50 M
± 10 m
TAHAP-2
TAHAP-1
DESKRIPSI GEDUNG :
Bangunan ini terdiri dari struktur podium dan
tower. Area basement mencakup keseluruhan
tapak bangunan gedung.
A. BASEMENT
Jumlah Basement :
▪ 3 Lapis (UG, BS-1, dan BS-2)
Sistem Struktur Retaining Wall :
▪ Contigous Pile D.80cm c/c 1.20m
B. TOWER
Jumlah Lantai :
▪ 22 Lapis (Lt.1 s/d Lt.21 + Lt. Atap)
Sistem Struktur :
▪ Konstruksi Beton Bertulang terdiri dari
balok, shearwall dan kolom
LINGKUP PEKERJAAN
SUBKON PEKERJAAN GALIAN TANAH
▪ Pekerjaan dinding soldier pile dan bentonite
PT Soyo Apik
▪ Pekerjaan tiang pancang bore pile
▪ Pemeliharaan dinding soldier pile dan bentonite. SUBKON PEKERJAAN WALLER BEAM
PT Mekar Jaya
-7,0
clay
-11,0
sand
-16,0
clayey silt
-35,0
TAHAP-1 :
Galian open cut sedalam -1.50 m atau pada elevasi -2.70m dan dilanjutkan
dengan pekerjaan konstruksi soldier pile D.80 c/c 1.20m ; L=32m dan 22 m
TAHAP-2 :
Penggalian hingga elevasi -5.80m dilanjutkan dengan instalasi ground anchor
layer -1 dengan panjang total 28m dan jarak c/c 3.60m
TAHAP-3 :
Penggalian hingga elevasi -9.60m dilanjutkan dengan instalasi ground anchor
layer -2 dengan panjang total 31m dan jarak c/c 3.60m
TAHAP-4 :
Penggalian hingga elevasi -13.50m dilanjutkan dengan instalasi ground anchor layer -3
dengan panjang total 35m dan jarak c/c 3.60m
TAHAP-4 :
Penggalian hingga elevasi -18.00m
18 DESEMBER 2018
NO URAIAN PEKERJAAN
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1. Pekerja NKE melakukan
perbaikan di Elizabeth, bongkar
papan nama, dan kerja lainnya
2. Pekerja Freyssinet ngebor titik
ground anchor dinding sisi
selatan di Titik-266 dan 268
3. Ground anchor dinding sisi timur
di Titik-47 bocor dan berhasil
diperbaiki.
4. Terjadi penurunan tanah seluas
1m2 dan langsung diurug tanah
kembali
5. Pengeboran ground anchor di
Titik-266 selesai jam 15.00 dan
di Titik-268 selesai jam 17.00
18 DESEMBER 2018
NO URAIAN PEKERJAAN
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
6. Ground anchor dinding sisi timur
di Titik-50 bocor dan sampai jam
21.00 belum berhasil diperbaiki
7. Pekerja di galian ketakutan dan
naik ke atas menyetop setiap
kendaraan di Jl Raya Gubeng
8. Dinding sisi timur runtuh, diikuti
tiang listrik NKE, Jalan Gubeng,
tiang listrik dan neon box BNI
01-Dec-17 30-Jan-18 31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18
0
Hasil Monitoring Sumur
DW Pump (m)
-5
-10 DW3 Pompa Dewatering dan
-15 Sumur Pengamatan
-20
DW4
-25 Kedalaman air pada DW 3
01-Dec-17 30-Jan-18 31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18 adalah sekitar -16.2 m dan
0
WSP 2
pada DW 4 adalah sekitar -
-2
17.2 m. Perlu dicatat bahwa
kedalaman galian pada saat
WSP 1
-4 runtuhnya DPT adalah
Piezometer (m)
-12
01-Dec-17 30-Jan-18 31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18
250
lian Top (mm)
Kebocoran DPT GA 47 dan 50 pada 18
Desember 2018
20
30
Catatan hasil monitoring yang
40 tersedia pertama kali adalah
50
pada pertengahan Februari
60
100
laporan ini adalah pada
tanggal 18 Desember 2018.
1. Kasus putusnya kabel penjangkar pada “cofferdam” turap ganda di
pelabuhan Gdanzk, Polandia
2. Kasus ”near fatality” dermaga pelabuhan ujung, komplek PT. PAL,
Tanjung Perak, Surabaya.
