Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya
kelompok kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat serta salam
selalu tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarga-Nya,sahabat-
Nya dan kita selaku umat-Nya hingga akhir zaman.

Laporan praktikum ini disusun berdasarkan data pengamatan kelompok kami pada
saat praktikum dengan modul PRM-02 BUBUT. Dengan adanya laporan praktikum
ini diharapkan kelompok kami dapat memenuhi proses praktikum di laboratorium
Teknik Produksi Itenas.

Terimakasih kepada asisten pembimbing yang telah membimbing saat pelaksanaan


praktikum modul PRM-02 BUBUT dan juga terimakasih kepada rekan rekan
kelompok 04 yang telah membantu menyelesaikan laporan dan pelaksanaan
praktikum modul ini. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyelesaian
laporan praktikum ini.

Bandung,10 April 2018

Penyusun

Kelompok 04
DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................................

Daftar Gambar..............................................................................................................

Daftar Tabel...................................................................................................................

BAB II BUBUT.............................................................................................................

2.1. Definisi Proses Pembubutan....................................................................

2.2. Prinsip Kerja Mesin Bubut......................................................................

2.3. Prinsip Kerja Proses Bubut.....................................................................

2.4. Elemem Dasar Mesin Bubut....................................................................

2.5. Elemen Dasar Proses Bubut.....................................................................

2.6. Jenis Jenis Mesin Bubut...........................................................................

2.7. Penjabaran Mesin C 630..........................................................................

2.8. Operasi – Operasi Yang Dapat Dilakukan Pada Mesin Bubut.............

2.9. Alat – Alat Bantu Mesin Bubut................................................................

2.10. Klasifikasi Pahat Bubut..........................................................................

2.10.1. Posisi Pahat Bubut.........................................................................

2.10.2. Sudut Sudut Pahat Bubut...............................................................

2.10.3. Macam – Macam Pahat Bubut.......................................................

2.11. Macam – Macam Geram.........................................................................

2.12. BUE ( Build Up Edge )............................................................................


2.13. Diagram Gergaji......................................................................................

2.14 Proses Pengerjaan.....................................................................................


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mesin Bubut ....................................................................................

Gambar 2.2 Mesin Bubut Ringan........................................................................

Gambar 2.3 Produk Mesin Bubut Sedang ...........................................................

Gambar 2.4 Mesin Bubut Standar........................................................................

Gambar 2.5 Mesin Bubut Meja Panjang..............................................................

Gambar 2.6 Mesin Bubut Centre Lathe...............................................................

Gambar 2.7 Mesin Bubut Vertical Turning & Boring Milling ............................

Gambar 2.8 Mesin Bubut Facing Lathe..............................................................

Gambar 2.9 Mesin Bubut Turret .........................................................................

Gambar 2.10 Mesin Bubut C 630 .......................................................................

Gambar 2.11 Senter Putar Dan Senter Mati.........................................................

Gambar 2.12 Senter Pipa.....................................................................................

Gambar 2.13 Catok Bor.......................................................................................

Gambar 2.14 Kolet...............................................................................................

Gambar 2.15 (a) Steady Rest ; (b) Follower Rest................................................

Gambar 2.16 Plat Pembawa.................................................................................

Gambar 2.17 (a) Self Centering Chuck ; (b) Independence Chuck.....................

Gambar 2.18 Pemasangan Pahat Pada Rumah Pahat Sisi Terbuka......................

Gambar 2.19 Pemasangan Pahat Pada Rumah Pahat 4 Sisi Pemasangan............


Gambar 2.20 Pemasangan Pahat Pada Rumah Pahat Landasan Cembung..........

Gambar 2.21 Pemasangan Pahat Pada Rumah Pahat Alur Ekor Burung.............

Gambar 2.22 Pisau Pahat Bubut Kanan Sudut 80˚..............................................

Gambar 2.23 Pisau Bubut Rata Kiri Sudut 80˚....................................................

Gambar 2.24 Pisau Bubut Muka Sudut 55˚.........................................................

Gambar 2.25 Pahat Bubut Ulir 55˚......................................................................

