Anda di halaman 1dari 22

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

PERBANDINGAN METODE GAUSS-SIEDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

DALAM SOLUSI ALIRAN DAYA

*
Nurhani Amin

Abstract

Power Flow study solutions with the iteration method has been develoved using digital computer.
Solution of power flow studies has been increasingly depeloved as it expands network configuration of
power systems, both in planning, depelovment, and operation. There are several methods commonly
studied. They are Gauss Seidel Method, Newton Rhapson Method, Decoupled Method and Fast
Decouple Method. Each methods has advantages and disadvantages.

In this paper, the authors will compare the realibility between Gauss-Seidel Method and Newton Raphson
Method in solving problem of power flow to determine the advantages and disadvantages of both
methods.

Simulation results found that the Newton Raphson Method is more suitable to calculate the load flow in
systems with large number, and less suitable for small systems. While Gauss-Siedel Method is the
opposite.

Key words : Gauss-Seidel Method, Newton-Raphson Method, Power flow

Abstrak

Untuk menyelesaikan studi aliran daya dengan metode iterasi (numerik) telah banyak dikembangkan
dengan menggunakan komputer digital. Bermacam metode penyelesaian studi aliran daya telah semakin
banyak dikembangkan sejalan dengan makin berkembangnya konfigurasi jaringan sistem tenaga, baik
dalam perencanaan, pengembangan, maupun pengoperasian. Sampai saat ini beberapa metode yang
sering dipelajari adalah Metode Gauss Seidel, Metode Newton Rhapson, Metode Decoupled, dan
MetodeFast Decoupled. Masing-masing metode untuk analisa aliran daya mempunyai kekurangan dan
kelebihan satu sama lain.

Dalam Jurnal ini penulis akan membandingkan keandalan antara metode Gauss-Seidel dan metode
Newton Raphson dalam menyelesaikan masalah aliran daya untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode. Dari hasil simulasi didapat metode Newton Raphson lebih sesuai
untuk menghitung aliran beban pada sistem dengan jumlah yang besar, dan kurang sesuai untuk sistem
kecil, sedang metode Gauss-Seidel bersifat sebaliknya.

