Anda di halaman 1dari 72

” Presentasi ini disusun guna mendapatkan pembelajaran dari

kecelakaan konstruksi yang terjadi tanpa menyudutkan salah


satu pihak terkait. Penulisan nama perusahaan dan kejadian
semata-mata untuk proses evaluasi pada pelaksanaan mitigasi
bencana dan kesiapan SDM konstruksi di Indonesia.”
SELASA, 18 DESEMBER 2018

50 M
± 10 m
TAHAP-2

TAHAP-1
DESKRIPSI GEDUNG :
Bangunan ini terdiri dari struktur podium dan
tower. Area basement mencakup keseluruhan
tapak bangunan gedung.

A. BASEMENT
Jumlah Basement :
▪ 3 Lapis (UG, BS-1, dan BS-2)
Sistem Struktur Retaining Wall :
▪ Contigous Pile D.80cm c/c 1.20m

B. TOWER
Jumlah Lantai :
▪ 22 Lapis (Lt.1 s/d Lt.21 + Lt. Atap)
Sistem Struktur :
▪ Konstruksi Beton Bertulang terdiri dari
balok, shearwall dan kolom

METODE KONSTRUKSI GALIAN BASEMENT :


Galian dengan proteksi soldier pile dengan
diperkuat sistem ground anchor
PEMILIK PROYEK
PT Saputra Karya

KONSULTAN STRUKTUR KONSULTAN PENGAWAS KONSULTAN TANAH


PT Ketira Engineering Consultans PT Saputra Karya Testana Engineering, Inc.

KONTRAKTOR PONDASI KONTRAKTOR STRUKTUR


PT Indonesia Pondasi Raya Tbk. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.

LINGKUP PEKERJAAN
SUBKON PEKERJAAN GALIAN TANAH
▪ Pekerjaan dinding soldier pile dan bentonite
PT Soyo Apik
▪ Pekerjaan tiang pancang bore pile
▪ Pemeliharaan dinding soldier pile dan bentonite. SUBKON PEKERJAAN WALLER BEAM
PT Mekar Jaya

SUBKON PEKERJAAN GROUND ANCHOR


CATATAN : PT Freyssinet Total Technology
PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.
hanya melaksanakan sendiri SUBKON PEKERJAAN DEWATERING
pekerjaan CAPPING BEAM PT Geowater Mandiri Perkasa
CONTIGOUS PILE TYPE-1 :
▪ D.80 c/c 120 cm ; L=22.00 m
▪ Perkuatan Ground Anchor 3 layer
▪ Jarak c/c 1.20m dan 2.40 m

CONTIGOUS PILE TYPE-2 :


▪ D.80 c/c 120 cm ; L=32.00 m
▪ Perkuatan Ground Anchor 3 layer
▪ Jarak c/c 3.60m dan 2.40m
clayey silt
-3,5
sand

-7,0
clay
-11,0
sand

-16,0

clayey silt

-35,0
TAHAP-1 :
Galian open cut sedalam -1.50 m atau pada elevasi -2.70m dan dilanjutkan
dengan pekerjaan konstruksi soldier pile D.80 c/c 1.20m ; L=32m dan 22 m
TAHAP-2 :
Penggalian hingga elevasi -5.80m dilanjutkan dengan instalasi ground anchor
layer -1 dengan panjang total 28m dan jarak c/c 3.60m
TAHAP-3 :
Penggalian hingga elevasi -9.60m dilanjutkan dengan instalasi ground anchor
layer -2 dengan panjang total 31m dan jarak c/c 3.60m
TAHAP-4 :
Penggalian hingga elevasi -13.50m dilanjutkan dengan instalasi ground anchor layer -3
dengan panjang total 35m dan jarak c/c 3.60m
TAHAP-4 :
Penggalian hingga elevasi -18.00m
18 DESEMBER 2018
NO URAIAN PEKERJAAN
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1. Pekerja NKE melakukan
perbaikan di Elizabeth, bongkar
papan nama, dan kerja lainnya
2. Pekerja Freyssinet ngebor titik
ground anchor dinding sisi
selatan di Titik-266 dan 268
3. Ground anchor dinding sisi timur
di Titik-47 bocor dan berhasil
diperbaiki.
4. Terjadi penurunan tanah seluas
1m2 dan langsung diurug tanah
kembali
5. Pengeboran ground anchor di
Titik-266 selesai jam 15.00 dan
di Titik-268 selesai jam 17.00
18 DESEMBER 2018
NO URAIAN PEKERJAAN
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
6. Ground anchor dinding sisi timur
di Titik-50 bocor dan sampai jam
21.00 belum berhasil diperbaiki
7. Pekerja di galian ketakutan dan
naik ke atas menyetop setiap
kendaraan di Jl Raya Gubeng
8. Dinding sisi timur runtuh, diikuti
tiang listrik NKE, Jalan Gubeng,
tiang listrik dan neon box BNI
01-Dec-17 30-Jan-18 31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18
0
Hasil Monitoring Sumur
DW Pump (m)

