Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Nabiel Putra Perdana

XII MIPA 12

KECERDIKAN DETEKTIF DANN

Suasana di Restoran Landmark yang baru di buka itu menjadi kacau.


Bagaimana tidak, sekitar setengah jam yang lalu, Nyonya Stewart yang hendak
membayar di meja kasir kaget bukan kepalang. Ia melihat tas kecil yang sering
dibawanya terbuka sedikit dan mendapati kalung berliannya hilang. Untunglah di
restoran itu terdapat kunjungan detektif yang terkenal seantero Chicago, Detektif
Dann Brown. Ia mendapat undangan pembukaan restoran itu. Segera, ia langsung
bertanya kepada Nyonya Stewart.

“Nyonya, apa ciri ciri kalung berlian yang hilang itu?” tanya Detektif
Dann.

”Kalung berlian itu berwarna putih bening sebening es, di tengah kalung
itu terdapat berlian berwarna abu abu,” jawab Nyonya Stewart.

”Saat Anda makan di sini, apa yang anda pesan?“ tanya Detektif Dann
lagi.

”Hmm .... aku tadi memesan ayam mutiara panggang dengan sebotol bir,”
kata Nyonya Stewart,”oh ya, aku juga meminta sedikit es batu yang dibawa
pelayan itu,” lanjutnya sambil menunjuk seorang pelayan perempuan berseragam
hitam putih membawa bakul berisi es batu. Di dadanya tertulis nama Janice.
Perempuan itu seketika terdiam lemas saat ditunjuk Nyonya Stewart.

“Hmm .... sepertinya ada yang aneh dari perempuan itu,” kata Detektif
Dann dalam hati.”Kenapa saat ditunjuk Nyonya Stewart ia langsung terdiam, aku
curiga dengan perempuan itu,” lanjutnya.“Tolong semua pelayan yang membawa
bakul es batu segera kemari!” teriak Detektif Dann. Segera, semua pelayan yang
membawa bakul es batu menuju sumber suara dari Detektif Dann, tidak terkecuali
Janice.”Tolong es batunya ditaruh di wadah ini satu persatu,” perintah Detektif
Dann,”kita mulai dengan Janice,” lanjutnya.

Dengan hati gelisah, Janice mulai melakukannya. Satu persatu es batu


dikeluarkan, ketika es batunya tinggal setengah bakul, tidak sengaja ia
mengangkat sebongkahan ....

“Itu kalungku!” kata Nyonya Stewart. Segera semua orang menengok


Janice, Janice langsung dibawa ke kantor polisi untuk dihukum seberat beratnya.

”Detektif Dann, terima kasih telah membantu aku untuk mencari kalung
berlian itu. Ngomong ngomong kenapa kamu tahu kalung berlian itu di dalam
bakul es batu?“ tanya Nyonya Stewart belum mengerti.

”Nyonya, aku tadi sudah beranggapan kalau kalung sebening es itu


mungkin dicuri si pembawa es batu, jadi aku menelusuri pelayan terdekatmu yang
membawa es batu, yaitu Janice,” jawab Detektif Dann.

”Oh, kalau begitu, sekali lagi aku ucapkan terima kasih,” ucap Nyonya
Stewart lagi.”Sama sama,” jawab Detektif Dann.”Misi berhasil!“ ucapnya dalam
hati.

Sesudah kejadian di Restoran Landmark, Detektif Dann bergegas pulang


dengan mobil VW tuanya. Di tengah jalan, tiba tiba ponsel Detektif Dann
berbunyi. Ia bergegas berhenti di pinggir jalan dan menjawab telepon itu.

”Detektif Dann siap menolong Anda, apa yang bisa saya bantu?” iya,
itulah ucapan Detektif Dann setiap penelpon membutuhkan bantuannya.

”Detektif Dann, ini aku, Carla, tolong ke rumahku di Jl Washington D.C


blok 16 A, aku butuh bantuanmu,” katanya.

“Siap, aku akan segera kesana!” ujar Detektif Dann sigap. Segera sesudah
menutup telepon, ia pun langsung memilih jalan ke rumah Carla. Sesampainya di
sana, ia segera mencari rumah Carla.“Itu dia!” katanya dalam hati. Rupanya,
pandangan Detektif Dann tertunjuk dengan sebuah rumah besar berlantai 3
dengan pagar yang tinggi menjulang. Rumah itu juga menjadi rumah terbesar
sepanjang Jl Washington D.C.

“Permisi, Pak, apakah ini rumahnya Nona Carla?” tanya Detektif Dann
kepada seorang satpam rumah besar itu.

”Iya, ini rumahnya, ada yang bisa saya bantu, Tuan?” kata satpam itu.

”Tolong antarkan aku ke sana!” ucap Detektif Dann.

”Baiklah,” kata satpam itu.”Nona, ada tamu!” teriak satpam itu.

”Persilakan dia untuk masuk!” kata Carla.

Sehabis diperbolekan masuk, Detektif Dann disambut dengan sapaan dari


Carla.

”Selamat datang, Detektif Dann,” ucap Carla,”tolong aku untuk


menyelidiki misteri buku perpustakaan di rumah ini,” lanjutnya.

“Dimanakah perpustakaan itu?” tanya Detektif Dann.

“Di sana, aku akan antar ke sana,” jawab Carla sambil mengantar Detektif
Dann.

Ketika perpustakaan itu sudah dekat, ia melihat ada seorang perempuan


keluar dari pintu perpustakaan itu.”Itu siapa?” tanya Detektif Dann.”Oh, dia Sally,
satu satunya pembantu di rumah ini.” Jawab Carla. Setelah masuk ke
perpustakaan, Detektif Dann langsung bertanya kepada Carla.

“Carla, buku jenis apa yang hilang?” kata Detektif Dann meminta
jawaban.

“Ehhh .... kebanyakan sih buku cerita anak anak, cerpen, dongeng, dan lain
lain,” jawab Carla.

“Carla, panggilkan pembantumu itu!” perintah Detektif Dann.


“Sally ... Sally,” teriak Carla,”cepat ke ruang perpustakaan sekarang,”
lanjutnya.

Setelah Sally datang, ia langsung ditanyakan Detektif Dann. Setelah agak


lama bercakap dengan Sally, tiba tiba Detektif Dann berteriak,”Kau pelakunya!”

“Detektif Dann, kenapa kau bilang begitu?” tanya Carla.

”Begini, tadi Sally mengatakan bahwa aku (Sally) ingin memberikan buku
cerita untuk anakku, tetapi ia tidak punya uang, jadi aku mencuri buku di
perpustakaan dan ups .... ia tadi berbicara keceplosan”.

”Maafkan aku, Non,” kata Sally meminta maaf.

”Baiklah, aku maafkan kau, dan aku juga akan menaikan gajimu, untuk
membeli buku anakmu,” kata Carla.

”Oh, terima kasih, Non.” Jawab Sally.

”Terima kasih juga untukmu, Detektif Dann,” kata Carla.

”Tidak masalah,” jawab Detektif Dann.”Misi berhasil lagi!” ucap hati


Detektif Dann.

Anda mungkin juga menyukai