sumbernya terhubung melalui jaringan pengumpul dalam
bentuk saluran tertutup , yang untuk kemudian disalurkan menuju instalasi pengolahan air
limbah.
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
Berdasarkan hasil pemeriksaan baku mutu air limbah yang dikeluarkan LABKESDA
Provinsi DKI Jakarta tanggal 23 Februari 2018 bahwa ada beberapa parameter dari hasil
pemeriksaan baku mutu air limbah yang tidak memenuhi standar baku sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah,
yang disebabkan karena jumlah pembuangan limbah cair yang diproduksi RSUD Kepulauan
Seribu setiap harinya sudah melebihi kapasitas pemrosesan maksimal unit Instalasi
Pengelolaan Air Limbah yang RSUD Kepulauan Seribu miliki sebesar 5 m3 / hari sedangkan
rata-rata debit air yang diproses oleh IPAL kurang lebih 30 m3. Oleh sebab itu diperlukan
peningkatan kapasitas pengelolan IPAL di RSUD Kepulauan Seribu .
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2004 tentang Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 07 tahun 2019 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
12. Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 tahun 2018 tentang
Anggaran Pelaksanaan Belanja Daerah Tahun 2019;
13. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 161 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Gubernur nomor 142 Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah
14. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 385 tahun 2016 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Kepulauan Seribu.
15. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2092 tahun 2006
tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Kepulauan Seribu sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) Secara Penuh.
16. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 147 tahun 2017
tentang Kuasa Pengguna Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.
17. Keputusan Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor 290 tahun 2019 tentang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Dalam dan Dari Jabatan Pengawas
(Eselon III) Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta atas nama drg.
Chandrawati dan Kawan-kawan sebanyak 91 (sembilan puluh satu) orang.
18. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 108
tahun 2019 tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan,
Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP), Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)
Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun Anggaran 2019.
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
- Pekerjaan persiapan
- Pekerjaan Piping
- Pekerjaan Bak Kontrol
- Pekerjaan Bak Equalisasi
- Pekerjaan Dudukan Bioreactor
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
Lokasi pekerjaan/ pengadaan adalah Rumah Sakit Umum Kepulauan Seribu , Pulau
Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu DKI Jakarta 14530.
E. METODE KONSTRUKSI
Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang
mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah
di uji cobakan. Cara atau metode tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai
pendukung terhadap proses percepatan pekerjaan (Fast Tracking), agar kegiatan
pembangunan dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan
memliki aspek ekonomis.
Aspek teknologi dan inovasi teknologi sangat berperan dalam suatu proyek
konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode- metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, struktur, cepat dan
aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan hingga mencapai target yang
direncanakan teutama dari sisi waktu pelaksanaan. Penggunaan aspek teknologi juga
dipengaruhi faktor kondisi lingkungan proyek dan sumber daya yang tersedia.
Perkembangan yang terjadi dalam bidang konstruksi setiap tahunnya antara lain
sebagai berikut :
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
1. Teknologi Bahan
Bahan / Material yang umum dipakai pada pekerjaan konstruksi IPAL adalah
Baja, Fiber dan Beton, kemajuan teknologi pada proses pembuatan baja, fiber
dan beton berdampak pada peningkatan kekuatan material tersebut.
2. Teknologi Desain
3. Metode Konstruksi
Dengan adanya bahan-bahan baru yang lebih baik dan kemajuan teknologi dalam
peralatan lebih sempurna, menyebabkan jadwal dan biaya pelaksanaan dapat
lebih memenuhi persyaratan kontrak.
F. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan adalah sebuah metode kerja yang menjadi pedoman untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dilapangan sesuai dengan target waktu yang
telah direncanakan. Metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan dengan tahapan dan tata
cara pelaksanaan yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai
berikut :
a. Galian Tanah
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi proses pembuatan pengukuran, pembuatan patok,
penggalian tanah dan perapihan hasil galian.
2. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja
yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan.
