KELOMPOK 6
PENDAHULUAN
Biokimia berasal dari kata bio yang artinya organisme hidup dan kimia yaitu ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang prilaku dari bahan-bahan kimia. Biokimia adalah
ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat,
lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya.
Seorang perawat akan selalu berhubungan dengan pasien baik dalam keadaan sehat
ataupun sakit. Tugas perawat adalah meningkatkan status kesehatan pasien sehingga
mencapai stataus kesehatan yang optimal. Aspek yang paling penting untuk dapat
meningkatkan kesehatan manusia serta penyembuhan penyakit adalah dengan pemenuhan
kebutuhan gizi.
Biokimia dan gizi adalah dua hal penting yang arus diketahui dan di pahami oleh perawat
agar mampu membantu pasien mencapai status kesehatan yang optimal.
2.1.1 METABOLISME
Metabolisme (Bahasa Yunani, metabole = berubah) adalah reaksi-reaksi kimiawi untuk
mengubah zat-zat yang menghasilkan energi maupun memerlukan energi yang terjadi di
dalam sel-sel tubuh.
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan
diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi
penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi
biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi
kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk
melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain (Kistinnah, 2009).
2.1.2 Metabolisme Karbohidrat
A.Katabolisme Karbohidrat
a) Respirasi Aerob
Fosforilasi glukosa, terjadi pemindahan gugus fosfat dari ATP ke glukosa pada atom
C nomor 6 sehingga membentuk glukosa-6-fosfat. Senyawa ini akan memperoleh
energi bebas dari penguraian ATP menjadi ADP dengan bantuan enzim heksokinase.
Glukosa-6-fosfat dikataalis oleh enzim fosfoglukoisomerase sehingga terbentuk
isomer fruktosa-6-fosfat.
Fruktosa-6-fosfat mengikat fosfat yang dilepaskan ATP menjadi fruktsa-1,6-bifosfat.
Senyawa mendapat energi bebas dari penguraian ATP menjadi ADP untuk yang
kedua kalinya.
Enzim aldolase menguraikan fruktosa-1,6-fosfat menjadi 2 senyawa beratom 3C,
yaitu dihidroksi aseton fosfat dan gliserildehida fosfat (PGAL)
Enzim mengkatalis perubahan bolak-balik (reversible) antara kedua gula beratom 3C
tersebut
Gliseraldehida fosfat dioksidaasi oleh transfer electron sehingga H+ ditambahkan ke
NAD+ yang membentuk NADH. Reaksi berlangsung secara eksergonik. Energi yang
dilepaskan kemudian digunakan untuk mengikat gugus fosfat yang selalu ada dalam
sitosol sehingga terbentuk 1,3-bifosfogliserat
Gugus fosfat ditransfer ke ADP sehingga menghasilkan ATP. Sementara itu, gula
dirubah gula berubah menjadi 3-fosfogliserat
Enzim fosfogliserautase merelokasi/memindahkan gugus fosfat sehingga terbentuk 2-
fosfogliserat
Enzim enolase membentuk ikatan ganda dalam substrat dengan cara mengekstraksi
molekul air membentuk fosfoenolpiruvat (PEP)
Reaksi terakhit glikolisis ini menghasilkan ATP dengan mentrasnfer gugus fosfat dari
PEP ke ADP sehingga PEP berubah menjadi asam piruvat ( beratom 3C)
Pada tahap ini, 1 molekul glukosa menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2 molekul
NADH (nikotinamide adenine dinucleotide). Sebenarnya 1 molekul glukosa menghasilkan 4
ATP, tetapi 2 molekul ATP diperlukan kembali dalam reaksi.
II. Dekarboksilasi oksidatif
Tempat : Matriks Mitokondria, Bahan : 2 Asam piruvat
Rantai transpor elektron terjadi di bagian krista (membran dalam mitokondria). Pada
rantai transpor elektron, NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis,, dekarboksilasi
oksidatif, dan siklus krebs akan membebaskan energi tinggi saat melepaskan elektron dan H+
Mekanisme rantai transpor elektron sebagai berikut:
NADH yang dihasilkan pada glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus kreb,
melepas elektron dan H+ menjadi NAD+. NAD+ masuk kembali ke siklus reaksi.
