Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 NO/NC
2.1.1 Normally Open (NO)
Suatu intruksi dasar yang harus dipahami oleh kita, dimana fungsi ini sangat
mempengaruhi pemahaman untuk program yang akan kita buat. NO (Normally
Open) yaitu suatu kondisi dimana fungsi tersebut dalam keadaan terbuka atau bisa
dinyatakan arus terputus. Sebagai contoh Prinsip ini cukup sederhana, saklar
normal terbuka tidak akan melakukan listrik sampai ditekan, dan beralih biasanya
tertutup akan menghantarkan listrik sampai ditekan.
Intruksi – intruksi Normally Open (NO) :
1. LOAD (LD)
Perintah LOAD digunakan untuk memulai suatu operasi logika. Logika ini
mirip dengan kontak relay keadaan normal terbuka / terputus Normally
Open (NO).

Gambar 2.1 Simbol Load (LD)

2. AND
Perintah AND digunakan untuk Menghubungkan suatu kontak Normally
Open (NO) secara seri.

Gambar 2.2 Simbol AND

4
5

3. OR
Perintah OR digunakan untuk Menghubungkan suatu kontak Normally
Open (NO) secara parallel.

Gambar 2.3 Simbol OR

4. OUT
Perintah OUT digunakan untuk Output atau keluaran dari suatu operasi
logika dengan kondisi Normally Open (NO)

Gambar 2.4 Simbol OUT

2.1.2 Normally Closed (NC)


Suatu intruksi dasar yang harus dipahami oleh kita, dimana fungsi ini sangat
mempengaruhi pemahaman untuk program yang akan kita buat sedangkan NC
(Normally Closed) yaitu suatu kondisi dinyatakan tertutup atau bisa dibilang arus
terbuka. Suatu contoh Prinsip ini cukup sederhana, saklar normal tertutup, bel akan
bekerja terus menerus sampai seseorang mendorong saklar, dengan mendorong
switch, kontak dibuka dan aliran listrik menuju bel terganggu.
Intruksi – intruksi Normally Closed (NC) :
1. LOAD NOT (LD NOT)
Perintah LOAD NOT digunakan untuk memulai suatu operasi logika.
Logika ini mirip dengan kontak relay keadaan normal tertutup / tersambung
Normally closed (NC).
6

Gambar 2.5 Simbol LOAD NOT ( LD NOT)

2. AND NOT
Perintah AND NOT digunakan untuk Menghubungkan suatu kontak
Normally Close (NC) secara seri.

Gambar 2.6 Simbol AND NOT

3. OR NOT
Perintah OR NOT digunakan untuk Menghubungkan suatu kontak Normally
Close (NC) secara parallel.

Gambar 2.7 Simbol OR NOT

4. OUT NOT
Perintah OUT NOT digunakan untuk Output atau keluaran dari suatu operasi
logika dengan kondisi Normally Close (NC).

Gambar 2.8 Simbol OUT NOT


7

Contoh program NO/NC

Gambar 2.9 Contoh Program NO/NC

Gambar 2.9 tersebut adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan


output menggunakan intruksi NO/NC. Dari ladder di atas, jika input belum ada
yang dihidupkan atau dalam keadaan normal maka output sudah ada yang
menyala/hidup yaitu pada output 10.01 dan 10.03. jika input 0.00
dinyalakan/dihidupkan maka ke empat output akan menyala yaitu pada output
10.00, 10.01, 10.02, dan output 10.03. dan jika ketiga input dinyalakan yaitu pada
input 0.00, 0.01, dan input 0.02 maka nantinya hanya 1 output yang menyalayaitu
pada output 10.04.

Tabel 2.1 Kode Mneumonik Contoh Program NO/NC


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 AND NOT 0.01
0 OUT 10.00
0 OUT 10.02
1 LD NOT 0.02
1 OUT 10.01
1 OUT 10.03
1 OUT NOT 10.04
8

2.2 SET/RSET, KEEP, IR


2.2.1 SET/RSET
Intruksi SET merupakan intruksi OUT, tapi pada SET, bit yang menjadi
operandnya, bersifat latching (mempertahankan kondisinya) artinya bitnya akan
tetap dalam kondisi hidup walupun kondisi inputnya sudah mati. Untuk
menggembalikan ke kondisi mati harus menggunakan intruksi RSET. Ladder
diagram untuk sebuah SET dan RSET, SET dan RSET ini hampir tidak bisa
dipisahkan, dan jika keduanya digabungkan bisa berfungsi sebagai keep juga, SET
adalah perintah untuk merubah kondisi koil/output dari kondisi mati menjadi hidup.
Sedangkan RSET adalah kebalikan dari SET, yaitu mengubah output dari kondisi
mati menjadi hidup.