Kata Kunci : Metode Gauss-Seidel, Metode Newton-Raphson, Aliran Daya


disalurkan. kualitas energi
Dengan listrik,
melakukan suatu dikarenakan
1. Pendahuluan analisa terhadap analisa sistem
sistem tenaga tenaga
Untuk menunjang bertambahnya permintaan merupakan salah
energi listrik harus diimbangi dengan satu cara untuk
peningkatan kualitas energi listrik yang meningkatkan
mencakup
beberapa permasalahan utama dalam system dengan
tenaga yaitu aliran beban, hubung singkat, Untuk metode
stabilitas dan pengaman. Keempat masalah menyelesaikan iterasi
tersebut adalah faktor penting untuk studi (numerik)
meningkatkan kualitas energi listrik yang aliran daya telah
disalurkan. banyak
* Staf Pengajar Elektro Universitas Tadulako, Palu
Jurusan Teknik Fakultas Teknik
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
keadaan yang diketahui
seimbang, adalah P dan
penyelesaian Q, parameter
dikembangkan dengan rangkaian yang tidak
menggunakan komputer. dapat diketahui
Bermacam metode dikerjakan adalah V dan
penyelesaian studi aliran dengan δ.
daya telah semakin banyakmenggunakan
dikembangkan sejalan rangkaian
dengan makin Simpul kontrol
satu fasa. (generator
berkembangnya Diagram satu
konfigurasi jaringan sistem garis ini bus atau
tenaga, baik dalam simpul PV):
dimaksudkan Parameter
perencanaan, untuk
pengembangan, maupun memberikan yang diketahui
pengoperasian. Sampai adalah P dan
gambaran V, sedangkan
saat ini beberapa metode yang ringkas
yang sering dipelajari parameter
dari suatu yang tidak
adalah Metode Gauss sistem tenaga
Seidel, Metode Newton diketahui
listrik. adalah δ dan
Rhapson, Metode
Decoupled, dan Metode Q.
Fast Decoupled. Masing-
masing metode untuk 2.2 Jenis Bus Simpul ayun
analisa aliran daya dan Besaran- (swing atau
mempunyai kekurangan Besaran slack
dan kelebihan satu sama bus/reference
lain. Untuk bus):
mendapatkan Parameter
penyelesaian yang diketahui
aliran daya adalah V dan
Dalam Jurnal ini penulis δ, sedangkan
akan membandingkan pada
parameter
keandalan antara metode yang tidak
Gauss-Seidel dan metode diketahui
Newton Raphson, dalam setiap simpul adalah P dan
menyelesaikan masalah perlu Q.
aliran daya untuk diketahui 2
mengetahui kelebihan dan buah
kekurangan masing- parameter,
masing metode. tergantung 2.3
pada Persamaan
2. Tinjauan Pustaka parameter- Pembebanan
parameter Bus
Representasi Komponen yang
Sistem Tenaga diketahui, Daya nyata
maka setiap dan reaktif
simpul di pada suatu
Dalam penganalisaan sistem bus I
sistem tenaga listrik dibuat diklasifikasika mempunyai
representasi permodelan n dalam 3 persamaan
terhadap komponen- kategori, yaitu sebagai
komponen sistem tenaga : berikut:
tersebut seperti generator,
transformator, gardu induk,
saluran transmisi, Simpul beban
kapasitor shunt, induktor (simpul atau Pi – j Qi = Vi *
dan beban. Dengan bus PQ): Ii................
menganggap bahwa (1)
sistem tiga fasa dalam Parameter
keluar dari pada tiap bus
dan arus pada bus I bus i. maka dapat
adalah: dihitung
2.4 besarnya
Persamaan aliran daya
Aliran Daya antara bus-
...................... Umum bus yang
....(2) terhubung.
Dengan
Ii akan bertanda positif bila diperolehnya
arus mengalir menuju ke tegangan- 213
bus i dan akan bertanda tegangan
negatif bila arus mengalir
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222
maka
didapat rugi
- rugi pada
saluran
Besarnya arus kawat Metode
yang mengalir daritransmisi I Gauss-
bus i ke bus j – j. Seidel
adalah:
Metode Aplikasi
Dasar hasil bus
Pemecaha pada
..…….(3) dimana: n Studi Gambar 1i
yij = admitansi Aliran Daya adalah:
kawat i – j Untuk
menyelesai .....(6)
yij’ = admitansi kan
shunt kawat i – j masalah
aliran daya
telah
= kontribusi
digunakan
arus pada bus i
berbagai
metode,
oleh arus shunt cara yang
paling
Dengan sering
diketahuinya arus digunakan
yang mengalir darisebagai
bus i ke bus j salah satu
maka dapat materi
dihitung besarnya dasar studi
aliran daya yang aliran daya
mengalir dari bus adalah
i ke bus j. dengan
membentuk
matriks Gambar 1.
Pij – j Qij = Vi * iij
admitansi Tipe bus
(Y) bus. pada
Selanjutnya sistem
matriks tenaga
tersebut
….(4)
dikerjakan Daya nyata
dengan dan reaktif
iterasi pada bus i
Gauss, adalah:
Gauss-
Sedangkan aliran
Seidel dan
daya yang
Newton
mengalir dari bus ……………
Rhapson.
j ke bus i adalah: ….(7)
Metode
dasar yang
…(5) akan
dibahas
dalam
jurnal ini persamaan
Dengan
adalah ini
menjumlahkan
metode
secara aljabar
Gauss-
antara persamaan dikonjugate
Seidel dan
(2.4) dan kan
Newton.
persamaan (2.5) menjadi,
biasanya
.........................(8) Dari ditulis
hubungan dalam
diatas, istilah
hasilnya elemen
Mensubtitusikan harus matrik
persamaan (8) dipecahkan admitansi
dengan oleh teknik bus. Sejak
persamaan (7) iterasi. itu elemen
hasilnya, Persamaan diagonal-off
(3.4) pada matrik
dipecahkan admitansi
untuk Vi. bus Ybus,
ditunjukkan
oleh
Persamaan persamaan
............................ aliran daya
(9) diatas,
214
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
dilanjutkan
…..…(14) sampai
magnitude
yaitu Yij = -yij , dan elemen elemen dalam
diagonal adalah dimana kolom P dan
, persamaan dan Q adalah lebih
kecil dari nilai
menjadi, spesifik. Tipe
adalah daya tak
sebanding
ketelitiannya
komponen
…..(10) adalah 0.001
real dan
pu. Ketika
imajiner
solusi
tegangan
konvergen,
Dan pada daya aktif dan
iterasi reaktif pada
slack
berikutnya.
Kecepatan bus dihitung.
konvergensi
dapat b. Metode
…………………(11) ditambahkan Newton-
oleh aplikasi Raphson
faktor
ketelitian
pada iterasi Dasar dari
berikutnya metode
yaitu: Newton
Raphson
..........................(12) Untuk dalam
generator bus (bus P-V) penyelesaian
dimana …..(15) aliran daya
dan adalah deret
adalah Taylor untuk
ditentukan, suatu fungsi
persamaan dengan dua
(12) Dimana variable lebih.
ditentukan Metode
untuk = faktor Newton
. Untuk kecepatan. Rhapson
menyelesaika
n masalah
aliran daya
mendapatkan = Tegangan dengan
ditentukan yang dihitung menggunakan
suatu set
dengan menggunakan persamaan
persamaan, non linier
(calculated) untuk
menghitung
...............(16) besarnya
tegangan dan
…..(13) sudut fasa
tegangan tiap
bus.
Atau …………(17)