FADH2 yang dihasilkan pada siklus krebs melepaskan 2 elektron dan 2 H+ menjadi
FAD+.. FAD+ masuk kembali ke siklus krebs
Elektron dari Q selanjutnya ditransfer ke cyt (sitokrom), yaitu secara berurutan cyt b,
Fe*S, cyt c1, cyt c, cyt a, cyt a3. Sitokrom mempunyai gugus heme dengan empat cincin
organik yang mengelilingi atom besi tunggal. Atom besi inilah yang membebaskan
elektron
Setiap perpindahan elektron akan dilepaskan energi yang digunakan oleh ADP untuk
mengikat Pi sehingga terbentuklah ATP
Dalam reaksi redoks, ketika senyawa-senyawat mentransfer atau melepas elektron dalam
teroksidasi, namun menangkap elektron dalam keaadaan tereduksi.
Perhitungan jumlah ATP yang dihasilkan dalam proses respirasi aerob adalah sebagai
berikut:
Jadi jumlah ATP yang dihasilkan pada respirasi aerob adalah sebanyak 38 ATP. Namun, 2
ATP lagi digunakan untuk membawa ATP yang di sitosol ke matriks mitokondria sehingga
jumlah ATP yang dihasilkan adalah 36 ATP.
b) Respirasi Anaerob/fermentasi
Respirasi anaerob adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam
bahan bakar organik (misalnya karbohidrat) melalui serangkaian reaksi tanpa menggunakan
oksigen. Reaksi pada respirasi anaerob tidak melibatkan oksigen sehingga melibatkan
senyawa tertentu seperti asam piruvat (3C) atau asetaldehida (2C) sebagai akseptor
(penerima) elektron terakhir dan mengikat H+.
1) Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol dilakukan oleh bakteri anaerob dan ragi (yeast). Fermentasi
alkohol dapat terjadi pada proses pembuatan minuman anggur (bir) dan tapai.
Hasil fermentasi setiap 1 molekul glukosa, yaitu 2 etano, 2 CO2, dan 2 ATP.
Fermentasi asam laktat terjadi pada sel otot hewan dan manusia ketika kekurangan
oksigen. Eritrosit bersifat anaerob dan menghasilkan asam laktat karena tidak memiliki
mitokondria. Fermentasi ini juga sering digunakan dalam pembuatan keju dan yoghurt,
misalnya Sreptococus sp.
B. Anabolisme Karbohidrat
I. Fotosintesis
a) Reaksi Terang
Memerlukan cahaya, Tempat : tilakoid, Hasil : ATP, NADPH2, O2
Mekanisme :
a) Aliran siklik
1) Cahaya masuk dan diserap oleh fotosistem I, sehingga elektron pada pusat
fotosistem I tereksitasi (terlempar). Kemudian diserap oleh akseptor primer.
A. Cahaya masuk dan diserap oleh fotosistem II, sehingga elektron pada pusat
fotosistem II tereksitasi (terlempar). Kemudian ditangkap oleh akseptor primer.
B. Kekurangan elektron pada fotosistem II akan diisi oleh elektron dari fotolisis air
B. Reaksi Gelap
Proses :
Bakteri nitrifikasi, Contoh : bakteri nitrit ( Nitrococcus dan Nitrosomonas) dan bakteri
nitrat ( Nitrobacter dan bactoderma ).
Jika cadangan hidrogen sulfide habis. Endapan sulfur akan dioksidasi menjadi asam
sulfat ( H2SO4).
Setiap asam amino didegradasi menjadi piruvat atau zat siklus asam sitrat lainnya
dan dapat menjadi prekrusor sintesis glukosa di hepar yang disebut glikogenik atau
glukoneogenik. Untuk beberapa asam amino seperti tirosin dan fenilalanin, hanya
sebagian dari rantai karbonnya yang digunakan untuk mensintesis glukosa karena sisa
rantai karbon di ubah menjadi asetil koa yang tidak dapat digunakan untuk sintesis
glukosa (Burnama, 2011).
Metabolisme protein menurut Suparyanto (2010) dalam Mulasari dan Tri (2013)
yaitu:
a. Penggunaan Protein Untuk Energi
Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk
dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses deaminasi atau
transaminasi.
Deaminasi merupakan proses pembuangan gugus amino dari asam amino
sedangkan transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
b. Pemecahan protein
Transaminasi yaitu mengubah alanin dan alfa ketoglutarat menjadi piruvat dan
glutamate.
Diaminasi yaitu mengubah asam amino dan NAD+ menjadi asam keto dan NH3.
