Anda di halaman 1dari 8

BUDAYA BETAWI

Istilah Betawi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ya, Betawi adalah
nama suku asli Jakarta. Penduduk asli Jakarta adalah orang Betawi. Mereka
adalah masyarakat keturunan campuran dari ras serta suku yang berbeda,
yang menetap di Jakarta dan menjadikan Jakarta menjadi rumah tinggalnya.

Banyak hal-hal unik yang menjadi ciri khas suku Betawi. Misalnya, orang
Betawi terkenal ‘blak-blakan’ dalam bicara. Jadi jangan terkejut jika ngomong
sama orang Betawi, apalagi sampai sakit hati atau marah. Budaya mereka
memang ceplas-ceplos dan bagi mereka itu hal wajar.

Masih banyak hal mulai dari tradisi, budaya, atau kesenian dari suku Betawi
yang mungkin bagi kita yang bukan orang Betawi merasa hal tersebut adalah
hal yang unik. Berikut ini beberapa diantara keunikan suku Betawi

Musik Betawi

www.pinterest.com

Keunikan yang pertama adalah tentang musik. Orang Betawi terdiri dari
berbagai ras. Hal tersebut mempengaruhi genre musik orang-orang Betawi.
Mereka menyerap jenis musik dari bermacam-macam ras, seperti dari bangsa
kolonial Portugis dan Belanda, bangsa timur dan timur tengah. Bahkan Jawa
pun ikut memperkaya khazanah musik orang Betawi. Tanjidor
adalah kesenian khas Betawi menggunakan berbagai jenis alat musik, seperti
Trombon, Klarinet dan Piston Tenor.
Pertunjukan Betawi

Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering


ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan
leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau
penduduk suatu desa.
Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering
ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan
leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau
penduduk suatu desa.
Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan
garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa
sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topengatau
kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-
laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan
warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada
di beberapa daerah lain.
Tarian Betawi
1. Tari Yapong

Tarian Yapong pertama kali diciptakan oleh Bagong Kusudiardjo pada tahun
1975. Tari ini biasanya diadakan ketika mendekati hari ulang tahun kota
Jakarta. Nah, saat itu biasanya Dinas Kebudayaan mempersiapkan beberapa
tari daerah dari berbagai belahan Indonesia.
Nama Yapong, diambil dari bunyi lagu ‘ya ya ya’ dipadukan dengan suara
musik yang seperti bersuara ‘pong pong pong’ akhirnya dipadukan menjadi
yapong.
Sampai sekarang tarian ini menjadi khas tarian tradisional Betawi, instrumen
yang digunakan dalam tarian ini adalah Rebana Biang, Rebana Ketimpring
dan Rebana Hadroh. Seiring dengan zaman, yapong dimasukan ke tarian
dance untuk memadukan tradisional dan modern menjadi seni kontemporer.

2. Tari Topeng Betawi

Tari Topeng Betawi adalah seni hasil gabungan dari seni drama, nyanyian
dan tarian. Kalau dilihat seperti pertunjukan teater, namun dia bernuansa
tarian. Dulunya Tari Topeng adalah salah satu pertunjukan teather tradisional,
namun diselipkan unsur seni tari didalamnya hingga akhirnya seperti
sekarang.
Topeng ini terbuat dari kayu sehingga para penari menempelkan topeng itu
dengan cara menggigit agar topeng tidak jatuh.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini adalah rebab, kempul,
kecrek, gong buyung, gendang besar, kromong tiga, dan kulanter. Untuk
kostumnya, tidak khusus untuk tarian topeng, namun tidak lepas juga dari
kostum adat Betawi.

3. Tari Sirih Kuning

Nama tari sirih kuning diduga digunakan saat zaman dulu ketika prosesi
pernikahan adat Betawi sirih dare yang berwarna kuning diberikan dari calon
mempelai pria ke calon mempelai wanita. Dan dikembangkan menjadi sebuah
tarian asal betawi hasil kombinasi dari tari cokek. Tarian ini biasanya
mempertunjukan sepasang penari wanita dan laki-laki. Namun seiring dengan
zaman tarian ini sering dibawa oleh anak-anak dan tidak menuntut harus
berdua dengan laki-laki yang penting tetap lekat dengan budaya betawinya.
Musik yang mengiring tarian ini adalah Gambang Kromong.
Biasanya tarian ini diselenggarakan bila ada hari besar, seperti khitanan,
pernikahan atau kelulusan para siswa.

