FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN
CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMETIK TEH DI DESA
SINDANGPANON PURWAKARTA
CHARACTERISTIC OF PEOPLE WITH HIV/AIDS IN BHAYANGKARA
INDRAMAYU HOSPITAL FROM 1 JANUARY 2013 TO 31 DECEMBER 2014
Aprilia Puspitasari 1, Jovianto Handoyo 2, July Ivone 3
1 Faculty of Medicine, Maranatha University 2 Faculty of Medicine, Maranatha University 3 Department of Public Health Science, Faculty of Medicine, Maranatha University
Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164 Indonesia
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan kekebalan imun menurun. Menurut laporan Kementerian Kesehatan angka penderita HIV/AIDS di Indonesia melonjak pesat setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat prevalensi dan kondisi penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu. Metode penelitian dilakukan secara survei deskriptif observasional retrospektif terhadap penderita HIV/AIDS berupa data rekam medik di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu periode 1 Januari 2013-31 Desember 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2013-2014 angka penderita HIV/AIDS meningkat. Rentang usia penderita HIV/AIDS terbanyak adalah 30-39 tahun pada jenis kelamin laki-laki dan 20-29 tahun pada jenis kelamin perempuan, transmisi penularan terbanyak adalah dengan cara heteroseksual. Distribusi proporsi penderita berdasarkan tingkat pendidikan dan status pernikahan terbanyak adalah tamat SD dan sudah menikah. Distribusi keadaan terakhir penderita AIDS yang hidup dan meninggal dari tahun 2013- 2014 meningkat. Distribusi proporsi umur penderita berdasarkan transmisi penularan terbanyak adalah seksual pada umur 20-29 tahun dan non seksual pada umur <20 tahun.
Kata kunci: Karakteristik, HIV/AIDS
ABSTRACT
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) is caused by Human Immunodeficiency
Virus (HIV), that always decreasing the immune system. According to a report produced by Indonesia’s Department of Health the number of HIV/AIDS in Indonesia increased every year. The purpose of the study was to looked at the prevalence and condition of people with HIV / AIDS in Bhayangkara Indramayu Hospital. The method of this study was descriptive retrospective observational survey to HIV/AIDS patients in Bhayangkara Indramayu Hospitals on January 1st 2013 – December 31st 2014. The results showed that the number of HIV/AIDS has increased on 2013-2014. The age ranged of HIV/AIDS patients are 20-29 years old, and the most infections transmission by heterosexual way. Distribution of patients by level of education and marital status are completed elementary school and married. Distribution of the last state of AIDS patients who alive and dies was increased. The proportion of patient age distribution based on sexual transmission of most infections by the age of 20 -29 years old and non – sexual with age <20 years.
Keywords : Characteristic, HIV/AIDS
PENDAHULUAN Menurut The American Academy of
Di Indonesia menurut Kementrian Orthopedic Surgeons (AAOS) definisi Pertanian, hasil dari bidang perkebunan dari CTS adalah sindroma yang timbul yang cukup menambah devisa negara akibat Nervus medianus tertekan di adalah perkebunan teh.1 dalam terowongan karpal pergelangan Seiring berkembangnya industri di tangan dengan gejala nyeri, kebas dan Indonesia, masalah kesehatan kerja juga kesemutan.4 semakin berkembang.2 CTS merupakan penyakit yang sering Menurut ILO (International Labour terjadi pada kalangan pekerja industri, Organization) tahun 2013, setiap perkebunan, dan perkantoran. Studi yang tahunnya terjadi 2,34 juta kematian dilakukan di Eropa, CTS lebih sering akibat