Gambar 2.10 Contoh 1 Program SET/RSET

Gambar 2.10 tersebut adalah diagram ladder sederhana untuk


menghidupkan output menggunakan intruksi SET/RSET. Dari ladder di atas, jika
input 0.02 dan 0.00 dinyalakan/dihidupkan maka output 0.07 akan menyala. jika
ingin mematikan output 0.07 tersebut maka harus menghidupkan input 0.01 karena
pada input tersebut berfungsi untuk mematikan kedua output tersebut.
9

Tabel 2.2 Kode Mneumonik Contoh 1 Program SET/RSET


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.02
0 LD 0.00
0 SET 0.07
1 LD 0.01
1 RSET 0.07

Gambar 2.11 Contoh 2 Program SET/RSET

Gambar 2.11 tersebut adalah diagram ladder sederhana untuk


menghidupkan output menggunakan intruksi SET/RSET. Dari ladder di atas, jika
input 0.00 dan 0.01 dinyalakan/dihidupkan maka output 10.00 akan menyala. jika
input 0.02 atau input 0.03 dinyalakan/dihidupkan maka output 10.01 akan
menyala/hidup. Maka nantinya akan ada 2 output yang menyala yaitu output 10.01
dan 10.00. jika ingin mematikan kedua output tersebut maka harus menghidupkan
input 0.04 karena pada input tersebut berfungsi untuk mematikan kedua output
tersebut.
10

Tabel 2.3 Kode Mneumonik Contoh 2 Program SET/RSET


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 AND 0.01
0 SET 10.01
1 LD 0.02
1 OR 0.03
1 SET 10.00
2 LD 0.04
2 RSET 10.01
2 RSET 10.00

2.2.2 KEEP
Dalam pemrograman PLC Omron menggunakan software CX-
Programmer, terdapat instruksi-instruksi dasar yang perlu kita ketahui. Pentingnya
instruksi-instruksi ini membuat mereka hampir selalu ada dalam setiap pembuatan
program pada PLC Omron, dalam hal ini adalah PLC Omron CPM1A.
Instruksi-instuksi yang dimaksudkan dan yang sekaligus akan dibahas pada
postingan kali ini adalah instruksi KEEP. Intruksi KEEP adalah perintah yang
menyatakan pengunci pada koil itu sendiri tanpa adanya kontak pengunci ataupun
kontak yang menyebabkan koil itu terkunci seperti namanya intruksi KEEP ini
berfungsi untuk menjaga/menahan.

Gambar 2.12 Contoh 1 Program KEEP


11

Gambar 2.12 tersebut adalah diagram ladder sederhana untuk


menghidupkan output menggunakan intruksi KEEP. Dari ladder di atas, jika input
0.00 dinyalakan/dihidupkan maka output 10.00 akan menyala. jika input 0.01
dinyalakan/dihidupkan maka output 10.00 akan mati atau tidak hidup lagi. jika
input 0.02 dinyalakan/dihidupkan maka output 10.01 akan menyala/hidup. jika
input 0.03 dinyalakan/dihidupkan maka output 10.01 akan mati atau tidak hidup
lagi.

Tabel 2.4 Kode Mneumonik Contoh 1 Program KEEP


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 LD 0.01
0 KEEP 10.00
1 LD 0.02
1 LD 0.03
1 KEEP 10.01

Gambar 2.13 Contoh 2 Program KEEP

Gambar 2.13 tersebut adalah diagram ladder sederhana untuk


menghidupkan output menggunakan intruksi KEEP. Dari ladder di atas, jika input
0.01 dinyalakan/dihidupkan maka akan mengaktifkan input 0.05 dan input tersebut
akan mengaktifkan atau menghidupkan output 1.00. jika input 0.02
dinyalakan/dihidupkan maka akan menonaktifkan input 0.05 dan input tersebut
akan menonaktifkan atau mematikan output 1.00.
12

