*
Nurhani Amin
Abstract
Power Flow study solutions with the iteration method has been develoved using digital computer.
Solution of power flow studies has been increasingly depeloved as it expands network configuration of
power systems, both in planning, depelovment, and operation. There are several methods commonly
studied. They are Gauss Seidel Method, Newton Rhapson Method, Decoupled Method and Fast
Decouple Method. Each methods has advantages and disadvantages.
In this paper, the authors will compare the realibility between Gauss-Seidel Method and Newton Raphson
Method in solving problem of power flow to determine the advantages and disadvantages of both
methods.
Simulation results found that the Newton Raphson Method is more suitable to calculate the load flow in
systems with large number, and less suitable for small systems. While Gauss-Siedel Method is the
opposite.
Abstrak
Untuk menyelesaikan studi aliran daya dengan metode iterasi (numerik) telah banyak dikembangkan
dengan menggunakan komputer digital. Bermacam metode penyelesaian studi aliran daya telah semakin
banyak dikembangkan sejalan dengan makin berkembangnya konfigurasi jaringan sistem tenaga, baik
dalam perencanaan, pengembangan, maupun pengoperasian. Sampai saat ini beberapa metode yang
sering dipelajari adalah Metode Gauss Seidel, Metode Newton Rhapson, Metode Decoupled, dan
MetodeFast Decoupled. Masing-masing metode untuk analisa aliran daya mempunyai kekurangan dan
kelebihan satu sama lain.
Dalam Jurnal ini penulis akan membandingkan keandalan antara metode Gauss-Seidel dan metode
Newton Raphson dalam menyelesaikan masalah aliran daya untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode. Dari hasil simulasi didapat metode Newton Raphson lebih sesuai
untuk menghitung aliran beban pada sistem dengan jumlah yang besar, dan kurang sesuai untuk sistem
kecil, sedang metode Gauss-Seidel bersifat sebaliknya.
Iterasi
Daya injeksi pada bus i Pemisahan kutub
adalah : ini akan diketahui:
menghasilka
…….(18) n suatu set
persamaan
simultan non ……………
linear. (19)
Dalam hal ini dilakukan
pemisahan daya nyata dan Dalam
daya reaktif pada bus i. koordinat 215
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222
terhadap n-
perubahan persama
magnitude an daya
tegangan nyata
dan
Vi dan reaktif
sudut fasa pada bus
…………….(20) I dari
tegangan
Δδi. persama
an (3.14)
dan
……………(21) Pi (3.15)
= yang
Karena e = cos Ji diturunka
(δj- δi+θij) + j sinJ2 n
(δj-δi+θij), maka sebagai
pemisahan daya Δδ berikut :
pada bus i (i = 1, 2,
menjadi Qi … , n-1)
komponen real Elemen-
dan imajiner elemen
adalah: J3 off-
J4 diagonal
dari J1
V adalah:
216
………..……….
(22)
…………………
(23) …………
………
(25)
Nilai Pi dan Qi
telah diketahui,
tetapi nilai Vi dan Elemen
δi tidak diketahui diagonal
kecuali pada slack ..…..….. dari J1
bus. Kedua adalah :
(24)
persamaan non
linier tersebut
dapat diuraikan Elemen –
menjadi suatu set elemen
persamaan matriks
simultan linier Jacobi …………
dengan cara dapat ……....
menyatakan dihitung (26)
hubungan antara dengan
perubahan daya mengguna Elemen
nyata Pi dan daya kan off-
reaktif Q i persamaa
diagonal
dari J2 adalah: adalah: Elemen-
elemen
off-
diagonal
dari J4
adalah:
…………………
(27) …………
………(29) …………
Elemen diagonal ……...
dari J2 adalah: Elemen (31)
diagonal Elemen
dari J3 diagonal
adalah: dari J4
adalah :
…………………
(28) …………
………… ………
Elemen off- ………(30) (32)
diagonal dari J3
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
estimasi k
Δδi ≤ 0.001
yang baru k
pada tiap bus |Vi | ≤ 0.001
(kecuali slack
bus), sebagai 3. Metodologi
Elemen-elemen matriks berikut:
Jacobi dihitung setiap akan Untuk menguji
melakukan iterasi. kedua metode,
Perhitungan iterasi dimulai penulis
dengan memberikan menggunakan
perkiraan magnitude data standar
tegangan dan sudut fasa IEEE 5 Bus 7
tegangan mula-mula. Proses Saluran, 14
Perubahan-perubahan iterasi Bus 20
dalam daya nyata dan daya kembali lagi Saluran dan
reaktif yang telah ke proses 30 Bus 41
dijadwalkan dikurangi awal dan hal Saluran.
