Bab 4
Bab 4
NIM : 17312459
RESPONSIBILITY CENTER
Dalam makalah The Role of Responsibility Centers in the Overall Performance of the
Entity, Camelia Obreja menyebutkan bahwa pada buku tertentu, Responsibility Center
diklasifikasikan dalam kategori-kategori sebagai berikut:
a. Cost Centers
d. Profit Centers
Cost center adalah bagian dari organisasi atau perusahaan yang tidak kegiatannya tidak
menghasilkan pendapatan langsung bagi perusahaan. Contohnya adalah departemen riset
dan pengembangan. Help desk and customer service. Walaupun tidak selalu terlihat
menguntungkan, sebuah cost center biasanya menambah ke pendapatan secara tidak
langsung. Uang yang dihabiskan dalam riset dan pengembangan, contohnya, bisa saja
menghasilkan inovasi atau oenemuan baru dimasa depan.
Karena cost center memiliki dampak negative terhadap profit (setidaknya yg terlihat
dipermukaan) seringkali menjadi target saat anggaran dipotong. Keputusan operasional di
kontak center, misalnya, biasanya banyak mempertimbangkan aspek biaya. Penanamam
modal pada peralatan baru, teknologi dan staf baru seringkali menyulitkan manajemen
karena dampak keuntungan tidak langsungnya sulit untuk diperkirakan.
b. Revenue Center
d. Profit Center
Profit center (pusat laba) adalah responsibility center yang manajernya diberi
wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya responsibility center, namun
tidakmengontrol tingkat investasi. Manajer dinilai prestasinya dari selisih antara pendapatan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut. Manajer pada profit center
bertanggung jawab terhadap pendapatan maupun biaya. Misalnya divisi pabrik yang mana
manajernya bertanggung jawab untuk membuat dan memasarkan produk mereka. Oleh
karena itu, laba operasi akan menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat
laba.
Profit center mempunyai manfaat dan kendala. Profit center dapat memberikan
manfaat sebagai berikut.
i. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
ii. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
iii. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian ehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
iv. Manajer karena hanya tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih bebas
untuk menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.
v. Profit center memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum
untuk mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan
mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih
tinggi.
vi. Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena manajer betanggung
jawab untuk meningkatkan labanya.
vii. Profit center memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak menganai
profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.
viii. Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, Profit center sangat responsif
terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
iv. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan
saling berkompetensi satu sama lain.
vi. Para manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi
fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup bagi untuk
mengembangkan kompetensi manajemen umum.
vii. Terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka panjang dengan mengorbankan
profitabilitas jangka panjang.
viii. Tidak ada sistem yang memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba
dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan perusahaan secara
keseluruhan.