Gambar 2.26 Macam – Macam Bentuk Pahat Bubut...........................................

Gambar 2.27 Pahat HSS......................................................................................

Gambar 2.28 Pahat Tungsen Carbide dan Holdernya.........................................

Gambar 2.29 Pahat Carbide Yang Dilas Dengan Gagang...................................

Gambar 2.30 Macam – Macam Geram................................................................

Gambar 2.31 Pahat HSS......................................................................................

Gambar 2.32 Diagram Gergaji.............................................................................


BAB II

BUBUT

2.1. Definisi Proses Pembubutan

Pembubutan merupakan proses pembentukan material atau benda kerja


dengan cara membuang sebagian material dalam bentuk geram akibat gerak relatif
(pergerakan dua buah benda yang saling berpapasan secara tegak lurus dan sejajar
memiliki arah dan kecepatan yang berbeda) pahat terhadap benda kerja, dimana
benda kerja diputar pada spindle dan pahat dihantarkan ke benda kerja secara
translasi.

2.2. Prinsip Kerja Mesin Bubut

3.1 Input
Penggerak dari mesin bubut adalah motor listrik. Gerak yang dihasilkan
diubah menjadi transmisi I dan transmisi II. Daya yang akan diteruskan dari
transmisi I akan menggerakkan spindle, cekam, dan benda kerja. Sedangkan
daya yang diteruskan transmisi II diubah menjadi gerak translasi oleh poros
pembawa.
3.2 Process
Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedangkan gerak
makan dilakukan oleh pahat secara translasi.
3.3 Output
Proses dari mesin bubut menghasilkan :
a. Benda kerja yang sudah dibentuk berdasarkan keinginan
b. Geram (sisa hasil pemotongan)

2.3. Prinsip Kerja Proses Bubut

Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedankan


gerakmakan dilakukan oleh pahat secara translasi.
2.4. Elemen Dasar Mesin bubut

Mesin bubut mempunyai 5 (lima) elemen dasar (komponen), yaitu :

1. Kepala Tetap (head stock)


Kepala tetap yang berfungsi sebagai tempat transmisi rod gigi yang
meneruskan putaran motor listrik menjadi putaran spindle.
2. Kepala Gerak (tail stock)
Komponen yang berfungsi untuk menumpu benda kerja yang akan dibubut
dengan bantuan senter jalan. Pada tail stock juga dapat ditemukan chuck drill
untuk proses boring atau drilling.
3. Meja (bed)
Kerangka utama pada mesin bubut dan sebagai kedudukan tail stock, eretan
(carriage) dan komponen penyangga benda kerja lainnya.
4. Eretan (carriage)
Komponen yang berfungsi menghantarkan pahat ke benda kerja. Eretan
terdiri dari eretan memanjang, eretan melintang, dan eretan atas.
5. Poros pembawa
Poros pembawa terbagi menjadi dua, yaitu feed rod dan lead screw. Lead
screw digunakan pada proses pembuatan ulir, sedangkan feed rod digunakan
untuk proses pembuatan selain ulir.

2.5. Elemen Dasar Proses Bubut

1. Putaran Spindle (rpm)

; rpm

D = Diameter benda kerja (mm)

Vc = Kecepatan potong ( )

2. Kecepatan Makan (Vf)

Vf = ;

Zph = Jumlah mata potong pahat


F = Gerak makan diameter ( )

3. Kedalaman potong (

;mm
Do = Diameter awal benda kerja
Di = Diameter akhir benda kerja
4. Kecepatan penghasilan geram

a = Kedalaman pemotongan

5. Waktu pemotongan (Tc)

; min

Lt = Panjang pemotongan (mm)


6. Waktu efektif

;min

Z = Banyaknya pemakanan ; z =

ȃ = Besar pemakanan per skala (mm/skala)

x = Skala maksimum pemakanan (pemakanan/skala)

2.6. Jenis – Jenis Mesin Bubut

Jenis mesin bubut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :


1. Mesin bubut ringan

Gambar 2.1 Mesin bubut ringan


(Sumber : http://diobubut.blogspot.co.id)

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-
benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku
dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku
dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar
dan berat.

