Anda di halaman 1dari 25

MATERIKULASI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DISUSUN OLEH:
FOTO
NAMA : SUPRIYADIYANSYAH
3X4
NIM : 05021281924038
KELAS : TEKPER B

TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020

1
DAFTAR ISI

PERBEDAAN BESARAN & SATUAN

PENGUKURAN

ALAT PENGUKURAN

A. Mistar……………………………………...………………………………. 1
B. Jangka Sorong………….………………………………………………….. 2
C. Mikrometer Sekrup………………………………… …………………..… 3
D. Stopwatch Analog dan Digital…………………..………………………… 4
E. Neraca Analitik……………………………………………………………. 5
F. Neraca Ohaus 4 Lengan…………...………………………………………. 6
G. Mikroskop………………….……………………………………………… 7

DAFTARPUSTAKA……...…………………..………………………………..... 8

2
PERBEDAAN BESARAN & SATUAN

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan dinyatakan dengan angka dan satuan. Angka
tersebut adalah nilai yang diperoleh pada saat proses mengukur atau menghitung benda tersebut. sedangkan
Satuan adalah standar ukuran dari suatu besaran. Misalnya, second (s) untuk satuan waktu.

PENGUKURAN

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar
atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka tehadap suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi
yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun dengan
tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur tinggi, maka seseorang dapat mengukur
dengan mudah karena objek yang diukur merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah disepakati
secara internasional. Namun hal ini akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak seperti kecerdasan,
kematangan, kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya sehingga untuk melakukan pengukuran diperlukan
keterampilan dan keahlian tertentu.

ALAT PENGUKURAN

1. Alat Ukur Massa

Alat ukur massa adalah instrument atau alat yang di gunakan untuk menghitung besaran massa,
pengukuran ini biasanya dilakukan dalam satuan kilogram (kg). Contoh alat ukur massa adalah neraca pegas,
neraca ohaus dan timbangan duduk

2. Alat Ukur Panjang


Alat ukur panjang adalah yang di gunakan untuk mengukur panjang benda, kalian bisa menggunakan
alat ukur seperti Meterean, Mistar, Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

3. Alat Ukur Waktu


Alat ukur waktu adalah instrument ( alat ) yang di gunakan untuk menghitung besaran waktu, dan
biasanya dalam satuan detik. Contoh alat ukur waktu adalah stopwatch, arloji dan jam dinding.
3
4
A. MISTAR

Mistar/Penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar/penggaris memiliki
sklala terkecil sebesar 1 mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm diperoleh dari setengan dari skala
terkecil.

1. Fungsi Penggaris/Mistar

Penggaris/mistar digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil saja semisal
gambar ataupun ubin.

Adapun bagian-bagian penggaris adalah:

 Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam penggaris, satu dalam cm dan yang lainnya dalam inci
 Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran
 Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari penggaris.

2. Cara menggunakan penggaris

 Letakkan penggaris pada Garis yg ingin diukur panjangnya. Pastikan pada salah satu ujungnya berada
pada titik nol
 Perhatikan ujung lain pada penggaris,

3. Cara Membaca Skala Penggaris

Beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan dalam membaca skala mistar adalah mengenai angka pasti
dan angka taksiran. Angka pasti adalah angka yang terbaca oleh skala alat ukur. Sedangkan angka taksiran
adalah angka yang tidak terbaca oleh skala alat ukur. Angka taksiran ini diperlukan ketika ujung salah satu
benda tidak tepat berhimpit dengan skala, sehingga kita memerlukan angka taksiran.

Angka taksiran diperoleh dari setengah kali skala terkecil mistar. Angka taksiran ini disebut juga sebagai nilai
ketelitian dari suatu alat ukur. Skala mistar setiap 1 sentimeter memiliki 10 garis dengan lebar 1 mm atau 0,1
cm, berarti skala terkecil mistar tersebut adalah 0,1 cm = 1 mm. Dengan demikian kita peroleh angka taksiran
sebesar ½ × 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm.

