Resume Buku Jurnalistik Televisi
Resume Buku Jurnalistik Televisi
1. Pendahuluan
Siaran berita saat ini menjadi kebutuhan yang tidak terlepaskan di pelbagai stasiun
televisi. Perkembangan dunia dalam informasi dapat diikuti dengan baik melalui berbagai
acara berita pada saat itu oleh televisi pemerintah (TVRI). Tetapi siaran berita yang
diluncurkan beberapa stasiun televisi swasta, mampu mengalahkan perhatian khalayak
pada saat itu dari televisi nasional yaitu TVRI. Maka dari itu, televisi swasta menghadirkan
sosok pembaca berita yang menjadi jaminan mutu tayangan mereka.
Setiap televisi swasta mempunyai siaran berita andalan, di antaranya untuk menarik
perhatian khalayak akhirnya mereka memperebutkan jam tayang. Semuanya dalam rangka
merebut perhatian penonton, dan mendapatkan rating tinggi. Jika diperhatikan, tayangan-
tayangan berita dari semua stasiun televisi hampir semuanya seragam. Karena pada saat itu
sifat beritanya straight news, jadi berita-berita kurang lengkap. Orang hanya mendengar ada
berita, tetapi ada apa di balik berita itu tidak dijelaskan.
Maka dari itu, tayangan depth reporting ditawarkan agar mereka tidak tinggal diam dan
megangkat sesuatu hal yang ada di balik berita itu. Tayangan investigative reporting
mengungkap lebih dalam dari straight news. Alhasil, tayangan berita semakin beragam
ditambah lagi dengan adanya acara infotainment dan mistik (klenik). Tayangan semacam itu
dijadikan pelarian akibat dari berita-berita politik yang mereka anggap menjenuhkan.
Semua acara pemberitaan tersebut merupakan hasil karya para jurnalis televisi. Jurnalis
televisi dituntut untuk lebih jeli melihat peluang yang ada. Meskipun masyarakat hanya
menyukai tren berita tertentu, tetap saja kerja jurnalis televisi semakin bertambah.
Aktualitas berita sangat menentukan berita televisi tersebut apakah menarik ditonton atau
tidak.
a. Sejarah Televisi
b. Generasi Televisi
Televisi generasi ketiga adalah High Definition TV (HDTV). Televisi inilah yang
menjadi jaminan kesempurnaan tontonan. Televisi ini mempunyai ukuran rasio layar
16:9 dan dapat dikatakan ini adalah televisi masa depan. Kelebihan yang dimiliki televisi
ini akan mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat, karena bermanfaat bagi dunia
pendidikan, hiburan, periklanan, kesehatan, wawancara/diskusi panel, dan
kepustakaan.
Siaran televisi di Indonesia dimulai tahun 1962 meskipun hanya siaran hitam putih.
Saat ini di Indonesia sudah mengudara stasiun televisi swasta , tetapi apabila berbicara
sejarah televisi Indonesia tentu tidak terlepas dari kelahiran TVRI sebagai cikal bakal
seluruh penyiaran televisi di Indonesia. Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi
yang menyampaikan pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Hal ini mampu
memengaruhi mental, pola pikir dan tindak individu.
Melalui Surat Keputusan No. 20/SK/M/1961, tertanggal 25 Juli 1961 dari Menteri
Penerangan Maladi, tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2TV). P2TV
menyusun rencana sarana dan prasarana serta beberapa tempat dibangun stasiun
televisi. Sarana yang dipakai pada saat itu adalah dari Marconi-Inggris, Gates-Amerika
Serikat, NEC-Jepang, dan Siemen-Jerman Barat. Penyelenggaran penyiaran televisi dibagi
dalam empat bagian, yaitu era pembaruan tahap pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Pada era ini dimunculkan keinginan untuk mulai menata sistem penyelenggaraan
penyiaran televisi di Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu penanganan yang
terintegrasi dalam pembangunan nasional. Diperlukan berbagai pengaturan tentang
kebijaksanaan dan wewenang tentang penyelenggaraan seluruh siaran televisi di
Indonesia.
Pada era ini berdasarkan aturan yang baru, setidaknya ada tiga alasan utama
melakukan perubahan terhadapa pengaturan yang selama ini dilaksanakan. Pertama,
diyakini bahwa pesatnya kemajuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi
dewasa ini telah membawa perkembangan baru di bidang penyelenggraan siaran televisi
di Indonesia. Kedua disadari bahwa perkembangan pertelevisian Indonesia haruslah
benar terintegrasi di dalam menunjang pembangunan nasional. Ketiga, sebelum
ditetapkannya UU siaran, dipandang perlu menyempurnakan ketentuan mengenai
wewenang dan kebijaksanaan tentang penyelenggaraa siaran televisi di seluruh wilayah
Indonesia.
