PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Ruang Lingkup
B. Batasan Operasional
1. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
2. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
4. Cedera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
2
kerusakan atau kegagalan dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
a. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
C. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS /
GDE / VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
4. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
5. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
A. Kualifikasi SDM
6 TPK SMU -
1 orang Ka Ru UGD
1 dokter umum
3 orang pelaksana
1 orang bidan
Kategori :
2 orang dokter umum
4
C. Pengaturan Jaga
5
Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Kepala
seksi Pelayanan dan Penunjang Medis.
Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 3 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Kepala seksi Pelayanan dan Penunjang Medis
atau ke petugas sekretariat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga,
serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Kepala seksi Pelayanan dan Penunjang Medis
atau ke petugas sekretariat dan di harapkan dokter tersebut sudah
menunjuk dokter jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti
tidak didapatkan, maka Kepala seksi Pelayanan dan Penunjang Medis
wajib untuk mencarikan dokter jaga konsulen pengganti.( Prosedur
pengaturan jadwal jaga dokter konsulen sesuai SOP terlampir).
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
UGD RSUD Balo berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri dari ruangan
resusitasi dan ruangan VK.
Ruangan resusitasi terdiri dari 11 ( sebelas ) tempat tidur , dan ruangan VK
terdiri dari 1 (satu) tempat tidur.
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Unit Gawat Darurat untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien gawat
darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
jantung seperti monitor dan defribrilator
7
3. Laringoskope anak & dewasa ( 1 set )
4. Spuit semua ukuran ( masing – masing 10 buah )
5. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
6. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah )
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus &
penghalang ( 1 buah )
8. Gunting besar (1 buah )
9. Defribrilator ( 1 buah )
10. Monitor EKG ( 1 buah )
11. Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan resusitasi ( 1 buah )
12. Papan resusitasi ( 1 buah )
13. Ambu bag ( 1 buah )
14. Stetoskop ( 1 buah )
15. Tensi meter ( 1 buah )
16. Thermometer ( 1 buah )
17. Tiang Infus ( 1 buah )
8
9. Cirkumsisi set ( 1 set )
10. Ganti verban set ( 3 set )
9
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah )
10. Stetoskop ( 1 buah )
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infus ( 1 buah )
10
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
11
12. IV catheter sesuai kebutuhan
- Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah )
- Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah )
- Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah )
13. Suction catheter segala ukuran
- Nomer 10 ( 3 buah )
- Nomer 12 ( 2 buah )
14. Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RSUD Balo saat ini memiliki 2
( dua ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi UGD dan bagian
umum.
12
5. Scope ( 2 buah )
6. Piala ginjal ( 5 buah )
7. Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving (
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
Senter ( 2 buah )
Stetoskop ( 3 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Piala ginjal ( 5 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 2 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 2 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
13
9 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer
10 Dicynone Ampul 5 Haemostatics
11 Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives
12 Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal & general
13 Lasik Ampul 16 Diuretics
14 Lidocain Ampul 94 Anastetic lokal
15 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetik
16 Nicholin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector
17 Nicholin 100 mg Ampul 2 Neoroprotector
18 Naotropil 1 gr Ampul 5 Neuroprotector
19 Novalgin Ampul 5 Analgetik
20 Orodexon Ampul 4 Anti inflamasi
21 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif
22 Pethidine Ampul 2 Sedatif
23 Pulmicortn Naspv Ampul 8 Broncodilator
24 Ranitidine Ampul 5 Antacida
25 Remopain Ampul 5 Analgetik
26 Renatoc Ampul 2 Antacida
27 Toradol 50 mg Ampul 1 Analgetik
28 Panadol Ampul 5 Analgetik
29 Transamin Ampul 7 Haemostatics
30 Valium Ampul 14 Sedatif
31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan
32 Tramal 100 mg Ampul 1 Analgetik
33 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus
34 Vaksin Engerik B-In-1 Tube 3 Vaksinasi hepatitis
35 Vaccin Engerik o,5 ml Tube 2 Vaksinasi hepatitis
36 Kallium clorida Flacon 6 Elektrolit
37 Meylon 25 ml Flacon 9
38 Meylon 100 ml Flacon 1
b. Tablet
14
c. Cairan Infus
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Asering Kolf 4
2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline Kolf 2
0,225
6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7
10. Manitol 250 cc Kolf 2
11. Nacl 0,9 % 250 ml Kolf 1
12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
13. Nacl 3 % Kolf 1
14. Ringer Dextrose Kolf 6
15 Ringer Lactat Kolf 13
16. Ringer Solution Kolf 2
17. Dex 40 % 25 ml Flalon 6
d. Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
15
8. Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
b. Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Perawat UGD
Petugas Admission
Status Medis
17
B. TATA LAKSANA SISTEM KOMUNIKASI UGD
Petugas Operator
Pesawat telpon
Hand phone
1. Antara UGD dengan unit lain dalam RSUD Balo adalah dengan nomor
2. Antara UGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait
telephone langsung dari UGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki
oleh dokter jaga atau melalui bagian operator ( SPO - UGD – 027 )
18
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status medis
002 )
2. Dokter jaga UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi
vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan
non bedah
19
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan
oleh perawat.
20
E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN
- Perawat UGD
- Sopir Ambulance
- Ambulan
- Alat Tulis
022 )
kendaraan
21
4. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
Perawat Admission
Stetoscope
Tensi meter
Alat Tulis
002 )
jawab
22
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian admission.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
23
H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )
Petugas Satpam
Senter
Stetoscope
EKG
Surat Kematian
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD ( SPO – UGD
– 029 )
24
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian
umum / keamanan
Perawat UGD
Ambulan
Handphone
25
Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care ( SPO – UGD – 024 )
Perawat UGD melaporkan pada dokter jaga UGD & PJ Shift serta
Dokter UGD
Perawat UGD
Ambulan
Formulir rujukan
1. Alih Rawat
Dokter jaga UGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit
26
Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD
2. Pemeriksaan Diagnostik
informed consent
3. Spesimen
specimen
laboratorium
27
28
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
29
A. Pengertian
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
30
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KESALAHAN MEDIS
31
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima,
seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
C. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga UGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”
32
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan
anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun
terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan
kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya
kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara
potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks
bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan
menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa
menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor
sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat
menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat
dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran
infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu
dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi
“Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus
33
tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan
wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
34
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
35