4. Contoh soal :

Perhatikan gambar pengukuran di bawah ini.

5
Hasil pengukuran dengan mistar adalah…
A. 3,0 cm
B. 3,5 cm
C. 4,0 cm
D. 4,5 cm

Pembahasan:

Skala mistar bagian pangkal adalah 4 cm sedangkan skala bagian ujung menunjukkan angka 7,5 cm. Dengan
demikian hasil pengukuran adalah 7,5 cm – 4 cm = 3,5 cm.

B. JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun ‘diameter dalam’
suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga
fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.

1. Fungsi jangka sorong adalah:

 untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
 untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya)
dengan cara diulur;
 untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan"bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena
berada di sisi pemegang.

6
2. Bagian-bagian Jangka Sorong

Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan alat ini (sama seperti skala
baca/angka-angka di penggaris) yang dapat diatur berdasarkan letak “rahang” jangka sorong; terdapat dua
pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur utama) dan
sepasang rahang dalam (atau rahang atas) untuk mengukur ‘diameter dalam’ (contohnya mengukur diameter
dalam pada cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang
untuk kedua pasang rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula, terdapat tangkai ukur
kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka
sorong tersebut saling bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung
dengan cara yang sama.

3. Cara Membaca Jangka Sorong

7
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya
dibutuhkan dua langkah pembacaan:

 Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang
paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang
terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
 Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama yang yang
tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan
angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas. Sehingga hasil
pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

4. Cara Menggunakan Jangka Sorong

Adapun untuk Cara Memakai Jangka Sorong yang baik dan benar ialah Kendorkan Baut Pengunci
dan Geser Bagian Rahang Sorong Bawah nya, lalu pastikan bahwa Bagian Rahang Sorong (Geser)
Jangka Sorong dapat berfungsi dengan benar dan pastikan bahwa Hitungan Rahang Geser saat
tertutup berada pada Posisi Nol. Cara Menggunakan Alat Ukur Jangka Sorong selanjutnya pastikan
anda membersihkan terlebih dahulu Permukaan Benda yang akan diukur menggunakan Jangka
Sorong dan pastikan bahwa tidak ada kotoran ataupun debu yang melekat di Benda tersebut. Lalu
anda bisa Menutup Kedua Rahang sampai menjepit Benda yang akan diukur oleh kalian dan setelah
itu kalian bisa melihat Skala benda tersebut.

5. Contoh Soal Jangka Sorong

Contoh Soal

8
Tentukan hasil pengukuran pada gambar diatas dalam satuan centimeter.

Solusi:

Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier disebelah
kanannya).

Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier tepat lurus dengan
garis diatasnya).

Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm atau 100,2 mm.

C. MIKROMETER SEKRUP

Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat
kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena
dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak
sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan skala
mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala
mikro yang berarti 10-6

1. Fungsi Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan suatu benda yang
ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini memiliki kepresisian 10x lipat dari jangka sorong
sehingga dapat mengukur benda yang lebih kecil tepatnya pada ketelitian 0,01 mm.

Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan, karena umumnya panjang benda
masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian 1 mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing tingkat
kepresisian dimiliki oleh penggaris dan jangka sorong.

2. Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

 Poros Tetap (Anvil)

Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian ini dan bagian poros geser
didekatkan untuk menjepit objek tersebut.

9
Sumber gambar: wikipedia.org

 Poros Geser (Spindle)

Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.

 Pengunci (Lock Nut)

Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.

 Sleeve

Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran. Terdapat dua skala,
yaitu skala utama dan skala nonius.

 Thimble

Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.

 Ratchet

Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih perlahan dibanding
menggerakkan thimble.

10
 Rangka (Frame)

Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain mikrometer sekrup.
Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu menjaga objek pengukuran tidak bergerak,
bergesar, atau berubah bentuk.

3. Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup


Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar jarak yang terlalu kecil
untuk diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang lebih besar dan dapat dilihat skalanya.

Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:

 Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
 Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
 Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.
 Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran dapat dibaca
di skala utama dan skala nonius.

