Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA

OLEH:

1. Izha Sepdianti (191810201011)


2. Rista Dwi Karisa (191810201065)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2019 / 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Islam adalah agama yang paling sempurna daripada agama lain. Karena
islam merupakan Rahmatan lilalamin yaitu rahmat bagi seluruh alam. Ajaran
ajaran islam mengajarkan berbagai perintah dan larangan dari Allah SWT yang
harus ditaati oleh seluruh umat manusia dimuka bumi. Pada dasarnya manusia
diciptakan hanyalah untuk beribadah dan bertauhid kepada Allah SWT.
Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya. Pada awalnya
pengaruh masuknya agama islamke indonesia yang di bawa dari berbagai negara
seperti arab, china, dan india,tentu saja tak lepas pula dari pengaruh budaya
negara negara tersebut, sehingga menyebabkan masyarakat indonesia merasakan
bagaimana damainya islam yang menjunjung tinggi kesetaraan derajat setiap
manusia. Nilai nilai yang diaajarkan islam juga membuat berbagai perubahan pada
masyarakat indonesia dulu. Pada akhirnya mereka bisa menemukan titik terang
tentang ketauhidan karena mereka sebelumnya masih memiliki kepercayaan
terhadap hal hal yang menyangkut nenenk moyang mereka.
Kebudayaan islam yang ada saat ini telah banyak mengalami pergeseran
dari nilai nilai kebudayaan islam yang sebenarnya. Mulai dari kebudayaan cara
beribadah,cara berteman antar jenis atau lawan jenis dan masih banyak lagi
kebudayaan yang tak sesuai dengan Al quran dan As sunnah. Lalu mengapa hal ini
bisa terjadi di indonesia? Kebudayaan islam kurang di terapkan karena kurang
selektif dan kurangnya filtrasi yang di lakukan oleh umat islam di indonesia dalam
menanggapi nilai nilai kebudayaan luar. Banyak di antara umat yang masih suka
bertasyabuh dengan kebudayaan luar yang jelas jelas banyak bertolak belakang
dengan nila nilai ajarani islam dan pancasila.
Latar belakang penulisan makalah ini akan menyajikan dan membahas
mengenai berbagai permasalaan yang menyangkut nilai-nilai kebudayaan islam.
Pentingnya makalah ini dibuat agar pembaca lebih memahami mengenai nilai-
nilai islam yang sesungguhnya, serta mengamalkan berbagai nilai nilai dari ajaran
islam. Sehingga nilai nilai tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menjalankan
ibadah dan pergaulan sehari-hari.
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah nilai-nilai kebudayaan islam di Indonesia?
2. Apa saja unsur-unsur nilai islam dalam budaya Indonesia?
3. Mengapa masjid dijadikan sebagai pusat peradaban islam?
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan sejarah munculnya nilai-nilai islam dalam budaya
Indonesia.
2. Menjelaskan dan menggambarkan nilai-nilai islam dalam budaya
Indonesia.
3. Mendeskripsikan mengenai masjid sebagai pusat peradaban islam.
1.4. Manfaat
1. Dapat memahami sejarah munculnya nilai- nilai islam budaya
Indonesia.
2. Dapat memahami dan mengamalkan nilai- nilai islam dalam budaya
Indonesia.
3. Dapat mengetahui masjid mengenai pusat peradaban islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kebudayaan Islam

Islam masuk ke Indonesia tidak dalam kondisi hampa budaya. Telah ada
budaya setempat yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Hal ini
melahirkan sebuah ajaran Islam dan budaya masyarakat setempat. Di sisi lain, tata
cara pelaksanaan ajaran Islam lebih bercorak keindonesiaan (lokal) dan tidak
sepenuhnya sama dengan wilayah aslinya di Timur Tengah. Konsep awal
kebudayaan sesuai yang dikemukakan oleh E.B Taylor bahwa budaya atau
peradaban itu adalah keseluruhan kompleks termasuk pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral,hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan lain apa pun
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan adalah alat konseptual untuk melakukan penafsiran dan
analisis. Jadikeberadaan kebudayaan sangatlah penting, karena akan menunjang
terhadap pembahasanmengenai eksistensi suatu masyarakat. Kebudayaan sebagai
suatu sistem budaya, aktivitasdan hasil karya fisik manusia yang berada dalam
suatu masyarakat di mana kemunculannyaitu diperoleh melalui proses belajar,
baik itu formal maupun informal. Hal inimenunjukan bahwa kebudayaan tidak
akan hadir dengan sendirinya, melainkan adakarena adanya manusia dalam
komunitas sosial, sehingga antara manusia, masyarakatdan kebudayaan akan
saling mendukung. Manusia menciptakan kebudayaan sebagaiusaha untuk
mempertahankan hidupnya, karena dengan kebudayaan manusia akan
mampumelaksanakan tugasnya di muka bumi ini sebagai khalifah. Dengan
kebudayaan pulakehidupan keagamaan manusia akan nampak, dan ini menjadikan
pembeda terhadapjenis makhluk lainnya.
Dilihat secara peradaban Islam dari kata Arab al-hadharah, al-Islamiyyah.
Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang
yangmensinonimkan dua kata “kebudayaan” (al-tsaqafah) dan “peradaban”(al-
hadharah). Dalam perkembangan antropologi sekarang,kedua istilah itu
dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangatmendalam
suatu masayarakat. Sedangkan, manifestasi-manifestasi kemajuan mekanisdan
teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih direflesikan
dengan seni, sastra, religi (agama), dan moral, maka peradaban refleksi dalam
politik, ekonomi dan teknologi.
Dalam pengertian itulah yang dimaksud dengan peradaban Islam di sini
adalah,Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Telah membawa
bangsa Arabyang semula terbelakang, bodoh tidak terkenal, dan diabaikan oleh
bangsa-bangsa lain,menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat menggerakan,
mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat
penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan kemajuan Barat
pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui
Spanyol. Islam memang berbeda dari agama-agama lain. H.A.R. Gibb di dalam
bukunya Whither Islam menyatakan, “Islam is indeed much morethan a system of
theology, it is a complete civilization” (Islam sesungguhnya lebih dari sekedar
sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna). Karena yang menjadi
pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam,
kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.