dengan daya nyata dan ini terus Selanjutnya,
daya reaktif yang dihitung diulangi kondisi
dari persamaan (25) k konvergensi
sampai (32) sampai Pi dan hasil
k
dan Qi untuk perhitungan
k k semua bus yang lain dari
Pi = Pi(terjadwal) - Pi (selain slack metode
bus) Gauss-Seidel
k memenuhi dan metode
Qi = Qi(terjadwal) -
k harga Newton
Qi ............... toleransi Raphson
(33) yang kemudian
diberikan diamati.
i =1, 2, … , n-1 (biasanya Proses iterasi
diambil ≤ ditentukan
Elemen-elemen matriks 0.001). oleh kriteria
Jacobi dihitung dengan konvergensi ε,
menggunakan magnitude k+1 k dan dihentikan
δi = δi + bila ketelitian
tegangan dan sudut fasa k
tegangan estimasi mula- Δδi dayanya ≤ ε,
mula. Dengan (ε=0.001).
menggunakan metode k+1 Juga
|Vi | = |Vi | membandingk
invers langsung maka k k
persamaan linier (3.16) + |Vi | an Rugi-rugi
dapat dipecahkan untuk …..(34) daya total
mendapatkan nilai- nilai yang
magnitude tegangan dan Jadi iterasi dihasilkan
sudut fasa tegangan selesai bila, kedua metode.
2
1
7
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222
Tabel 1. Tegangan Hasil Iterasi Jaringan Standar IEEE 5 Bus 7 Saluran Dengan
Metode Gauss Seidel
Bus No.
Tegangan Mag. (pu)
Tegangan Sudut (o)
1
1.060
0.000
2
1.000
-2.063
3
0.987
-4.639
4
0.984
-4.960
5
0.972
-5.765
Bus No.
Tegangan Mag. (pu)
Tegangan Sudut (o)
1
1.060
0.000
2
1.000
-2.061
3
0.987
-4.637
4
0.984
-4.957
5
0.972
-5.765
218 Iterasi dan
Maximum Error
Jumlah iterasi
4. Hasil Pengujian dan maksimum
Hasil
4.1 Sistem IEEE 5 BUS 7 SALURAN perhitungan error Metode
Magnitude
Tegangan dan Gauss_Siedel
Hasil pengujian sistem IEEE 5 BUS 7 Sudut Phasa dan Metode
SALURAN disajikan pada Gambar 2 Tegangan Newton-
dan Gambar 3. disajikan pada Raphson
Hasil Perhitungan Magnitude Tabel 1 dan disajikan pada
Tegangan dan Sudut Phasa Tegangan Tabel 2. Tabel 3 dan
Tabel 4.
4.3 Jumlah
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
magnitude bahwa kedua
tegangan dan metode
sudut ketelitiannya
4.4 Total Daya keluaran hampir sama.
Selain itu
Total Daya keluaran semua
Metode Gauss-Siedel phasa pada tegangan bus
disajikan pada Tabel 5. tabel diatas dan sudut
hasilnya pada phasa
metode tegangan
4.5 Total Rugi-rugi Daya Gauss-Seidel
masih dalam
dan metode batas variasi
Total Rugi-rugi Daya untuk Newton yang
kedua metode disajikan Raphson ditentukan
pada Tabel 6 dan Tabel 7. hampir yakni dibawah
4.6 Analisa mendekati toleransi ±
sama ini 5%.