4. Tari Lenggang Nyai


Tarian ini dinamakan Lenggang Nyai karena menceritakan tentang kisah Nyai
Dasimah. Gadis asal Jakarta yang kebingungan memilih pasangan hidup
antara laki-laki asal Belanda dan Indonesia. Dan ia pun akhirnya menentukan
laki-laki dari keturunan Belanda, namun sepanjang pernikahannya, Nyai
berontak karena aturan-aturan yang dibuat oleh suaminya. Merasa hak
perempuan diambil, akhirnya kisah itu menginspirasi seorang seniman
bernama Wiwiek Widiastuti dan membuat tarian bernama Tari Lenggang
Nyai.
Tarian ini menggunakan musik Gambang Kromong, dan kostum yang
berwarna merah menyala dengan khiasan kepala. Kalau diperhatikan ada
sedikit nuansa tradisi Cinanya.

5. Tari Japin Betawi

Tari Japin atau Tari Zapin Betawi adalah tarian campuran dari tarian Melayu
yang dipengaruhi budaya Arab. Tidak jarang yang menari tarian ini
menggunakan kerudung semua, tarian ini bersifat edukatif sehingga digemari
oleh banyak orang, tarian ini juga menjadi tarian tradisi Malaysia, Bila kita
telusuri sejarah Tari Zapin, tari ini awalnya tarian tradisional adat Melayu,
namun saat itu sekitar abad ke-16 tarian ini dibawa oleh pedagang arab untuk
menyebar dakwah ditengah musik pengiring. Hingga akhirnya tari Zapin
terbagi oleh beberapa kelompok di beberapa negara.
Khusus tari zapin Betawi menggunakan pengiring musik yang dipetik yaitu
gambus dan marwas. Di Brunei itu sendiri tarian ini dibagi 2 tarian, yaitu Zapin
Laila Sembah dan Zapin Tar.
6. Tari Cokek
Tari tradisional berikutnya adalah Tari Cokek. Tarian ini mirip tarian China,
musik yang digunakan adalah gambang kromong yang biasa digunakan untuk
mengiringi berbagai tarian tradisional lainnya. Penari Tari Cokek
menggunakan kebaya khusus yang disebut kebaya cokek. Uniknya tarian ini,
ditengah tarian para penari akan menalikan selendangnya ke para tamu, dan
sangat dilarang keras bagi tamu untuk menolak belitan selendang tersebut.
Dan tamu yang diselendangi harus ikut menari.

Busana Pengantin Betawi


PENGANTIN WANITA

Perpaduan berbagai elemen etnik dari Arab, India, dan Cina


terwujud dalam busana pengantin Betawi Rias Besar yang
merupakan pakaian pengantin khusus untuk resepsi adat atau
acara kebesaran. Busana pengantin wanita terdiri dari Tuaki, Kun,
Delime Betawi, dan Perahu Kolek. Tuaki merupakan baju bagian
atas yang berhiaskan sulaman dan manik-manik, berleher tertutup
atau mirip dengan kerah shanghai.

Sedangkan Kun berupa rok bawah yan potongannya melebar pada


bagian bawah. Delime Betawi adalah hiasan penutup dada yang
dikenakan di atas Tuaki. Delime Betawi juga kerap disebut Teratai
Betawi karena bentuknya yang mirip dengan bunga betawi. Perahu
Kolek merupakan alas kaki berupa selop yang ujungnya lancip mirip
perahu kolek. Pelengkapnya adalah gelang listring dan cincin
listring.

PENGANTIN PRIA

Busana pengantin pria terdiri dari Gamis, Selempang, Jubah,


dan Alpie. Gamis yaitu busana panjang dan longgar berkerah
Shanghai yang panjangnya mencapai mata kaki. Selempang adalah
selendang yang dikenakan di atas gamis, diselempangkan di
pundak bahu kiri pengantin pria. Selendang menjadi simbol
kebesaran para bangsawan.

Anda mungkin juga menyukai