2. Mesin bubut standar (Standard Lathe)


Gambar 2.2 Mesin bubut standar
(Sumber : http://diobubut.blogspot.co.id)

Pada prinsipnya mesin bubut standar memiliki fungsi yang sama


dengan jenis mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/facing, rata
lurus dan bertingkat, tirus, mengalur, memotong, mengulir,
membentuk/mengebor, memperbesar lubang, mengkartel,mereamer dll.
Contoh ilustrasi fungsi mesin bubut standar dapat dilihat pada (Gambar 1.2a)

Berikut penjelasan berbagai fungsi dan prisip kerja mesin bubut


standar, dengan menggunakan berbagai tekni proses pembubutandapat
menghasilkan beberapa produk sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.

Gambar 2.3 Produk Mesin bubut standar


(Sumber : http://diobubut.blogspot.co.id)
3. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)

Gambar 2.4 Mesin bubut standar


(Sumber : http://diobubut.blogspot.co.id)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk


mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan
lainnya.

Jenis lain mesin bubut secara prinsip

1. Mesin bubut centre lathe


Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang
paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada
poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu
ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat
ditumpu dengan center lain.
2. Mesin Bubut Sabuk
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros
spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda
gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi
gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

3. Mesin bubut vertical turning and boring milling

Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang
dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah
pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang
telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah
mesin otomatis dengan mudah.
Gambar 2.5 Mesin bubut vertikal
(Sumber : http://machiningtool.blogspot.com)

4. Mesin bubut facing lathe

Gambar 2.6 Mesin bubut facing lathe


(Sumber : http www.dokterbisnis.net)

Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja


berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan
cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar,
tidak terdapat kepala lepas.
5. Mesin bubut Turret Jenis Sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang


bergerak maju mundur dengan turret
Mesin bubut turret vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis
pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk
memegang pahat. Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan
horizontal, dengan turret yang dipasangkan diatas rel penyilang sebagai
tambahan, terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan
turret bujur sangkar untuk memegang pahat.
Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping
mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang
pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya
adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan
mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan pemuat,
pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang diameternya besar dan
berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan pencekaman

2.7. Penjabaran Mesin C 630

Pada prinsipnya mesin bubut C630 memiliki fungsi yang sama


dengan jenis mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/facing, rata
lurus dan bertingkat, tirus, mengalur, memotong, mengulir,
membentuk/mengebor, memperbesar lubang, mengkartel,mereamer dll
mesin bubut c630 dapat digunakan pada diameter benda kerja
300mm, panjang benda kerja 550mm, motor 3phase 2h pada inverter Hitachi
2,2kw.
Gambar 2.7 Mesin bubut C630
(Sumber : https://www.plukme.com)

2.8. Operasi Operasi yang dilakukan pada mesin bubut


1. Pembubutan tepi (facing) atau tegak lurus Pengeriaan benda kerja
dilakukan terhadap tepi penampangnya terhadap sumbu benda kerja.
2. Pembubutan silindris (turning) Pengerjaan benda kerja yang dilakukan
sejajar dengan garis usmbunya.
3. Pembubutan alur (grooving) Pembubutan yang dilakukan diantara dua
permukaan.
4. Pembubutan tirus (champering) Adapun cara-cara pembubutan tirus pada
mesin bubut adalah sebagai berikut:
 Dengan memutar compound rest.
 Dengan menggeser sumbu tail stock.
 Dengan menggunakan tapper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading) yang sesuai Bentuk ulir didapat dengan cara
menggerinda pahat menjadi bentuk pahat dengan menggunakan referensi
mal ulir (thread gauge) atau menggunakan tertentu ukurannya yang telah
dijual dipasaran, biasanya untuk ul standar.
6. Drilling Membuat lubang awal pada benda kerja.
7. Boring Memperbesar lubang pada benda kerja
8. Kartel (Knurling) Membuat profil grip pegangan pada benda keria seperti
pada pegangan tang, obeng agar tidak licin.
9. Reaming Memperluas lubang yang telah dibuat
.
2.9. Alat Alat Bantu Mesin Bubut
1. Senter Putar dan Senter Mati

