Skkripsi Lina Rahmadani Baru
Skkripsi Lina Rahmadani Baru
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Lina Rahmadani
NIM: 14030049P
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Lina Rahmadani
NIM: 14030049P
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 5 Panyabungan : Lulus Tahun 1994
2. MTsN Padangsidimpuan : Lulus Tahun 1997
3. SPK Depkes Padangsidimpuan : Lulus Tahun 2000
4. Akbid Depkes Padangsidimpuan : Lulus Tahun 2004
5. STIkes Aufa Royhan Psp
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN
Abstrak
Abstract
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya peneliti dapat menyusun skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Sayurmatinggi
Tahun 2018”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kesehatan
masyarakat di Program Studi Ilmu Kesehatan Mayawrakat Stikes Aufa Royhan
Padangsidimpuan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1 Arinil Hidayah, SKM, M.Kes, selaku Ketua Stikes Aufa Royhan
Padangsidimpuan
2 Arinil Hidayah, SKM, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan
3 Delfi Ramadhini, SKM, M.Biomed selaku Pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan menyelesaikan skripsi ini
4 Ns. Febrina Angraini Simamora, M.Kep, selaku pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5 Yenni Farida Siregar, SKM, MKM selaku penguji I dalam penyusunan
skripsi ini
6 H. Kombang Ali Yasin,SKM, M.Kes selaku penguji II dalam penyusunan
skripsi ini
7 Seluruh dosen dan Staf pengajar di Stikes Aufa Royhan Padangsidimpuan
8 Ucapan terimakasih kepada Khoiruddin Batubara selaku Lurah Kelurahan
Sayurmatinggi.
9 Ucapan terima kasih yang paling dalam dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada suamiku Ns. Ganti Tua Siregar, S.Kp, M.pH yang telah
memberikan dukungan kepada saya selama mengikuti pendidikan.
10 Ucapan terima kasih kepada kedua orangtua saya, yang memberikan
dukungan kepada penulis.
11 Kepada anak-anak saya, Nauval Sampurna Siregar, Yayi dan Awi
Sampurna yang telah mendukung mamanya selama mengikuti pendidikan.
12 Rekan-rekan mahasiswa/i program studi S-1 Ilmu Kesehatan Mayarakat
yang saling memberikan dukungan dalam masa pendidikan maupun dalam
penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rencana Waktu Penelitian ............................................................ 44
Halaman
Skema 3.1. Kerangka Teori Penelitian ........................................................... 42
PENDAHULUAN
empat terbesar di dunia. Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang
Jumlah penduduk yang cukup besar apabila didukung dengan kualitas fisik
maupun non fisik yang memadai akan menjadi modal dasar yang menguntungkan
dalam pembangunan. Sampai saat ini secara umum dapat dikatakan bahwa
(Tukiran, P,2010).
Masalah lain yang masih perlu diperhatikan adalah masalah sosial budaya
1
perilaku dan kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan KB
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit karena metode-
cukup berhasil di Indonesia namun dalam pelaksanaannya hingga saat ini masih
Indonesia pada tahun 2016 yaitu 258.704.986 orang, dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 1,49 % per tahun. Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang
dan beban besar bagi negara, maka dilakukan upaya penanganan yaitu dengan
keluarga sebagai prioritas. Selain itu juga diarahkan pada pengaturan kelahiran
Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor penghambat dan faktor
pada sejumlah faktor. Dalam memutuskan metode mana yang akan digunakan
dukungan dan lingkungan budaya mereka. Faktor-faktor spesifik ini serta tingkat
banyak kasus faktor-faktor dapat dipengaruhi, baik secara positif maupun negatif
oleh aktivitas program. Selain itu faktor yang menentukan untuk mengikuti
sehingga diperlukan reevaluasi terhadap metode apa yang paling baik untuk
kecil yaitu keluarga dengan dua anak (catur warga) atau tiga anak (panca warga)
dan kesehatan. Kebutuhan rohani yang meliputi kebutuhan yang dapat dipenuhi
dengan meyakini Tuhan Yang Maha Kuasa, menjalankan ibadah, dan sebagainya.