NH3 merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal. Maka
harus diubah dulu menjadi urea (di hati) agar dapat dibuang oleh ginjal.
c. Ekskresi NH3
NH3 tidak dapat diekskresi oleh ginjal dan harus diubah dulu menjadi urea
oleh hati. Jika hati ada kelainan (sakit) maka proses pengubahan NH3 akan
terganggu dan akan terjadi penumpukan NH3 di dalam darah yang menyebabkan
terjadinya uremia. NH3 bersifat meracuni otak yang dapat menyebabkan koma.
Jika hati telah rusak maka disebut koma hepatikum.
d. Pemecahan protein
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein
menjadi zat yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs. Zat-zat yang dapat masuk
adalah alfa ketoglutarat, suksinil Ko-A, fumarat, oksaloasetat, dan sitrat.
e. Siklus krebs
Siklus ini merupakan proses perubahan asetil Co-A menjadi H dan CO2.
Proses ini terjadi di mitokondria. Pengambilan asetil Co-A di sitoplasma dilakukan
oleh oksaloasetat. Proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil Co-A di
sitoplasma habis. Oksalo asetat berasal dari asam piruvat. Jika asupan nutrisi
kekurangan karbohidrat maka juga akan kekurangan asam piruvat dan oksaloasetat.
f. Rantai respirasi
Hydrogen hasil utama dari siklus krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi
NADH. Hydrogen dari NADH ditransfer ke flavoprotein, quinon, sitokrom b,
sitokrom c, sitokrom a3, terus direaksikan dengan O2 membentuk H2O dan energy.
g. Fosforilasi oksidatif
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energy yang tinggi, energy tersebut
ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP.
h. Keratin dan kreatinin
Keratin disintesa di hati dari metionin, glisin, dan arginin. Dalam otot rangka
difosforilasi fosforilkreatin (simpanan energy). Fosforilkreatin dapat mejadi
kreatinin dan gerak urine.
2.1.5 Metabolisme Purin dan Pirimidin
Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim (NAD,
NADP, ATP, UDPG). Inti purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA. Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) →
dimetabolisme jadi CO2 dan NH3. Sedangkan contoh Purin adalah Adenin dan Guanin. Di
metabolisme menjadi asam urat. Purin dan Pirimidin merupakan unsur yang nonesensial
secara dietetik artinya manusia dapat mensintesis nukleotida secara denovo (dari senyawa
intermediet anfibolik), meskipun tidak mengkonsumsi asam nukleat.
Reaksi ini jauh lebih sedikit memerlukan energi dibanding sintesis de novo. Mekanisme
yang lebih penting melibatkan fosforibolisasi oleh PRPP purin bebas (Pu) untuk membentuk
purin 5’-mononukleotida (Pu-RP).
Pu + PR-PP → PRP + PP
Dua fosforibosil transferase kemudian mengubah adenine menjadi AMP serta mengubah
hipoxantin dan guanin menjadi IMP atau GMP. Mekanisme penyelamatan kedua melibatkan
transfer fosforil dari ATP ke ribonukleosida purin (PuR):
Adenosin kinase mengatalisis fosforilasi adenosin dan deoksiadenosin menjadi AMP dan
dAMP, dan deoksisitidin kinase memfosforilasi deoksisitidin dan 2’-deoksiguanosin menjadi
dCMP dan dGMP.
Hepar sebagai tempat utama biosintesis nukleotida purin menyediakan purin dan
nukleotida purin untuk “diselamatkan” dan digunakan oleh jaringan-jaringan yang tidak
mampu membentuk kedua zat tersebut. Contohnya, otak manusia memiliki PRPP glutamil
amidotransferase dalam kadar yang rendah sehingga bergantung pada purin eksogen.
Reduksi 2’-hidroksil ribonukleosida purin dan pirimidin yang dikatalis oleh kompleks
ribonukleotida reduktase membentuk deoksiribonukleotida difosfat (dNDP). Kompleks enzim
ini aktif hanya jika sel sedang aktif menyintesis DNA. Reduksi memerlukan tioredoksin,
reduktase, dan NADPH. Reduktan yang terbentuk yaitu tioredoksin terekdusi, dihasilkan oleh
NADPH tioredoksin redutase. Reduksi ribonukleosida difosfat (NDP) menjadi
deoksiribonukleosida difosft (dNDP) berada dibawah kontrol regulatorik yang rumit agar
tercapai produksi deoksiribonukleotida yang seimbang untuk sintesis DNA.
