Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hendrik Jimi Pirnando

NIM : 17312459

RESPONSIBILITY CENTER

Pada dasarnya organisasi merupakan kumpulan dari pusat pertanggungjawaban


(responsibility center). Responsibility center merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Suatu responsibility center
dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan. Responsibility center diharapkan
dapat membantu pencapaian tujuan organisasi, yaitu memastikan bahwa individu pada semua
level di perusahaan memberikan kinerja secara memuaskan yang sejalan dengan tujuan umum
perusahaan secara keseluruhan.

Responsibility center merupakan suatu tingkatan bisnis di mana manajer mempunyai


pertanggungjawaban untuk melaporkan aktivitasnya dan mempertanggungjawabkan aktivitas
yang telah dilakukannya.

1. Jenis-jenis Responsibility Center

Berdasarkan karakteristik masukan dan keluaran, pusat pertanggung jawaban dalam


perusahaan dibagi menjadi empat tipe pusat pertanggung jawaban, yaitu sebagai berikut:

a. Cost Center (Pusat Biaya)

b. Revenue Center (Pusat Pendapatan)

c. Profit Center (Pusat Laba)

d. Investment Center (Pusat Investasi)

Dalam makalah The Role of Responsibility Centers in the Overall Performance of the
Entity, Camelia Obreja menyebutkan bahwa pada buku tertentu, Responsibility Center
diklasifikasikan dalam kategori-kategori sebagai berikut:

a. Cost Centers

b. Discretionary Expense Centers

c. Turnover Centers (Revenue Centers)

d. Profit Centers

e. Profitability Centers (Investment Centers)

Untuk lebih jelasnya, klasifikasi-klasifikasi tersebut dijabarkan sebagai berikut.


a. Cost Center

Cost center adalah bagian dari organisasi atau perusahaan yang tidak kegiatannya tidak
menghasilkan pendapatan langsung bagi perusahaan. Contohnya adalah departemen riset
dan pengembangan. Help desk and customer service. Walaupun tidak selalu terlihat
menguntungkan, sebuah cost center biasanya menambah ke pendapatan secara tidak
langsung. Uang yang dihabiskan dalam riset dan pengembangan, contohnya, bisa saja
menghasilkan inovasi atau oenemuan baru dimasa depan.

Karena cost center memiliki dampak negative terhadap profit (setidaknya yg terlihat
dipermukaan) seringkali menjadi target saat anggaran dipotong. Keputusan operasional di
kontak center, misalnya, biasanya banyak mempertimbangkan aspek biaya. Penanamam
modal pada peralatan baru, teknologi dan staf baru seringkali menyulitkan manajemen
karena dampak keuntungan tidak langsungnya sulit untuk diperkirakan.

b. Revenue Center

Revenue center adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya


bertanggung jawab terhadap penjualan. Misalnya departemen pemasaran atau penjualan.
Departemen ini mengatur harga dan memproyeksi penjualan. Departemen inilah yang
kegiatanya menambah langsung kekayaan perusahaan. karena itu departemen ini dievaluasi
sebagai pusat pendapatan. Ukuran kinerjanya adalah pada omset penjualan yang dihasilkan

c. Discretionary Expense Center

Discretionary expense adalah beban-beban yang tidak dapat ditetapkan melalui


perencanaan aktivitas produksi. Beban-beban ini bersifat faktual yang mana aktivitas mereka
tidak dapat diukur secara langsung.

d. Profit Center

Atkinson dan kawan-kawan mendefinisikan profit center sebgai berikut:

“Profit centers are responsibility centers in which managers and other


employeescontrol both the revenues and the costs of the product or service they deliver.”
(Atkinson et. al 2001:528).

Profit center (pusat laba) adalah responsibility center yang manajernya diberi
wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya responsibility center, namun
tidakmengontrol tingkat investasi. Manajer dinilai prestasinya dari selisih antara pendapatan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut. Manajer pada profit center
bertanggung jawab terhadap pendapatan maupun biaya. Misalnya divisi pabrik yang mana
manajernya bertanggung jawab untuk membuat dan memasarkan produk mereka. Oleh
karena itu, laba operasi akan menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat
laba.

Profit center mempunyai manfaat dan kendala. Profit center dapat memberikan
manfaat sebagai berikut.

i. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.

ii. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.

iii. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian ehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.

iv. Manajer karena hanya tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih bebas
untuk menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.

v. Profit center memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum
untuk mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan
mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih
tinggi.

vi. Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena manajer betanggung
jawab untuk meningkatkan labanya.

vii. Profit center memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak menganai
profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.

viii. Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, Profit center sangat responsif
terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.

Namun, profit center juga mempunyai kendala sebagai berikut.

i. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen


puncak untuk lebih mangandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan
wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya
pengendalian.
ii. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memilii informasi yang lebih
baik dari manajer pusat laba pada umumnya, kualitas keputusan yang diambil
pada tingkat unit akan berkurang

iii. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai


harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit
untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua
atau lebih unit bisnis.

iv. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan
saling berkompetensi satu sama lain.

v. Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan


manajemen, pegawai, pembukuan yang dibutuhkan, dan mengakibatkan
duplikasi tugas di setiap pusat laba.

vi. Para manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi
fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup bagi untuk
mengembangkan kompetensi manajemen umum.

vii. Terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka panjang dengan mengorbankan
profitabilitas jangka panjang.

viii. Tidak ada sistem yang memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba
dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan perusahaan secara
keseluruhan.

e. Profitability Center (Investment Center)

Menurut Hilton, investment center adalah sebagai berikut:

“A investment center is an organizational subunit whise manager is held accountable


for the subunit’s profit and the invested capital used by the subunit to generate its profit”
(Hilton et. al 2003:759).

Investment center merupakan suatu responsibility center yang manajernya


bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya, dan investasi. Misalnya divisi-divisi. Selain
memiliki kendali terhadap biaya dan keputusan penetapan harga, manajer divisi juga
memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi seperti penutupan dan
pendirian suatu pabrik, menghentikan atau meneruskan suatu lini produk. Ukuran
kinerjanya adalah laba operasi dan pengembalian atas investasi.

Anda mungkin juga menyukai