-5
-10 DW3 Pompa Dewatering dan
-15 Sumur Pengamatan
-20
DW4
-25 Kedalaman air pada DW 3
01-Dec-17 30-Jan-18 31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18 adalah sekitar -16.2 m dan
0
WSP 2
pada DW 4 adalah sekitar -
-2
17.2 m. Perlu dicatat bahwa
kedalaman galian pada saat
WSP 1
-4 runtuhnya DPT adalah
Piezometer (m)

sekitar elevasi gedung -13.1


-6
Elizabeth m atau sekitar 10.4 m dari
-8 top of capping beam (elevasi
gedung -2.7 m).
-10

-12
01-Dec-17 30-Jan-18 31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18
250
lian Top (mm)
Kebocoran DPT GA 47 dan 50 pada 18
Desember 2018

Kedalaman inklinometer-1 (terdekat


dinding timur) adalah 17,5 m. Catatan
hasil monitoring yang tersedia pertama
kali adalah pada tanggal 4 Januari 2018
dan catatan yang tersedia terakhir kali
adalah pada tanggal 8 Agustus 2018.
1-Dec-17 30-Jan-18 Hasil Monitoring Defleksi
31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18
80
Lateral Capping Beam dan
Defleksi Capping Beam Point 5 (mm)

(C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\Temp2_drive-download-20190119T094931Z-001.zip\Update Data 18januari2019\KETIRA\18jan 2019 Dokumen_Gubeng_Ketira.rar\KORESPON


60
Penurunan Trotoar

sed (same folder


40
as abv) PT Nusa Konstruksi Enjiniring
Tbk menyampaikan catatan
20 hasil monitoring defleksi
lateral capping beam dan juga
0
catatan hasil monitoring
1-Dec-17 30-Jan-18 31-Mar-18 30-May-18 29-Jul-18 27-Sep-18 26-Nov-18
0 penurunan trotoar Jalan Raya
10
Gubeng pada sisi proyek.
Settlement Trotoar Point 5 (mm)

20

30
Catatan hasil monitoring yang
40 tersedia pertama kali adalah
50
pada pertengahan Februari
60

70 2018 dan catatan terakhir


80 yang digunakan dalam
90

100
laporan ini adalah pada
tanggal 18 Desember 2018.
1. Kasus putusnya kabel penjangkar pada “cofferdam” turap ganda di
pelabuhan Gdanzk, Polandia
2. Kasus ”near fatality” dermaga pelabuhan ujung, komplek PT. PAL,
Tanjung Perak, Surabaya.
KASUS TIE CABLE PADA TURAP GANDA SEBAGAI COFFER DAM/ WHARF

Granular fill (sand) Tanah asli, tanah lunak yang


compressible

Turap baja ganda


(double cofferdam)