KASUS TIE CABLE PADA TURAP GANDA SEBAGAI COFFER DAM/ WHARF
W ton/m
• R x (1/2) L – w x (1/2) L x
dT A y (1/4) L = dT x y
dT
R = 0.5 W.L • ¼ W L2 – 1/8 W L2 = dT x y;
(1/2) L
• dT = (1/8 W L2) / y
Bila W = 1.65 ton/m;
L = 20 m
y = 20 cm = 0.2 m
Bila Tdesain pada kabel = 80 ton (= Tijin = Tallowable); dan
Tmaksimum/putus = 240 ton.
Maka. dT. =.((1/8) x 1.65 x (20)2 ) / (0.2) = 412.5 ton, maka bila kabel
hanya direncanakan untuk max. ≈ 240 ton, kabel akan putus.
Catatan:
Makin tegang cable (y makin kecil), makin besar dT
Misal y = 10 cm = 0.1 m; maka dT = 825 ton
Kesimpulan:
Adanya beban extra akibat tanah di atas kabel penjangkar (= tie cable =
anchor cable) akan menambah gaya tarik pada kabel secara sangat
signifikan, bahkan sangat mungkin dapat melampaui kekuatan max.
kabelnya.
1. Lempung lunak
2. Muka air tanah tinggi
3. Soldier pile
4. Ground anchor
5. Dewatering 5
2
3
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
menyebabkan muka air turun 10 m
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m menyebabkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m mengakibatkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
3. Konsolidasi tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban ekstra pada ground anchor
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m mengakibatkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
3. Konsolidasi tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban ekstra pada ground anchor
4. Pada saat gaya tarik normal +
gaya ekstra > kekuatan leleh
ground anchor maka ground
anchor akan putus dan soldier pile
akan runtuh
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m mengakibatkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
3. Konsolidasi tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban ekstra pada ground anchor
4. Pada saat gaya tarik normal +
gaya ekstra > kekuatan leleh
ground anchor maka ground
anchor akan putus dan soldier pile
akan runtuh
1. Air hasil dewatering dibuang
di saluran drainase kota yang
mengakibatkan timbulnya
“perching water”
2. Timbulnya “perching water”
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
1. Air hasil dewatering dibuang
di saluran drainase kota yang
mengakibatkan timbulnya
“perching water”
2. Timbulnya “perching water”
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
3. Lempung lunak mengalami
konsolidasi lebih besar
1. Air hasil dewatering dibuang 5. Pada saat gaya tarik normal +
di saluran drainase kota yang gaya ekstra + gaya ekstra
mengakibatkan timbulnya > kekuatan leleh ground anchor
“perching water” maka ground anchor akan putus
2. Timbulnya “perching water” dan soldier pile akan runtuh
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
3. Lempung lunak mengalami
konsolidasi lebih besar
4. Konsolidasi ekstra tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban 2 ekstra pada ground anchor
1. Air hasil dewatering dibuang 5. Pada saat gaya tarik normal +
di saluran drainase kota yang gaya ekstra + gaya ekstra
mengakibatkan timbulnya > kekuatan leleh ground anchor
“perching water” maka ground anchor akan putus
2. Timbulnya “perching water” dan soldier pile akan runtuh
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
3. Lempung lunak mengalami
konsolidasi lebih besar
4. Konsolidasi ekstra tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban 2 ekstra pada ground anchor
1. Penyebab kelongsoran diawali dengan adanya rembesan air tanah dari luar
dinding penahan tanah selama terjadinya proses dewatering. Adanya
rembesan air tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan elevasi muka air
tanah sebesar 10 m, dan kenaikan tegangan vertical effective pada tanah.
2. Penurunan elevasi muka air tanah yang berlangsung selama 7,5 bulan
mengakibatkan lapisan lempung lunak setebal 4 m mengalami konsolidasi
sekitar 21 cm.
3. Konsolidasi yang terjadi pada lapisan lempung lunak mengakibatkan
penurunan lapisan tanah di atasnya.
4. Selain terjadi konsolidasi pada lapisan lempung lunak, khusus untuk bagian
tanah di luar dinding penahan sisi timur penurunan lapisan tanah juga
diakibatkan terjadinya tambahan erosi “piping” pada butiran-butiran pasir
lepas yang halus atas lapisan tanah lempung. Extra piping ini disebabkan
karena adanya rembesan air ekstra dari air dewatering yang dibuang melalui
gorong-gorong saluran drainase di sisi barat dari Jalan Raya Gubeng (pada
dinding penahan sisi timur galian).
4. Karena gorong-gorong tersebut relatif tidak kedap air pada sambungannya,
dan juga karena tanah sekitarnya berupa tanah berpasir, sebagian air tanah
hasil dewatering ini akan masuk kembali ke tanah di situ, menyebabkan
tanah di situ menjadi relatif jenuh air dan terjadi aliran air rembesan
tambahan dari tanah ke dalam galian. Kondisi ini mempercepat penurunan
tanah di sisi belakang dinding penahan di sisi timur galian.