kecelakaan kerja dan penyakit terjadi pada wanita, ini dikaitkan dengan akibat kerja. Sedangkan berdasarkan data pekerjaan “repetitive stress”. Penelitian dari BPJS Ketenagakerjaan tahun 2016, terdahulu menyebutkan bahwa CTS 2.382 meninggal akibat kerja. Menurut adalah salah satu dari 3 jenis penyakit Upper Extremity Musculoskeletal yang tersering dalam golongan penyakit Disorder prevalensi terjadinya Carpal akibat pekerjaan dengan prevalensi Tunnel Syndrome (CTS) pada pekerja sebesar 40%.4 sekitar 3,1%-7,8 %.3 Desa Sindangpanon yang berada di METODOLOGI PENELITIAN perbukitan memiliki luas perkebunan teh Penelitian ini merupakan penelitian terluas di Kecamatan Bojong Purwakarta analitik observasional dengan mendukung para warganya untuk pendekatan cross sectional. Pada memiliki perkebunan teh baik penelitian ini yang menjadi subjek perkebunan dengan skala besar maupun penelitian yang memenuhi kriteria perkebunan dengan lahan pribadi. inklusi, memetik teh minimal 2 tahun, Faktor risiko terjadinya CTS yaitu, memetik teh dengan cara manual, dan jika sebelumnya pernah mengalami bersedia menjadi subjek penelitian. fraktur atau dislokasi didaerah Kriteria eksklusi adalah pekerja dengan pergelangan tangan, insidensi terjadinya riwayat trauma, riwayat operasi pada CTS akan lebih besar. Selain itu wanita pergelangan tangan, riwayat Diabetes juga memiliki faktor risiko yang besar, Melitus, dan pekerja yang menolak untuk karena bentuk terowongan karpal lebih diteliti. Sampel yang digunakan dalam kecil daripada pria. Faktor risiko lain penelitian ini adalah semua data (whole yaitu, obesitas dengan IMT lebih dari 30 sample) yang berjumlah 28 orang. dan adanya penyakit diabetes, juga dapat Penelitian dilakukan di Perkebunan Teh meningkatkan insidensi terjadinya CTS.4 Karti dan rumah kader Desa Masa kerja menunjukkan lamanya Sindangpanon pada 7 September 2019. paparan di tempat kerja. Sehingga, Sumber dan pengumpulan data dilakukan semakin lama masa kerja maka akan dengan wawancara menggunakan semakin tinggi resiko terjadinya penyakit kuisioner dan observasi. akibat kerja, salah satunya adalah CTS. Setelah dilakukan penentuan sampel Salah satu usaha industri yang berpotensi sesuai karakteristik, pengisian kuisioner menimbulkan penyakit CTS adalah dan pemeriksaan tes phalen pada pekerja perkebunan teh.4 pemetik daun teh, langkah berikutnya Dari latar belakang tersebut, penulis adalah melakukan pengolahan dan tertarik untuk mengangkat judul analisis data. Analisis data pada mengenai “Faktor-faktor yang penelitian ini menggunakan Uji Chi- Berhubungan dengan Angka Kejadian square angka kejadian berdasarkan Carpal Tunnel Syndrome pada Pemetik variabel bebas terhadap variabel terikat Teh di Desa Sindangpanon Purwakarta”. antara faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian CTS pada pekerja perkebunan teh. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita HIV/AIDS Berdasarkan Jumlah data penderita HIV/AIDS Umur dan Jenis Kelamin yang terkumpul di bagian Rekam Medik Jenis Kelamin Umur Jumlah Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu (Tahun) Laki-laki Perempuan f % f % f % periode 1 Januari 2013 – 31 Desember <20 29 5,99 45 9,30 74 15,29 2014 yaitu sebanyak 484. Data yang 20-29 29 5,99 151 31,20 180 37,19 30-39 52 10,74 102 21,07 154 31,81 diolah meliputi persentase, distribusi per 40-49 26 5,37 28 5,79 54 11,16 tahun, rentang usia penderita, tingkat ≥50 16 3,31 6 1,24 22 4,55 pendidikan, status pernikahan, transmisi Jumlah 152 31,40 332 68,60 484 100
penularan, dan keadaan terakhir