Pada hasil perhitungan membuktikan
Tabel 3. Jumlah
Iterasi dan
Maximum Error
Metode Gauss-
Seidel
Tabel
4. Model Jaringan
Jumlah Iterasi
14 Bus Iterasi Max. Error
20 dan
Salura Maxim
n um
195 Error
0.0009 Metode
2276 Newton
Raphs
Model Jaringan on
Iterasi
Max. Error
5 Bus 7 Saluran
3
0.0000781261
30 Bus
41
Salura
n
34
5 Bus 7 Saluran
0.0009
29
51884
0.000513654
14 Bus 20 Saluran
9
0.000515237 Rugi Daya (MW)
Rugi Daya (MVAR)
Model
Jaring
an
Total 30 Bus
Daya 41
(MW) Salura
Total n
Daya 300.95
(MVAR 0
) 125.08
9
30 Bus 41
Saluran 5 Bus 7 Saluran
4 6.125
0.000000754898 -10.768
Tabel
6. Total
Rugi-
rugi
Daya
Metode
Gauss-
5 Bus 7 Seidel
Salura
n
Tabel 5. Total 171.14
Daya Keluaran 1
Metode Gauss- 29.139
Seidel 14 Bus 20 Saluran
13.604
26.975
14 Bus
20
Salura
n 30 Bus 41 Saluran
272.55 17.594
9 22.233
108.16
8
14 Bus
20
Saluran
13.737
26.707 219
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222
jumlah menghasilk
iterasi an
metode maximum
Gauss- error lebih
Dari tabel diatas Seidel lebih besar
dapat kita lihat banyak dibanding
bahwa jumlah dikarenaka metode
iterasi dari model n pada Newton
jaringan 5 Bus 7 pemecahan Raphson
Saluran, 14 Bus persamaan yaitu
20 Saluran dan 30 aljabar non 0.00051365
Bus 41 Saluran linier pada 4 dan untuk
metode Gauss- metode metode
Seidel lebih Newton Newton
banyak dibanding Raphson Raphson
metode Newton menggunak menghasilk
Raphson, ini an an
membuktikan kuadratis 0.00007812
bahwa metode konvergen 61. Ini
Newton Raphson untuk mebuktikan
mempunyai kurva proses bahwa
iterasi yang lebih iterasi ini ketelitian
baik daripada memberika dari metode
metode Gauss- n Newton
Seidel. Pada keuntungan Raphson
metode Gauss untuk lebih baik
Seidel jumlah masalah dari pada
iterasi pada model konvergens metode
jaringan 14 Bus i. Metode Gauss-
20 saluran dan 30 Newton Seidel.
Bus 41 saluran Raphson Untuk hasil
menghasilkan lebih cepat dari model
iterasi 195 dan 34 konvergen
untuk 5 Bus 7 dibanding
saluran metode
menghasilkan 29, Gauss-
sehingga dapat Seidel jaringan 14
dianalisa bahwa masalahny Bus 20
untuk metode a metode Saluran
Gauss- Seidel ini Gauss- dan 30 Bus
lebih cocok untuk Seidel tidak 41 Saluran
jaringan yang menggunak hampir
sedikit busnya, an metode sama
sedangkan untuk kuadratis dengan
metode Newton konvergen. model 5
Raphson lebih Bus 7
stabil untuk Untuk Saluran
mencapai toleransi metode
konvergen simpangan Newton
sehingga cocok daya Raphson
untuk bus yang maksimum lebih
sedikit maupun (maximum unggul
banyak. error) pada dibandingk
model an metode
jaringan 5 Gauss-
Bus 7 Seidel.
Untuk metode
Newton Raphson saluran
dengan metode metode Pada total
Gauss-Seidel Gauss- daya ini
Seidel hasil
perhitungan yang ketelitianny dibandingk
diperoleh relatif a. an metode
hampir sama Newton
untuk daya aktif Raphson (3
dan daya reaktif, Iterasi
perbedaan mulai 5. untuk
terjadi pada angkaPeneutup jaringan 5
desimal ketiga. Bus 7
Perbedaan 5.1 Saluran).
tersebut masih Kesimpulan Ini
cukup kecil atau membuktik
dibawah toleransi Dari hasil an bahwa
± 5%, sehingga pengujian metode
dapat dinyatakan simulasi Newton
kedua metode dan analisa Raphson
menunjukkan terhadap mempunyai
ketelitian yang data- data kurva
sama. yang ada iterasi yang
dapat lebih baik
Untuk masalah penulis daripada
rugi-rugi daya ambil metode
saluran pada kesimpulan Gauss
kedua metode sebagai Seidel.