5. Penurunan lapisan tanah yang terjadi di atas ground anchor memberikan
beban ekstra dan menambah gaya tarik pada ground anchor secara sangat
signifikan.
6. Oleh karena kekuatan ground anchor “hanya” didesain terhadap gaya tarik
normalnya saja, adanya beban ekstra tersebut mengakibatkan gaya tarik
tambahan pada ground anchor yang pada suatu saat dapat melampaui
kekuatan lelehnya (yield strength) kabel, sehingga ground anchor putus.
7. Putusnya ground anchor mengakibatkan dinding penahan tanah tidak
mampu menahan gaya lateral tanah di belakangnya sehingga runtuh.
8. Runtuhnya dinding penahan tanah mengakibatkan tanah di belakangnya
mengalami kelongsoran ke arah galian yang diikuti dengan kelongsoran
Jalan Raya Gubeng Surabaya termasuk sebagian halaman bangunan
Gedung Bank BNI dan Gedung Elizabeth.
▪ Berdasarkan kondisi tanah, struktur dinding penahan tanah dan
kekuatan ground anchor pada keempat sisi galian pada Proyek
Surabaya Gubeng Mixed Development PT Saputra Karya yang
relatif sama maka semua dinding penahan tanahnya berpotensi
mengalami keruntuhan yang relatif sama juga.
0.6
tentang Persyaratan
0.4
Perancangan Geoteknik
0.2
mencakup pasal terkait
batasan pergerakan lateral
0.0
0 50 100 150
Defleksi Lateral Capping Beam (mm)
200 dinding). Pasal 11.5
penurunan permukaan tanah
di sekitar galian menyebutkan
bahwa batas maksimum
deformasi lateral dinding
adalah 0,5% atau untuk
Rangkuman Hasil Analisis Numerik kedalaman galian 12,0 m dan
Pergerakan Lateral Dinding batas maksimum pergerakan
lateral dinding adalah 60 mm.
1400 Persyaratan Kepala Angkur
berdasarkan SNI menyebutkan
1200
bahwa “stressing head harus
Gaya Ground Anchor Unboded Length (kN)
1000
mampu memegang/membaji
tendon yang ditarik hingga
800 80% kuat tarik karakteristik
tendon, tanpa merusak tendon
600
tersebut”. Gaya ground anchor
400
dari analisis numerik mencapai
sekitar 74-90%.
GA L1
200 GA L2
Min Breaking Str
Yield Str @ 1%
Dapat disimpulkan bahwa
0
Galian Tnp Set elah GA Galian Sblm Setelah GA Galian DW
kegagalan ground anchor lapis
GA L1 GA L2 L2 Terdalam Dimatikan
1 akan mengakibatkan
Rangkuman Hasil Analisis Numerik Gaya rentetan kegagalan berupa
Ground Anchor kegagalan kapasitas momen
lentur dan kegagalan ground
anchor lapis 2
ANGKUR TANAH pasal 10.3.5.2.1 SNI 8460-2017
Selama tidak terhambat oleh masalah izin dari struktur yang berdekatan, angkur
tanah selalu merupakan pilihan pertama dibandingkan dengan sistem penunjang
lainnya karena alasan biaya dan kelapangan kerja. Selama dilakukan mengikuti
standar yang telah baku seperti BS 8081, angkur tanah adalah sistem penunjang
yang andal. Angkur tanah memberikan persyaratan perancangan sebagai berikut.
Detail mengenai angkur tanah seperti faktor keamanan minimum untuk tendon,
groud/grout interface, proof test, dan lainnya sesuai SNI 8460-2017.
TERKAIT DENGAN RUNTUHNYA DPT MIX-USE DEVELOPMENT MILIK PT
SAPUTRA KARYA, APABILA PEMILIK PROYEK HENDAK MELANJUTKAN
PELAKSANAAN PROYEKNYA DIHARUSKAN UNTUK:
a. Melakukan pengurusan izin baru dengan sistem DPT yang didesain dengan
mengacu pada SNI 8460 Tahun 2017.
b. Desain sistem DPT yang diajukan telah direkomendasikan oleh TABG yang
dilengkapi dengan tenaga ahli yang mempunyai kompetensi sesuai dengan
kebutuhan, misalnya salah satu anggotanya adalah tenaga ahli geoteknik.
c. Proses perizinan didalam mendirikan bangunan dilakukan sesuai dengan
prosedur yang benar, antara lain: memperhitungkan faktor-faktor resiko
pelaksanaan pekerjaan (risk management).
