Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN LARANGAN

PEMOTONGAN TERNAK
BETINA BUNTING
ATAU BIBIT
UNDANG-UNDANG RI NO. 18/2009

• UU RI NO. 18 TAHUN 2009


TENTANG PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN
• BAB IV tentang Peternakan,
Bagian Kesatu tentang Benih,
Bibit, dan Bakalan
• PASAL 18
UNDANG-UNDANG RI NO. 18/2009 PASAL
18
• Ayat 1: Dalam rangka mencukupi
ketersediaan bibit, ternak
ruminansia produktif diseleksi
untuk pemuliaan, sedangkan
ternak ruminansia betina tidak
produktif disingkirkan untuk
dijadikan ternak potong
UNDANG-UNDANG RI NO. 18/2009 PASAL
18
• Ayat 2: ternak ruminansia betina
produktif dilarang disembelih
karena merupakan penghasil
ternak yang baik, kecuali untuk
keperluan penelitian, pemuliaan,
atau pengendalian dan
penanggulangan penyakit hewan
UNDANG-UNDANG RI NO. 18/2009 PASAL
18
• Ayat 3: Pemerintah dan pemerintah
daerah kabupaten/kota menyediakan
dana untuk menjaring ternak
ruminansia betina produktif yang
dikeluarkan oleh masyarakat dan
menampung ternak tersebut pada unit
pelaksana teknis di daerah untuk
keperluan penangkaran dan
penyediaan bibit ternak ruminansia di
daerah tersebut
UNDANG-UNDANG RI NO. 18/2009 BAB
XIII PASAL 86
Setiap orang yang menyembelih:
a. Ternak ruminansia kecil betina produktif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000 (satu
juta rupiah) dan paling banyak Rp
5.000.000 (lima juta rupiah)
UNDANG-UNDANG RI NO. 18/2009 BAB
XIII PASAL 86
Setiap orang yang menyembelih:
b. Ternak ruminansia besar betina produktif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) dipidana dengan pidana kurungan paling
singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 9
(sembilan) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) dan
paling banyak Rp 25.000.000 (dua puluh
lima juta rupiah)
POPULASI & KETERSEDIAAAN DAGING
SAPI NASIONAL
• Populasi Sapi Potong di Indonesia masih
sekitar 10,8 juta ekor, dan sekarang populasi
menurun 4,1%, terjadi degradasi kualitas sapi
lokal.
• Ketersediaan daging sapi dalam negeri
sebanyak 256,8 ribu ton (2006) yaitu 72% dari
kebutuhan. Terjadinya kekurangan 100 ribu
ton (28%) yang dipenuhi dari impor berupa
ternak bakalan dan daging sapi.
PROGRAM PEMERINTAH
• Kementerian Pertanian Republik
Indonesia mencanangkan Program
Swasembada Daging Nasional pada
tahun 2014
• Untuk mendukung program tersebut:
1. Larangan pemotongan betina
bunting/produktif
2. Sensus sapi nasional
DISKUSI KELOMPOK 1
• Di salah satu RPH resmi dijumpai bahwa 95
persen sapi yang dipotong setiap harinya adalah
betina, sebagian besar adalah betina muda, dan
di antaranya adalah sapi betina dalam kondisi
bunting. Secara nasional, diperkirakan sekitar
150-200 ribu ekor sapi betina produktif dipotong
setiap tahunnya
• Jumlah ini sangat besar dan patut diduga akan
mengganggu populasi dan produksi daging yang
berasal dari sapi lokal.
DISKUSI KELOMPOK 1

• Dari kasus di atas, diskusikan dengan


kelompok Anda: menurut kelompok
Anda apa saja hal-hal yang menjadi
penyebab terjadinya pemotongan
ternak betina bunting atau produktif??
DISKUSI KELOMPOK 2

• Dari kasus di atas, diskusikan dengan


kelompok Anda: menurut kelompok
Anda apa saja hal-hal yang bisa
dilakukan untuk menyelamatkan sapi
betina produktif dari pemotongan??
DISKUSI KELOMPOK 3

• Dari kasus di atas, diskusikan dengan


kelompok Anda: menurut kelompok
Anda apa saja hal-hal yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan jumlah
populasi sapi nasional dan ketersediaan
daging, selain melalui kebijakan
larangan pemotongan betina
produktif???

Anda mungkin juga menyukai