Kebutuhan kecerdasan yaitu kebutuhan untuk membaca buku-buku ilmu
dan melihat televisi. Kebutuhan rasa yang meliputi keinginan manusia untuk
kualitas manusia yang baik ditinjau dari segi kesehatan, pendidikan, dan tingkat
Dengan demikian, maka usaha pemerintah tidak terbatas hanya pada usaha
Berencana tidak hanya dirasakan oleh penduduk sekarang, tetapi juga akan
dirasakan oleh manusia di masa yang akan datang. Kesejahteraan umat manusia di
(Irianto, 2012).
satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat
sementara atau bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan
menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi dan
laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan
berhenti mempunyai anak. Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama
untuk menetapkan berapa jumlah anak yang akan dimiliki dan kapan akan
pada tahun 2013 sekitar 38% PUS tidak menggunakan KB sehingga lebih
RPJMN 2014 dan MDGs 2015 untuk KB cara modern adalah sebesar 65% namun
tahun 2017 jumlah PUS peserta KB aktif masih dibawah target nasional yaitu
berkisar 24.851 jiwa (58,65%) dengan jenis metode kontrasepsi yaitu metode
kontrasepsi suntikan 10.027 (40,29%), pil 7.299 (29,33%), implant 4.128 operasi
Selatan tahun 2017. Berdasarkan data yang ada jumlah penduduk 24.867 jiwa,
jumlah pasangan usia subur 3.186. Jumlah akseptor KB aktif 272 (64,80%)
sedangkan target nasional yang telah ditetapkan oleh BKKBN adalah 70%.
(21,6%), pil 578 (18,2%), intra uterine device (IUD) 177 (5,5%), implant 373
MKJP, sikap terhadap MKJP, sikap akseptor terhadap akses pelayanan KB.
dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang adalah umur (p<0,05) dan
pekerjaan (p<0,05). Wanita usia subur yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki
Selatan merupakan desa yang penduduknya didiami oleh suku Batak Angkola dan
menganut agama Islam, pekerjaan umumnya bertani. Budaya batak di daerah ini
daerah ini menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu garis keturunan ditarik
dari pihak ayah. Oleh karena itu tidak sempurna rasanya jika belum memiliki anak
laki-laki karena laki-laki merupakan pewaris dan penerus garis keturunan. Jika
belum memiliki anak laki-laki maka mereka akan berusaha menambah anak
sehingga sering ditemukan keluarga memiliki anak lebih dari dua. Dari data yang
ada jumlah penduduk 4.671 jiwa, jumlah kepala keluarga 782 KK, jumlah wanita
usia subur (15-49 tahun) 2.134 jiwa, jumlah wanita usia subur yang belum
menikah 1.056 jiwa, jumlah pasangan usia subur 644 PUS. Dari 644 PUS
(14,80%), implant 65 (16,88%), metode operasi wanita 8 (2%), pil 127 (32,98%),
masih rendah yaitu 59,78 %. Pada bulan November 2017 peneliti mengadakan
survei awal dengan wawancara kepada wanita pasangan usia subur. Tiga orang
tidak ber KB karena belum memiliki anak. 1 orang mengatakan tidak berKB
karena masih menginginkan anak laki-laki agar ada penerus marga. Diantara PUS
lainnya ada yang mengatakan memilih KB alamiah karena takut dengan efek
samping KB. Misalnya pada spiral mereka takut spiral keluar dari rahim saat
mencangkul di sawah, jika menggunakan pil, suntik, dan susuk mereka takut
peranakan menjadi kering, mandul sehingga tidak dapat menambah anak lagi. Ada
mengatakan tidak ingin anak lagi tapi tidak pula menggunakan KB karena takut
efek samping. Saat ditanyakan mengapa tidak menggunakan metode operasi saja
wanita PUS ini mengatakan tenaga akan jauh berkurang jika sudah pernah operasi
Atas dasar hal tersebut di atas maka peneliti memandang perlu untuk
Selatan .
TINJAUAN PUSTAKA
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (UU No. 10 tahun 1992)
(Sulistyawati, 2012).
2019, baik pada level sasaran program, sasaran kegiatan indikator RPJMN,
keterkaitannya pada visi dan misi pemerintah (kabinet kerja) periode 2015-2019.
Berdasarkan hal tersebut kemudian disusun tujuan dan sasaran strategis lembaga
BKKBN yang mengerucut pada upaya pencapaian visi dan misi pemerintah.
2019) (Surapaty,2016).
11
3) Memfasilitasi pembangunan keluarga
pencapaian visi dan misi pembangunan dengan perumusan tujuan untuk mencapai
kesejateraan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex
Inkeles dan David Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar
perkara pemasok modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang
mampu mengembangkan sarana yang berorientasi pada masa sekarang dan masa
2019, yaitu:
1) Menurunnya angka kelahiran total (TFR)
kinerja sasaran strategis yang akan dicapai melalui indikator kinerja program dan
Panjang (MKJP).
KB.
nasional kesehatan.
PPKBD ke masyarakat.
strategi:
antar sektor dan antara pusat dan daerah, tentang KIE dan konseling
pada remaja.
(2) Peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas kegiatan
(1) Penguatan kebijakan dan pengembangan strategi dan materi yang relevan
kegiatan bina keluarga balita, bina keluarga remaja, bina keluarga lansia,
kabupaten/kota.
berencana.
waktu.