Tabel 2.5 Kode Mneumonik Contoh 2 Program KEEP


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.01
0 LD 0.02
0 KEEP 0.05
1 LD 0.05
1 OUT 1.00

2.2.3 Internal Relay (IR)


Internal Relay mempunyai singkatan kode IR. Relay mempunyai
pembagian fungsi seperti IR input, IR output, dan juga IR work area (untuk
pengolahan data pada program). IR input dan IR output adalah IR yang
berhubungan dengan terminal input dan output pada PLC. Sedangkan IR work area
tidak dihubungkan ke terminal PLC, akan tetapi berada dalam internal memory
PLC dan fungsinya untuk pengolahan logika program kiat (manipulasi program).
Ada juga IR yang difungsikan untuk SYSMAC Bus Area, special I/O unit
area, optical I/O unit area, dan group 2 high density I/O unit area. Sysmac bus area
berfungsi untuk komunikasi data PLC antara CPU PLC dan I/O unit PLC hanya
menggunakan 2 kabel saja (RS 485), maksimal 200 meter. Special I/O unit area
merupakan IR yang digunakan oleh special I/O unit PLC (contoh: analog input,
analog output dan lain-lain), untuk mengatur, menyimpan dan mengolah datanya.
Optical I/O Unit area adalah IR yang digunakan untuk mengolah dan
menyimpan data dari optical I/O unit PLC. Group 2 high density I/O unit area
adalah IR untuk menyimpan dan mengolah data dari high density I/O unit group.
13

Gambar 2.14 Contoh Program Internal Relay (IR)

Gambar 2.14 tersebut adalah diagram ladder sederhana untuk


menghidupkan output menggunakan intruksi internal relay (IR). Dari ladder di
atas, jika input 0.01 dinyalakan/dihidupkan maka akan mengaktifkan menyalakan
output 1.00 dan output tersebut akan menahan input 1.01 tersebut agar tetap aktif
atau menyala. Lalu input 1.00 tersebut akan menyalakan/mengaktifkan dan
menahan output 1.01.

Tabel 2.6 Kode Mneumonik Contoh Program Internal Relay (IR)


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 OR 1.00
0 AND NOT 0.01
0 OUT 1.00
1 LD 1.00
1 OUT 1.01

2.3 TIM & CNT


2.3.1 Timer (TIM)
Timer, adalah instruksi yang jika instruksi ini diberikan input ON
kepadanya, maka setelah selang waktu yang ditentukan, output timer ini akan
berubah dari keadaan awal OFF menjadi ON sampai dengan input timer dimatikan
(ON->OFF).
14

Gambar 2.15 Contoh 1 Program Timer (TIM)

Gambar 2.15 adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu


lampu menggunakan timer. Dari ladder di atas, maka jika saklar 0.00 dihidupkan,
maka timer akan mulai bekerja, dan lampu belum hidup. Setelah selang waktu 2
sekon (20 x 100 ms) maka TIM000 akan ON dan membuat lampu 10.00 HIDUP.
Lampu akan langsung mati jika saklar dimatikan.

Tabel 2.7 Kode Mneumonik Contoh 1 Program Timer (TIM)


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 TIM 000
0 LD TIM000
0 OUT 10.00

Gambar 2.16 Contoh 2 Program Timer (TIM)


15

Gambar 2.16 adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu


output menggunakan timer. Dari ladder di atas, maka jika input 0.00 dihidupkan,
maka akan mengaktifkan output 200.00 dan output 200.00 akan mengaktifkan dan
menahan input 200.00 agar tetap menyala. Lalu input 200.00 tersebut akan
mengaktifkan timer, lalu timer akan mulai bekerja, dan output belum hidup. Setelah
selang waktu 2 sekon (20 x 100 ms) maka TIM000 akan hidup dan membuat output
100.00 hidup. output akan langsung mati jika input 0.01 diaktifkan.