KATABOLISME PURIN
c. Santin oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tsb banyak
terdapat di: hati, ginjal, usus halus
d. Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi
penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi.
KATABOLISME PIRIMIDIN
a) Purin
Sintesis purin terjadi di hati. Sintesis dari nukleotida purin dimulai dengan PRPP dan
mengarah ke penuh pertama terbentuk nukleotida, inosine 5′-monophosphate (IMP). jalur ini
adalah diagram di bawah ini. Basis purin tanpa terikat pada molekul ribosa terlampir adalah
Hipoxantina. Basis purin dibangun di atas ribosa dengan beberapa amidotransferase dan
reaksi transformylation. Sintesis IMP membutuhkan lima mol ATP, dua mol glutamin, satu
mol glisin, satu mol CO 2, satu mol aspartate dan dua mol formate. Para moieties formil
dilakukan pada tetrahydrofolate (THF) dalam bentuk N 5, N 10-methenyl-THFdan N 10-
formil-THF.
2. Pirimidin
Sintesis dari pirimidin kurang kompleks dibandingkan dengan purin, karena dasar
jauh lebih sederhana. Basis menyelesaikan pertama adalah berasal dari 1 mol glutamin, salah
satu mol ATP dan satu mol CO 2 (yang merupakan karbamoilfosfat) dan satu mol aspartate.
Sebuah mol tambahan glutamin dan ATP yang diperlukan dalam konversi UTP untuk CTP
adalah. Jalur biosintesis pirimidin yang digambarkan di bawah ini. Karbamoilfosfat
digunakan untuk sintesis nukleotida pirimidin berasal dari glutamin dan bikarbonat, dalam
sitosol, yang bertentangan dengan siklus karbamoil fosfat urea berasal dari amonia dan
bikarbonat dalam mitokondria. Reaksi siklus urea dikatalisis oleh sintetase karbamoilfosfat I
(CPS-I) sedangkan prekursor nukleotida pirimidin disintesis oleh CPS-II. karbamoilfosfat
kemudian kental dengan aspartat dalam reaksi dikatalisis oleh enzim yang membatasi laju
biosintesis nukleotida pirimidin, transcarbamoylase aspartate (ATCase).
2.2 GIZI
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi
normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Budiyanto, 2002).
Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ”ghidza”, yang berarti makanan
dan pada bahasa sanskerta disebut “geogos” yang artinya sumbersumber makanan yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan (Soekirman, 2000).
Menurut Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990:19), “Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi.” Singkatnya, gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan
tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2001:3).
Disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena
gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.
c. Polisakarida
Serangkaian monosakarida yang membentuk polimer ikatan glikosidik rantai
panjang akan membentuk molekul baru, yaitu polisakarida. Polisakarida dalam
bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pektin,
lignin), dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida
penguat tekstur merupakan molekul yang tidak dapat dicerna tubuh, tetapi
merupakan serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim
pencernaan.
Fungsi dari karbohidrat yaitu sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada
manusia, pengatur metabolisme lemak, menghemat fungsi protein, sumber energi
utama bagi otak dan susunan syaraf pusat dan membantu pengeluaran feses.
B. Protein
Protein merupakan komponen penyusun tubuh terbesar kedua setelah air, yaitu
17% susunan tubuh orang dewasa. Sementara itu air menyusun 63%, lemak 13%,
mineral 6%, dan lainnya sebesar 1%. Protein memiliki peran penting sebagai
komponen fungsional dan struktural pada semua sel tubuh. Enzim, zat pengangkut,
matriks intraseluler, rambut, kuku jari merupakan komponen protein.
Pangan yang merupakan sumber protein adalah: telur, ikan, daging (pangan
hewani), serta kacang-kacangan dan biji-bijian (pangan nabati). Fungsi protein yaitu
diantaranya adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan ,berperan dalam berbagai
sekresi tubuh , mengatur keseimbangancairan didalam tubuh , mengatur netralitas
jaringan tubuh , membantu pembentukan antibodi, berperan dalam transportasi zat
gizi, dan sebagai sumber energi.
Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino. Sebagaimana unsur
organik lainnya, komponen penyusun protein terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O).
