Penyusunan Basis Data Modul Penyerap Impak Internal Inversion
Penyusunan Basis Data Modul Penyerap Impak Internal Inversion
ABSTRAK
Penggunaan modul penyerap energi impak merupakan suatu alternatif dari aplikasi
teknologi crashworthiness. Penelitian eksperimental yang komprehensif terhadap karakteristik
modul tersebut memerlukan biaya yang tinggi, sehingga simulasi komputer yang menggunakan
metode elemen hingga menjadi pilihan alternatif. Penggunaan metode elemen hingga dalam
proses perancangan melalui optimasi iteratif, biasanya membutuhkan waktu komputasi yang
cukup lama. Oleh karena itu, proses perancangan berbasis data (knowledge based design) perlu
disusun sehingga proses optimasi rancangan dapat dilakukan secara efisien dan tidak
menimbulkan permasalahan numerik. Dalam penelitian ini, perancangan berbasis data
dilakukan pada modul penyerap impak mekanisme internal inversion dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh dimensi modul terhadap karakteristik crashworthiness-nya, menyusun
basis data karakteristik modul yang akurat dan komprehensif, serta menyusun dan
menerapkan metodologi perancangan optimum modul berdasarkan basis data. Dalam makalah
ini akan dipaparkan proses penyusunan basis data modul penyerap impak internal inversion.
ABSTRACT
The use of impact energy absorbing modules is an alternative approach to the application of
crashworthiness technology. Comprehensive research of the characteristic of modules through
experimental method is very expensive. Alternatively, computer simulation using finite element
method can be used. Design process using iterative optimization with finite element method for
function evaluation, normally requires high computational cost. Therefore, knowledge based
design methodology is proposed in order to perform an efficient optimization process as well as to
avoid numerical problems. In this research, knowledge based design is carried out on impact
energy absorbing modules, internal inversion. The objectives of this research are to find out the
effect of module dimension to its crashworthiness characteristic, to generate an accurate and
comprehensive database of internal inversion characteristic and to propose and apply knowledge
based design methodology of internal inversion. In this paper, generating process of internal
inversion characteristics database is reported.
35
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 12, No. 1, April 2010: 35–42
terkendala dengan permasalahan numerik seperti nisme internal inversion. Gambaran umum menge-
ill condition, ketidakstabilan, divergensi dan lain- nai karakteristik modul penyerap impak mekanisme
lain, sehingga proses optimasi atau perancangan internal inversion dan axial splitting telah diberikan
menjadi terhambat. Oleh karena itu, dalam pene- R Setiawan et. al [3].
litian ini, suatu metodologi perancangan berdasar-
kan basis data disusun untuk meminimalisasi METODE PENELITIAN
waktu dan permasalahan numerik dalam peran-
cangan modul penyerap impak yang optimal. Alur metode penelitian yang dilakukan, secara
Perancangan berbasis data adalah metode umum dapat dilihat pada Gambar 1.
perancangan yang menggunakan basis data yang Penelitian diawali dengan pembuatan model
relevan untuk memperoleh solusi optimal. Basis elemen hingga modul internal inversion yang sesuai
data tersebut berupa pasangan parameter masukan dengan eksperimen yang telah dipublikasikan oleh
dan keluaran. Dalam penelitian ini parameter Reid dan Harrigan[4]. Untuk validasi, akurasi model
masukan merupakan parameter perancangan tanpa diuji dengan memperbandingkan hasil simulasi
dimensi dan parameter keluaran berupa parameter numerik dengan hasil eksperimen. Hasil validasi
crashworthiness yang diperoleh dari analisis elemen yang dilakukan oleh R Setiawan dan Delima Yanti
hingga terhadap parameter masukan. Kemudian, Sari [5], menunjukkan bahwa hasil simulasi nume-
berdasarkan kedua parameter tersebut dikembang- rik tidak jauh berbeda dengan hasil eksperimen,
kan suatu sampel untuk memperoleh model analitik sehingga model elemen hingga tersebut cukup
sehingga dihasilkan korelasi numerik antara para- akurat untuk digunakan dalam pembuatan basis
meter masukan dan keluaran. Proses perancangan data modul internal inversion. Selanjutnya dalam
ini dikenal dengan sebutan metamodeling. Dengan makalah ini akan disajikan proses penyusunan
diketahuinya korelasi tersebut, metamodeling dapat basis data modul penyerap impak internal inversion.