Digunakan untuk membantu menyangga ujung sebuah benda kerja


yang berbentuk shaft atau as atau poros. Dengan tujuan agar ketika
dibubut,benda tersebut tidak goyang,bengkok,bergetar atau pun lepas.
Tentunya sebelumnya ujung dari as tersebut diberi lubang untuk tempat senter.
(a) (b)

Gambar 2.8 (a) pemakaian center putar


(b) senter mati dan senter putar
(Sumber : https://www.plukme.com)

2. Senter Pipa

Digunakan dengan maksud yang sama dengan penggunaan


senter putar namun senter pipa dikhususkan untuk pipa atau as yang memiliki
lubang yang tidak bisa disokong dengan senter putar biasa.
Gambar 2.9 Senter Pipa
(Sumber : www.mechatronicgroup.com)

3. Catok bor (Drill Chuck)

pencekam mata bor dan yang di gambar di bawah adalah yang


kapasitasnya bisa mencekam dai diameter 1,5-13mm. Biasanya ada juga yang
1-10mm dan yang bisa mencekam dai diameter 3-16mm

Gambar 2.10Catok bor (Drill Chuck)


(Sumber : www.mechatronicgroup.com)
Gambar 2.11 pemasangan Catok bor (Drill Chuck)
(Sumber : www.mechatronicgroup.com)

4. Collet Chuck
Chuck model ini digunakan untuk mencekam mata bor dalam suatu
diameter tertentu saja. Dia hanya punya setelan mengendur dan
mengencangkan untuk satu ukuran tertentu saja. Karena itu,proses pergantian
benda yang memiliki ukuran sama di catok imi menjadi lebih cepat.
Biasanya dalam satu set terdiri dari beberapa collet seperti gambar berikut.
Gambar 2.12 Collet Chuck
(Sumber : www.mechatronicgroup.com)

5. Adaptor Atau Sarung


Tangkai senter,mata bor dan tangkai chuck bor memiliki beberapa
tingkat ukuran. Agar kita bisa menggunakan semuanya di kepala lepas mesin
bubut kita, maka kita perlu menggunakan adaptor. Misalnya,jika kita hendak
memasang mata bor 32mm langsung di kepala lepas mesin bubut kecil tidak
akan muat,maka kita perlu sarung pengurang diameternya seperti gambar
berikut. Begitupun sebaliknya,jika kekecilan maka kita pakai sarung
penambah.

Gambar 2.13 gamadaptor atau sarung


(Sumber : www.mechatronicgroup.com)
6. Penyagga Tetap (Steady Rest)
Digunakan untuk membantu memegang benda yang panjang yang
akan mendapat pengerjaan dibagian ujungnya. Dipasang pada bed mesin
dengan dikunci mur baut. Bagian yang memegang benda kerja dibuat dengan
bronze atau kuningan sehimgga tidak banyak merusak benda kerja. Namun
begitu harus teatap dilumasi selama pemakaian/

Gambar 2.14 pemasangan Catok bor (Drill Chuck)


(Sumber : www.mechatronicgroup.com)

7. Penyangga Berjalan (Follow Rest)

Digunakan untuk membantu memegang benda kerja dengan diameter relatif


kecil dan relatif panjang. Dipasang pada eretan melintang/cross slide sehingga ikut
bergerak sepanjang bed mesin. Sama halnya dengan penyangga tetap,ini pun harus
dilumasi selama pemakaian.
Gambar 2.15 pemasangan Berjalan (Follow Rest)
(Sumber : www.mechatronicgroup.com)

2.10. Klasifikasi Pahat bubut

1. Menurut letak penyayatan

Menurut letak penyayatan, pahat bubut terdapat dua jenis yaitu, pahat
bubut luar dan dalam.

a. Pahat Bubut Luar

Pahat bubut luar digunakan untuk proses pembubutan benda kerja pada
bidang bagian luar.
Gambar 2.16 Pahat Bubut Luar
(Sumber : www.plukme.com)

b. Pahat Bubut Dalam

Pahat bubut dalam digunakan untuk proses pembubutan benda kerja pada
bidang bagian dalam.