C. Lemak
Lemak dikenal juga dengan istilah lipida. Lemak mengandung unsur karbon
(C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Proporsi oksigen lebih kecil dibandingkan
dengan kandungan karbon (C) dan hidrogen (H). Dalam proses metabolismenya,
lemak memerlukan lebih banyak oksigen dan menghasilkan energi lebih banyak dari
karbohidrat dan protein. Lemak bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik seperti eter, alkohol, benzena, dan kloroform.
Lemak biasanya ditemukan dalam bentuk padat dan cair.Lemak bentuk padat
banyak ditemukan pada sumber hewani sedangkan lemak dalam bentuk cair (minyak)
banyak ditemukan pada sumber nabati.
Fungsi lemak yaitu diantaranya : sumber energi, pembawa vitamin larut
lemak, sumber asam lemak esensial, sebagai pelindung bagian tubuh penting,
memberi rasa kenyang dan kelezatan pada makanan, penghemat protein (protein
sparer), memelihara suhu tubuh.
II.Zat Gizi Mikro (Micro Nutrient)
Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau
sedikit tetapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah
mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg (mili gram) untuk sebagian
besar mineral dan vitamin.
A. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil
dan pada umumnya tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh. Oleh karena itu, vitamin
harus didapatkan dari makanan. Vitamin dibedakan dalam dua kelompok yaitu: vitamin
larut lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin B dan C).
Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan
pemeliharaan tubuh.
Vitamin yang Larut dalam Lemak
1) Vitamin A
Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti: penglihatan,
diferensiasi sel, fungsi kekebalan, reproduksi, pencegahan kanker dan penyakit
jantung (Almatsier. 2001:160).
Di dalam bahan pangan hewani, vitamin A berada dalam bentuk vitamin A
yang aktif dan siap digunakan tubuh. Karena sifatnya yang larut lemak, vitamin A
dari pangan hewani banyak ditemukan pada bahan pangan yang berlemak.
Di dalam bahan pangan nabati, sebagian besar sumber vitamin A adalah dalam
bentuk karotenoid yang merupakan pro-vitamin A. Ada berbagai jenis karoten
dalam tanaman, tetapi yang paling banyak ditemukan adalah bentuk karoten, dan
kriptosantin. Pro-vitamin A ini banyak terdapat pada bahan pangan yang
berwarna kuning, oranye atau merah, juga pada sayuran yang berwarna hijau.
Vitamin A banyak terdapat dalam: hati, kuning telur, susu, dan mentega.
2) Vitamin D
Fungsi vitamin D erat kaitannya dengan mineralisasi tulang, yaitu membantu
pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C. Vitamin
D, terutama bentuk aktif kalsitriol, akan meningkatkan penyerapan kalsium dan
fosfor yang merupakan zat utama pada proses pengerasan tulang.
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Pangan
hewani yang menjadi sumber vitamin D adalah minyak hati ikan, kuning telur,
dan mentega. Adapun vitamin D pada pangan nabati sangat rendah.
3) Vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak.
Beberapa fungsi lainnya adalah: struktural dalam memelihara integritas membran
sel, sebagai sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah jantung
koroner, mecegah keguguran dan sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi.
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan, seperti: minyak tumbuh-
tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum, biji-bijian, serta buah-buahan dan
sayuran.
4) Vitamin K
Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah sehingga dapat mencegah
terjadinya perdarahan, terutama pada saat proses operasi. Vitamin K merupakan
kofaktor enzim karboksilase yang diperlukan dalam sintesis protrombin.
Protrombin setelah diubah menjadi trombin dapat mengubah fibrinogen menjadi
fibrin yang bersifat membeku sehingga dapat membekukan darah.
Sumber vitamin K adalah hati, kuning telur, dan sayuran hijau seperti bayam,
kubis, dan bunga kol. Biji-bijian dan buah-buahan hanya sedikit mengandung
vitamin K. Dalam proses metabolisme, vitamin K banyak terbuang dalam feses
dan hanya sedikit yang dapat disimpan dalam hati.
Vitamin yang Larut dalam Air
Sebagian vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air dikelompokkan menjadi
vitamin C dan B-kompleks.
1. Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau
kofaktor, seperti: sintesis kolagen, absorsi dan metabolisme besi, absorsi kalsium,
mencegah infeksi dan mencegah kanker dan penyakit jantung.
Vitamin C umumnya berasal dari pangan nabati, yaitu sayuran dan buah-
buahan, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, tomat, dan jambu batu.
Kandungan vitamin C yang tinggi juga terdapat pada daun singkong, daun katuk,
dan daun pepaya.