1) Ibu
memang diinginkan.
2) Suami
berikut:
3) Seluruh keluarga
mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat
2.3 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel
sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Upaya kontrasepsi ini dapat
bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan
mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan melalui beberapa cara atau
menentukan nilai manfaat dan nilai guna dari keberhasilan pembangunan lainnya
(Yuhedi, 2011).
maupun swasta untuk biaya pendidikan dan kesehatan reproduksi (Prada, 2014).
kontrasepsi. Secara umum menurut cara pelaksanaannya dibagi menjadi dua yaitu
beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi, cara permanen (kontrasepsi mantap)
Sampai saat ini belum ada satu cara kontrasepsi yang ideal. Kontrasepsi
yang ideal setidaknya memiliki ciri-ciri berdaya guna, aman, murah, estetik,
mudah didapatkan, tidak memerlukan motivasi yang terus menerus, efek samping
dipercaya, tidak ada efek samping yang merugikan, lama kerjanya dapat diatur
bantuan medis atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya, cara penggunaannya
sederhana, harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat serta dapat diterima
sebagai berikut :
1) Metode Sederhana
dari vagina sesaat sebelum ejakulasi terjadi. Dengan cara ini diharapkan cairan
pembuahan. Teknik ini membutuhkan partisipasi yang besar dari pasangan. Selain
itu juga menuntut jiwa yang besar dari masing-masing pasangan jika ternyata
metode tersebut gagal, karena faktor kegagalan dari metode ini memang cukup
tinggi dimana sperma mungkin telah keluar ketika orgasme belum terjadi. Dengan
kata lain sperma sudah terlepas dan berenang cepat menuju sel telur sesaat
sebelum penis ditarik keluar. Teknik ini efektif bagi wanita yang suami atau
Suhu basal tubuh adalah suhu badan asli yaitu suhu terendah yang dicapai
Berencana Alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus
menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva
menjelang hari-hari ovulasi. Bila di sekitar alat kelamin terasa basah memasuki
masa subur dan bila terasa kering maka memasuki masa tidak subur. Yang
dimaksud dengan lendir serviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas
biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu
molekul lendir, air, serta senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode ini
yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena itu selain menggunakan MAL juga
maupun IUD. Metode Amenorea Laktasi dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi
apabila menyusui secara penuh yaitu lebih efektif jika diberikan minimal delapan
kali sehari, belum mendapat haid, umur bayi kurang dari enam bulan
(Wulansari,2012).
a) Kondom
Penggunaan kondom ini akan cukup efektif bila digunakan secara tepat dan
kondom secara tepat, yaitu gunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan
sesudah ejakulasi. Alat kontrasepsi ini paling mudah didapat serta tidak
merepotkan. Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-
hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan. Kondom
efektif digunakan bagi siapa saja. Alergi terhadap karet kondom adalah sangat
b) Spermisida
dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal suppositoria dan krim. Ketika
menggunakan tangan tetapi harus menggunakan alat yang telah disediakan oleh
yag berbentuk bulan, cembung, terbuat dari karet (lateks) yang dapat
dibengkokkan. Cara kerja alat kontrasepsi ini adalah mencegah masuknya sperma
melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba valopi) dan sebagai alat
2) Modern
a) Pil KB
juga dapat kembali pulih dengan cara menghentikan pemakaian pil in.
Pil KB termasuk metode yang efektif. Cara kerja pil KB adalah dengan
yaitu :
tidak aktif.
(b) Pil mini
karena itu, pil mini cocok untuk ibu menyusui karena tidak
produksi ASI.
hubungan seksual.
(Wulansari, 2012).
b) Kontrasepsi Suntikan
seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan tiga bulan sekali, memiliki
efektif selama tiga bulan, namun efek samping biasanya terjadi pada
diberikan satu bulan sekali bekerja efektif selama satu bulan. Suntik
stroke. KB suntik tidak cocok bagi wanita perokok oleh karena rokok
Namun tidak ada bukti kuat untuk memperlihatkan bahwa efek serupa
terjadi pada manusia yang mendapat dosis jauh lebih rendah (Yuhedi,
2011).
satu persen. Sebagian wanita lebih menyukai obat suntik sebulan sekali
daripada obat suntik jangka panjang karena obat suntik sebulan sekali
2011).
ini tidak perlu menyimpan obat KB suntik ini sendiri. Tindakan cukup
d) Murah
Selain efektif untuk mencegah kehamilan, manfaat KB suntik juga
metode yang sangat efisien. Efisien disini tidak hanya praktis karena
tidak repot dan cepat, namun efisien karena harganya yang sangat murah.
saja, untuk tahun ini biayanya mulai dari harga Rp 20.000,00. Tentu
biaya ini tergantung dosis dan jenisnya apakah per satu bulan, atau per 3
bulan.
maka akan sulit bagi tubuh untuk berhenti memakainya. Namun berbeda
setelah penyuntikan.