hasilnya pada berikut :
model jaringan 5 Untuk
Bus 7 Saluran, 14 Jumlah masalah
Bus 20 Saluran iterasi rugi-rugi
dan 30 Bus 41 untuk daya
Saluran, rugi- mencapai saluran
ruginya hampir konvergen, pada kedua
mendekati sama. metode metode
Melihat hasil Gauss- hasilnya
perhitungan rugi- Seidel (29 hampir
rugi daya tersebut Iterasi mendekati
untuk kedua untuk sama
metode hasilnya jaringan 5 berarti
mendekati sama Bus 7
berarti ketelitian Saluran) ketelitian
untuk perhitungan lebih
rugi-rugi daya banyak
hampir sama untuk
220
Perbandingan Metode Gauss-Siedel dan Metode Newton Raphson Dalam
Solusi Aliran Daya (Nurhani Amin)
(Unbalance Edyant
d System). o,
“MATLA
perhitungan rugi-rugi daya B
hampir sama ketelitiannya. 6. Daftar Bahasa
Pustaka
Komput
Operasi matematik metode asi
Newton Raphson lebih sulitA Teknis”,
bila dibandingkan dengan Arismunan Penerbi
metode Gauss-Seidel dar, DR, S. t Andi,
dikarenakan metode Kuwahara, Yogyak
Newton Raphson ada DR, “Teknik arta,
pembentukan matrik Tenaga 2000.
Jacobian, begitu pula Listrik Jilid
dengan penyusunan II”, PT
Pradnya Hadi
program komputernya, Saadat,
secara relative metode Paramita,
Jakarta, ”Power
Newton Raphson System
memerlukan waktu lebih 1993. Analysi
lama. s”,
Budiono McGra
Metode Newton Raphson Mismail, w-Hill
lebih sesuai untuk “Analisa Series
menghitung aliran beban Sistem In
pada sistem dengan Tenaga”, Electric
jumlah yang besar, dan Lembaga al and
kurang sesuai untuk sistem Comput
kecil, sedang metode er
Gauss-Seidel bersifat Penerbitan Engine
sebaliknya. Universitas ering,
Brawijaya, 1999.
Malang,
5.2 Saran 1983. John
Matcho
Duane & David
Penulis menyarankan R.
adanya pengembangan Hanselman
, Bruce Faulkne
selanjutnya dari Jurnal ini r,
untuk dibandingkan Littlefield,
“The Terjema
metodenya dengan hkan :
metode-metode lainnya Student
Edition of Henry
sebagai perbandingan. Ardian,
Dan juga dapat dicoba MATLAB
Version 4”, “Pandu
diterapkan pada model an
sistem jaringan bus yang The Math
Works, Inc, Penggu
besar contohnya seperti naan
model jaringan standar Prentice
Hall, Delphi”,
IEEE 57 bus 80 saluran. Penerbi
Englewood
Cliffs, New t Andi,
Simulasi dalam Jurnal ini Jersey, Yogyak
masih menggunakan 1995. arta,
asumsi umum studi aliran 1997.
daya, yakni kondisi system
dianggap stabil (Balance Duane P. S. R.
System) untuk itu penulis Hanselman Murty,
menyarankan untuk , Bruce
“Power
mencoba menggunakan Littlefield, System
pula pada kondisi tak stabil Terjemahan Operati
: Jozep
on and Control”, Tata Hutauru
McGraw-Hill Publishing Sulasno, Ir, k,
Company Limited, New “Analisa “Analisa
Delhi, 1984. Sistem Sistem
Tenaga Tenaga
Pai M.A., “Computer Listrik Edisi Listrik
Techniques in Power Kedua”, Jilid I”,
System Analysis”, Tata Badan Diklat
McGraw-Hill Publishing Penerbit Kuliah,
Company Limited, New Universitas Fakulta
Delhi, 1980. Diponegoro s Teknik
, Industri,
Semarang, ITB,
Seminar system Tenaga Bandun
2001.
Elektrik I, “Proceedings”, g, 1985.
Institute Teknologi
Bandung, Bandung, 2000. T. S.
221
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 212 - 222