4. Cara Membaca Mikrometer Sekrup


Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama dan di skala nonius atau
Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius dapat dibaca di bagian thimble.

Sumber gambar: miniphysics.com

Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah:

11
 Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di bagian atas, dan
pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini didapat
hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap
1 strip menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di
bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
 Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius.
Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
 Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 = 5.78mm. Hasil
ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

5. Contoh Soal : Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala nonius sebagai
berikut, berapa panjang dari benda yang diukur?

Jawaban

Skala utama = 4 mm

Skala nonius = 0,30 mm

Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 4 +0,3 = 4,30 mm

D. STOPWATCH ANALOG DAN DIGITAL

Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan.
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu
waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol diatas yang kedua
kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol
12
1. Fungsi Stopwatch

Fungsi Stopwatch adalah sebagai alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan
dalam suatu kegiatan, misalnya berapa lama seorang perenang mencapai jarak 100 meter, atau berapa lama
seorang pelari mencapai jarak 1 km, dsb.

Stopwatch atau jam sukat secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol di atas dan berhenti
sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol
yang kedua pengguna dapat menyetel ulang jam sukat kembali ke nol. Tombol yang kedua juga digunakan
sebagai perekam waktu.

a. Stopwatch analog

2.a Bagian-Bagian Stopwatch Analog :

 Tombol start / stop, untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.


 Tombol riset, untuk meriset stopwatch ke nol.
 Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
 Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
 Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1 sampai 60 dalam
satuan detik
 Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30 dalam satuan
menit.

3.a Cara menggunakan Analog


Adapun prosedur penggunaan stopwatch analog adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


 Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi
 .Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada lingkaran besar akan
berjalan.
 Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi satu kali putaran
penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah berputar satu kali putaran
penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu pada lingkaran kecil.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.

13
 Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan kembali ke nol
kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.

4.a Cara Membaca Stopwatch Analog

Pada stopwatch analog, bila pengukuran lebih dari 1 menit maka pertama sekali lihatlah jarum yang
menunjukkan menit (jarum yang pendek) pada stopwatch baru kemudian lihat jarum yang menunjukkan detik
(jarum yang panjang) dan jumlahkan nilai tersebut maka akan didapatkan waktu hasil pengukuran.

5.a Contoh soal

PEMBAHASAN :

pada stopwatch lingkaran kecil menyatakan satuan menit


kalo di lingkaran besar menyatakan satuan detik

jadi waktu yang ditunjukkan pada stopwatch tersebut adalah 50 menit 39 detik
JAWABAN : D
b. stopwatch digital
2.b Bagian bagian stopwatch digital

14
Adapun bagian-bagian dan dari stopwatch digital adalah sebagai berikut :

 L.C.D
 4 digit tampilan waktu menunjukkan menit (“M”) dan waktu detik (“S”).
 Timer dapat diprogram maksimum sampai 99 menit, 59 detik dan menghitung mundur
 Bel alarm output saat waktu menghitung mundur ke nol
 Timer ini juga dapat berfungsi sebagai memory recall

3.b Cara menggunakan Stopwatch Digital

 TIMER PENGATURAN WAKTU

Tekan tombol (M) dan (S) pada saat yang sama untuk me-reset timer ke nol
Tekan tombol (M) untuk menjadikan digit menit (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan tombol (M)
untuk pengaturan kecepatan.

Tekan tombol (S) untuk menjadikan digit detik (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan tombol (S) untuk
pengaturan kecepatan.

 TIMER START / STOP

Setelah waktu pengaturan sudah siap, tekan tombol (START/STOP) sekali dan waktu akan mulai
menghitung. (M) dan (S) menandai akan berkedip saat timer sedang berjalan.
Ketika waktu menghitung, tekan tombol (START / STOP) sekali dan waktu akan berhenti, (M) dan (S) tanda
akan berhenti berkedip dan tetap pada layar
Tekan tombol (START / STOP) sekali dan timer akan diteruskan menghitung lagi.