KB suntik memang sangat efektif dan berguna untuk menunda kehamilan.
Bagi pasangan suami istri yang baru menikah dan tidak ingin cepat-cepat punya
penggunaan KB suntik tidak bisa bebas tanpa efek samping. Ada efek samping
yang sifatnya potensial dan bisa besar kemungkinan terjadinya bagi seorang ibu.
Berikut ini efek samping yang bisa di alami pasca penggunaan KB suntik:
1. Menyebabkan gemuk
wanita lebih gemuk. Sifat lemak yang sulit mengikat air menyebabkan
seksual menurun. Namun bila dilakukan olahraga dan diet yang sehat,
teratur.
hamil, sedang dalam persiapan operasi, sakit kepala, dan ibu yang
kulit pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan.
Proses pemasangan susuk KB ini cukup satu kali untuk jangka waktu
1. Efektivitas tinggi
pemasangan
untuk hamil
(Sulistyawati,2012).
glukosa (Sulistyawati,2012).
panjang yang cukup efektif karena hanya terjadi kurang dari satu
lebih lama serta kram atau nyeri di bawah perut merupakan efek samping
(Sulistyawati,2012).
b) Efektivitas IUD/AKDR
pengguna) (Sulistyawati,2012).
berikut :
(a) Menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba falopii
fertilisasi
uterus.(Sulistyawati,2012)
d) Keuntungan IUD/AKDR
berikut :
hamil
(a) Perubahan siklus haid yang umumnya terjadi pada tiga bulan
pertama dan akan berkurang setelah tiga bulan dimana haid lebih
a) Tubektomi
oleh adanya edema tuba, infeksi dan kegagalan. Edema tuba akan
yang dilakukan setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-
b) Vasektomi
Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara
15-49 tahun. Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan
bertahap menjadi peserta keluarga berencana yang aktif sehingga memberi efek
isteri yang isterinya berumur antara 15-49 tahun sedang menggunakan alat
pasangan suami isteri yang isterinya berumur antara 15-49 tahun sedang tidak
menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan hamil, ingin anak segera atau yang
ingin anak tapi ditunda, atau yang tidak ingin anak lagi tetapi tidak ber KB
(Suratun, M, 2011).
2.5.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
untuk menerima cara-cara kontrasepsi tersebut. Menurut Rogers ada empat tahap
2.5.2 Umur
dalam pemakaian alat kontrasepsi, mereka yang berumur tua mempunyai peluang
reversibilitas yang tinggi karena pada umur tersebut Pasangan Usia Subur (PUS)
masih berkeinginan untuk mempunyai anak. Sedangkan pada umur >35 tahun
kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang mempunyai efektivitas tinggi dan dapat
berisiko paling rendah untuk ibu dan anak adalah antara 20-35 tahun. Untuk itu
hingga usianya mencukupi dan benar-benar siap secara psikologi menjadi seorang
Umur di atas 35 tahun seorang wanita tidak dianjurkan untuk hamil lagi,
kehamilan sehingga risiko komplikasi akan semakin besar (Biran Afandi, 2011).
2.5.3 Jumlah Anak
Jumlah anak yang dilahirkan oleh isteri baik hidup maupun mati. Jumlah
(Sulistyawati, 2012).
yaitu: 0-2 orang paritas rendah dan 3 orang atau lebih paritas tinggi. Keputusan
untuk menambah jumlah anak diserahkan kepada keputusan suami isteri dengan
standar BKKBN yaitu jumlah anak kurang atau sama dengan dua (Sulistyawati,2
012).
Agar dapat menolong para calon peserta KB untuk bisa memilih alat KB
yang cocok, perlu diberikan konseling KB oleh petugas. Pemilihan dan pemakaian
dan nyaman. Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan pilihannya dan dapat membantu klien merasa lebih puas
(Sulistyawati, 2012).
Konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
hubungan dan kepercayaan yang sudah terbangun. Namun sering kali konseling
diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai
waktu dan mereka tidak mengetahui bahwa dengan konseling klien akan lebih
dalam memilih alat KB, juga tidak akan menyebabkan peserta terpaksa
peserta KB tahu bahwa alat KB digunakan untuk kepentingan diri sendiri dan
bukan untuk kepentingan petugas KB, dokter, bidan atau orang-orang lain
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Lawrence Green.
dari karakteristik, pengetahuan, sikap, keyakinan, norma sosial dan unsur lain
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Norma Sosial
Penggunaan
Kontrasepsi
Faktor Pendukung :
Fasilitas Kesehatan
Faktor Pendorong :
Petugas Kesehatan
dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik
(terikat).