Gambar 2.17 Pahat Bubut dalem


(Sumber : www.plukme.com)

2. Menurut Keperluan Pekerjaan

Menurut keperluan pekerjaan, pahat bubut terdapat dua jenis yaitu, pahat
kasar (rouging) dan finising.

a. Pahat Kasar (Roughing)


Selama diperlukan untuk proses pengerjaan kasar, pahat harus menyayat
benda kerja dalam waktu yang sesingkat mungkin. Maka digunakan pahat
kasar (roughing) yang konstruksinya dibuat kuat.

b. Pahat Finishing

Apabila diinginkan hasil permukaan yang halus, sebaiknya digunakan


pahat finishing. Ada dua jenis pahat finishing, yaitu pahat finishing titik dan
pahat finishing datar. Pahat finishing titik mempunyai sisi potong bulat,
sedang pahat finishing datar mempunyai sisi potong rata.

3. Menurut letak sisi Potongannya

Pahat bubut menurut letak sisi potongnya, dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Pahat Kana

Pahat kanan adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekanan apabila pahat mata potongnya dihadapkan
kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda kerja dari arah kanan
ke arah kiri, atau menuju kearah kepala tetap/ cekam.

b. Pahat Kiri

Pahat kiri adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekiri apabila pahat mata potongnya dihadapkan
kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda kerja dari arah kiri ke
arah kanan, atau menuju kearah kepala lepas.
Gambar 2.18 Pahat Bubut Luar
(Sumber : www.plukme.com)

4. Menurut Fungsi

Menurut fungsinya pahat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:

a. Pahat Rata

Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada
bidang memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan pahat dari
ujung luar benda kerja kearah cekam atau sebaliknya tergantung pahat kanan
atau kiri.

b. Pahat Sisi/ Muka


Pahat bubut jenis ini yang digunakan untuk membubut pada
permukaan benda kerja. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan
dari tengah benda kerja kearah keluar atau sebaliknya tergantung dari arah
putarannya.
c. Pahat Potong
Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja
hingga ukuran panjang tertentu.
d. Pahat Alur
Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur pada
permukaan benda kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang
digunakan.
e. Pahat Champer
Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan
benda kerja. Besar sudut champer pada umumnya 45º.
f. Pahat Ulir
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda
kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar.

Gambar 2.19 Ilustrasi dari berbagai penggunaan pahat bubut

(Sumber : www.plukme.com)

2.10.1. Posisi Pahat Bubut


1. Pahat Kanan

Pahat kanan adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekanan apabila pahat mata potongnya
dihadapkan kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda kerja
dari arah kanan ke arah kiri, atau menuju kearah kepala tetap/ cekam.

2. Pahat Kiri

Pahat kiri adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekiri apabila pahat mata potongnya dihadapkan
kearah kita. Penggunaannya untuk untuk mengerjakan benda kerja dari
arah kiri ke arah kanan, atau menuju kearah kepala lepas.

2.10.2. Sudut Sudut Pahat Bubut

1. Pahat bubut rata kanan


Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut
bebas lainnya sebagaimana gambar 26, pada umumnya digunakan
untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari
kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.

Gambar 2.20 pahat bubut rata kanan


(Sumber : www.plukme.com)

2. Pahat bubut rata kiri


Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º, pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang
pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
kepala lepas.

Gambar 2.21 Pahat bubut rata kiri


(Sumber : www.plukme.com)

3. Pahat bubut muka


Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º, pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing)
yang pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah
mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke
arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.

Gambar 2.22 pahat bubut muka


(Sumber : www.plukme.com)

4. Pahat bubut ulir


Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir
yang akan dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir
jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik
sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60°.
Gambar 2.23 pahat bubut muka
(Sumber : www.plukme.com)

5. PahatKAlur

Gambar 2.24 pahat alur

(Sumber : www.plukme.com)

Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-
macam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur
atau ukuran clip.