 WAKTU BEL ALARM

Ketika waktu menghitung mundur ke 00M dan 00S, waktu bel alarm akan berbunyi selama 30 detik.
Waktu bel alarm dapat dihentikan dengan menekan salah satu tombol (MIN), (SEC) atau ( START/STOP)

 TIMER MEMORY RECALL

15
Setelah berhenti waktu bel alarm, tekan tombol (START / STOP) sekali untuk mengingat pra-mengatur waktu
timer.
Tekan tombol (START / STOP) untuk kedua kalinya dapat memulai timer dan timer akan menghitung mundur
untuk putaran lainnya.

4.b Cara membaca Stopwatch Digital

Stopwatch digital kita bisa melihat langsung hasil pengukuran waktu pada layer/monitor berupa angka
digital.

E. NERACA ANALITIK

Neraca Analitik atau yang sering disebut timbangan analitik merupakan sebuah alat laboratorium yang
digunakan untuk mengukur massa suatu zat, baik zat berbentuk padat maupun cair. Neraca Analitik sangat
mudah ditemukan setiap laboratorium, karena fungsi dan kegunaannya yang sangat penting.

1. Fungsi Neraca Analitik

Fungsi dari neraca analitik seperti yang telah dijelaskan di atas adalah untuk mengukur massa suatu zat. Zat
yang bisa di ukur massanya bisa berupa zat padat maupun cair. Sebagian besar peneliti menggunakan neraca
analitik untuk mengukur massa zat dengan ketelitian yang sangat tinggi. Ketelitian sebuah neraca analitik
bahkan bisa mencapai hingga 0,0001 gram.

Beberapa neraca analitik bahkan memiliki fungsi yang sudah sangat lengkap. Bukan hanya menghitung massa
suatu zat, tapi juga membuat prosentase massa zat terhadap zat lainnya.

2. Cara Menggunakan Neraca Analitik


Cara menggunakan neraca analitik yang baik dan benar tentunya sesuai dengan prosedur yang ada pada manual
book, beberapa hal yang mungkin perlu anda ingat kembali adalah :

 Pastikan neraca analitik pada posisi yang benar, setting water pas agar sesuai dengan petunjuk manual
book
 Tempatkan neraca analitik pada posisi yang jauh dari hembusan angin dan panas berlebih
 Calibrasi atau tara neraca analitik sebelum menggunakan.
 Hindarkan neraca analitik dari medan magnet sekitar.
 Selalu bersihkan neraca analitik jika sudah digunakan.
 Matikan neraca analitik jika tidak digunakan dalam waktu lama.

16
3. Bagian-Bagian pada Timbangan Analitik

Pada umumnya, sebelum kita menggunakan alat laboratorium tentunya harus memahami terlebih dahulu apa
fungsi alat tersebut dan apa bagian bagian yang perlu penanganan lebih hati-hati. Dalam hal ini, kita akan
membahas mengenai bagian-bagian pada timbangan analitik.

Pada dasarnya timbangan analitik memiliki fungsi yang sama, yakni mengukur masa suatu zat. Beberapa
bentuk dari timbangan analitik mungkin membuat anda bingung mengenai bagian dari timbangan analitik
tersebut. Berikut adalah beberapa contoh gambar timbangan analitik

17
Setelah anda melihat beberapa gambar timbangan analitik, tentu ada memahami bahwa sebenarnya point utama
pada timbangan analitik adalah weighing plate. Weighing plate merupakan bagian dari timbangan analitik
yang digunakan untuk meletakan zat yang akan kita hitung massanya

4. Cara membaca Neraca Analitik

Proses Pengukuran Secara umum proses menimbangan dengan neraca elektronik/digital adalah: 1. Pastikan
bahwa timbangan sudah menyala. 2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di
koreksi). 3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda. 4. Baca skala yang
tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut. 5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya
tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.

F. NERACA OHAUS 4 LENGAN


Neraca ohaus adalah sebuah neraca yang digunakan untuk mengetahui atau menimbang massa suatu
benda dalam sebuah praktik laboratorium. Neraca ohaus sering digunakan dalam pengukuran laboratorium
karena dinilai memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi, yaitu sekitar 0,1 gram.