Variabel Independen Variabel Dependen
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Umur
Penggunaan
3. Jumlah anak
- Kontrasepsi
Faktor Pendorong
Petugas kesehatan
2.8 Hipotesis
Tahun 2018.
Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan, umur, jumlah anak dan petugas
Tahun 2018.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif analitik yang meneliti
hubungan antara dua variable yaitu variabel independen dan veriabel dependen.
alasan karena keterbatasan waktu dan dana yang dilakukan dalam penelitian serta
bahwa desa tersebut sudah dapat mewakili desa yang ada di wilayah Kecamatan
Sayurmatinggi .
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018 s/d Agustus 2018
dengan tahapan sebagai berikut :
Tabel.1. Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan Proposal
3. Seminar Proposal
4. PelaksanaanPenelitian
5. Ujian Akhir
45
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pasangan usia subur di
Sampel penelitian ini adalah sebagian objek yang diteliti dan dianggap
Adapun teknik pengambilan sampel yang akan di gunakan oleh peneliti adalah
Rumus Slovin.
n = N / N (e²)+1
Keterangan :
n=644 / 6,44 + 1
n=86,5
n=87
Jadi besar sampel yang ditentukan dalam penelitian ini seluruhnya sebanyak
87 orang.
46
Data primer pada penelitian ini adalah data yang diambil secara langsung
Sayurmatinggi Tahun 2018 dengan langsung kepada wanita pasangan usia subur
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait dengan
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang
ingin diukur.
validitas instrument penelitian yaitu jika nilai Pearson Coralation > r tabel.
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
Alpha Cronbach’s. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikan α=0,05, artinya
instrument dikatakan reliable bila nilai cronbach’s alpha lebih besar dari r tabel.
47
alpha 0,933 bila dibandingkan dengan Tabel r Product Moment dengan sampel 20
dan CI 95% diperoleh nilai 0,444. Maka nilai Cronbach’s alpha 0,933 > nilai r
tabel 0,444 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini realibel dan
handal.
(2) Baik jika wanita pasangan usia subur menperoleh skor dengan
5-10 pertanyaan
(2) 35 Tahun
(2) 2 Orang
48
ya 6-10 pertayaan.
Cara Skala
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
1 2 3 4 5 7
1 Variabel
Independen
a) Pengetahuan Pengetahuan adalah Kuesioner Ordinal Baik (12-20 benar)
segala sesuatu yang Kurang baik (0-11
diketahui oleh wanita benar)
pasangan usia subur
tentang KB di
Sayurmatinggi
1) Collecting
2) Checking
agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data memberikan hasil
3) Coding
yang diteliti yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
4) Entering
5) Data Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai
bebas dengan variabel terikat digunakan Uji Chi-square, pada batas kemaknaan
< (0,1) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variabel secara statistik
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dengan Luas Wilayah 406,27 Km2 dan jumlah penduduk sebanyak 26.482
jiwa, jumlah Kepala Keluarga sebanyak 6.528 jiwa, wanita usia subur 15-49 tahun
sebanyak 2.134 jiwa, pasangan usia subur sebanyak 644 jiwa. Pelaksanaan
4.2.1 Pengetahuan
yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan kurang baik dengan distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Pengetahuan Jumlah
F (%)
Baik 46 52,9
Kurang Baik 41 47,1
Total 87 100,0
52
53
4.2.2 Umur
Umur Jumlah
F %
≤ 35 39 44,8
> 35 48 55,2
Total 87 100,0
Jumlah anak dalam penelitian ini dikategorikan dalam dua jenis yaitu < 2
Jumlah
Jumlah Anak F %
<2 orang 55 63,2
>2 orang 32 36,8
Total 87 100,0
54
jumlah anak <2 orang sebanyak 55 orang (63,2%) dan minoritas responden
Jumlah
Petugas Kesehatan
F %
Melakukan KIE 45 52,9
Tidak Melakukan KIE 41 47,1
Total 87 100,0
Jumlah
Penggunaan Kontrasepsi
F %
Ya 55 63,2
Tidak 32 36,8
Total 87 100.0
Penggunaan Kontrasepsi
Jumlah
Pengetahuan Ya Tidak p (value)
f % f % F %
Baik 45 51,7 1 1,2 46 52,9
0,000
Kurang Baik 10 11,5 31 35,6 41 47,1
Total 55 63,2 32 36,8 87 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 didapat hasil uji Chi Square dengan nilai p (value) =
0,000. Jika dibandingkan dengan α (0,000<0,1) yang berarti ada hubungan yang
panjang.