Bak Kontrol
• Pekerjaan persiapan
• Pekerjaan Galian
Bak Ekualisasi
- Galian tanah pada titik penempatan bak: ekualisasi yang sudah ditentukan
dengan ukuran sesuai dengan gambar
rencana kerja (site plan) yang sudah
ditentukan dan disetujui.
- Pemasangan penutup bak ekualisasi dengan plat besi sesuai dimensi gambar
kerja
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
• Pekerjaan persiapan
• Pekerjaan struktur
• Pemasangan Bekisting
• Pengecoran
• Pekerjaan pengadaan bahan kimia, spare part, dan peralatan, flow meter
magnetik & Chlorinator tablet
f. Pekerjaan Angkutan
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
▪ Pekerjaan persiapan
▪ Pekerjaan Galian
G. URAIAN TEKNIS
F.1. Material / Bahan
- Batu Pecah 2 – 3 cm
Batu pecah yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memiliki kualitas bahan terbaik,
keras, liat, tahan terhadap goresan dan cuaca, tahan lama, bebas dari tanah/sampah,
tidak mengandung lempung, bagian-bagian yang cadas yang lapuk dan sumber tempat
pengambilan/Quary batu tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Engineer.
- Pasir Beton
Pasir untuk beton yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus bersih dan bebas
dari lempung/zat-zat organik lainnya, mempunyai gradasi sedemikian rupa dan apabila
dicampur dengan agregat kasar akan menghasilkan beton dengan kerapatan maksimum.
Penambahan pasir dari pecahan batu kedalam pasir alami, untuk memperoleh
gradasi yang memenuhi syarat dan penyimpanan agregat dengan ukuran tertentu
haruslah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada persyaratan RKS dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Engineer.
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
- Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini haruslah sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan pada persyaratan RKS, dari merek-merek fabrikasi yang ditunjuk,
yaitu : Portland Cement tahan Sulfate atau Portland Cement Tipe I ditambah bahan
additive yang sesuai. Memiliki sertifikasi pabrik untuk pengujian dan analisa dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Engineer.
- Besi Beton
Per Kilogram memiliki kualitas bahan dan berat sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam RKS dan telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
- Kawat Beton
Per Kilogram (Kg), yang memiliki kualitas bahan dan berat sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam RKS dan telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
- Papan Multiplex 18 mm
Papan Multiplex 18 mm yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah yang telah
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, sehingga stok dan mutunya dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk bagian yang diekspose menggunakan multiplex dengan
lapis kaca film.
- Kayu balok/kaso/reng
Kayu yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi biasanya menggunakan kayu kelas II
atau kayu merah. Hal ini di karenakan kekuatan dan keawetan kayu yang dijadikan
bahan pertimbangan untuk menyesuaikan umur dan kekuatan rencana.
Bahan metal zincalume dipilih sebagai penutup atap karena mudah dalam
pemasangan tanpa mengesampingkan kekuatan bahan.
- Pipa
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
Pipa PVC yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi adalah pipa
PVC dengan ukuran berbagai macam sesuai dengan gambar yang mampu menahan
kekuatan tekan jangan sampai pecah dan menghambat aliran air.
Bahan pendukung lainnya seperti Air, Paku, Kayu, Elektrode, Oxygen, Acetelyn, Cat anti
karat untuk baja, Perancah, Ollie, Solar, Grease, Triplex-Multiplex, Cat Kayu, Seng
Gelombang, Angkur, Karbit, kloset jongkok, wastafel, kitchen zinc, floor drain, kran air.
F.2. Peralatan
a. Genset 3 kVa
b. Mesin Molen/Mixer Beton
c. Peralatan Pertukangan
F.3. Tenaga Kerja
1. Tahapan pekerjaan
2. Cara pelaksanaan
3. Galian Tanah
1) Lingkup Pekerjaan
2) Persiapan Pekerjaan
Pemasangan Bowplank, penentuan titik pile +0,00 (BM). Bowplank dipasang dengan
menggunakan kayu kelas III yang berguna penempatan benang sebagai titik acuan as
bangunan pondasi dan tie beam
Pekerjaan penggalian dilakukan dengan alat berat excavator. (Sesuaikan dengan spesifikasi
teknis, apakah proses penggalian dilakukan dengan menggunakan alat berat atau secara
manual)
Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana koefisien
runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan tanah besar
maka sisi galian miring.