1. Fungsi Neraca Ohaus 4 lengan


Fungsi neraca Ohaus adalah untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas
beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu
0,1 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak
timbangan.

2. Bagian bagian Neraca Ohaus 4 lengan


18
Sedikitnya ada 5 bagian utama neraca ohaus yang pasti ada dalam setiap jenis-jenis neraca ohaus. Kelima
bagian tersebut yaitu:
 Tempat beban. Adalah tempat yang digunakan untuk meletakan benda yang hendak diukur.
 Tombol kalibrasi. Adalah sebuah tombol atau knop yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ohaus
ketika neraca akan digunakan.
 Lengan neraca. Adalah lengan yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu. jumlah lengan pada
neraca bisa 2, 3, atau 4. Masing-masing lengan menunjukan skala dan satuan yang berbeda-beda.
 Pemberat (anting). Adalah sebuah logam yang menggantung pada lengan. Fungsinya sebagai penunjuk
hasil pengukuran. Ia dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
 Garis kesetimbangan. Disebut juga Titik 0. Ia digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada
proses penimbangan.

3. Cara menggunakan Neraca Ohaus 4 lengan

Cara menggunakan neraca ohaus diawali dengan meletakan beban yang ingin diketahui massanya
(ditimbang) ke dalam wadah beban. Setelah itu, geser anting pada lengan yang menunjukan skala paling
besar sampai garis kesetimbangan hampir tercapai.

Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser anting pada lengan yang menunjukan skala lebih kecil
sampai garis kesetimbangan tercapai. Dan jika belum juga, lakukan hal yang sama pada anting di lengan
selanjutnya sampai titik kesetimbangan benar-benar tercapai

4. Cara membaca Neraca ohaus 4 lengan

Skala terkecil pada lengannya yang ke-4 adalah 0,01 gram. Beban yang akan ditimbang diletakkan di baki
timbangan. Selanjutnya, anak timbangan digeser ke kanan dengan cara berurutan dari yang terbesar ke yang
terkecil sampai terjadi kesetimbangan.

5. Contoh soal :

Hasil pengukuran massa suatu benda diperlihatkan sebagai berikut adalah :

19
Keempat lengan berturut-turut menunjukkan 100 gram, 20 gram, 5 gram, dan 0,66 gram. Jadi, hasil pengukuran
massa benda tersebut adalah 100 gram + 20 gram + 5 gram + 0,66 gram = 125,66 gram.

G. MIKROSKOP
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati
organisme berukuran kecil (mikroskopis).

1. Fungsi Mikroskop

Fungsi mikroskop secara umum adalah digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran
sangat kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat secara kasat mata. Jenis paling umum dari mikroskop,
dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optik.

2. Bagian-bagian Mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

 Bagian optik – yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler.
 Bagian non-optik – yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek/meja preparat,
pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek (preparat),cermin, kondensor, dan sumber cahaya.

 Bagian Optik

20
 Lensa okuler – Untuk memperbesar kembali bayangan lensa objektif. Pembesaran lensa mata biasanya
memiliki 6, 10, atau 12 kali. Letaknya dekat dengan mata observer.
 Lensa objektif – Berfungsi untuk membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Pembesaran dari
lensa objektif dapat diatur oleh bagian revolver yang ada pada mikroskop. Letaknya berada dekat
dengan objek yang diamati.
 Kondensor – bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
 Diafragma – Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat.
 Cermin – berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan
cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.

 Bagian Non-Optik

 Revolver – berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan.


 Tabung Mikroskop – berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop.
 Lengan Mikroskop – berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop.
 Meja Benda – berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati, pada meja benda
terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat yang diinginkan.
 Makrometer (pemutar kasar) – berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk
pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
 Mikrometer (pemutar halus) – berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat
untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
 Kaki Mikroskop – berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang
diinginkan, dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.