Tie cable = kabel penjangkar dipasang


Tanah asli berupa tanah
setiap jarak tertentu, misal @ 2.0 m atau
lunak yang compressible
@ 2.5 m, 3.0 m
1. Akibat keberadaan tanah lunak di dasar urugan, tanah lunak akan
mengalami penurunan konsolidasi akibat beban urugan, dan seluruh
tanah urugan dengan sendirinya juga akan ikut mengalami penurunan.
Penurunan ini berlangsung secara lambat laun. Di pelabuhan Gdanzk,
Polandia, kondisi ini tidak terdeteksi, sehingga sekitar 1 tahun setelah
pekerjaan turap ganda selesai terjadilah kerusakan hebat pada
turapnya.
2. Kasus di PT. PAL, Surabaya, Pelaksana mencurigai adanya
overstressed pada turap setelah pekerjaan pemasangan double
cofferdam pada waktu kira-kira 9 bulan setelah selesai dilaksanakan.
Tegangan kabel sudah mendekati titik putus kabel, karena kabel
tersebut untuk gaya tarik rencana maksimum Tdesain = 80 ton,
sedangkan gaya tarik putus/lelehnya pada sekitar 240 ton. Kemudian,
setelah lapisan tanah urug sirtu yang berada di atas kabel digali,
ternyata didapatkan penurunan drastis gaya tarik pada kabel
penjangkar, menjadi hanya 20 – 25 ton saja yang tersisa.
Bila H = 1.5 m , berat volume tanah = 1.70 ton/m3, maka W = 1.65 ton/m,
maka cara perhitungan beban tambahan pada kabel penjangkar

W ton/m
• R x (1/2) L – w x (1/2) L x
dT A y (1/4) L = dT x y
dT
R = 0.5 W.L • ¼ W L2 – 1/8 W L2 = dT x y;
(1/2) L
• dT = (1/8 W L2) / y
Bila W = 1.65 ton/m;
L = 20 m
y = 20 cm = 0.2 m
Bila Tdesain pada kabel = 80 ton (= Tijin = Tallowable); dan
Tmaksimum/putus = 240 ton.

Maka. dT. =.((1/8) x 1.65 x (20)2 ) / (0.2) = 412.5 ton, maka bila kabel
hanya direncanakan untuk max. ≈ 240 ton, kabel akan putus.
Catatan:
Makin tegang cable (y makin kecil), makin besar dT
Misal y = 10 cm = 0.1 m; maka dT = 825 ton
Kesimpulan:
Adanya beban extra akibat tanah di atas kabel penjangkar (= tie cable =
anchor cable) akan menambah gaya tarik pada kabel secara sangat
signifikan, bahkan sangat mungkin dapat melampaui kekuatan max.
kabelnya.
1. Lempung lunak
2. Muka air tanah tinggi
3. Soldier pile
4. Ground anchor
5. Dewatering 5
2