Penggalian dilakukan 10-50 cm lebih besar dari besaran pondasi, fungsinya sebagai
ruang gerak untuk pekerjaan pemasangan bekesting, type galian sesuaikan dengan
kebutuhaan yang dalam galiannya =(-2,8 m) dari elevasi BM (+0,0).
Harus diatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah. Penumpukan tanah
galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
masuk kembali ke dalam galian pondasi .Penempatan hasil galian ditempat +1m dari bibir
lubang pondasi agar tidak terjadi kelongsoran dinding tanah Setelah pekerjaan galian
dilakukan, hasil galian (dimensi P X L X H) diperiksa dan dicek terhadap as bangunan
bowplank.
F.4.4. Urugan
Pekerjaan urugan pasir ini biasanya digunakan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau
pekerjaan – pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk
mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah – langkah sebagai
berikut :
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm. Pasir diratakan dengan
menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut Pasir dibasahi
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
dengan air agar pasir benar – benar padat dan rata Pengurugan pasir ini dikerjakan bersamaan
dengan lantai kerja pondasi.
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan dan peralatan.
2) Pekerjaan urugan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk pengawas
1) Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum diberi 5 cm urugan pasir
padat.
2) Urugan yang dipakai dibawah lapisan pasir padat tersebut adalah jenis tanah silty
clay yang bersih tanpa potongan – potongan bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan
yang telah dipecah – pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh lebih
besar dari 15 cm.
3) Diharuskan semua bahan urugan hanya terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat
dipergunakan.
1) Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diurug secara berlapis dengan tinggi
maksimal tiap lapisan 30 cm sebelum dipadatkan, lapisan berikutnya baru boleh
dikerjakan dengan syarat lapisan dibawahnya sudah dipadatkan sesuai ketentuan dan
sudah disetujui oleh pengawas.
2) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor vibrator type yang disetujui oleh “Pengawas”. Pemadatan dilakukan
sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95% kepadatan maksimum
hasil laboratorium.
optimum, minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai dilapangan. Contoh
tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastic untuk bukti
penunjukan/refferensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum
dipakai yaitu ASTM D 1557.
5) Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu- batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan
tanah yang dipadatkan.
6) Kelebihan material galian harus dibuang oleh kontraktor ke tempat pembuangan yang
ditentukan oleh pengawas.
7) Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain tanpa tambahan biaya.
Uraian
a) Material hasil galian dari pelaksanaan jalan yang dinyatakan secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas, tidak memenuhi syarat digunakan sebagai timbunan atau pekerjaan
lainnya.
Umumnya, lempung dan lanau dengan organik berkadar tinggi, gambut, tanah yang
banyak mengandung akar, rumput dan bahan tumbuan lainnya, limbah rumah tangga
atau industri, adalah tidak sesuai. Bahan yang lunak atau tidak sesuai karena terlalu basah
atau kering tidak harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak sesuai kecuali
diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
b) Material hasil galian dalam daerah milik jalan yang berlebih setelah dipakai untuk
timbunan, tetapi kelebihan material ini bukan diakibatkan karena penggunaan material
dari borrow pit yang dibuat oleh Kontraktor untuk kemudahannya, sesuai
dengan ketentuan Spesifikasi.
Material yang tergolong material buangan ini tidak boleh dibuang sebelum ada
persetujuan atau perintah tertulis dari Konsultan Pengawas setelah memperoleh petunjuk
dari Pengguna Jasa. Apabila tidak untuk dibuang, maka Pengguna Jasa harus
menyediakan lokasi penyimpanan.