Iterasi
Daya injeksi pada bus i Pemisahan kutub
adalah : ini akan diketahui:
menghasilka
…….(18) n suatu set
persamaan
simultan non ……………
linear. (19)
Dalam hal ini dilakukan
pemisahan daya nyata dan Dalam
daya reaktif pada bus i. koordinat 215
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222
terhadap n-
perubahan persama
magnitude an daya
tegangan nyata
dan
Vi dan reaktif
sudut fasa pada bus
…………….(20) I dari
tegangan
Δδi. persama
an (3.14)
dan
……………(21) Pi (3.15)
= yang
Karena e = cos Ji diturunka
(δj- δi+θij) + j sinJ2 n
(δj-δi+θij), maka sebagai
pemisahan daya Δδ berikut :
pada bus i (i = 1, 2,
menjadi Qi … , n-1)
komponen real Elemen-
dan imajiner elemen
adalah: J3 off-
J4 diagonal
dari J1
V adalah:

216
………..……….
(22)

…………………
(23) …………
………
(25)
Nilai Pi dan Qi
telah diketahui,
tetapi nilai Vi dan Elemen
δi tidak diketahui diagonal
kecuali pada slack ..…..….. dari J1
bus. Kedua adalah :
(24)
persamaan non
linier tersebut
dapat diuraikan Elemen –
menjadi suatu set elemen
persamaan matriks
simultan linier Jacobi …………
dengan cara dapat ……....
menyatakan dihitung (26)
hubungan antara dengan
perubahan daya mengguna Elemen
nyata Pi dan daya kan off-
reaktif Q i persamaa
diagonal
dari J2 adalah: adalah: Elemen-
elemen
off-
diagonal
dari J4
adalah:

…………………
(27) …………
………(29) …………
Elemen diagonal ……...
dari J2 adalah: Elemen (31)
diagonal Elemen
dari J3 diagonal
adalah: dari J4
adalah :

…………………
(28) …………
………… ………
Elemen off- ………(30) (32)
diagonal dari J3
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
estimasi k
Δδi ≤ 0.001
yang baru k
pada tiap bus |Vi | ≤ 0.001
(kecuali slack
bus), sebagai 3. Metodologi
Elemen-elemen matriks berikut:
Jacobi dihitung setiap akan Untuk menguji
melakukan iterasi. kedua metode,
Perhitungan iterasi dimulai penulis
dengan memberikan menggunakan
perkiraan magnitude data standar
tegangan dan sudut fasa IEEE 5 Bus 7
tegangan mula-mula. Proses Saluran, 14
Perubahan-perubahan iterasi Bus 20
dalam daya nyata dan daya kembali lagi Saluran dan
reaktif yang telah ke proses 30 Bus 41
dijadwalkan dikurangi awal dan hal Saluran.
dengan daya nyata dan ini terus Selanjutnya,
daya reaktif yang dihitung diulangi kondisi
dari persamaan (25) k konvergensi
sampai (32) sampai Pi dan hasil
k
dan Qi untuk perhitungan
k k semua bus yang lain dari
Pi = Pi(terjadwal) - Pi (selain slack metode
bus) Gauss-Seidel
k memenuhi dan metode
Qi = Qi(terjadwal) -
k harga Newton
Qi ............... toleransi Raphson
(33) yang kemudian
diberikan diamati.
i =1, 2, … , n-1 (biasanya Proses iterasi
diambil ≤ ditentukan
Elemen-elemen matriks 0.001). oleh kriteria
Jacobi dihitung dengan konvergensi ε,
menggunakan magnitude k+1 k dan dihentikan
δi = δi + bila ketelitian
tegangan dan sudut fasa k
tegangan estimasi mula- Δδi dayanya ≤ ε,
mula. Dengan (ε=0.001).
menggunakan metode k+1 Juga
|Vi | = |Vi | membandingk
invers langsung maka k k
persamaan linier (3.16) + |Vi | an Rugi-rugi
dapat dipecahkan untuk …..(34) daya total
mendapatkan nilai- nilai yang
magnitude tegangan dan Jadi iterasi dihasilkan
sudut fasa tegangan selesai bila, kedua metode.