2. Vitamin B Kompleks
Vitamin B merupakan suatu kompleks vitamin, terdiri dari sepuluh faktor
yang memiliki fungsi saling berkaitan dan banyak ditemukan pada bahan makanan
yang hampir sama. Vitamin B banyak berperan sebagai koenzim ataupun kofaktor
yang diperlukan dalam proses metabolisme sel hidup.
Delapan unsur utama pembentuk vitamin B kompleks adalah: Thiamine (vitamin
B1), Riboflavin (vitamin B2),Niacin (vitamin B3), Asam pantothenate (vitamin
B5), Pyridoxine (vitamin B6), Biotin (vitamin B7), Asam Folat (vitamin
B9),Cobalamine (vitamin B12).
B. Mineral
Mineral merupakan zat gizi mikro (micronutrient) dalam tubuh yang bersama-sama
dengan vitamin berfungsi dalam proses metabolisme unsur gizi makro (karbohidrat,
protein dan lemak). Mineral bersifat esensial karena merupakan unsur anorganik yang
memiliki fungsi fisiologis yang tidak dapat dikonversikan dari zat gizi lain sehingga harus
selalu tersedia dalam makanan yg dikonsumsi.
a) Mineral Makro
1. Kalsium (Ca)
Kalsium menyusun 1,5-2% berat badan orang dewasa dan merupakan mineral dengan
kandungan tertinggi dalam tubuh. Hampir semua kalsium tubuh (99%) terdapat pada
jaringan keras seperti tulang dan gigi, dan hanya 1% kalsium yang ada pada jaringan
lunak.
Fungsi dari kalsium dalam : pembentukan tulang, pembentukan gigi, kontraksi otot,
pembekuan darah.
Kalsium banyak terdapat pada susu dan produk susu, seperti keju, es krim, yoghurt,
dan sebagainya. Ikan yang dimakan dengan tulang (misalnya ikan kering) juga
merupakan sumber kalsium. Pada pangan nabati kalsium banyak ditemukan pada
serealia dan kacang-kacangan.
2. Fosfor (P)
Fosfor dan kalsium merupakan zat utama pembentuk tulang dan gigi. Fosfor juga
berperan dalam pembentukan nukleoprotein yang menyusun bahan-bahan nukleus
dari sel-sel dan sitoplasma yang berfungsi dalam pembelahan sel, reproduksi dan
pemindahan ciri-ciri yang turun menurun. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat
DNA dan RNA.
Pangan sebagai sumber fosfor adalah pangan yang juga merupakan sumber protein,
seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasil olahannya, dan kacang-kacangan.
3. Sulfur (S)
Fungsi sulfur erat kaitannya dengan fungsi protein, yaitu karena sulfur merupakan
penyusun asam amino esensial dan enzim. Di samping itu, karena merupakan
penyusun insulin, sulfur berperan juga dalam mengaturgula darah. Bersama-sama
dengan kalsium dan fosfor, sulfur juga merupakan bahan penyusun tulang dan
gigi.Pada umumnya pangan sumber sulfur juga merupakan pangan sumber fosfor,
banyak terdapat pada kecambah, gandum, dan kacang-kacangan..
4. Magnesium
Magnesium merupakan penyusun utama klorofil daun. Di dalam tubuh, sekitar 60%
magnesium berada pada tulang, 26% berada dalam otot, dan sisanya berada pada
jaringan lunak dan cairan tubuh. Fungsi magnesium yaitu berperan dalam : aktivasi
enzim, mencegah kerusakan gigi.
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian, dan kacang-
kacangan, serta daging, susu dan hasil olahannya.
b) Mineral Mikro
1. Zat Besi (Fe)
Zat besi merupakan bahan pembentuk hemoglobin (Hb), yaitu protein yang bertugas
mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu, sebagai komponen penyusun
mioglobin, zat besi membantu menjaga agar oksigen selalu tersedia untuk keperluan
kontraksi otot, transfer elektron dalam penggunaan energi pada sel-sel, yaitu sebagai
bagian proses metabolisme.
2. Seng
Seng merupakan bagian dari banyak jenis enzim (minimal 70 enzim), di antaranya
karboksipeptidase, karbonik-anhidrase. Seng juga berperan dalam fungsi imunitas,
yaitu sebagai penyusun enzim Superokside dismutase (SOD). Seng besar perannya
dalam fungsi kerja hormon insulin dalam pankreas, yaitu jika seng dalam darah
rendah maka respons insulin juga menjadi menurun, hal ini akan menjadikan sistem
metabolisme glukosa menjadi terganggu.