Penggunaan Kontrasepsi
Jumlah
Umur Ya Tidak p (value)
f % f % F %
≤ 35 Tahun 32 36,8 7 8,1 39 44,8
0,002
>35 Tahun 23 26,4 25 28,7 48 55,2
Total 55 63,2 32 36,8 87 100,0
Berdasarkan tabel 4.7 didapat hasil uji Chi Square dengan nilai p (value) =
0,002, jika dibandingkan dengan nilai α maka (0,002<0,1) yang berarti ada
jangka panjang.
56
Penggunaan Kontrasepsi
Jumlah
Jumlah Anak Ya Tidak p (value)
f % f % F %
≤ 2 Orang 28 32,2 27 31,0 55 63,2
0,004
>2 Orang 27 31,0 5 5,8 32 36,8
Total 55 63,2 32 36,8 87 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 didapat hasil uji Chi Square dengan nilai p (value)
= 0.004, jika dibandingkan dengan α (0,004<0,1) yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara jumlah anak akseptor kontrasepsi jangka pendek dalam memilih
Penggunaan Kontrasepsi
Jumlah
Petugas Kesehatan Ya Tidak p (value)
f % f % F %
Melakukan KIE 44 50,6 1 1,2 55 63,2
0,000
Tidak Melakukan KIE 11 12,6 31 35,6 32 36,8
Total 55 63,2 32 36,8 87 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 didapat hasil uji Chi Square dengan nilai p (Sig) =
0,000 jika dibandingkan dengan α (0,000<0,1) yang berarti ada hubungan yang
BAB V
PEMBAHASAN
5.1.1 Pengetahuan
untuk menerima cara-cara kontrasepsi tersebut. Menurut Rogers ada empat tahap
57
58
5.1.2 Umur
dalam pemakaian alat kontrasepsi, mereka yang berumur tua mempunyai peluang
reversibilitas yang tinggi karena pada umur tersebut Pasangan Usia Subur (PUS)
masih berkeinginan untuk mempunyai anak. Sedangkan pada umur >35 tahun
kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang mempunyai efektivitas tinggi dan dapat
dipakai jangka lama (Angraini, 2012). Umur di atas 35 tahun seorang wanita tidak
dianjurkan untuk hamil lagi, karena secara biologis tubuhnya sudah tidak
orang sebanyak 55 orang (63,2%) dan minoritas responden memiliki jumlah anak
0-2 orang paritas rendah dan 3 orang atau lebih paritas tinggi. Keputusan untuk
59
menambah jumlah anak diserahkan kepada keputusan suami isteri dengan standar
BKKBN yaitu jumlah anak kurang atau sama dengan dua (Sulistyawati,2 012).
Petugas/ tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
Agar dapat menolong para calon peserta KB untuk bisa memilih alat KB
yang cocok, perlu diberikan konseling KB oleh petugas. Pemilihan dan pemakaian
dan nyaman. Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan pilihannya dan dapat membantu klien merasa lebih puas
(Sulistyawati, 2012).
interaksi antara petugas dank lien yaitu dapat meningkatkan hubungan dan
kepercayaan yang sudah terbangun. Namun sering kali konseling diabaikan dan
tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai waktu dan
mereka tidak mengetahui bahwa dengan konseling klien akan lebih mudah
memilih alat KB, juga tidak akan menyebabkan peserta terpaksa menggunakannya,
misalnya karena dibujuk, diancam atau didesak orang lain. peserta KB tahu bahwa
alat KB digunakan untuk kepentingan diri sendiri dan bukan untuk kepentingan
2012).
didapat hasil uji Chi Square dengan nilai p (value) = 0,000< 0,1 yang berarti ada
Pengetahuan adalah merupakan hasil “ tahu” dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
Sayurmatinggi tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada dukungan dari orang-orang
suami akan membuat wanita PUS percaya diri untuk memilih kontrasepsi.
62
Demikian juga pengetahuan yang baik tentang program KB dan peran petugas
uji Chi Square dengan nilai p (value) = 0,002<0,1 yang berarti ada hubungan
panjang.
nilai p-value 0,000. Selanjutnya hasil penelitian Eminur Itri Sari (2016) yang juga
pemilihan MKJP. Ibu yang berusia di atas 30 tahun memiliki peluang 0,67 kali
yang rasional pada umur diantara duapuluh sampai tiga puluh lima tahun adalah
kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas yang tinggi karena pada umur tersebut
Sedangkan pada umur >35 tahun kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang
tahun 23 orang (26,4%) yang menjadi akseptor KB dan 25 orang (28,7%) yang
tidak menjadi akseptor KB. Sedangkan umur 35 tahun ke bawah yang menjadi
kontrasepsi jangka panjang. Menurut peneliti hal ini disebakan oleh PUS yang
berusia 35 tahun dan > 35 tahun memiliki budaya yang sama sehingga
didapat hasil uji Chi Square dengan nilai p (value) = 0.004<0,1 yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan pelaksanaan program KB.