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat penderita AIDS. dilihat bahwa penderita perempuan Tabel 4.1 Distribusi Proporsi proporsi tertinggi, berada pada kelompok Penderita HIV dan AIDS yang Dirinci umur 20 – 29 tahun yaitu sebanyak Menurut Tahun 2013 – 2014 di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu 31,20% dan terendah pada kelompok umur ≥50 tahun sebanyak 1,24%. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui Sementara itu pada penderita laki – laki, bahwa dari 484 penderita HIV/AIDS di proporsi tertinggi berada pada kelompok Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu umur 30 - 39 tahun yaitu sebanyak pada 2013 – 2014, 397 orang (82,02%) 10,74% dan terendah pada umur ≥50 diantaranya adalah penderita yang tahun yaitu sebanyak 3,31%. terinfeksi HIV dan 87 orang (17,98%) Infeksi HIV/AIDS sebagian besar lainnya adalah penderita AIDS. Penderita terjadi pada kelompok umur 20-29 dan HIV/AIDS berdasarkan waktu antara 30-39 tahun, dimana kelompok ini lain, terendah pada tahun 2013 sebanyak termasuk usia produktif (15 – 44 tahun) 179 orang (36,98%), dan tertinggi pada (WHO, 2016). Hasil penelitian ini tahun 2014 sebanyak 305 orang Penderita HIV dan AIDS Tahun Jumlah (63,02%). Jumlah penderita HIV/AIDS HIV AIDS f % f % f % pada tahun 2013 (36,98%) lebih sedikit 2013 159 32,85 20 4,13 179 36,98 dibanding dengan tahun 2014 (63,02%). 2014 238 49,17 67 13,84 305 63,02 Hal ini menunjukkan adanya Jumlah 397 82,02 87 17,98 484 100 menunjukkan bahwa penderita yang peningkatan penderita HIV/AIDS di didiagnosis AIDS pada umur 20-39 tahun Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu. sudah terpapar virus HIV saat remaja dan dewasa awal karena AIDS membutuhkan Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Tingkat Pendidikan f % Penderita HIV/AIDS Berdasarkan Tidak/ Belum Status Pernikahan Sekolah 73 14,88 Status Pernikahan Tamat SD f 291 % 60,33 Menikah Tamat SMP 387 101 79,96 20,87 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui Belum TamatMenikah SMA 97 13 20,04 2,69 bahwa distribusi proporsi penderita TotalSarjana Akademi/ 484 6 100 1,24 Jumlah 484 100 HIV/AIDS berdasarkan tingkat waktu 5 – 10 tahun untuk pendidikan tertinggi adalah tamat SD memperlihatkan gejala klinisnya sejak sebanyak 291 orang (60,33%), diikuti 1 pertama kali terinfeksi . tamat SMP sebanyak 101 orang Meskipun risiko terinfeksi HIV lebih (20,87%), tidak sekolah sebanyak 73 tinggi pada perempuan dari pasangan laki orang (14,88%), tamat SMA sebanyak 13 – lakinya yang menderita HIV/AIDS orang (2,69%), dan terendah adalah dibandingkan pada laki – laki dari Akademi/ Sarjana sebanyak 6 orang pasangan perempuannya yang menderita (1,24%). Banyaknya penderita HIV/AIDS, namun perilaku berisiko HIV/AIDS dengan tingkat pendidikan lebih sering dilakukan oleh laki – laki tamat SD disebabkan karena tingkat dibandingkan perempuan, seperti pengetahuan mengenai HIV/AIDS di melakukan hubungan seksual tidak usia 15 tahun ke atas masih rendah10. terlindung menggunakan jasa PSK1. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui Perempuan yang terinfeksi terutama bahwa distribusi proporsi penderita karena mendapatkannya dari suami HIV/AIDS berdasarkan status mereka, sebanyak 81.66% perempuan pernikahan lebih tinggi dengan status berstatus menikah. Dalam hal ini, laki – menikah yaitu 387 orang (79,96%) laki bertindak sebagai jembatan infeksi daripada belum menikah sebanyak 97 HIV yang diperoleh dari PSK ke orang (20,04%). Hal ini dapat disebabkan pasangannya. dapat dilihat dari proporsi karena memang penderita HIV/AIDS penderita HIV/AIDS berdasarkan yang datang berada pada golongan umur transmisi penularan yang diperoleh 20-39 tahun yang merupakan kelompok tertinggi adalah heteroseksual sebanyak usia produktif dan muda, sehingga 86,78%. banyak penderita yang sudah menikah1.
