Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cooling Tower


Cooling tower dapat dikategorikan sebagai alat pendingin evaporative yang
berfungsi untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya hingga memiliki temperatur
mendekati temperatur bola basah udara sekitar. Fungsi utama dari cooling tower atau
menara pendingin adalah untuk membuang panas yang diserap akibat sirkulasi air
sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit daya, kilang petroleum, pabrik
petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik makanan, pabrik semikonduktor, dan
fasilitas-fasilitas industri lainnya. Air pendingin yang telah digunakan dan mengalami
kenaikkan temperatur selanjutnya dibuang ke laut, danau atau sungai yang ditentukan
jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya menggunakan
sirkulasi air pendingin sekali pakai. Dampak dari pembuangan sejumlah air hangat
tersebut dapat meningkatkan temperatur sungai atau danau tersebut sehingga dapat
merusak ekosistem lokal.
Umumnya batasan operasi cooling tower adalah pada suhu 120oF. Temperatur air
keluar biasanya lebih rendah dari 120oF. Pada saat temperatur air proses melebihi 120oF
perlu dilakukan tahapan evaporasi dengan menggunakan cooler sehingga tidak terjadi
kontak langsung antar air panas dan udara. Temperatur air terendah yang mungkin
didinginkan di dalam cooling tower bergantung pada wet bulb temperatur udara, akan
tetapi hal tersebut bukanlah batasan mutlak. Tekanan uap keluar dan wet bulb
temperatur dalam cooling tower disebut approach.

2.1.1. Klasifikasi Cooling Tower


1) Menurut Metode Perpindahan Panas
a) Wet Cooling Tower
Pada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur
yang lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif
kering. Seperti udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif
sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak,
meninggalkan sedikit panas pada aliran air.

4
5

b) Dry cooler (pendingin kering)


Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan
yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan
terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan
lebih besar daripada proses penguapan.
c) Fluid cooler
Pada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana
air hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari
air.Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke cooling tower
basah, dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi
fluida kerja dari lingkungan terbuka.

2) Menurut Metode Pembangkitan Aliran Udara


a) Natural draft (penggerak udara alami)
Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong
yang tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi
perbedaan densitas dengan udara kering, pendingin udara luar. Udara
campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara yang lebih
kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara campuran
tersebut menghasilkan arus udara melewati menara.
b) Mechanical draft (penggerak udara mekanik)
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau
mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas
permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak
antara air dan udara.hal ini membantu dalam memaksimalkan perpindahan
panas diantara keduanya.

3) Menurut Letak Kipasnya


a) Induced draft
Kipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara
melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendah dan
kecepatan udara keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan
resirkulasi udara.
6

b) Forced draft
Pada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga
menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan
kecepatan yang rendah pada bagian keluaran.Kecepatan yang rendah pada
bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara. Kerugian
lainnya desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang lebih tinggi
daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa
adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik yang tinggi.

4) Menurut Arah Aliran Udara Terhadap Aliran Air


a) Aliran crossflow
Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap
aliran air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui
bagian keluaran udara akibat gaya Tarik menarik dari fan yang berputar.
b) Aliran counterflow
Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi sejajar dengan
aliran air dengan arah yang berlawanan.

2.1.2. Komponen Cooling Tower


Komponen dasar sebuah cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan
pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louver, nosel dan fan.
Bagian –bagian ini haruslah ada pada cooling tower agar pertukaran panas yang terjadi
pada sistem lebih optimal.
1) Rangka dan wadah
Menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar
(wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya.
2) Bahan Pengisi
Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau
kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak
udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi: Bahan pengisi berbentuk
percikan / Splash fill yaitu air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang
pemercik horizontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih
kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi.Bahan pengisi percikan dari
7

plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi
percikan dari kayu. Bahan pengisi berbentuk film yaitu terdiri dari permukaan
plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana di bagian atas terdapat
semprotan air / water spray , membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan
kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang,
berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi
perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan
pengisi jenis splash.
3) Kolam air dingin
Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima
air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi.Kolam
biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin.
4) Drift eliminator
Alat ini berfungsi untuk menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran
udara supaya tidak hilang ke atmosfer. Saat ini hampir kebanyakan spesifikasi
pengguna akhir mengasumsikan kehilangan karena kerugian ini sebesar 0,02%.
Bagian ini berfungsi untuk meminimalisir sejumlah tetes air agar tidak ikut
terbawa ke atmosfer.
5) Saluran udara masuk
Merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada
pada seluruh sisi menara (desain aliran crossflow) atau berada di bagian bawah
menara (desain aliran counterflow).
6) Louver
Pada umumnya, menara dengan aliran crossflow memiliki saluran masuk
louver.Kegunaan louver adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan
pengisi dan menahan air dalam menara. Material yang sering digunakan untuk
louver adalah asbes. Beberapa desain untuk menara aliran counterflow tidak
memerlukan louver.
7) Nozzle
Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang
seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan
8

pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat
dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat
menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan beberapa
potongan lintang yang memutar.
8) Fan
Fan aksial dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara. Umumnya fan
dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik
fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft.
Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang
tetap atau dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling
yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang
cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang
dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat diatur
secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon
perubahan kondisi beban.

2.1.3. Packing Cooling Tower


Jenis bahan isian atau packing pada cooling tower biasanya khusus, seperti kayu
sipres yang mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Pengisian packing
pada cooling tower harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1) Permukaan interfacial antara fuida yang akan didinginkan dengan fluida yang
mendinginkan besar.
2) Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus terjadi
pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower yang kecil
tanpa loading/ fleeding dan pressure drop yang rendah untuk gas.
3) Zat inert fluida dapat diproses secara kimia.
4) Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penangan dan
instalasi.
5) Biayanya murah.
2.1.3.1. Jenis Pengisian Packing
1) Random Packing
Jenis random packing yang digunakan, yaitu:
9

a) Rasching ring
b) Lessing ring
c) Partition ring
d) Belt saddle
e) Intalox saddle
f) Tellerate
g) Pall ring atau flexiring
2) Regular Packing
Jenis regular packing yang digunakan, yaitu:
a) Rasching ring
b) Doble spiral ring
c) Section through expanded metal packing
d) Wood grids
2.2. Cooling Water
Cooling water atau air pendingin adalah air yang berfungsi untuk menyerap panas
dari suatu proses atau peralatan dengan menerapkan prinsip transfer panas (heat
transfer). Ada dua tipe sistem cooling water, yaitu:
1) Recirculation Type
a) Open Type
b) Closed Type
2) Once Through Type
Air pendingin yang telah digunakan untuk menyerap panas pada suatu peralatan
atau tahapan proses tidak disirkulasikan kembali ke keadaan semula.

2.2.1. Cooling Water Control System


Cooling water control system adalah usaha-usaha untuk menjaga kualitas dan
kuantitas cooling water sesuai dengan parameter desain yang telah ditetapkan.
Kuantitas/ jumlah cooling water ditentukan oleh kondisi mekanik seperti pompa,
opening valve, tekanan yang mempengaruhi flow cooling water, sedangkan kualitas
cooling water ditentukan oleh chemical treatment yang dilakukan. Adapun prosedur
treatment yang harus diperhatikan sebelum air masuk ke cooling tower, yaitu:
10

1) pH harus dijaga kondisi normal, yaitu 6-7, karena pH yang lebih tinggi akan
menyebabkan perubahan lignin pada penangasan weed fiber.
2) Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam make
up water dan material dari peralatan Heat Exchanger.
3) Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan zat
kimia tersebut.