Era ini ditandai dengan keluarnya aturan main tentang Siaran Saluran Terbatas TVRI,
berdasarkan hal itu ada yang menjadi dasar pembaruan tahap tiga. Pertama, disadari
pesatnya kemajuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi, di sisi lain terdapat
keterbatasan dana dalam pembangunan. Kedua, disadari pentingnya sikap tegas dan
kontinyu untuk mendorong suksesnya pembangunan serta sejalan dengan harapan
masyarakat untuk segera mengambil langkah-langkah mengembangkan siaran televisi.
Pada era ini pula, monopoli TVRI dalam melaksanakan penyiaran berakhir karena telah
diatur kebijakan yang memungkinkan pihak swasta melaksanakan penyiaran televisi di
Indonesia.
Tahap empat ini melatarbelakangi lahirnya SCTV, TPI, ANTV, dan Indosiar. Keputusan
Menteri Penerangan Nomor 111/KEP/MENPEN/1990 tentang Penyiaran Televisi di
Indonesia tanggal 24 Juli 1990. Aturan ini membuka peluang kemungkinan bagi pihak
swasta untuk melaksanakan penyiaran televisi di Indonesia.
Apa yang disajikan oleh TVRI pada saat itu menampilkan berita yang sifatnya
seremonial sebagai tv pemerintah. Masyarakat hanya bisa pasrah dan menerima saja
karena TVRI pada saat itu sangat monopolistis. Hingga akhirnya bidang pertelevisian pun
dibuka untuk pihak swasta yang emmberikan beberapa alternatif tayangan, terutama
acara berita. Sehingga masyarakat disuguhi berita yang tidak melulu seremonial. Mulai
saat itulah kebebasan informasi yang transparan berlaku di negara kita.
Atas dasar pertimbangan tersebut, mulai tahun 1990 pemerintah mengizinkan tiga
stasiun swasta yaitu RCTI, SCTV dan TPI. Televisi swasta pada akhirnya mampu
mengembangkan journalistic work mereka dengan sangat cepat dan profesional. Secara
perlahan berita televisi swasta telah mengubbah format dan esensi berita televisi yang
berlaku sekarang.
b. Teknologi Satelit
Teknologi satelit makin canggih sehingga baik perangkat up-link maupun down-link-nya
semakin sederhana dan kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana. Situasi ini membawa
kemajuan baru dalam bidang jurnalistik televisi, yakni menayangkan siaran berita dengan
memanfaatkan teknoogi satelit untuk memperoleh kecepatan berita yang maksimal. Satelit
itu dinamakan dengan Satellite News Gathering (SNG).
c. Industri Televisi
1. Televisi Negara
2. Korporasi Otonom
3. Televisi Swasta
d. Kreativitas Acara
Jika disimak, semua acara yang muncul di layar televisi mempunyai kesamaan materi
(isi). Melihat program acara tersebut rasanya kita sulit menilai mana tayangan pionir
(pertama kali) dan mana yang mengekor (ikut-ikutan). Kemajuan dan keberagaman acara
tersebut memang menjadi hal urgen di negara kita. Program acara harus dikembangkan
untuk seluruh masyarakat Indonesia sehingga tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi
juga menjadi sarana pendidikan yang baik.
4. Jurnalistik Televisi
a. Definisi Jurnalistik
c. Budaya Televisi
d. Pengaruh Buruk TV
Televisi dengan beritanya sudah menjadi bagian dari kehidupan, dengan sifatnya
yang immediaty, media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian
dengan penontonnya. Maka dari itu seiring perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi, hal itu telah mendukung percepatan penyampaian karya jurnalistik
kepada khalayak luas.
b. Narasumber
c. Bahasa
Ragam bahasa penyiaran yang digunakan selain bahasa formal, juga bahasa
tutur. Ragam bahasa penyiaran lebih banyak bertutur kepada khalayak. Bahasa tutur
harus baik, tetapi tidak terlalu benar. Bahasa tutur lebih bersifat informal, dalam arti
struktur kalimatnya berbeda dengan struktur bahasa formal.
1. Berita Terkini
a. Berita langsung
Cara menyajikannya bisa dengan break news (memotong suau siaran untuk
memasukkan berita tersebut)
b. Berita Mendalam
Berita yang memiliki bentuk yang komprehensif, interpretatif, dan investigatif.