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi
Penderita HIV/AIDS Berdasarkan Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Jenis Tingkat Pendidikan Kelamin Berdasarkan Transmisi Penularan Penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit satu pasangan dan apabila hal tersebut Bhayangkara Indramayu tidak memungkinkan juga maka Periode 1 Januari 2013-31 Desember 2014 penggunaan kondom secara konsisten Transmisi Laki-laki Perempuan Jumlah Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui Penularan f % f % f % bahwa distribusi proporsi penderita Heteroseksual 119 24,59 301 62,19 420 86,78 Homoseksual 2 0,41 0 0 2 0,41 berdasarkan transmisi penularan tertinggi Perinatal 25 5,17 37 7,64 62 12,81 adalah melalui hubungan heteroseksual Total 146 30,17 338 69,83 484 100 menjadi pilihan berikutnya yang tidak yaitu 420 orang (86,78%), selanjutnya hanya berlaku pada laki – laki tetapi juga Keadaan Terakhir Penderita AIDS Jumlah pada perempuan. Tahun Hidup Meninggal f % f % f % Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita AIDS Berdasarkan 2013 16 18,39 4 4,60 20 22,99 Keadaan Terakhir di Rumah Sakit 2014 33 37,93 34 39,08 67 77,01 Bhayangkara Indramayu Periode 1 Jumlah 49 56,32 38 43,68 87 100 Januari 2013-31 Desember 2014 perinatal sebanyak 62 orang (12,81%), dan homoseksual sebanyak 2 orang (0,41%). Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui
Hal ini sesuai dengan laporan statistik bahwa distribusi proporsi penderita
kasus HIV/AIDS di Indonesia dari AIDS berdasarkan keadaan terakhir
Kementrian Kesehatan Indonesia yang adalah hidup 49 orang (56,32%) dan
menemukan penderita HIV/AIDS meninggal sebanyak 38 orang (43,68%).
dengan transmisi penularan tertinggi Menurut Pusat Data dan Kementerian
adalah heteroseksual sebanyak 62,03%4. Kesehatan Republik Indonesia Case
Tingginya penderita dengan transmisi Fatality Rate (CFR) AIDS di Indonesia
penularan heteroseksual menunjukkan pada tahun 2001 menunjukkan
perilaku yang buruk baik pada laki – laki penurunan yang signifikan kemudian
maupun perempuan. Dari penelitian ini naik kembali sampai tahun 2004,
dapat dilihat bahwa penularan selanjutnya sampai September 2014
HIV/AIDS heteroseksual juga terjadi menunjukkan kecenderungan yang
pada perempuan sebanyak 62,19%. menurun. Hal ini membuktikan bahwa
Dengan demikian untuk mencegah upaya pengobatan yang dilakukan telah
penularan HIV/AIDS secara seksual berhasil guna menurunkan angkat
dapat dihindari dengan setia terhadap kematian akibat AIDS11.
