Anda di halaman 1dari 6

Dalam masyarakat Jawa Tengah jikalau mengadakan acara pernikahan maka ada

tahap-tahap yang harus diikuti. Tahap-tahap tersebut antara lain:

1. Pemasangan tratag dan tarub

Pemasangan tratag (dekorasi tenda) dan tarub (hiasan dari janur atau
daun kelapa yang muda) yang dipajang sebagai hiasan pintu masuk ini
menandai bahwa sang keluarga sedang mengadakan acara hajatan mantu.
Adapun janur kuning melengkung sebagai pengharapan berkah dan
kemakmuran bagi kedua mempelai layaknya meminta cahaya kepada Yang
Maha Kuasa.

2. Kembar mayang

Tradisi perkawinan Jawa sangat lekat dengan uba rampe yang disebut
dengan Kembar mayang, yakni sepasang hiasan simbolik yang terbuat dari
rangkaian janur, debog (batang pohon pisang), buah dan kembang panca
warna. Dua Kembar mayang dibuat sejak acara midodareni berukuran setinggi
sekitar satu meter. Biasanya seorang pria dan wanita mengusung Kembang
mayang tersebut dengan disertai sepasang cengkir gadih saat upacara panggih.
Salah satu elemen perlengkapan ritual pengantin Jawa disetiap bahan yang
digunakan untuk membuat Kembar mayang adalah simbol doa dan harapan
keluarga terhadap jalannya sebuah prosesi perkawinan adat Jawa.

Terdapat empat jenis hiasan janur yang terdapat dalam Kembar


mayang. Janur yang dianyam menyerupai bentuk keris bermakna melindungi
dari marabahaya, hal ini dimaksudkan agar kedua mempelai berhati-hati
dalam mengarungi kehidupan keluarga. Janur yang dianyam berbentuk
belalang (walang) memiliki makna agar tidak terjadi halangan dalam
keluarga. Janur yang berbentuk payung bermakna pengayoman, dan janur
yang berbentuk burung melambangkan kerukunan dan kesetiaan sebagaimana
burung merpati.

1
3. Tuwuhan Bleketepe

Bleketepe sendiri adalah anyaman dari daun pohon kelapa.


Pemasangan bleketepe ini dilakukan oleh orang tua pengantin saat
pemasangan tarub atau tenda untuk pesta pernikahan. Tradisi membuat
blaketepe atau anyaman daun kelapa untuk dijadikan atap atau peneduh saat
resepsi pernikahan. Bleketepe merupakan tradisi peninggalan dari Ki Ageng
Tarub, salah satu leluhur raja-raja Mataram. Saat mempunyai hajat
menikahkan anaknya Dewi Nawangsih dengan Raden Bondan Kejawan, Ki
Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa. Hal itu dilakukan karena
rumah Ki Ageng yang kecil tidak dapat memuat semua tamu, sehingga tamu
yang di luar rumah diteduhi dengan daun kelapa itu. Bleketepe biasa terbuat
dari daun kelapa yang masih hijau dengan ukuran 50x200 cm.

Bleketepe yang dipasang mengelilingi area pernikahan merupakan


perwujudan dari penyucian di kahyangan para dewa yang dinamakan bale
katapi. Bale artinya tempat, sedangkan Katapi berasal dari kata tapi yang
artinya memisahkan kotoran kemudian dibuang. Dengan demikian Bleketepe
artinya adalah orang tua pengantin yang mengajak pasangan pengantin untuk
menyucikan diri.

Pemasangan bleketepe ini juga diiringi dengan acara pemasangan


tuwuhan. Jika bleketepe artinya kerjasama antar orang tua dan calon
pengantin, berbeda dengan tuwuhan. Makna tuwuhan adalah harapan orang
tua kepada pengantin untuk segera dapat memperoleh keturunan.

4. Siraman

Tradisi Siraman merupakan upacara adat khas Semarang dimana calon


pengantin wanita harus dimandikan dan disucikan dengan air bunga 7 rupa.

2
Tradisi ini dilakukan dengan cara menguyurkan dan memandikan calon
pengantin perempuan agar dirinya bisa suci sebelum prosesi pernikahan
digelar.

Usai Siraman selesai biasanya calon pengantin perempuan akan


dibopong oleh ayahnya atau keluarganya guna dirias untuk acara sungkeman
meminta doa restu kepada pihak ayah dan ibunya agar pernikahannya bisa
lancar dan berkah.

5. Adol Dawet

Kedua orang tua menyelenggarakan acara menjual dawet sebagai hidangan


kepada para tamu undangan yang telah hadir menyaksikan prosesi yang telah
berjalan. Tetapi penjualan dawet ini tidak dibayar dengan uang, melainkan dengan
kreweg atau pecahan tembikar dari tanah liat sebagai tanda bahwa pokok kehidupan
berasal dari bumi. Di sini, sang ibu akan melayani para pembeli, sedangkan sang
ayah akan memayungi sang ibu. Artinya adalah untuk memberikan contoh kepada
anak-anaknya dikemudian hari bahwa mereka harus saling bergotong-royong dalam
membina rumah tangga.