3
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
menyebabkan muka air turun 10 m
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m menyebabkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m mengakibatkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
3. Konsolidasi tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban ekstra pada ground anchor
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m mengakibatkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
3. Konsolidasi tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban ekstra pada ground anchor
4. Pada saat gaya tarik normal +
gaya ekstra > kekuatan leleh
ground anchor maka ground
anchor akan putus dan soldier pile
akan runtuh
1. Soldier pile bocor selama 7,5 bulan
mengakibatkan muka air turun 10 m
2. Penurunan muka air 10 m mengakibatkan
tanah lempung mengalami konsolidasi 21 cm
3. Konsolidasi tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban ekstra pada ground anchor
4. Pada saat gaya tarik normal +
gaya ekstra > kekuatan leleh
ground anchor maka ground
anchor akan putus dan soldier pile
akan runtuh
1. Air hasil dewatering dibuang
di saluran drainase kota yang
mengakibatkan timbulnya
“perching water”
2. Timbulnya “perching water”
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
1. Air hasil dewatering dibuang
di saluran drainase kota yang
mengakibatkan timbulnya
“perching water”
2. Timbulnya “perching water”
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
3. Lempung lunak mengalami
konsolidasi lebih besar
1. Air hasil dewatering dibuang 5. Pada saat gaya tarik normal +
di saluran drainase kota yang gaya ekstra + gaya ekstra
mengakibatkan timbulnya > kekuatan leleh ground anchor
“perching water” maka ground anchor akan putus
2. Timbulnya “perching water” dan soldier pile akan runtuh
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
3. Lempung lunak mengalami
konsolidasi lebih besar
4. Konsolidasi ekstra tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban 2 ekstra pada ground anchor
1. Air hasil dewatering dibuang 5. Pada saat gaya tarik normal +
di saluran drainase kota yang gaya ekstra + gaya ekstra
mengakibatkan timbulnya > kekuatan leleh ground anchor
“perching water” maka ground anchor akan putus
2. Timbulnya “perching water” dan soldier pile akan runtuh
mengakibatkan beban ekstra
bagi lapisan lempung lunak
3. Lempung lunak mengalami
konsolidasi lebih besar
4. Konsolidasi ekstra tanah lempung
mengakibatkan penurunan lapisan
tanah di atasnya dan memberikan
beban 2 ekstra pada ground anchor
1. Penyebab kelongsoran diawali dengan adanya rembesan air tanah dari luar
dinding penahan tanah selama terjadinya proses dewatering. Adanya
rembesan air tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan elevasi muka air
tanah sebesar  10 m, dan kenaikan tegangan vertical effective pada tanah.
2. Penurunan elevasi muka air tanah yang berlangsung selama 7,5 bulan
mengakibatkan lapisan lempung lunak setebal 4 m mengalami konsolidasi
sekitar 21 cm.
3. Konsolidasi yang terjadi pada lapisan lempung lunak mengakibatkan
penurunan lapisan tanah di atasnya.
4. Selain terjadi konsolidasi pada lapisan lempung lunak, khusus untuk bagian
tanah di luar dinding penahan sisi timur penurunan lapisan tanah juga
diakibatkan terjadinya tambahan erosi “piping” pada butiran-butiran pasir
lepas yang halus atas lapisan tanah lempung. Extra piping ini disebabkan
karena adanya rembesan air ekstra dari air dewatering yang dibuang melalui
gorong-gorong saluran drainase di sisi barat dari Jalan Raya Gubeng (pada
dinding penahan sisi timur galian).
4. Karena gorong-gorong tersebut relatif tidak kedap air pada sambungannya,
dan juga karena tanah sekitarnya berupa tanah berpasir, sebagian air tanah
hasil dewatering ini akan masuk kembali ke tanah di situ, menyebabkan
tanah di situ menjadi relatif jenuh air dan terjadi aliran air rembesan
tambahan dari tanah ke dalam galian. Kondisi ini mempercepat penurunan
tanah di sisi belakang dinding penahan di sisi timur galian.
5. Penurunan lapisan tanah yang terjadi di atas ground anchor memberikan
beban ekstra dan menambah gaya tarik pada ground anchor secara sangat
signifikan.
6. Oleh karena kekuatan ground anchor “hanya” didesain terhadap gaya tarik
normalnya saja, adanya beban ekstra tersebut mengakibatkan gaya tarik
tambahan pada ground anchor yang pada suatu saat dapat melampaui
kekuatan lelehnya (yield strength) kabel, sehingga ground anchor putus.
7. Putusnya ground anchor mengakibatkan dinding penahan tanah tidak
mampu menahan gaya lateral tanah di belakangnya sehingga runtuh.
8. Runtuhnya dinding penahan tanah mengakibatkan tanah di belakangnya
mengalami kelongsoran ke arah galian yang diikuti dengan kelongsoran
Jalan Raya Gubeng Surabaya termasuk sebagian halaman bangunan
Gedung Bank BNI dan Gedung Elizabeth.
▪ Berdasarkan kondisi tanah, struktur dinding penahan tanah dan
kekuatan ground anchor pada keempat sisi galian pada Proyek
Surabaya Gubeng Mixed Development PT Saputra Karya yang
relatif sama maka semua dinding penahan tanahnya berpotensi
mengalami keruntuhan yang relatif sama juga.

▪ Terjadinya keruntuhan dinding penahan tanah pada sisi galian


sebelah timur yang mengakibatkan kelongsoran pada Jalan
Raya Gubeng Surabaya dikarenakan adanya pemicu tambahan,
yaitu proses dewatering yang dilakukan dengan cara
membuang hasil dewatering ke dalam saluran drainase kota,
dimana hal itu tidak dilakukan pada ketiga sisi galian lainnya.
1.0 Pergerakan lateral dinding
hasil analisis numerik adalah
0.8
lebih dari 150 mm (sebagai
catatan, SNI 8460-2017
Volume Relatif Galian