digunakan untuk memprediksi nilai parameter Proses penyusunan basis data terdiri atas beberapa
keluaran dengan cara yang lebih mudah dibanding- tahap penting, yaitu:
kan dengan analisis elemen hingga. Selanjutnya,
untuk memperoleh rancangan yang optimal fungsi Mulai
berdasarkan harga fungsi pada beberapa titik Tidak Hasil simulasi sesuai
sampel. Titik sampel tersebut digenerasi berdasar- eksperimen(2)? Validasi model
elemen hingga
kan metode perancangan eksperimen (experimental Ya
design atau design of experiment) seperti factorial Pendefinisian parameter
input-output
design, latin hypercube dan lain-lain. Sementara itu,
nilai parameter performance sistem diperoleh Pendefinisian ruang perancangan
melalui simulasi atau analisis numerik yang
dilakukan pada tiap titik sampel. Untuk menjamin Pendefinisian titik sampling
keakuratan model yang merupakan pengganti
fungsi asli perlu dilakukan validasi terhadap model
Evaluasi fungsi
prediksi yang diperoleh. Validasi dapat dilakukan
dengan berbagai metode statistik. Setelah divalidasi,
model tersebut nantinya dapat digunakan untuk
menfasilitasi proses optimasi. Penyusunan basis data
Penyusunan
Proses optimasi berdasarkan metamodel oleh basis data
Wang et al. [1] disebut juga metamodel based-design Metamodeling
optimization (MBDO) yang secara umum terdiri
atas proses pengambilan sampel, pembentukan Optimasi
metamodel, validasi model dan optimasi bersadar-
kan metamodel. Wang et. al [2] juga memberikan Rancangan
optimal
metodologi serupa, namun dengan pendekatan
strategi adaptive MBDO dimana terdapat iterasi Selesai
proses perancangan eksperimen dan model fitting.
Dalam penelitian ini perancangan berbasis data Gambar 1. Alur Penelitian Metode Perancangan
dilakukan terhadap modul penyerap impak meka- Berbasis Data
36
Setiawan, Penyusunan Basis Data Modul Penyerap Impak Internal Inversion
1. Pendefinisian parameter masukan dan keluaran Eo/V adalah parameter keluaran energi yang
tanpa dimensi diserap per volume modul atau disebut juga efisiensi
2. Pendefinisian ruang perancangan parameter volumetrik [8]. FSS/(Dot) menggambarkan gaya
masukan. keadaan tunak relatif dibandingkan dengan penam-
3. Pengambilan sampel parameter masukan. pang pipa .
4. Analisis elemen hingga atas parameter masukan.
5. Penyusunan pasangan parameter-parameter Pendefinisian Ruang Perancangan
masukan dan keluaran secara teratur dalam file
Dalam perancangan modul penyerap impak,
basis data. terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
Selain harus memenuhi kriteria keselamatan,
Pendefinisian Parameter modul penyerap impak diharapkan bisa menyerap
energi secara maksimal. Untuk itu perlu dilakukan
Parameter masukan dipilih berdasarkan pada kontrol dalam perancangan modul penyerap impak
parameter perancangan tanpa dimensi. Untuk melalui pengontrolan karakteristik gaya dan defor-
modul internal inversion, parameter perancangan masi modul.
ini meliputi diameter luar pipa, Do, tebal pipa, t, Suatu modul penyerap impak dikatakan ideal
radius kelengkungan cetakan, Rd, dan panjang pipa, apabila memiliki karakteristik seperti pada Gambar
h, seperti pada Gambar 2. 3. Energi yang mampu diserap oleh modul, dapat
Untuk generalisasi kasus, ditentukan parameter dilihat pada luas daerah di bawah kurva. Gaya
masukan tanpa dimensi, yaitu Do/t dan Do/Rd. maksimum, Fmax, dibatasi oleh kriteria keselamatan.