bahwa jumlah anak berkaitan erat dengan program KB karena salah satu misi dari
program KB adalah terciptanya keluarga dengan jumlah anak yang ideal yakni
dua anak dalam satu keluarga. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
penelitian Pranita (2008) yang menggunakan data sekunder SKDI 2007 untuk
bahwa dengan anak kurang dari 3 orang mempunyai peluang 7,5 kali lebih tinggi
untuk memilih non MKJP dibandingkan dengan responden yang mempunyai anak
yang memiliki anak < 2 orang dan menjadi akseptor KB sebanyak 28 orang
orang (31,0%) dan yang tidak menjadi akseptor KB sebanyak 5 orang (5,8%). Hal
ini menunjukkan bahwa PUS yang memiliki anak kurang dari 2 orang lebih
banyak mengikuti program KB daripada PUS yang memiliki anak lebih dari 2
orang.
PUS yang memiliki anak lebih dari 2 orang lebih banyak mejadi akseptor KB
daripada PUS yang memiliki anak dua atau di bawah 2 orang. Pada umumnya
mempunyai anak laki-laki dan perempuan pada umumnya mereka tidak mau
mengikuti program KB. Mereka berpendapat jika memiliki anak hanya 2 orang
akan menyebabkan kekhawatiran para pasangan usia subur. Jika mempunyai anak
banyak maka mereka berharap anak-anak tersebutlah yang akan mengasuh mereka
Sayurmatinggi Tahun 2018 didapat hasil uji Chi Square dengan nilai p (value) =
0,000<0,1 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara petugas kesehatan
panjang.
Penelitian ini sejalan dengan Sri Setiasih (2016) yang menyatakan bahwa
petugas pelayanan KB, dalam penelitian ini adalah Petugas Pelayanan Keluarga
IUD (p value 0.001). Begitu juga dengan hasil penelitian Arliana et al (2012)
merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan KB. Dengan penyuluhan
dalam merubah pengetahuan sikap dan perilakunya. Konseling yang baik akan
antara petugas kesehatan dan PUS yaitu dapat meningkatkan hubungan dan
Adapun implikasi yang dapat dirumuskan dari temuan dan fakta pada
Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan mampu melakukan KIE yang
mengubah perilaku PUS dalam mengikuti program KB, oleh karena itu
diperlukan dukungan maupun peran serta tokoh adat dan tokoh agama sebagai
jangka panjang yang tidak dapat diteliti disebabkan keterbatasan seperti waktu,
2) Pada saat melakukan penelitian ada beberapa responden yang tidak terbuka
6.1 Kesimpulan
Suntik.
6.2 Saran
1) Diharapkan kepada dinas kesehatan dan BKKBN Tapanuli Selatan agar lebih
68
69
dalam pelayanan KB. Petugas Dinas Kesehatan dan BKKBN diharapkan turun
keberhasilan yang telah dicapai sehingga mampu membuat rencana kerja yang
target cakupan KB aktif dapat tercapai dengan membentuk tim supervisi turun
secara langsung ke desa wilayah kerja agar dapat menilai kinerja serta
bidan desa untuk membuat dokumentasi dan SOP atas semua kegiatan
3) Diharapkan kepada kepala puskesmas dan bidan desa agar dapat menjalin
kerjasama dengan para tokoh adat maupun tokoh masyarakat untuk dapat
tanpa ada keraguan diakibatkan adanya stigma negatif tentang KB. Kepala
maupun di desa sehingga mereka merasa ikut ambil bagian dan punya
4) Kepada pasangan usia subur diharapkan agar lebih proaktif dalam mencari
dalam program KB. Setiap ada kegiatan program kesehatan di desa seperti
70
PUS.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Kelurahan Sayurmatinggi
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa STIKes Aufa
Royhan Padangsidimpuan program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Nama : Lina Rahmadani
NIM : 14030049P
Peneliti,
( Lina Rahmadani )
74
Lampiran 2
Oleh
Lina Rahmadani
…………………………..