B. Unsur-Unsur Nilai Islam Dalam Budaya Indonesia

Kebudayaan setiap masyarakat atau suku bangsa terdiri atas unsur-unsur


besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan
yang bersifat sebagai kesatuan. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam
kebudayaan, di mana kita sebut sebagai cultural universals, yang meliputi
peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian hidup dan sistem-
sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa (lisan dan tulisan), kesenian,
sistem pengetahuan, religi (sistem kepercayaan).
Selanjutnya, ketika memahami unsur-unsur kebudayaan tersebut, maka
kita bisa mengetahui tentang terdapatnya unsur-unsur kebudayaan yang mudah
berubah dan ada pula unsur-unsur kebudayaan yang susah berubah. Adapun
unsur-unsur budaya yang mudah berubah meliputi; seni, bahasa, teknologi.
Sedangkan unsur-unsur budaya yang sulit berubah meliputiagama (sistem
kepercayaan), sistem sosial, dan sistem pengetahuan.
Budaya juga dibedakan menjadi dua, yaitu budaya kecil (little culture),
dan budaya besar (great culture). Budaya kecil adalah budaya yang berada pada
suatu masyarakatyang lingkupnya kecil (dianut oleh beberapa orang saja) atau
juga disebut local culture.Sedangkan budaya besar adalah budaya yang dianut
oleh banyak orang dengan jumlahpenganutnya yang luas. Ketika budaya kecil dan
budaya besar saling berhubungan melalui proses asimilasi, maka kemungkinannya
budaya kecil tersebut akan tersisihkan atau terkalahkan oleh budaya besar. Hal ini
menunjukkan bahwa eksistensi dari budaya besar tersebut begitu kuat dan luas
sehingga dengan mudah dan cepat bisa masuk kepada budaya kecil yang dianut
oleh hanya bebera orang. Budaya kecil atau budaya lokal yang ada pada suatu
masyarakat merupakan budaya yang sudah dibangun sejak adanya umat manusia
di muka bumi ini atau dengan kata lain, keberadaan budaya kecil sebagai bentuk
dari keberhasilan umat manusia di dalam mempertahankan hidupnya, karena
bagaimanapun juga budaya kecil itu ada secara turun temurun dari satu generasi
ke generasi selanjutnya. Kehadiran budaya besar, tentunya akan membawa suatu
perubahan yang akan terjadi pada suatu komunitas yang yang memiliki budaya
kecil, sehingga keberadaan budaya besar akan tetap eksis dan bisa jadi keberadaan
budaya kecil akan mengalami penyusutan atau bahkan hilang dari eksistensinya
pada suatu masyarakat.