Parameter pertama menggambarkan faktor bentuk Untuk memaksimumkan jumlah energi impak yang
dari modul pipa, sementara parameter kedua dapat diserap, diperlukan respon yang datar.
menggambarkan pengaruh radius kelengkungan
cetakan. F
Parameter keluaran harus mewakili karak-
teristik crashworthiness struktur penyerap impak, Fmax
yang antara lain harus melibatkan gaya keadaan
tunak dan energi yang diserap. Informasi mengenai
gaya keadaan tunak diperlukan dalam pemilihan
modul penyerap impak untuk suatu aplikasi. Gaya Energi yang diserap
yang terlalu besar dapat menyebabkan tingginya
perlambatan yang dirasakan oleh penumpang/
kargo. Biasanya, nilai gaya semacam ini merupakan δmax δ
suatu batas atas dalam optimasi perancangan
modul penyerap impak. Selanjutnya, penyerapan Gambar 3. Karakteristik Penyerapan Impak Ideal
energi yang tinggi merupakan sasaran optimasi Modul/Struktur [3]
rancangan modul. Namun, hal ini harus memper-
timbangkan dimensi maupun massa modul. Oleh
karena itu, dipilih Eo/V dan FSS/(Dot) sebagai
parameter keluaran.
200
steady state
Gaya(kN)
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Deformasi (mm)
37
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 12, No. 1, April 2010: 35–42
38
Setiawan, Penyusunan Basis Data Modul Penyerap Impak Internal Inversion
350
Do/t =101.6 Pada rasio Do/Rd yang lebih besar, sebagaimana
300
Do/t =67.73 ditunjukkan pada Gambar 6(a) dan 7(a), respon
Do/t =50.8
gaya-deformasi sangat berfluktuasi sebagai
Do/t =40.64
250 Do/t =33.866 akibat dari radius kelengkungan cetakan yang
Do/t =29.028 sangat kecil. Namun, pada rasio Do/Rd yang
200
lebih kecil, sebagaimana ditunjukkan pada
Gaya (kN)
150
Gambar 6(c) dan 7(c) terjadi perilaku nosing
karena radius kelengkungan cetakan terlalu
100 besar. Perilaku ini juga terjadi secara konsisten
pada diameter yang berbeda.
50
100
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Deformasi (mm) 80
G aya (kN )
600 Do/Rd=50,8
Do/t =67.73
Do/Rd=38,1
Do/t =50.8
40
Do/Rd=30,48
500 Do/t =40.64
Do/t =33.866
Do/ t =29.028 20
400
Gaya (kN)
300 0
0 5 10 15 20 25 30 35
Deformasi (mm)
200
100
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
80
Deformasi (mm)
Do/Rd=10,88
Do/Rd=15,24
600 Do/Rd=19,05
Do/t=101.6
40
Do/t=72.57 Do/Rd=21,77
500 Do/t=56.44 Do/Rd=25,4
Do/t=46.18
20
400 Do/t=39.08
G aya (kN
300 0
0 5 10 15 20 25 30 35
Deformasi (mm)
200
0
0 10 20 30 40 50 60
80
Deformasi (mm)
Gaya-Deformasi 40 Do/Rd=9,52
luar pipa 101,6 mm dan ketebalan 1,5 mm. (c) Do/Rd < 10
Gambar 6(b) dan 7(b) memperlihatkan kondisi
keadaan tunak yang diinginkan. Secara umum Gambar 6. Pengaruh Rd pada Respon Gaya, untuk
karakteristik ini terjadi pada 10 ≤ Do/Rd ≤ 25. Do =76,2 mm, Do/t = 101,6
39
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 12, No. 1, April 2010: 35–42
200
ketebalan 0,5 mm sebelum pipa tersebut terinversi
penuh. Perbandingan grafik respon gaya terhadap
150 deformasi antara kedua rasio tersebut dapat dilihat
Gaya (kN)
Deformasi (mm)
(a) Do/Rd>25,4
250
200
Do/Rd=10,16
Do/Rd=11,29
(a) Deformasi Pipa
150
Gaya (kN)
Do/Rd=12,7
Do/Rd=14,51
25
100 Do/Rd=16,93
Do/Rd=20,32 20
50
Do/Rd=25,4 collapse
Gaya (kN)
15
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 10
Deformasi (mm)
0
250
0 10 20 30 40 50
Deformasi (mm)
200
50
0
0 10 20 30 40
Deformasi (mm)
(c)Do/Rd < 10
(a) Tidak collapse (b) Collapse pada Do/t 152,4
Gambar 7. Pengaruh Rd pada Respon, untuk Do
pada Do/t 101,6
=101,6 mm, Do/t = 67,73
60
40
Setiawan, Penyusunan Basis Data Modul Penyerap Impak Internal Inversion
210 Do/Rd=10.16,Do/t=101.6
tebal dengan radius kelengkungan cetakan yang Do/Rd=25.4,Do/t=43.54
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Deformasi (mm)
41
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 12, No. 1, April 2010: 35–42
42