3. Yodium
Dengan hormon-hormon tiroid, yodium berfungsi dalam mengatur suhu tubuh, laju
pelepasan e (energi) selama metabolisme basal, laju penggunaan oksigen oleh sel,
pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf, serta pertumbuhan linier.
Untuk menilai tingkat konsumsi makanan, diperlukan suatu standar kecukupan atau
Recommended Dietary Allowance (RDA). Di Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang digunakan saat ini secara nasional adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
tahun 2004 (Supriasa, 2002:112). Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan suatu nilai yang
digunakan untuk menentukan jumlah zat yang baik dikonsumsi oleh tubuh dan zat apa saja
yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
Angka kecukupan gizi yang digunakan dengan tingkat nasional pada umumnya
mengkonsumsi 2000 kkal dengan keseimbangan taraf persediaan 2000 kkal. Selain itu angka
kecukupan protein dalam taraf nasional ditentukan sebanyak 52 gram dan taraf persediaannya
57 gram. Kecukupan gizi untuk pelabelan produk makanan yang dikemas disebut dengan
acuan label gizi (ALG).
Untuk dapat memenuhi AKG, dianjurkan agar menu makanan sehari-hari terdiri atas
bahan pangan bervariasi yang diperoleh dari berbagai golongan bahan makanan. Di Indonesia
pola menu seimbang tergambar dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS). Pola menu 4 Sehat 5 Sempurna adalah pola menu seimbang yang bila
disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Adapun kegunaan dari angka kecukuan gizi meliputi:
*Nilai rata rata tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) masyarakat Indonesia dengan status
gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2010. Angka ini
dicantumkan agar AKG dapat disesuaikan dengan kondisi berat dan tinggi badan kelompok
yang bersangkutan.
Tabel 2. Angka kecukupan vitamin yang dianjurkan untuk orang indonesia (perorang
perhari).
Tabel 3. Angka kecukupan mineral yang dianjurkan untuk orang indonesia (perorang
perhari).
Masalah gizi meliputi : pengetahuan tentang gizi yang relatif masih kurang, aktifitas fisik
yang tinggi, Pola makan yang tidak teratur, defisiensi besi karena mulai menstruasi pada
putri, dan obesitas.
2. Statistik Vital
Salah satu cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah
adalah dengan cara menganalisi statistik kesehatan. Dengan menggunakan
statistik kesehatan, kita dapat melihat indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat. Beberapa statistik yang berhubungan dengan keadaan kesehatan
dan gizi antara lain angka kesakitan dan angka kematian, pelayanan kesehatan,
dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi.
a. Angka Kesakitan dan Angka Kematian
Angka kematian berdasarkan umur adalah jumlah kematian pada
kelompok umur tertentu terhadap jumlah rata-rata penduduk pada
kelompok umur tersebut setiap 1.000 penduduk. Manfaat data ini
mengetahui tingkat dan pola kematian menurut golongan umur dan
penyebabnya. Misalnya angka kematian umur 2-5 bulan, umur 1-4 tahun,
umur 13 – 24 bulan.
Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu, angka
penyebab kematian pada umur 1-4 tahun merupakan informasi penting
untuk menggambarkan keadaan gizi di suatu masyarakat.
b. Pelayanan Kesehatan
Statistik layanan kesehatan misalnya Posyandu, Puskesmas, dan Rumah
Sakit.
c. Infeksi yang Relevan dengan Keadaan Gizi.
Statistik vital ini hanya berupa data pendukung, masih harus dikaji faktor-
faktor lain yang berhubungan sehingga status gizi dapat ditentukan dengan akurat.
Seperti metode yang lain statistik vital mempunyai kelemahan antara lain : data
tidak akurat, adanya kesulitan dalam mengumpulkan data, dipengaruhi oleh
kemampuan menginterpretasikan data secara tepat.
3. Faktor Ekologi
Gizi salah merupakan masalah ekolagi sebagai hasil yang saling
mempengaruhi dan interaksi beberapa faktor fisik, biologi, dan lingkungan
budaya. Faktor ekologi yang berhubungan dengan malnutrisi ada enam kelompok
yaitu, keadaan infeksi, konsumsi makanan, pengaruh budaya, sosial ekonomi,
produksi pangan, serta kesehatan dan pendidikan.