Anda di halaman 1dari 6

1.

Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu daerah
yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa laut,batas lagoon (danau)
sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan
materi tersebut dan kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian
materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadi pembusukan. Pada
kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon banyak ditemukan pada bagian air laut
dalam.
Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam ke dalam permukaan
bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen sedimen dan material yang
menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang menimbulkan efek subsidence. Material
organik terbenam semakin dalam sehingga mengalami tekanan dan suhu yang semakin tinggi. Proses
tersebut akan menimbulkan perubahan perubahan kimiawi dari material organik tersebut. Perubahan
material ini merupakan cikal bakal terbentuknya campuran bahan hidrokarbon yang komposisinya
sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan maupun yang berbentuk gas.
Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat celsius per kilometer. Di
Sumatra sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar 100 °C/km. Sedangkan habitat minyak baru akan
terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 – 3 km. Pada
kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak. Untuk
kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan menjadi lebih tinggi
sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.

Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang memiliki
nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut terendapkan dan
tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai
porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di ruang pori pori dari
batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut bergerak di dalam batuan
perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai batuan yang permeabel.
Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan
densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan bergerak naik sampai ke
permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai
perangkap itu penuh.

Jenis jebakanSunting
Jebakan (trap) adalah adanya lapisan batuan permeabel dan berpori (reservoar rock) ditumpangi atau
dihalangi oleh batuan yang impermeabel yang berfungsi sebagai pencegah larinya minyak ke tempat lain
(caprock). Struktur-struktur geologi yang dapat menjebak minyak dan gas tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Jebakan struktural, yaitu jebakan yang terbentuk akibat deformasi batuan batuan reservoar, seperti
sesar, antiklin, dan lain lain.
2. Jebakan stratigrafis, yaitu jebakan yang terbentuk oleh pengendapan seperti reef, kanal, delta atau erosi
batuan reservoar seperti ketidaklarasan sudut (angular unconformity).
3. Jebakan kombinasi, yaitu gabungan elemen elemen struktur dari kedua bentuk di atas.
2.Pengolahan minyak bumi tahap pertama dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses distilasi
berulang-ulang, sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya. Hasil
pada proses distilasi bertingkat ini meliputi:

Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dengan nama elpiji
atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau
diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya.

Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah lebih lanjut
pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain. Nafta sering disebut juga
sebagai bensin berat.

Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan
bakar pesawat jet).

Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.

Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah lebih
lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lilin.

3. Komponen komponen utama minyak bumi :


Contoh senyawa serta rumus strukturnya

4. komponen utama bensin


5. Premium oktan = 88
pertalite oktan = 90
pertamax oktan = 92
pertamax plus oktan = 95
pertamax turbo oktan = 98
pertamax racing oktan = 100

6. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam
bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar
oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin
juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini
terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan
terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat
rusak, sehingga sebisa mungkin harus dihindari.

7. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling dibutuhkan manusia saat

ini.Komponen utama penyusun bensin yaitu n-heptana dan iso-oktana.

Peningkatan kuantitas dan kualitas bensin dalam pengolahan minyak bumi

dilakukan melalui proses kertakan (cracking) dan reformasi fraksi-fraksi bertitik

didih tinggi. Ada dua jenis kertakan yang biasanya dilakukan pada fraksi bensin.

1. Kertakan katalitik,

Kertakan katalik berupa proses memanaskan bahan bakar bertitik didih

tinggi di bawah tekanan dengan penambahan katalis (tanah liat aluminium

silikat dicuci dengan asam dan dijadikan bubuk halus). Dalam kondisi

demikian, molekul besar akan patah-patah menjadi fragmen kecil.

2. Kertakan kukus,

Kertakan kukus merupakan suatu teknik mengubah

alkana menjadi alkena. Reformasi katalitik

mengubah senyawa alifatik menjadi senyawa

aromatik. Alkena dan senyawa aromatik yang

terbentuk dimanfaatkan sebagai bahan baku plastik

dan senyawa sintetik organik.


Cara Menaikkan Angka Oktan

1. Salah satu cara (banyak cara yg lain) untuk menaikkan nilai oktan adalah penambahan
TEL (tetra ethyl lead) kedalam bensin yg bernilai oktan rendah. Caranya sederhana, mixing saja.
Namun kemudian diketahui penambahan aditif penambah nilai oktan ini berbahaya dari segi
kesehatan dan lingkungan.

Pada intinya bensin beroktan tinggi ini bisa didapatkan dengan merubah struktur molekul
hidrokarbon penyusun bahan bakar. Sehingga dengan bantuan katalis pada kondisi operasi
tertentu, struktur molekul parafinik (bernilai oktan rendah), bisa diubah menjadi struktur
naftenik, dan naftenik menjadi aromatik. Dimana nilai oktan aromatik > naftenik > parafinik.

2. Menambahkan Naphtalene pada


bensin. Naphtalene merupakan suatu larutan kimiayang memberikan pengaruh positif untuk
meningkatkan angka oktan dari bensin. Besarnya angka oktan ini dapat diukur dengan mesin
CFR

Dalam hal ini terlihat bahwa naphthalene merupakan bahan yang mampu meningkatkan
angka oktan tetapi naphtalene sendiri bukan bahan bakar sehingga panas pembakaran
campuran akan lebih rendah dari pada bensin murni.

Karena bentuk struktur kimia serta sifat kearomatisan tersebut naphtalene seperti halnya
benzena, mempunyai sifat antiknock yang baik. Oleh sebab penambahan naphtalene pada
bensin akan meningkatkan mutu antiknock dari bensin tersebut.

3. Menambahkan MTBE (Metil tersier-butileter).

Bensin jenis premix menggunakan campuran MTBE tanpa TEL

Anda mungkin juga menyukai