Anda di halaman 1dari 4

Tugas Paper Sitohistologi

“Imunohistokimia”

OLEH

Ni Luh Made Andriyani


(P07134017015)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
DENPASAR
2018
Tugas Paper Sitohistologi
“Imunohistokimia”

A. Definisi Imunohistokimia
Imunohistokimia diartikan sebagai suatu metode untuk mendeteksi suatu molekul
yang ada dalam jaringan dengan menggunakan antibody poliklonal atau monoclonal
terhadap molekul yang akan dideteksi (merupakan suatu reaksi antigen-antibodi) dan dapat
memberikan gambaran kualitatif dari intensitas warna yang terbentuk maupun gambaran
kuantitatif. Teknik Imunohistoimia dapat digunakan untuk mempelajari distribusi enzim
yang spesifik pada sruktur sel intak (normal/lengkap), mendeteksi komponen sel,
biomakromolekul seperti protein, karbohidrat.(Galuh, 2016)
Imunohistokimia merupakan proses untuk mendeteksi antigen (protein, karbohidrat
dsb) pada sel dari jaringan dengan prinsip reaksi antibody yang berkaitan terhadap antigen
pada jaringan. Nama imunohistokimia diambil dari nama “Immune” yang menunjukkan
bahwa prinsip dasar dalam proses ini adalah penggunakan antibody dan “histo”
menunjukkan jaringan secara mikroskopis. Imunohistokimia seringkali digunakan untuk
penelitian dasar dalam rangka mengetahui distribusi dan lokasi biomarker ataupun protein
terekspresi pada berbagai macam jaringan pada tubuh. Untuk memvisualisasikan hasil
interaksi antara antigen dan atibodi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, dimana
cara yang paling sering digunakan adalah dengan cara konjugasi antibody dengan enzim
seperti peroksidase. Selain itu dapat juga digunakan fluorophore seperti fluroscen atau
rhodamin. Untik mempelajari morfologi sel, sel dalam jaringan difiksasi kemudian
dilokasikan diantara sel dan divisualisasikan dengan mikroskop electron atau mikoskop
cahaya. Imunohistokimia merupakan pemeriksaan imunopatologik yang sangat potensial
untuk memeriksaantigen secara local dijaringan yang menggunakan antibody spesifik.
Pemeriksaan imunohistokimia mempunyai kemampuan yag tinggi untuk memisahkan,
menyeleksi dan bersifat spesifik. Pemeriksaan imunohstokimia untuk mempelajari adanya
antigen, hal ini disebabkan adanya ikatan spesifik antara antigen dan antibodi. (Galuh,
2016)
Interaksi anatara antigen dan antibody dapat dilihat dibawah ini.
Imunohistokimia merupakan gabungan antara sitology dan imunologi.
Imunohistokimia adalah suatu metode pewarnaan substansi atau bahan aktif di dalam
jaringan dengan menggunakan prinsip –prinsip dasar imunologi yaitu pengikatan bahan
aktif (antigen) pada sisi yang spesifik oleh suatu anti bahan aktif (antibody). Hasil reaksi
antigen dan antibody ini dapat diidentifikasi pada specimen bila antibody diikat oleh suatau
penenda (marker) berupa fluoresin, enzim, bahan partikel, atau isotope yang dapat
divisualisasikan, sehingga dapat menandai keberadaan bahan aktif tersebut dalam jaringan.
Bahan aktif tersebut dapat berupa Protein, Karbohidrat, asam nukleat lemak, bahan – bahan
alami lainnya serta baha- bahan sintetik. (Galuh, 2016)
B. Langkah- lagkah imunohistokimia
Langkah-langkah dalam melakukan imunohistokimia dibagi menjadi 2, yaitu
preparasi sampel dan labeling. Preparasi sampel adalah persiapan untuk membentuk
preparat jaringan dari jaringan yang masih segar. Preparasi sample terdiri dari pengambilan
jaringan yang masih segar, fiksasi jaringan biasanya menggunakan formaldehid,
embedding jaringan dengan parafin atau dibekukan pada nitrogen cair, pemotongan
jaringan dengan menggunakan mikrotom, deparafinisasi dan antigen retrieval untuk
membebaskan epitop jaringan, dan bloking dari protein tidak spesifik lain. Sampel labeling
adalah pemberian bahan-bahan untuk dapat mewarnai preparat. Sampel labeling terdiri dari
imunodeteksi menggunakan antibodi primer dan sekunder, pemberian substrat, dan
counterstaining untuk mewarnai jaringan lain di sekitarnya. Antibodi adalah suatu
imunoglobulin yang dihasilkan oleh sistem imun dalam merespon kehadiran suatu antigen
tertentu. Antibodi dibentuk berdasarkan antigen yang menginduksinya.
Beberapa antibodi yang telah teridentifikasi adalah IgA, IgD, IgE, IgG, dan
IgM.Antigen adalah suatu zat atau substansi yang dapat merangsang sistem imun dan dapat
bereaksi secara spesifik dengan antibodi membentuk kompleks terkonjugasi. Ikatan
antibodi-antigen divisualisasikan menggunakan senyawa label/marker. Terdapat dua
metode dasar identifikasi antigen dalam jaringan dengan imunohistokimia, yaitu metode
langsung (direct method) dan tidak langsung (indirect method). Metode langsung (direct
method) merupakan metode pengecatan satu langkah karena hanya melibatkan satu jenis
antibodi, yaitu antibodi yang terlabel, contohnya antiserum terkonjugasi fluorescein
isothiocyanate (FITC) atau rodhamin. Di sisi lain, metode tidak langsung (indirect method)
menggunakan dua macam antibodi, yaitu antibodi primer (tidak berlabel) dan antibodi
sekunder (berlabel). Antibodi primer bertugas mengenali antigen yang diidentifikasi pada
jaringan (first layer), sedangkan antibodi sekunder akan berikatan dengan antibodi primer
(second layer). Antibodi kedua merupakan anti-antibodi primer. Pelabelan antibodi
sekunder diikuti dengan penambahan substrat berupa kromogen. Kromogen merupakan
suatu gugus fungsi senyawa kimiawi yang dapat membentuk senyawa berwarna bila
bereaksi dengan senyawa tertentu. Disamping kedua metode di atas, analisis
imunohistokimia juga dapat dilakukan melalui metode Peroxidase-anti-Peroxidase dan
metode Avidin-Biotin-Complex (ABC).
Metode Peroxidase-anti-Peroxidase (PAP) adalah analisis imunohistokimia
menggunakan tiga molekul peroksidase dan dua antibodi yang membentuk seperti
roti sandwich. Teknik ini memanfaatkan afinitas antibodi terhadap antigen (enzim) untuk
membentuk kompleks imun stabil sebagai perlawanan terhadap proses kimia terkonjugasi
Fitur unik dari prosedur ini adalah larutan enzim-antibodi dan kompleks imun PAP.
Enzim Horseradish Peroksidase, protein imunogenik, digunakan untuk
menyuntik spesies tertentu dan merespon imun poliklonal yang dihasilkan terhadap
enzim. Antiserum ini dipanen dan ditempatkan dalam larutan pada enzim sehingga
membentukkompleks imun yang larut. Sedangkan metode Avidin-Biotin-Complex (ABC)
adalah metode analisis imunohistokimia menggunakan afinitas terhadap molekul avidin-
biotin oleh tiga enzim peroksidase. Situs pengikatan beberapa biotin dalam molekul avidin
tetravalen bertujuan untuk amplifikasi dan merespon sinyal yang disampaikan oleh antigen
target.

Anda mungkin juga menyukai