2
1
7
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222

Gambar 2. Kurva Konvergensi Metode Gauss-Seidel pada IEEE 5 Bus 7 Saluran

Gambar 3. Kurva Konvergensi Metode Newton Raphson pada IEEE 5 Bus 7


Saluran

Tabel 1. Tegangan Hasil Iterasi Jaringan Standar IEEE 5 Bus 7 Saluran Dengan
Metode Gauss Seidel

Bus No.
Tegangan Mag. (pu)
Tegangan Sudut (o)

1
1.060
0.000

2
1.000
-2.063

3
0.987
-4.639

4
0.984
-4.960

5
0.972
-5.765

Tabel 2. Tegangan Hasil Iterasi Jaringan Standar IEEE 5 Bus 7


Saluran Dengan Metode Newton Raphson Bus

Bus No.
Tegangan Mag. (pu)
Tegangan Sudut (o)

1
1.060
0.000

2
1.000
-2.061

3
0.987
-4.637

4
0.984
-4.957

5
0.972
-5.765
218 Iterasi dan
Maximum Error
Jumlah iterasi
4. Hasil Pengujian dan maksimum
Hasil
4.1 Sistem IEEE 5 BUS 7 SALURAN perhitungan error Metode
Magnitude
Tegangan dan Gauss_Siedel
Hasil pengujian sistem IEEE 5 BUS 7 Sudut Phasa dan Metode
SALURAN disajikan pada Gambar 2 Tegangan Newton-
dan Gambar 3. disajikan pada Raphson
Hasil Perhitungan Magnitude Tabel 1 dan disajikan pada
Tegangan dan Sudut Phasa Tegangan Tabel 2. Tabel 3 dan
Tabel 4.
4.3 Jumlah
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
magnitude bahwa kedua
tegangan dan metode
sudut ketelitiannya
4.4 Total Daya keluaran hampir sama.
Selain itu
Total Daya keluaran semua
Metode Gauss-Siedel phasa pada tegangan bus
disajikan pada Tabel 5. tabel diatas dan sudut
hasilnya pada phasa
metode tegangan
4.5 Total Rugi-rugi Daya Gauss-Seidel
masih dalam
dan metode batas variasi
Total Rugi-rugi Daya untuk Newton yang
kedua metode disajikan Raphson ditentukan
pada Tabel 6 dan Tabel 7. hampir yakni dibawah
4.6 Analisa mendekati toleransi ±
sama ini 5%.
Pada hasil perhitungan membuktikan

Tabel 3. Jumlah
Iterasi dan
Maximum Error
Metode Gauss-
Seidel
Tabel
4. Model Jaringan
Jumlah Iterasi
14 Bus Iterasi Max. Error
20 dan
Salura Maxim
n um
195 Error
0.0009 Metode
2276 Newton
Raphs
Model Jaringan on
Iterasi
Max. Error

5 Bus 7 Saluran
3
0.0000781261

30 Bus
41
Salura
n
34
5 Bus 7 Saluran
0.0009
29
51884
0.000513654

14 Bus 20 Saluran
9
0.000515237 Rugi Daya (MW)
Rugi Daya (MVAR)
Model
Jaring
an
Total 30 Bus
Daya 41
(MW) Salura
Total n
Daya 300.95
(MVAR 0
) 125.08
9