0.6

tentang Persyaratan
0.4
Perancangan Geoteknik
0.2
mencakup pasal terkait
batasan pergerakan lateral
0.0
0 50 100 150
Defleksi Lateral Capping Beam (mm)
200 dinding). Pasal 11.5
penurunan permukaan tanah
di sekitar galian menyebutkan
bahwa batas maksimum
deformasi lateral dinding
adalah 0,5% atau untuk
Rangkuman Hasil Analisis Numerik kedalaman galian 12,0 m dan
Pergerakan Lateral Dinding batas maksimum pergerakan
lateral dinding adalah 60 mm.
1400 Persyaratan Kepala Angkur
berdasarkan SNI menyebutkan
1200
bahwa “stressing head harus
Gaya Ground Anchor Unboded Length (kN)

1000
mampu memegang/membaji
tendon yang ditarik hingga
800 80% kuat tarik karakteristik
tendon, tanpa merusak tendon
600
tersebut”. Gaya ground anchor
400
dari analisis numerik mencapai
sekitar 74-90%.
GA L1
200 GA L2
Min Breaking Str
Yield Str @ 1%
Dapat disimpulkan bahwa
0
Galian Tnp Set elah GA Galian Sblm Setelah GA Galian DW
kegagalan ground anchor lapis
GA L1 GA L2 L2 Terdalam Dimatikan
1 akan mengakibatkan
Rangkuman Hasil Analisis Numerik Gaya rentetan kegagalan berupa
Ground Anchor kegagalan kapasitas momen
lentur dan kegagalan ground
anchor lapis 2
ANGKUR TANAH pasal 10.3.5.2.1 SNI 8460-2017
Selama tidak terhambat oleh masalah izin dari struktur yang berdekatan, angkur
tanah selalu merupakan pilihan pertama dibandingkan dengan sistem penunjang
lainnya karena alasan biaya dan kelapangan kerja. Selama dilakukan mengikuti
standar yang telah baku seperti BS 8081, angkur tanah adalah sistem penunjang
yang andal. Angkur tanah memberikan persyaratan perancangan sebagai berikut.

TIPIKAL SPASI HORIZONTAL ADALAH 2 m, SEDANGKAN TIPIKAL SPASI


VERTIKAL ADALAH 3 m - 5 m. Penentuan level angkur tanah dilakukan
sedemikian sehingga tidak bertabrakan dengan level lantai besmen, dan gaya-
gaya angkur yang dihasilkan dari analisis dinding, kurang lebih sama antara tiap-
tiap baris angkur tanah. Artinya jarak angkur tanah semakin ke bawah semakin
kecil, mengantisipasi tekanan tanah yang mendekati bentuk segitiga yang besar
di bawah.

Detail mengenai angkur tanah seperti faktor keamanan minimum untuk tendon,
groud/grout interface, proof test, dan lainnya sesuai SNI 8460-2017.
TERKAIT DENGAN RUNTUHNYA DPT MIX-USE DEVELOPMENT MILIK PT
SAPUTRA KARYA, APABILA PEMILIK PROYEK HENDAK MELANJUTKAN
PELAKSANAAN PROYEKNYA DIHARUSKAN UNTUK:
a. Melakukan pengurusan izin baru dengan sistem DPT yang didesain dengan
mengacu pada SNI 8460 Tahun 2017.
b. Desain sistem DPT yang diajukan telah direkomendasikan oleh TABG yang
dilengkapi dengan tenaga ahli yang mempunyai kompetensi sesuai dengan
kebutuhan, misalnya salah satu anggotanya adalah tenaga ahli geoteknik.
c. Proses perizinan didalam mendirikan bangunan dilakukan sesuai dengan
prosedur yang benar, antara lain: memperhitungkan faktor-faktor resiko
pelaksanaan pekerjaan (risk management).
1. Segera dilakukan penimbunan tanah
untuk counter weight BNI dan Elizabeth
serta untuk subgrade jalan
2. Jalan dioperasikan penuh apabila
lereng timbunan subgrade jalan 1 : 2
1. Segera dilakukan penimbunan tanah
untuk counter weight BNI dan Elizabeth
serta untuk subgrade jalan
2. Jalan dioperasikan penuh apabila
lereng timbunan subgrade jalan 1 : 2
3. Apabila hal itu belum dicapai
sebelum jalan dioperasikan
penuh harus dipasang SSP
1. Timbunan subgrade jalan dilakukan
tanpa pemadatan sehingga berpotensi
mengalami pemampatan.
2. Untuk mengantisipasi penurunan
permukaan jalan maka permukaan
rekonstruksi jalan dibuat 60cm lebih
tinggi dari eksisting
1. Penurunan jalan berpotensi perkerasan
jalan mengalami kerusakan.
2. Untuk mengantisipasi kerusakan jalan
Kontraktor harus memperbaiki selama
2 tahun masa pemeliharaan
3. Setelah 2 tahun, dilakukan evaluasi
teknis sebagai dasar rekomendasi
untuk diterima BBPJN-VIII
1. Belajar dari kasus kelongsoran Jalan Raya Gubeng dimana
air hasil dewatering yang dibuang ke drainase saluran kota
menjadi pemicu kelongsoran maka saluran drainase kota
direkomendasikan agar dibuat kedap air.
Geomembrane HDPE.
Beton Pracetak.
2. Direkomendasikan agar
di luar beton pracetak
dipasang lembaran
geomembrane HDPE.
Perbaikan Jalan Raya Gubeng dinyatakan telah selesai dan dapat diterima
hasil pekerjaan perbaikannya apabila telah memenuhi kriteria penerimaan
sebagai berikut:

a. Telah dilakukan pemeliharaan minimal 2 (dua) tahun dan penurunan


perkerasan jalan tidak melebihi 20 mm per tahun.
b. Perkerasan jalan dalam kondisi telah dilapis ulang (overlay) dengan umur
paling lama 1 (satu) bulan dan dengan kerataan dan kemiringan sesuai
dengan standar teknik jalan arteri primer.
c. Saluran drainase kota dan jalur pedestrian dalam kondisi baik.
d. Marka jalan dalam kondisi baru dengan umur paling lama 1 (satu) bulan.
“DIPERLUKAN PENGAMANAN PADA KETIGA SISI GALIAN LAINNYA
DENGAN MENIMBUN TANAH KEMBALI SAMPAI DENGAN KETINGGIAN
TERTENTU SESUAI DENGAN KAIDAH TEKNIS”.

Untuk penimbunan kembali galian-dalam pembangunan Mix-Use


Development milik PT Saputra Karya dibuat rekomendasi sebagai berikut:

a. Elevasi timbunan tanah pada galian-dalam harus diajukan oleh Pemilik


Proyek dengan mengacu pada kaidah teknis.
b. Pemilik Proyek harus memasang alat pemantau geoteknik baru untuk
memonitor gerakan tanah vertikal (settlement marker) dan horizontal
(inclinometer).
c. Berdasarkan data monitoring settlememt marker, penurunan tanah yang
terjadi < 20 mm per tahun.
d. Berdasarkan data monitoring inclinometer, deformasi lateral tanah yang
terjadi < 20 mm per tahun.
“APABILA PEMRAKARSA INGIN MELANJUTKAN PEKERJAAN MAKA
HARUS MENGAJUKAN PROPOSAL TEKNIS DAN MENDAPAT
PERSETUJUAN DARI INSTANSI TERKAIT”.

Kemudian direkomendasikan agar dilakukan penyempurnaan susunan


keanggotaan Tim Ahli Bangunan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman Tim Ahli
Bangunan Gedung sebagai berikut:
a. Anggota Tim Ahli Bangunan terdiri dari unsur-unsur perwakilan dari: (1)
Birokrasi (Pemerintah Kota Surabaya), (2) Akademisi (Perguruan Tinggi),
dan (3) Praktisi (Asosiasi Profesi);

b. Anggota Tim Ahli Bangunan dari unsur akademisi dan praktisi terdiri dari: (1)
Ahli arsitektur, (2) Ahli struktur, (3) Ahli geoteknik, (4) Ahli mekanikal dan
elektrikal, dan (5) Ahli lingkungan.
a. Pekerjaan Timbunan
Halaman Gedung
Bank BNI dan
Gedung Toko
Elizabeth
b. Pekerjaan Timbunan
Subgrade Jalan
(a) (b) Raya Gubeng
c. Pekerjaan Timbunan
Subbase dan Base
Jalan Raya Gubeng
d. Pekerjaan
Pengaspalan Jalan
Raya Gubeng