Syarat Pelaksanaan. Material yang tidak memenuhi syarat (unsuitable), harus digali sampai
kedalaman di bawah lapisan subgrade pada daerah galian dan di bawah dasar timbunan
sampai kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.Bila material itu digali di bawah subgrade atau di bawah dasar timbunan atau
untuk benching pada timbunan, penggalian harus ditimbun lagi dengan material
yang memenuhi syarat.
Lereng penimbunan material buangan (waste) tidak melebihi kemiringan 2 : 1, kecuali bila
ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
Lantai beton adalah bagian konstruksi IPAL yang letaknya berada diatas balok beton.
Lantai beton dicetak langsung di atas balok beton memakai bekesting dari kayu yang dirakit
hingga menyesuaikan bentuk rencana serta ukurannya. Pertama kali kita membuat cetakan
(bekesting) dari kayu, bekesting harus terpasang dengan baik agar mampu menahan beban
adukan saat dituangkan kedalamnya. Pada bagian dalam bekesting diberi triplek atau
multiplek agar nantinya menghasilkan permukaan beton yang rata, lalu diletakkan
didalamnya besi tulangan beton yang dirakit didarat terlebih dahulu. Setelah siap maka
selanjutnya menuangkan adukan beton dari concrete mixer kedalam cetakan yang
berisi tulangan beton, pemadatan beton menggunakan alat concrete vibrator. Lama
pengetaran dilaksanakan dalam waktu 5 – 15 detik dan alat pengetar tersebut tidak boleh
mengenai cetakan bekisting dan minimal 10 cm dari permukaan atau dasar bekisting dan
diusahakan untuk tidak mengenai besi tulangan, hal ini dimaksudkan agar bekisting dan besi
tulangan tidak berubah bentuk selama proses pelaksanaan pengecoran. Segera
setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini, dari temperatur yang terlalu
panas, dan gangguan mekanis. Beton akan dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi
seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan
beton. Beton akan dirawat dengan menyelimutinya menggunakan bahan yang dapat
menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu
paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus
dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran
udara. Bekesting dapat dibuka setelah beton mengeras biasanya 28 hari atau dengan kurun
waktu tertentu yang dipersyaratkan.
B. Pekerjaan Pembesian
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
Sebelum memulai pekerjaan pembesian, semua bagian yang terlibat harus terlebih
dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan pembesian
harus didasarkan pada :
- Spesifikasi
- Risalah lelang
- Shop drawing
- Besi Tulangan
- Kawat Beton
Mobilisasi peralatan pada tiap lokasi kerja dilaksanakan sesuai dengan jdwa, jenis,
kondisi, dan jumlah yang telah ditentukan. Peralatan yang akan digunakan pada pekerjaan
ini yaitu :
- Bar bender
- Bar cutter
C. Pelaksanaan
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)
Besi tulangan yang telah diterima dilokasi selanjutnya dipotong sesuai dengan bar
bending schedule yang telah dibuat sebelumnya, lalu dikelompokkan sesuai dengan
ukurannya masing – masing, selanjutnya besi tulangan tersebut dibengkokkan dan dibentuk
sesuai dengan bentuk yang sudah direncanakan, langkah selanjutnya yaitu perangkaian
besi- besi tersebut.
Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah yang berfungsi
untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara garis besar pondasi ada 2 jenis
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal salah satu jenisnya adalah pondasi
batu kali. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali, antara lain:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Galian
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan
tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan
sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang diisyaratkan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :
1. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
3. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug
seperti yang direncanakan.
Pada pekerjaan psangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan
batu kali.
Pembuatan profil :
1. Pasang patok untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang
pada setiap ujung lajur pondasi.
3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar.
5. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.
6. Pasang patok sokong miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
7. Cek ketegangan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang
tidak tepat, demikian juga peilnya.
2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan
tinggi 25 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada
rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan
air.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan,
sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
Pengadaan Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Kotor / Limbah (IPAK/IPAL)