30 Bus 41
Saluran 5 Bus 7 Saluran
4 6.125
0.000000754898 -10.768
Tabel
6. Total
Rugi-
rugi
Daya
Metode
Gauss-
5 Bus 7 Seidel
Salura
n
Tabel 5. Total 171.14
Daya Keluaran 1
Metode Gauss- 29.139
Seidel 14 Bus 20 Saluran
13.604
26.975

14 Bus
20
Salura
n 30 Bus 41 Saluran
272.55 17.594
9 22.233
108.16
8

Tabel 7. Total Rugi-rugi


Model Daya Metode Newton
Jaring Raphson
an
5 Bus 7
Model Saluran
Jaring 6.122
an -10.777
Rugi
Daya
(MW)
Rugi
Daya
(MVAR
) 30 Bus 41 Saluran
17.599
22.244

14 Bus
20
Saluran
13.737
26.707 219
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222
jumlah menghasilk
iterasi an
metode maximum
Gauss- error lebih
Dari tabel diatas Seidel lebih besar
dapat kita lihat banyak dibanding
bahwa jumlah dikarenaka metode
iterasi dari model n pada Newton
jaringan 5 Bus 7 pemecahan Raphson
Saluran, 14 Bus persamaan yaitu
20 Saluran dan 30 aljabar non 0.00051365
Bus 41 Saluran linier pada 4 dan untuk
metode Gauss- metode metode
Seidel lebih Newton Newton
banyak dibanding Raphson Raphson
metode Newton menggunak menghasilk
Raphson, ini an an
membuktikan kuadratis 0.00007812
bahwa metode konvergen 61. Ini
Newton Raphson untuk mebuktikan
mempunyai kurva proses bahwa
iterasi yang lebih iterasi ini ketelitian
baik daripada memberika dari metode
metode Gauss- n Newton
Seidel. Pada keuntungan Raphson
metode Gauss untuk lebih baik
Seidel jumlah masalah dari pada
iterasi pada model konvergens metode
jaringan 14 Bus i. Metode Gauss-
20 saluran dan 30 Newton Seidel.
Bus 41 saluran Raphson Untuk hasil
menghasilkan lebih cepat dari model
iterasi 195 dan 34 konvergen
untuk 5 Bus 7 dibanding
saluran metode
menghasilkan 29, Gauss-
sehingga dapat Seidel jaringan 14
dianalisa bahwa masalahny Bus 20
untuk metode a metode Saluran
Gauss- Seidel ini Gauss- dan 30 Bus
lebih cocok untuk Seidel tidak 41 Saluran
jaringan yang menggunak hampir
sedikit busnya, an metode sama
sedangkan untuk kuadratis dengan
metode Newton konvergen. model 5
Raphson lebih Bus 7
stabil untuk Untuk Saluran
mencapai toleransi metode
konvergen simpangan Newton
sehingga cocok daya Raphson
untuk bus yang maksimum lebih
sedikit maupun (maximum unggul
banyak. error) pada dibandingk
model an metode
jaringan 5 Gauss-
Bus 7 Seidel.
Untuk metode
Newton Raphson saluran
dengan metode metode Pada total
Gauss-Seidel Gauss- daya ini
Seidel hasil
perhitungan yang ketelitianny dibandingk
diperoleh relatif a. an metode
hampir sama Newton
untuk daya aktif Raphson (3
dan daya reaktif, Iterasi
perbedaan mulai 5. untuk
terjadi pada angkaPeneutup jaringan 5
desimal ketiga. Bus 7
Perbedaan 5.1 Saluran).
tersebut masih Kesimpulan Ini
cukup kecil atau membuktik
dibawah toleransi Dari hasil an bahwa
± 5%, sehingga pengujian metode
dapat dinyatakan simulasi Newton
kedua metode dan analisa Raphson
menunjukkan terhadap mempunyai
ketelitian yang data- data kurva
sama. yang ada iterasi yang
dapat lebih baik
Untuk masalah penulis daripada
rugi-rugi daya ambil metode
saluran pada kesimpulan Gauss
kedua metode sebagai Seidel.
hasilnya pada berikut :
model jaringan 5 Untuk
Bus 7 Saluran, 14 Jumlah masalah
Bus 20 Saluran iterasi rugi-rugi
dan 30 Bus 41 untuk daya
Saluran, rugi- mencapai saluran