Di Jawa Barat, sampai dengan 12,80% dan semuanya disebabkan Desember 2013 jumlah kasus hidup perinatal. dengan AIDS adalah 3.511 orang dan Kelompok umur <20 tahun pada yang meninggal karena AIDS adalah 614 transmisi non seksual paling tinggi, orang. Tetapi kasus meninggal penderita disebabkan banyaknya bayi yang lahir AIDS di Rumah Sakit Bhayangkara dengan ibu menderita HIV/AIDS Indramayu masih tinggi. Hal ini sehingga dapat terjadi transmisi membuktikan bahwa upaya pengobatan transplasental. Kelompok umur dengan penderita AIDS yang dilakukan di transmisi seksual tertinggi adalah 20-29 Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu tahun. Hal ini sesuai dengan data statistik masih kurang baik. dari Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Menurut Kemenkes, sampai dengan Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Umur tahun 2014 kelompok umur tertinggi Penderita HIV/AIDS Berdasarkan yang menderita HIV/AIDS adalah umur Transmisi Penularan di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu Periode 1 20-29 tahun, yaitu 33,08%4. Januari 2013-31 Desember 2014 Transmisi Umur Non SIMPULAN (tahun) Seksual Seksual Jumlah f % f % f % Dari hasil penelitian dapat disimpulkan <20 12 2,48 62 12,80 74 15,28 bahwa : 20-29 180 37,19 0 0 180 37,19 30-39 154 31,82 0 0 154 31,82 Distribusi proporsi penderita 40-49 54 11,16 0 0 54 11,16 HIV dan AIDS di Rumah Sakit ≥50 22 4,55 0 0 22 4,55 Bhayangkara Indramayu dari Jumlah 422 86,98 62 12,81 484 100 tahun 2013-2014 meningkat. Berdasarkan tabel 4.7, sebagian besar Distribusi proporsi berdasarkan transmisi penularan HIV/AIDS terjadi umur dan jenis kelamin, tingkat secara seksual, yaitu 86,98%. Kelompok pendidikan, dan status umur dengan transmisi seksual tertinggi pernikahan terbanyak penderita adalah umur 20-29 tahun, yaitu 37,19%, HIV/AIDS adalah laki-laki umur dimana kelompok umur tersebut adalah 30-39 tahun dan perempuan usia produktif. Sementara itu, kelompok umur 20-29 tahun, tamat SD dan umur tertinggi dengan transmisi non sudah menikah. seksual adalah umur <20 tahun, yaitu Distribusi proporsi jenis kelamin https://www.aids.gov/hiv-aids- basics/hiv-aids-101/what-is-hiv-aids/ berdasarkan transmisi penularan 9. Carter, M., & Hughson, G. 2012, Maret. Prognosis. Retrieved from HIV & AIDS terbanyak adalah heteroseksual. - sharing knowledge, change lives: http://www.aidsmap.com/Prognosis/pa Distribusi proporsi penderita ge/1044536/ 10. UNICEF. 2012. Respon Terhadap HIV AIDS berdasarkan keadaan & AIDS. terakhir yang hidup dan 11. InfoDATIN. 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. meninggal dari tahun 2013-2014 meningkat. Distribusi proporsi umur penderita berdasarkan transmisi penularan terbanyak adalah seksual pada umur 20-29 tahun dan non seksual pada umur <20 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hutapea, D. M., Sarumpaet, S. M., &
Rasmaliah. 2013. Karakteristik Penderita HIV/AIDS di Klinik VCT Rumah Sakit Umum HKBP Balige Tahun 2008 - 2012. Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi Vol 2, No 6 (2013). 2. McCance, K. L. 2010. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. Philadephia: Elsevier. 3. UNAIDS. 2014. Global Summary of the AIDS Epidemic 2014. Retrieved from http://www.unaids.org/sites/default/file s/media_asset/20150714_epi_core_en.p pt 4. Depkes RI, D. P. (2014). Data Kasus HIV/AIDS di Indonesia hingga September 2014. Retrieved from http://www.yaids.com/materi/data%20k asus%20sd%20maret%202014.pdf 5. Hutapea, Ronald. 2011. AIDS & PMS dan Perkosaan. Jakarta: Rineka Cipta. 6. Duarsa, N. W. 2014. Infeksi Menular Seksual (4 ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 7. WebMD. (2016, 10 4). HIV, AIDS, and the CD4 Count. Retrieved from http://www.webmd.com/hiv-aids/cd4- count-what-does-it-mean 8. AIDS.gov. 2016, Juli 29. What is HIV/AIDS? Retrieved from