1. Segera dilakukan penimbunan tanah
untuk counter weight BNI dan Elizabeth
serta untuk subgrade jalan
2. Jalan dioperasikan penuh apabila
lereng timbunan subgrade jalan 1 : 2
1. Segera dilakukan penimbunan tanah
untuk counter weight BNI dan Elizabeth
serta untuk subgrade jalan
2. Jalan dioperasikan penuh apabila
lereng timbunan subgrade jalan 1 : 2
3. Apabila hal itu belum dicapai
sebelum jalan dioperasikan
penuh harus dipasang SSP
1. Timbunan subgrade jalan dilakukan
tanpa pemadatan sehingga berpotensi
mengalami pemampatan.
2. Untuk mengantisipasi penurunan
permukaan jalan maka permukaan
rekonstruksi jalan dibuat 60cm lebih
tinggi dari eksisting
1. Penurunan jalan berpotensi perkerasan
jalan mengalami kerusakan.
2. Untuk mengantisipasi kerusakan jalan
Kontraktor harus memperbaiki selama
2 tahun masa pemeliharaan
3. Setelah 2 tahun, dilakukan evaluasi
teknis sebagai dasar rekomendasi
untuk diterima BBPJN-VIII
1. Belajar dari kasus kelongsoran Jalan Raya Gubeng dimana
air hasil dewatering yang dibuang ke drainase saluran kota
menjadi pemicu kelongsoran maka saluran drainase kota
direkomendasikan agar dibuat kedap air.
Geomembrane HDPE.
Beton Pracetak.
2. Direkomendasikan agar
di luar beton pracetak
dipasang lembaran
geomembrane HDPE.
Perbaikan Jalan Raya Gubeng dinyatakan telah selesai dan dapat diterima
hasil pekerjaan perbaikannya apabila telah memenuhi kriteria penerimaan
sebagai berikut:
b. Anggota Tim Ahli Bangunan dari unsur akademisi dan praktisi terdiri dari: (1)
Ahli arsitektur, (2) Ahli struktur, (3) Ahli geoteknik, (4) Ahli mekanikal dan
elektrikal, dan (5) Ahli lingkungan.
a. Pekerjaan Timbunan
Halaman Gedung
Bank BNI dan
Gedung Toko
Elizabeth
b. Pekerjaan Timbunan
Subgrade Jalan
(a) (b) Raya Gubeng
c. Pekerjaan Timbunan
Subbase dan Base
Jalan Raya Gubeng
d. Pekerjaan
Pengaspalan Jalan
Raya Gubeng
(c) (d)
Jalan Raya Gubeng Dibuka Pemasangan SSP pada Sisi Barat
Secara Terbatas Jalan Raya Gubeng
Jalan Raya Gubeng sejak tanggal 27 Desember 2018 telah dibuka secara
terbatas. Per tanggal 31 Januari 2019 pekerjaan perbaikan Jalan Raya
Gubeng sudah dikatakan selesai kecuali pekerjaan saluran drainase kota dan
pekerjaan jalur pedestrian
(a) Tanggal 5 Januari 2019 (b) Tanggal 12 Januari 2019
Jalan Raya Gubeng sejak tanggal 19 Maret 2019 telah dibuka secara penuh
yaitu berupa 4 lajur seperti beberapa gambar di atas.
Lokasi pengamatan elevasi air tanah Lokasi pengukuran geolistrik 2D
Kegiatan pengamatan elevasi air tanah di sekitar lokasi proyek yang telah dilakukan
pada radius 700 meter tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Penurunan elevasi air tanah pada lokasi galian-dalam yang mengalami
kelongsoran dapat diidentifikasi dari elevasi air tanah hasil intepretasi data
geolistrik;
b. Kondisi elevasi air tanah pada lokasi galian-dalam yang mengalami kelongsoran
relatif sudah menuju normal; dan
c. Area yang terdampak oleh adanya pekerjaan galian-dalam kurang lebih sejauh
150 meter dari lokasi galian-dalam
1. Pengamatan perubahan posisi menggunakan Global Positioning
System (GPS) untuk mengetahui besarnya perubahan posisi tanah;
2. Pengamatan perubahan secara vertikal menggunakan sipat datar
(levelling) untuk mengamati terjadinya deformasi tanah secara vertikal;
dan
3. Pengamatan perubahan posisi menggunakan Terrestrial Laser Scanner
(TLS) untuk melihat perubahan posisi tanah dengan melakukan
scanning pada area yang lebih menyeluruh.