2.2.2. Fungsi Chemical Treatment pada Cooling Water


1) Mencegah Korosi (Corrossion Inhibitor)
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan water oleh reaksi kimia atau reaksi
elektrokimia. Untuk menghindari ini maka diinjeksikan bahan kimia yang dapat
melapisi permukaan metal (protective film) agar terhindar dari pengaruh korosi
atau dapat menurunkan kecepatan korosi. Bahan kimia ini berupa cairan yang
terdiri dari Ortho Phospat, Poly Phospat dan Phospat dengan perbandingan
tertentu, diinjeksikan ke dalam cooling water system sampai di dapat kadar
Ortho Phospat sebesar 12 – 17 ppm.
2) Mencegah Kerak (Scale Inhibitor)
Untuk menghindari terbentuknya pengendapan atau kerak maka diinjeksikan
scale inhibitor (Dispersant). Kerak / scale terjadi karena adanya endapan
deposit dipermukaan metal. Endapan dapat digolongkan dalam beberapa jenis,
yaitu:
a) Mineral scale, yaitu pengendapan garam-garam kistal apabila daya
kelarutannya dilampaui (misalnya: garam-garam Ca, Mg, SiO2).
b) Suspended matter, yaitu partikel-partikel asing yang masuk ke dalam sistem
karena terbawa udara (misalnya: debu).
c) Corrosion product, yaitu hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut
dalam air.
3) Mencegah Lumut (Slime Inhibitor)
Slime adalah lendir yang berwarna coklat kehitaman yang menempel di
permukaan pipa. Slime akan mengurangi efek pencegahan korosi dan
menurunkan efisiensi cooling water. Slime umumnya disebabkan oleh adanya
bakteri mikroorganisme yang terbentuk dalam cooling water. Pencegahan
11

bakteri/mikroorganisme tersebut dapat dilakukan dengan menginjeksikan gas


Chlorine yang mampu membunuh hampir semua mikroorganisme yang ada.
Disamping bakteri, gas Chlorine juga mampu menghilangkan fungi atau jamur,
alga atau ganggang dan lumut. (Panduan Offsite Plant PT PUSRI Palembang,
halaman 8 – 10). Secara umum elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu steam
plant terlihat pada komponen-komponen antara lain boiler, condenser, pompa,
turbin dan juga cooling tower.

2.2.3. Peralatan Penyediaan Cooling Water


Berikut merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengolahan/
penyediaan cooling water (air pendingin) pada suatu industri adalah:
1) Cooling Tower (Basin, ID fan).
2) Pompa Cooling Water.
3) Sistem injeksi bahan kimia.

2.3. Make-up Water


Perlengkapan make up untuk cooling tower terdiri dari penjumlahan evaporation
loss, drift loss dan blown down.
Rumus:
Wm = We + Wd + Wb ………(1)
Keterangan:
Wm = Water make up
Wd = Water drift loss
Wb = Water blown down
Evaporation loss dapat ditentukan dengan persamaan, yaitu:
We = 0,00085 Wc (T1 - T2) ………(2)
Keterangan:
Wc = Sirkulasi water flow (gal/ min pada tower inlet)
T1 - T2 = Temperatur air masuk - temperatur air keluar, oF.
We = Water evaporate
Drift adalah air yang naik ke atas (terdorong ke atas) pada tower dischange
vapor. Drift loss adalah fungsi dari draft eliminator design yang bervariasi antara 0,1
12

dan 0,2 % dari air yang disuplai ke tower. Perkembangan baru dalam eliminator design
memungkinkan untuk mengurangi menjadi dibawah 0,1 %.
Blown down mengurangi bagian dari sirkulasi air terkonsentrasi terhadap
proses evaporasi untuk menurunkan konsentrasi sistem solid blown dapat dihitung
berdasarkan jumlah siklus dari konsentrasi. Kuantitas blown down yang dibutuhkan:
We  Wb We
Cycle of concentration = = 1, ……..(3)
Wb Wb
atau
We
Wb = ……..(4)
cycle  1

2.4. Horse Power


Pada cooling tower sumber daya yang digunakan sebagai pengeluar udara adalah
fan atau blower, kecepatan tergantung dari beberapa banyak air yang akan diinginkan.
Jumlah dari fan tergantung pada faktor cooling tower, termasuk type fill, konfigurasi
tower dan kondisi termal. Untuk menghitung dari output dari fan adalah sebagai berikut:
Q  hs  d
Static = ……..(5)
33.000  12
Dimana:
Q = Volume udara (ft3/ min).
hs = Static head di dalam air.
d = Densitas air pada temperatur ambient (lb/ ft3).

2.5. Pump Horse Power


Pompa adalah salah satu bagian yang terpenting dari cooling tower untuk
mengalirkan air dari dasar cooling tower menuju bagian spray pada puncak cooling
tower. Cara menghitung reducing pompa adalah:
gal / min (ht )
Pump bhp = ……..(6)
3.960 ( pump efficiency )
Dimana:
ht = total head, ft.
13

2.6. Teori Difusi


Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus
terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang
berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi
ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam
dari solid atau fluida.

Anda mungkin juga menyukai