2. Berita Berkala
Uraian fakta dan pendapat yang nilai beritanya kurang kuat, sehingga penyajiannya
terhadap khalayak tidak terikat waktu.
a. Laporan Eksploratif
Uraian mengenai fakta atau pendapat yang diperoleh dengan cara menggali
(mengeksplore)
b. Laporan Khas
Uraian fakta yang bersifat unik.
c. Berita analisis
Uraian fakta aatu pendapat yang bersifat analisis.
d. Human Interest
Uraian fakta yang dapatmemberikan sentuhan rasa insani atau rasa
kemanusiaan.
e. Majalah udara
Gabungan uraian fakta dan pendapat yang dirangkai dalam satu wadah atau
acara.
BAGIAN II
PRAKTIK
8. Kamera Video
a. Kamera Digital
Lahirnya kamera ini sangat mengubah dunia perfilman dan pertelevisian di dunia,
dengan kamera ini banyak keuntungan yang diperoleh, di antaranya adalah biaya
produksi yang relatif murah dibanding jenis kamera analaog.
b. Beda Kamera Analog dan Digital
Signal kamera analog diproses langsung sehingga rentan gangguan, kamera
digital signalnya dikonversi oleh ADC sehingga taha terhadap gangguan. Kamera
analog mahal, digital relatif murah. Kamera analog mengalami degradasi kualitas,
kamera digital tidak mengalami degradasi.
c. Penggolongan Kamera
1. Kamera Studio : dalam studio/ indoor
2. Kamera ENG atau Portable Camera: hunting berita dan pembuatan film
3. Kamera EEP( Electronics Field Production) : produksi dalam ruangan/ indoor
2. Frame size
Ada:
1. ECU: sangat dekat sekali, misal mata, hidung dll.
2. BCU: kepala hingga dagu objek
3. CU: dari batas leher sampai bawah
4. MCU: dari batas kepala hingga dada atas
5. MS: dari batas kepala sampai pinggang
6. KS: dari batas kepala hingga lutut
7. FS:dari batas kepala hingga kaki
8. LS: objek penuh dengan latar belakangnya
9. 1 S: satu objek
10. 2 S: dua objek
11. 3 S: tiga objek
12. GS: group shoot (objek lebih dari tiga orang)
3. Gerakan kamera
a. Zoom in/zoom out
b. Tilting
c. Panning
4. Gerakan objek
a. Objek sejajar dengan kamera
b. Walk-in/Walk-away
c. Framing
5. Komposisi
1. Headroom (H)
2. Noseroom (N)
3. Looking space (L)
Editting Nonlinier:
1. Computer Editting
2. DD RAM
3. Video card
4. Editting Software
5. Monitor display
6. Mic & Loudspeaker
7. VTR recorder
8. Monitor audio dan video
a. Alasan Stand Up
1. Memuaskan pemirsa
2. Memperlihatkan faktualitas
3. Mengejar aktualitas
4. Memperlihatkan how to
5. Buku otentik
6. Mendekatkan diri secara psikologi
b. Tip Stand Up
1. Cek peralatan syuting.
2. Siapkan fisik dan mental.
3. Pilih lokasi yang leluasa untuk pengambilan gambar.
4. Atur komposisi yang pas dengan tetap memperlihatkan latar belakang lokasi
kejadian.
5. Reporter harus ditempatkan ditengah.
6. Buatlah catatan kecil sebagai pointer.
7. Mata harus tetap terus mengarah ke kamera.
8. Konsentrasi merupakan hal penting.
9. Tidak boleh terpaku seperti patung.
10. Atur suara sebaik mungkin.
11. Tutuplah laporan sesuai dengan jenis berita yang dilaporkan.
12. Kredibilitas stasiun televisi bisa saja tercoreng oleh reporternya sendiri, maka
dari itu jagalah nama baik stasiun televisi.
13. Presenter TV
a. Continuity Presenter
Presenter jenis ini adalah mereka yang bertugas mengantarkan acara televisi
kepada pemirsa.
b. Host
Orang yang memegang sebuah acara tertentu. Figur host yang berkarakter
akan menjadi daya tarik sebuah acara.
c. Anchor
Khusus diberikan pada orang yang membawakan atau menyajikan berita.
d. Prasyarat Menjadi Presenter
1. Penampilan yang baik dan dikung pengalaman.
2. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum.
3. Keramahan yang tidak berlebihan.
4. Jenis sura yang tepat dan menyenangkan untuk didengar.
e. Latihan Olah Vokal
1. Latihan Pernafasan.
2. Latihan Pengucapan.
3. Latihan Kelancaran.
4. Latihan Intonasi.
5. Latihan Gerak Tubuh.