3. Cara menggunakan Mikroskop


Cara Penggunaan Mikroskop
Menggunakan mikroskop ada beberapa langkah, berikut ini adalah cara pengoperasian mikroskop:

 Siapkan preparat atau objek yang akan dilakukan pengamatan


 Letakkan mikroskop dalam permukaan yang darat agar memudahkan pengamatan.
 Atur lensa objektif dengan fase lebih rendah revolver. Dekatkan dengan sumbu pengamatan supaya
cahaya masuk pada lensa okuler.
 Jika menggunakan mikroskop jenis monikuler, gunakan lensa okuler dengan satu mata.
 Jika menggunakan mikroskop binokuler maka dapat menggunakan dua mata.
 Nyalakan lampu dan atur cermin agar mendapat gambar yang bagus
21
 Buka diafrakma dengan tuas dan sesuaikan lubang agar gambar tidak terlalu gelap atau terang
 Pastikan mengatur makrometer searah dengan jarum jam
 Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah lensa objektif
 Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm dengan menggunakan
makrometer
 Perhatikan gambar preparet atau objek
 Salin gambar tesebut sebagai bentuk laporan atau hasil

4. Contoh soal
Sebuah mikroskop memiliki jarak titik api obyektif 2,0 cm. Sebuah benda diletakkan di bawah obyektif pada
jarak 2,2 cm. Panjang mikroskop 24,5 cm dan pengamat dilakukan tanpa akomodasi. Jika pengamat bermata
normal maka perbesaran total mikroskop bernilai...
A. 20 kali
B. 25 kali
C. 50 kali
D. 75 kali
E. 100 kali
(Dari soal Ebtanas 2001)

Pembahasan
Data dari soal adalah:
fob = 2 cm
sob = 2,2 cm
d = 24,5 cm
Mata Tidak Berakomodasi
M =.....

Menentukan jarak bayangan obyektif

Menentukan panjang fokus lensa okuler untuk mata tidak berkomodasi:


22
d = s'ob + fok
24,5 = 22 + fok
fok = 24,5 − 22 = 2,5 cm

Sehingga perbesaran mikroskop:

Catatan:
PP = punctum proximum = titik dekat mata
Sebagian literature menggunakan istilah Sn untuk PP

23
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello dan Edward J Finn. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas.Jakarta: Erlangga.

Hallidy dan Resnick. 1998. Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong

Anggriawan, A., dkk. 2012. Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong (Makalah). Malang : Universitas Negeri
Malang. Apriyani, N. 2010. Cara Membaca Mikrometer Sekrup. (Online).
(http://nurulapriyanii.wordpress.com). Diakses 12 April 2013. Pukul 20:48 WIB.

Handayani, Sri., Damari, Ari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

http://www.anneahira.com/macam-macam-alat-ukur.htm

Istiyono, Edi. 2005. Fisika Untuk Kelas X. Klaten: PT Intan Pariwara


Tim Revisi. 2010. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Bandar Lampung: Unila
Young, Hugh D dan Roger A Frieedman. 1999. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
http://mustofaabihamid.blogspot.com/2011/04/stopwatch-dan-ticker-timer.html

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4. Jakarta: Erlangga
Anonim. 2009. Pengenalan Alat Laboratorium
http://www.scribd.com/doc/ [26 Desember 2010]
QC. 2010. Peralatan untuk menimbang di laboratorium analilis. http://qualitycontrol-
07.blogspot.com/2010/03/peralatan-untuk-menimbang-di.html [26 Desember 2010].

Penguat Operasional Dan Rangkaian Terpadu Linier. (Herman Widodo Soemitro, Trans). Jakarta: Erlangga
Malvino, Albert Paul. 1994. Prinsip-Prinsip dan Penerapan Digital. Edisi Ketiga, terjemahan Ir. Irwan
Wijaya. Jakarta: Erlangga https://id.wikipedia.org/wiki/Timbangan http://dokumen.tips/documents/ppa-
neraca-turbidimeter.html

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.

Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika. Jakarta.

http://adyfisika.blogspot.com/2016/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
24
25

Anda mungkin juga menyukai