6. Potong Tumpeng

Tumpeng merupakan sajian nasi berbentuk kerucut dan disajikan


dengan lauk yang ditata mengelilingi nasi. Tumpeng merupakan simbol dari
kemakmuran dan kesejahteraan karena nasi yang berbentuk gunung.

7. Dulangan Pungkasan

Dalam acara ini pengantin akan disuapi oleh orang tua. Acara ini
bermakna sebagai tanggung jawab terkahir orang tua kepada anaknya yang
akan menikah.

3
8. Tanam Rambut dan Lepas Ayam

Menanam rambut kedua mempelai bertujuan agar segala hal buruk


dijauhkan dari rumah tangga anaknya. Pelepasan ayam jantan bermaksudkan
orang tua telah melepaskan anaknya agar dapat hidup mandiri seperti ayam
jantan yang dapat mencari makannya sendiri.

9. Midodareni

Kata midodareni berarti bidadari. Acara ini diadakan pada malam


sebelum orang tua menikahkan anaknya. Acara ini bertujuan agar pada saat
pernikahan si anak dapat terlihat cantik seperti bidadari. Pada acara ini
mempelai wanita akan ditemani oleh keluarga saja karena dilarang untuk
bertemu terlebih dahulu dengan mempelai pria.

10. Upacara pernikahan

Ini adalah acara inti dari prosesi pernikahan. Upacara ini dilakukan sesuai
dengan agama calon pengantin masing-masing.

11. Upacara Panggih

Tahapan prosesi-prosesi berikut ini termasuk dalam upacara panggih yang


berarti temu dalam bahasa Jawa, karena kedua pengantin yang telah resmi
menikah akhirnya bertemu sebagai sepasang suami dan istri. Adapun
rangkaian upacara ini berisi berbagai acara-acara yang akan memantapkan
kedua mempelai dalam membina rumah tangganya.

4
a. Balagan gantal
Gantal atau sirih yang diikat oleh benang putih akan saling dilempar
oleh kedua pasangan. Pengantin pria melemparkan gantal ke dada
pengantin wanita sebagai tanda bahwa ia telah mengambil hati sang
kekasih, dan pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria
sebagai tanda bakti kepada suami.
b. Ngidak tigan
Ritual menginjak sebutir telur ayam mentah oleh mempelai pria
dilaksanakan sebagai harapan bahwa ia akan mendapatkan keturunan
karena keduanya telah bersatu. Kemudian, sang istri akan membasuh
kaki suaminya sebagai tanda kasih sayangnya.
c. Sinduran

Kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan


keberanian bagi kedua pengantin agar menjalani pernikahan mereka
dengan semangat dan penuh gairah. Pada ritual ini, keduanya akan
dibalut oleh kain sindur sembari diantar menuju pelaminan oleh ayah
sang mempelai wanita.

d. Bobot timbang
Setelah kedua pengantin duduk di kursi pelaminan, akan dilangsungkan
ritual menimbang anak sendiri dan anak menantu oleh ayah pengantin
wanita dengan cara memangku kedua mempelai. Kemudian, ibu
pengantin akan naik ke atas panggung untuk menanyakan kepada sang
ayah, siapa yang lebih berat di antara mereka. Kemudian, ayah akan
menjawabnya jika keduanya sama beratnya. Dengan percakapan ini,
diharapkan bahwa kedua anak mengetahui bahwa tidak ada perbedaan
kasih sayang bagi mereka.
e. Minum rujak degan

Secara harafiah, rujak degan adalah minuman yang terbuat dari serutan
kelapa muda. Tradisi minum air kelapa ini dilakukan secara bergilir

5
dalam satu gelas untuk satu keluarga. Dimulai dari sang bapak untuk
diteruskan kepada sang ibu sehingga diberikan kepada kedua pasang
pengantin. Air kelapa ini dilambangkan sebagai air suci yang dapat
membersihkan rohani seluruh anggota keluarga.

f. Kacar kucur
Ritual ini dilakukan oleh pengantin pria yang mengucurkan uang logam
beserta kebutuhan pokok seperti beras dan biji-bijian kepada sang istri
sebagai simbol bahwa Ia akan bertanggung jawab dalam memberikan
nafkah kepada keluarga.
g. Dulangan
Adapun ritual saling menyuapi sebanyak tiga kali sebagai simbol bahwa
kedua pasangan akan selalu menolong satu sama lain dan juga saling
memadu kasih hingga tua.
h. Sungkeman
Seluruh prosesi upacara dalam adat Jawa akan diakhiri dengan acara
sungkeman, yaitu berlutut di depan kedua orang tua masing-masing
mempelai sebagai bentuk penghormatan karena telah membesarkan
mereka hingga akhirnya dapat menjalani kehidupan baru bersama
pasangan.

Anda mungkin juga menyukai