75
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
KONTRASEPSI DI KELURAHAN SAYUR MATINGGI
TAHUN 2018
Pilih salah satu jawaban di bawah ini dengan memberi tanda (x)
Umur Ibu :
a. 35 tahun
b. > 35 tahun
Pilih salah satu jawaban yang benar dan beri tanda (x) pada pernyataan dibawah
ini : Pengetahuan
1. Pengertian KB adalah
a. Suatu usaha yang mengatur kehamilan sehingga menguntungkan bagi
ibu, bayi, ayah peserta keluarga yang bersangkutan
b. Suatu usaha agar sering hamil
c. Suatu usaha untuk memperbanyak keturunan
2. Tujuan dari KB adalah
a. Membentuk keluarga kecil, bahagia, sejahtera
b. Membentuk keluarga besar banyak anak banyak rezeki
c. Mempercepat pertambahan anggota keluarga
3. Dibawah ini contoh KB yang jangka panjang adalah
a. Suntik
b. Spiral
c. KB alamiah
4. Alat KB jangka panjang untuk pria adalah
a. Kondom
b. Suntik
c. MOP
5. Keuntungan dari alat KB MKJP adalah
a. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
b. Dapat menyembuhkan penyakit kelamin
c. Dapat menyebabkan penularan penyakit kelamin
6. Suntik KB yang metode jangka panjang adalah
a. Suntik 1 bulan
b. Suntik 3 bulan
c. Suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan
7. Contoh KB yang mantap adalah
a. Metode operasi wanita
b. Metode operasi pria
c. a dan b benar
77
Petugas kesehatan
1. Apakah bidan atau dokter pernah menyarankan ibu untuk ber KB MKJP?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Apakah bidan atau dokter pernah menawarkan pelayanan KB MKJP ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
3. Dalam satu bulan terakhir apakah ibu pernah mendapat informasi dari
bidan atau dokter tentang jenis-jenis KB MKJP ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
4. Dalam satu bulan terakhir apakah ibu pernah mendapat informasi dari
bidan atau dokter tentang keuntungan, kerugian, dan efek samping dari
jenis-jenis KB MKJP ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
78
36 1 2 1 1 0
37 2 1 1 2 0
38 1 2 1 2 0
39 1 2 2 1 0
40 1 2 1 1 0
41 2 2 2 2 1
42 2 2 2 2 1
43 1 1 1 1 0
44 2 1 2 2 1
45 1 1 1 1 0
46 2 1 2 2 1
47 1 1 2 2 1
48 1 1 1 1 0
49 1 1 1 1 0
50 1 2 1 1 0
51 2 1 1 1 0
52 1 1 1 1 0
53 2 1 2 2 1
54 1 2 1 1 0
55 2 1 2 2 1
56 2 1 2 1 0
57 1 2 1 1 0
58 2 1 2 1 0
59 1 2 1 1 0
60 2 1 1 1 0
61 2 1 1 1 0
62 1 2 1 1 0
63 2 1 1 2 0
64 1 1 1 2 0
65 2 2 1 1 0
66 2 1 1 1 0
67 2 2 1 1 0
68 2 1 2 2 1
69 2 1 1 1 0
70 2 1 1 2 0
71 2 1 2 2 1
72 1 1 2 2 1
73 2 1 2 2 1
74 2 1 1 1 0
75 2 1 1 1 0
76 2 1 1 2 1
81
77 2 1 2 2 1
78 1 1 2 2 1
79 2 1 1 2 0
80 1 1 1 1 0
81 2 1 2 2 1
82 2 1 2 2 1
83 2 1 2 2 1
84 1 2 2 2 1
85 1 2 1 1 0
86 2 1 2 1 1
87 2 2 2 2 0
Keterangan :
Umur Jumlah Anak Pengetahuan
1. ≤ 35 Tahun 1. < 2 Orang 1. Baik
2. > 35 Tahun 2. > 2 Orang 2. Kurang Baik
Frequencies
Umur
Jumlah anak
Pengetahuan
Petugas kesehatan
AkseptorKB
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Akseptor KB 87 100.0% 0 .0% 87 100.0%
83
Akseptor KB
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 50.276a 1 .000
Continuity Correctionb 47.168 1 .000
Likelihood Ratio 59.265 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 49.699 1 .000
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.08.
b. Computed only for a 2x2 table
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * Akseptor KB 87 100.0% 0 .0% 87 100.0%
Akseptor KB
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.782a 1 .001
Continuity Correctionb 9.364 1 .002
Likelihood Ratio 11.288 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear Association 10.658 1 .001
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.34.
b. Computed only for a 2x2 table
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jumlah anak * Akseptor KB 87 100.0% 0 .0% 87 100.0%
Akseptor KB
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9.744a 1 .002
Continuity Correctionb 8.358 1 .004
Likelihood Ratio 10.489 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear Association 9.632 1 .002
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.77.
b. Computed only for a 2x2 table
85
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Petugas kesehatan * Akseptor 87 100.0% 0 .0% 87 100.0%
KB
Akseptor KB
Tidak Akseptor
Akseptor KB KB Total
Petugas kesehatan Melakukan KIE Count 44 1 45
% of Total 50.6% 1.1% 51.7%
Tidak melakukan KIE Count 11 31 42
% of Total 12.6% 35.6% 48.3%
Total Count 55 32 87
% of Total 63.2% 36.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 47.878a 1 .000
Continuity Correctionb 44.849 1 .000
Likelihood Ratio 56.560 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 47.328 1 .000
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.
b. Computed only for a 2x2 table
86