C. Masjid Dijadikan Sebagai Pusat Peradaban Islam

"Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah


orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS, At-Taubah (9:18))
Masjid sebagai salah satu pusat kegiatan ummat menempati peranan sangat
penting dalam proses perubahan sosial, terutama membangun aspek moral dan
perilaku islami. Sejak dulu masjid telah menjadi salah satu pilar kekuatan
masyarakat Indonesia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan ummat Islam. Masjid tidak sekedar menjadi tempat ibadah, Masjid
harus dimakmurkan dengan berbagai kegiatan bernuansa ritualkeagamaan seperti
shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Namun, pada sisi lain Masjid harus
disibukkan dengan berbagai aktifitas-aktifitas untuk meningkatkan dakwah bil
hal. Dakwah bil hal adalah kegiatan dakwah yang diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat, baik rohani maupun jasmani.
Pada zaman ini masjid jarang sekali dikunjungi, ada yang beralasan sibuk,
lelah, sholat dirumah. Padahal sholat di masjid memiliki pahala lebih besar
dibandingkan mengerjakan sholat di rumah. Masjid akan dikunjungi dengan
pengunjung yang banyak ketika memasuku bulan suci ramadan. Banyak orang-
orang muslim mengerjakan sholat isya' dan tarawih berjama'ah. Namun mengapa
setelah bulan suci ramadhan masjid kembali sepi? Bukankah memakmurkan dan
meramaikan masjid adalah salah satu perbuatan yang dicintai Allah SWT? Lalu
apa yang harus dilakukan?
Apabila Masjid dikelola secara baik dan benar maka akan muncul daya tarik
bagi umat Islam untuk berkunjung, sekalipun pada awalnya hanya untuk
melaksanakan shalat. Kunjungan umat Islam ke masjid tentu akan membawa
dampak positip bagi perkembangan peran masjid dari sekedar tempat beribadah
menjadi tempat pengembangan dakwah, berkomunikasi, bersilaturrahim,
membina ukhuwah islamiyahpada umat, dan aktifitas lainnya. Untuk itu para
pengelola masjid harus pandai menciptakan kegiatan yang menarik dan terkait
langsung dengan kebutuhan hidup jama’ah yang ada di sekitarnya.
Masjid merupakan salah satu media yang sangat penting sebagai sentral
kegiatan dakwah. Selain itu, Masjid juga dinilai sebagai wahana pembentukan
akhlakul karimah dan pendapatan umat Islam. Tetapi faktanya, hanya sebagian
Masjid saja yang dapat menerapkan manajemen tersebut. Menurut ulama
terkemuka Syaikh Yusuf Qardhawi masjid juga berfungsi sebagai tempat sosial
kemasyarakatan seperti silaturrahmi untuk memperkuat persaudaraan, tempat
menimba ilmu, tempat pengumpulan dana zakat, infaq dan sedekah, tempat
penyelesaian sengketa, lembaga solidaritas dan bantuan kemanusiaan, tempat
pembinaan dan pengembangan kader-kader pemimpin umat.
BAB III
PENUTUP

Agama Islam sebagai agama universal dan agama bagi semesta alam, telah
membuktikannya sebagai agama besar yang menghargai akan keberadaan budaya
lokal suatu masyarakat. Bila agama Islam dan budaya lokal berakulturasi, maka
pemahaman keagamaan yang terjadi pada suatu masyarakat akan beragam pula. Hal
ini menunjukan bahwa agama Islam akan senantiasa berbaur dengan budaya lokal dan
akan mewarnai budaya lokal yang dianut oleh masyarakat, sehingga agama Islam
dalam tataran ritualnya beragam.
Akulturasi agama Islam dengan kepercayaan asli Indonesia telah membentuk
ciri yang khas pada masyarakat Indonesia. Sejak pengalaman sejarah yang paling
awal, masyarakat Indonesia senantiasa menempatkan nilai-nilai agama Islam pada
posisi yang sangat sentral dalam seluruh aspek kehidupannya. Fenomena tersebut
termuat dalam falsafah hidup masyarakat Indonesia yang terakumulasikan pada dasar
ideologi masyarakat Indonesia yaitu Pancasila. Sesungguhnya, Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa yang diwarnai oleh semangat ajaran agama Islam.
Dalam kontek persentuhan Agama Islam dengan Kebudayaan lokal, maka
akulturasi agama Islam dengan budaya Sunda telah membentuk ciri yang khas pada
masyarakat Sunda di Jawa Barat. Sejak pengalaman sejarahnya yang paling awal,
masyarakat Jawa Barat senantiasa menempatkan nilai-nilai agama Islam pada posisi
yang sangat sentral dalam seluruh aspek kehidupannya. Fenomena yang termuat
dalam falsafah hidup orang Sunda yang tercermin pada ungkapan Silih Asih, Silih
Asah, Silih Asuh sesungguhnya merupakan salah satu prinsip hidup yang diwarnai
oleh semangat ajaran agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA

AG, Muhaimin, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret dari Cirebon, Cet. II.
Jakarta:
PT Logos Wacana Ilmu, 2002.
Ahmad Safe‘i, Agus, “Fenomena Kultural Islam-Sunda”, dalam buku Cik Hasan
Bisri,
Pergumulan Islam dengan Kebudayaan Lokal di Tatar Sunda. Bandung: Kaki
Langit,
2005.
Ekadjati,Edi S. Kebudayaan Sunda: Zaman Pajajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya,
2005.
Subagya, Rachmat, Agama Asli Indonesia. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka,
1981.
Suntiah, Ratu dan Maslani, Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Insan
Mandiri, 2010.

Anda mungkin juga menyukai