ruginya hampir konvergen, pada kedua
mendekati sama. metode metode
Melihat hasil Gauss- hasilnya
perhitungan rugi- Seidel (29 hampir
rugi daya tersebut Iterasi mendekati
untuk kedua untuk sama
metode hasilnya jaringan 5 berarti
mendekati sama Bus 7
berarti ketelitian Saluran) ketelitian
untuk perhitungan lebih
rugi-rugi daya banyak
hampir sama untuk
220
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
(Unbalance Edyant
d System). o,
“MATLA
perhitungan rugi-rugi daya B
hampir sama ketelitiannya. 6. Daftar Bahasa
Pustaka
Komput
Operasi matematik metode asi
Newton Raphson lebih sulitA Teknis”,
bila dibandingkan dengan Arismunan Penerbi
metode Gauss-Seidel dar, DR, S. t Andi,
dikarenakan metode Kuwahara, Yogyak
Newton Raphson ada DR, “Teknik arta,
pembentukan matrik Tenaga 2000.
Jacobian, begitu pula Listrik Jilid
dengan penyusunan II”, PT
Pradnya Hadi
program komputernya, Saadat,
secara relative metode Paramita,
Jakarta, ”Power
Newton Raphson System
memerlukan waktu lebih 1993. Analysi
lama. s”,
Budiono McGra
Metode Newton Raphson Mismail, w-Hill
lebih sesuai untuk “Analisa Series
menghitung aliran beban Sistem In
pada sistem dengan Tenaga”, Electric
jumlah yang besar, dan Lembaga al and
kurang sesuai untuk sistem Comput
kecil, sedang metode er
Gauss-Seidel bersifat Penerbitan Engine
sebaliknya. Universitas ering,
Brawijaya, 1999.
Malang,
5.2 Saran 1983. John
Matcho
Duane & David
Penulis menyarankan R.
adanya pengembangan Hanselman
, Bruce Faulkne
selanjutnya dari Jurnal ini r,
untuk dibandingkan Littlefield,
“The Terjema
metodenya dengan hkan :
metode-metode lainnya Student
Edition of Henry
sebagai perbandingan. Ardian,
Dan juga dapat dicoba MATLAB
Version 4”, “Pandu
diterapkan pada model an
sistem jaringan bus yang The Math
Works, Inc, Penggu
besar contohnya seperti naan
model jaringan standar Prentice
Hall, Delphi”,
IEEE 57 bus 80 saluran. Penerbi
Englewood
Cliffs, New t Andi,
Simulasi dalam Jurnal ini Jersey, Yogyak
masih menggunakan 1995. arta,
asumsi umum studi aliran 1997.
daya, yakni kondisi system
dianggap stabil (Balance Duane P. S. R.
System) untuk itu penulis Hanselman Murty,
menyarankan untuk , Bruce
“Power
mencoba menggunakan Littlefield, System
pula pada kondisi tak stabil Terjemahan Operati
: Jozep
on and Control”, Tata Hutauru
McGraw-Hill Publishing Sulasno, Ir, k,
Company Limited, New “Analisa “Analisa
Delhi, 1984. Sistem Sistem
Tenaga Tenaga
Pai M.A., “Computer Listrik Edisi Listrik
Techniques in Power Kedua”, Jilid I”,
System Analysis”, Tata Badan Diklat
McGraw-Hill Publishing Penerbit Kuliah,
Company Limited, New Universitas Fakulta
Delhi, 1980. Diponegoro s Teknik
, Industri,
Semarang, ITB,
Seminar system Tenaga Bandun
2001.
Elektrik I, “Proceedings”, g, 1985.
Institute Teknologi
Bandung, Bandung, 2000. T. S.
221
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222

T. S. Hutauruk, “Transmisi Daya Listrik”, Penerbit


Erlangga, Jakarta, 1990.

Turan Gonen, “Modern Power System Analysis”,


John Wiley and Sons Inc, 1988.

William D. Stevenson, Jr, Alih Bahasa : Ir. Kamal


Idris, “Analisa Sistem Tenaga Listrik”, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1994.
222

Anda mungkin juga menyukai