(c) (d)
Jalan Raya Gubeng Dibuka Pemasangan SSP pada Sisi Barat
Secara Terbatas Jalan Raya Gubeng

Jalan Raya Gubeng sejak tanggal 27 Desember 2018 telah dibuka secara
terbatas. Per tanggal 31 Januari 2019 pekerjaan perbaikan Jalan Raya
Gubeng sudah dikatakan selesai kecuali pekerjaan saluran drainase kota dan
pekerjaan jalur pedestrian
(a) Tanggal 5 Januari 2019 (b) Tanggal 12 Januari 2019

(c) Tanggal 26 Januari 2019 (d) Tanggal 31 Januari 2019


Jalan Raya Gubeng Dibuka Secara Permanen dalam 4 Lajur

Jalan Raya Gubeng sejak tanggal 19 Maret 2019 telah dibuka secara penuh
yaitu berupa 4 lajur seperti beberapa gambar di atas.
Lokasi pengamatan elevasi air tanah Lokasi pengukuran geolistrik 2D

Kegiatan pengamatan elevasi air tanah di sekitar lokasi proyek yang telah dilakukan
pada radius 700 meter tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Penurunan elevasi air tanah pada lokasi galian-dalam yang mengalami
kelongsoran dapat diidentifikasi dari elevasi air tanah hasil intepretasi data
geolistrik;
b. Kondisi elevasi air tanah pada lokasi galian-dalam yang mengalami kelongsoran
relatif sudah menuju normal; dan
c. Area yang terdampak oleh adanya pekerjaan galian-dalam kurang lebih sejauh
150 meter dari lokasi galian-dalam
1. Pengamatan perubahan posisi menggunakan Global Positioning
System (GPS) untuk mengetahui besarnya perubahan posisi tanah;
2. Pengamatan perubahan secara vertikal menggunakan sipat datar
(levelling) untuk mengamati terjadinya deformasi tanah secara vertikal;
dan
3. Pengamatan perubahan posisi menggunakan Terrestrial Laser Scanner
(TLS) untuk melihat perubahan posisi tanah dengan melakukan
scanning pada area yang lebih menyeluruh.

Lokasi titik pengamatan GPS Pengukuran sifat datar


PADA SAAT PROSES PENANGANAN KERUNTUHAN TERKENDALA
KARENA ADANYA GALIAN BARANG-BUKTI YANG TELAH MENIMBULKAN
KERUSAKAN, DIANTARANYA:
a. Timbulnya retak-retak lereng galian lahan barang-bukti yang berpotensi
terjadinya kelongsoran pada galian lahan barang-bukti.
b. Timbulnya retak-retak lereng badan jalan pada sisi barat Jalan Raya Gubeng
Surabaya yang berpotensi terjadinya kelongsoran pada Jalan Raya Gubeng
c. Timbulnya retak-retak pada perkerasan jalan pada Jalan Raya Gubeng yang
berpotensi terjadi kerusakan perkerasan jalan pada Jalan Raya Gubeng
Setelah rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi pada tanggal 19
Januari 2019 melalui surat Nomor Bk.0303-Komite K2/06 memberikan
rekomendasi kepada Walikota Surabaya dengan tembusan Kapolda Jawa
Timur pada tanggal 26 Januari 2019 dilakukan proses penanganan, baik
perbaikan Jalan Raya Gubeng maupun penimbunan kembali galian-dalam
pada lahan pencarian barang bukti sudah selesai dikerjakan sehingga tidak
ada lagi kendala.

Kemajuan timbunan tertanggal 31 Penambalan Retak-Retak pada Perkerasan


Januari 2019 Jalan Raya Gubeng
” Presentasi ini disusun guna mendapatkan pembelajaran dari
kecelakaan konstruksi yang terjadi tanpa menyudutkan salah
satu pihak terkait. Penulisan nama perusahaan dan kejadian
semata-mata untuk proses evaluasi pada pelaksanaan mitigasi
bencana dan kesiapan SDM konstruksi di Indonesia.”

Anda mungkin juga menyukai