Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Olah raga merupakan kegiatan yang banyak dilakukan di dunia salah satu

masalah yang paling sering dialami ketika olah raga adalah dehidrasi. Dehidrasi

terjadi akibat banyak nya mineral mineral cairan yang hilang / keluar dari tubuh

Sehingga dapat menyebabkan tubuh mengalami kelelahan. Pada saat berolah

raga atau aktifitas fisik yang tinggi berpotensi meningkatkan frekuensi denyut

nadi karena semakin tinggi aktifitas fisik maka akan semakin tinggi peningkatan

aliran darah untuk mensuplai zat makanan dan oksigen. Tubuh akan mengalami

kelelahan sebagai tanda tubuh sudah mencapai batas aktifitas sehingga tubuh

harus beristirahat. Ketika tubuh beristirahat tubuh akan mengalami proses

pemulihan. Pada saat pemulihan hidrasi sangat diperlukan untuk mengganti

mineral mineral tubuh yang hilang. Sementara minuman isotonik memiliki

komposisi yang mirip cairan tubuh yang hilang dari pada air mineral biasa

(Kurniawan,2014)

Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan

yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan.

Aktivitas fisik menyebabkan terjadinya perubahan parameter fisiologis tubuh

manusia seperti konsumsi oksigen, denyut jantung, temperatur tubuh dan

perubahan senyawa kimia dalam tubuh (Irawan 2007)

Keringat yang hilang selama beraktivitas bervariasi antara 0,4 – 2,6 liter

perjam tergantung individu dan jenis aktivitasnya. Hal ini menyebabkan tubuh

1
kehilangan mineral-mineral seperti natrium, potasium, magnesium, iron dan zinc.

Natrium berfungsi untuk mengatur pH darah, keseimbangan cairan dan tekanan

Osmosis sehinga tidak terjadi pengerutan sel akibat perbedaan tekanan.

Potassium berfungsi untuk mengatur pH, keseimbangan cairan dan tekanan

osmosis pada cairan intraselular. Magnesium berfungsi dalam relaksasi otot.

Kehilangan keringat dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh (Irawan,

2007).

Pada keadaan normal, keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh sudah

diatur secara otomatis melalui mekanisme homeostasis. Jadi pada saat sel-sel

dalam tubuh kehilangan cairan, sel-sel tubuh tersebut akan mengirimkan sinyal

kepada system saraf pusat untuk segera mengkompensasi keadaan tersebut

(Guyton dan Hall, 2007).

Natrium sebagai kation utama di dalam cairan ekstraselular dan paling

berperan dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium dalam tubuh 58,5

mEq/kgBB dimana kira-kira 70 % atau 40,5 mEq dapat berubah-ubah. Natrium

dapat bergerak cepat antara ruang intravaskular dan interstitial maupun ke dalam

dan ke luar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium sedangkan

pemasukan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan

natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan air dan

natrium dari carian interstitial. Kehilangan cairan terus berlangsung, air akan

ditarik dari dalam sel dan volume plasma tidak dapat dipertahankan terjadilah

kegagalan sirkulasi (Hartanto, 2007).

Kemampuan kerja tubuh seseorang tergantung pada suatu tingkat

kebugaran status gizi maupun asupan cairan dan mineral yang cukup untuk

mempertahankan kemampuan kerja tubuh selama aktifitas berlangsung. Bila

2
aktivitas fisik dilakukan dengan maksimal maka cairan tubuh akan banyak

keluar, bentuk upaya tubuh mempertahankan suhu temperatur tubuh dan

keseimbangan asam basa. Semakin banyak keringat atau cairan tubuh yang

berkurang akan menimbulkan kelelahan.

Kinerja fisik atau performance seseorang tergantung pada suatu tingkat

kebugaran, status gizi maupun asupan cairan dan mineral yang cukup untuk

mempertahankan performance selama waktu aktivitas berlangsung.

Bila aktivitas fisik dilakukan dengan kemampuan maksimal maka cairan

tubuh akan banyak keluar, sebagai upaya untuk menjaga temperatur tubuh dan

keseimbangan asam basa. Semakin banyak keringat yang keluar maka cairan

yang ada dalam tubuh akan berkurang, dan akan menimbulkan kelelahan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh cairan isotonik terhadap tekanan darah setelah

melakukan Harvard Step Test terhadap waktu pemulihan ?

2. Bagaimana pengaruh cairan isotonik terhadap Denyut nadi setelah

melakukan Harvard Step Test terhadap waktu pemulihan ?

3. Bagaimana pengaruh cairan isotonik terhadap pernafasan setelah

melakukan Harvard Step Test terhadap waktu pemulihan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh cairan isotonik terhadap tekanan darah setelah

melakukan Harvard Step Test terhadap waktu pemulihan ?

3
2. Mengetahui pengaruh cairan isotonik terhadap Denyut nadi setelah

melakukan Harvard Step Test terhadap waktu pemulihan ?

3. Mengetahui pengaruh cairan isotonik terhadap Respirasi rate setelah

melakukan Harvard Step Test terhadap waktu pemulihan ?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmiah

1. Tersedianya data waktu pemulihan tekanan darah, denyut Nadi dan

Respirasi Rate dengan mengkonsumsi minuman isotonik setelah

melakukan Harvard Step Test terhadap waktu pemulihan ?

2. Hasil penelitian ini diharapkan memperoleh data mengenai cairan

isotonik yang dapat memperpendek waktu pemulihan kembali ke keadaan

sebelumnya sehingga dapat memperbaiki kinerja fisik.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk meneliti

lebih mendalam mengenai cairan isotonik dalam memperpendek waktu

pemulihan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan informasi mengenai minuman isotonik yang dapat

memperpendek waktu pemulihan kembali ke keadaan sebelumnya sehingga

dapat memperbaiki kinerja fisik.

Anda mungkin juga menyukai