2.10.3. Macam Macam Pahat Bubut


1. Pahat Rata
Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada
bidang memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan pahat dari
ujung luar benda kerja kearah cekam atau sebaliknya tergantung pahat kanan
atau kiri.

2. Pahat Sisi/ Muka

Pahat bubut jenis ini yang digunakan untuk membubut pada


permukaan benda kerja. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan dari
tengah benda kerja kearah keluar atau sebaliknya tergantung dari arah
putarannya.
3. Pahat Potong

Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja
hingga ukuran panjang tertentu.

4. Pahat Alur

Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur pada


permukaan benda kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang digunakan.

5. Pahat Champer

Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan


benda kerja. Besar sudut champer pada umumnya 45º

6. Pahat Ulir

Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda
kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar. Ilustrasi penggunaan dari
berbagai jenis pahat bubut dapat dilihat pada.

2.11. Macam - Macam Geram

Geram hasil pemotongan memiliki bentuk yang bermacam – macam


tergantung dari jenis material benda kerjanya dan kondisi pemotongan yang
digunakan. Adapun bentuk geram secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Geram kontinyu (continous chips)
Geram kontiyu adalah geram yang umumnya ikut bersama – sama pahat yang
kemudian terpisah, tetapi geramnya sendiri ikut terus tersambung membentuk
gulungan geram yang panjang. Gulungannya sering seperti spiral atau lurus
memanjang. Geram ini terjadi pada proses permesinan pada mesin perkakas
dengan kecepatan potong tinggi dengan menggunakan material yang ulet.
2. Geram tak kontiyu (discontinuous chips)
Geram tak kontiyu adalah yang bentuknya terputus – putus dimana segmen
– segmennya tidak terikat satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena
distorsi pada logam yang berdekatan dengan pahat menghasilkan crack (retak) dan
terlempar dari pahat. Geram ini didapatkan dalam proses pemesinan bahan yang
rapuh seperti besi cor. Geram tak kontiyu dapat juga terbentuk pada beberapa
bahan yang ulet kalau koefisien geseknya tinggi, tetapi geram ini pada bahan ulet
menunjukkan kondisi pemotongan yang buruk.
3. Geram kontiyu dengan built up edge (continous with a built up edge), BUE
Geram ini terjadi pada proses pemotongan dengan material yang ulet dan
mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Pada saat pemotongan , geram mengalir
diatas bidang geram pahat, karena koefisien gesek yang tinggi maka terdapat
geram yang menempel pada ujung pahat yang ikut mendorong bagaian belakang
geram. Karena pada tool dan benda kerja terjadi panas yang berlebihan maka
geram tersebut meleleh dan melekan pada ujung pahat potong yang makin banyak.
Geram jenis ini dapat menyababkan benda kerja yang dipotong menjadi kasar.
Biasanya karena pemakanan yang besar dengan kecepatan potong rendah.

Gambar 2.25 pahat Champer


(Sumber : www.plukme.com)
2.12. BUE ( Built Up Edge )
Built up cutting edge adalah lelehan material benda kerja yang
menempel pada ujung pahat (Gambar 2.85), lelehan ini menjadi dingin dan
mengeras sehingga berfungsi sebagai mata potong yang baru. Akibat yang
ditimbulkan adalah perubahan sisi potong utama yang berarti juga perubahan
geometri sudut potongnya ukuran awal pahat dan center dari pahat akan
berubah. Hal ini biasanya terjadi pada material yang lunak seperti mild steel
atau Aluminium. Masalah ini bisa dihindari dengan memperbesar sudut buang
tatal ( g ) supaya alirannya chipnya lancar atau mengurangi cutting speednya.
Bisa juga dengan menggunakan pendingin khusus untuk mencegah chip
melekat pada pahat dan permukaan benda kerja bisa lebih halus misalnya
untuk pengerjaan aluminium menggunakan pendingin minyak tanah.

2.13. Diagram Gergaji

Anda mungkin juga menyukai