Tabel 2.8 Kode Mneumonik Contoh 2 Program Timer (TIM)


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 OR 200.00
0 AND NOT 0.01
0 OUT 200.00
1 LD 200.00
1 TIM 000
2 LD T000
2 OUT 100.00

Gambar 2.17 Contoh 3 Program Timer (TIM)


16

Gambar 2.17 adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu


output menggunakan timer. Dari ladder di atas, sebelum melakukan pengaktifan
pada 0.01 maka sudah ada output yang hidup yaitu output 10.02. lalu ketika input
0.01 di aktifkan maka akan mengaktifkan output 200.00 dan output 200.00 tersebut
akan mengaktifkan dan menahan input 200.00. lalu input 200.00 akan mengaktifkan
TIM 0001, selang 2 detik TIM 0001 tersebut hidup lalu akan menyalakan output
10.01 dan akan menonaktifkan output 10.02, dan juga akan mengaktifkan TIM
0002, selang 2 detik TIM 0002 tersebut aktif lalu akan menonaktifkan TIM 0001
dan TIM 0002 itu sendiri, lalu pada output akan berubah yaitu yang hidup/aktif
output 10.02 dan 10.01 mati/tidak aktif. Intinya program tersebut digunakan untuk
menghidupkan output 10.02 dan output 10.01 secara bergantian dengan selang
waktu 2 detik.

Tabel 2.9 Kode Mneumonik Contoh 3 Program Timer (TIM)


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.01
0 OUT 200.00
1 LD 200.00
1 OR T0001
1 AND NOT T0002
1 TIM 0001
2 LD 200.00
2 AND T0001
2 AND NOT T0002
2 TIM 0002
3 LD T0001
3 OUT 10.01
4 LD T0001
4 OUT 10.02
17

2.3.2 Counter (CNT)


Counter, adalah instruksi yang jika diberikan input ON setelah beberapa kali
seperti yang diinginkan oleh programmer, maka output counter akan berubah dari
keadaan awal OFF menjadi ON sampai dengan kita memberikan input ON pada
bagian reset counter.

Gambar 2.18 Contoh 1 Program Counter (CNT)

Gambar di atas adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu


lampu menggunakan counter. Dari ladder di atas, jika kita menekan tombol 1 (0.00)
sebanyak 3 kali maka CNT000 akan ON dan membuat lampu 10.00 HIDUP. Jika
kita terus menekan tombol 1 sampai beberapa kali, misalnya sepuluh kali. maka
tetap saja CNT000 akan terus ON. Yang bisa mematikan CNT000 atau dengan kata
lain mematikan lampu adalah tombol 2. Cukup menekan tombol 2 sekali, maka
lampu akan OFF. Jadi pada program diatas, lampu akan menyala setelah kita
menekan tombol 1 sebanyak 3 kali dan lampu akan mati jika kita menekan tombol
2. Jika kita sudah menekan tombol 1 sebanyak 2 kali, namun setelah itu kita
menekan tombol 2, maka jika ingin menghidupkan lampu, harus mulai dari awal
lagi, yaitu dengan menekan tombol 1 sebanyak 3 kali, karena yang 2 kali tadi sudah
direset oleh tombol 2.
18

Tabel 2.10 Kode Mneumonik Contoh 1 Program Counter (CNT)


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 LD 0.01
0 CNT 000
1 LD CNT000
1 OUT 10.00

Gambar 2.19 Contoh 2 Program Counter (CNT)

Gambar 2.11 adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu


lampu menggunakan counter. Dari ladder di atas, jika kita menekan input 0.01
sebanyak 20 kali maka CNT000 akan aktif dan membuat output 10.01 hidup Jika
kita terus menekan input 0.01 sampai beberapa kali, misalnya 30 kali. maka tetap
saja CNT000 akan terus aktif. Yang bisa mematikan CNT000 atau dengan kata lain
mematikan output 10.01 adalah input 0.02. Cukup menekan input 0.02 sekali, maka
output 10.01 akan mati. Jadi pada program diatas, lampu akan menyala setelah kita
menekan input 0.01 sebanyak 20 kali dan output 10.01 akan mati jika kita menekan
input 0.02. Jika kita sudah menekan input 0.01 sebanyak 10 kali, namun setelah itu
kita menekan input 0.02, maka jika ingin menghidupkan output 10.01, harus mulai
dari awal lagi, yaitu dengan menekan input 0.01 sebanyak 20 kali, karena yang 10
kali tadi sudah direset oleh input 0.02.
19

Tabel 2.11 Kode Mneumonik Contoh 2 Program Counter (CNT)


Rung Instruksi Operand
0 LD 0.01
0 LD 0.02
0 CNT 001
1 LD CNT001
1 OUT 10.01

Gambar 2.20 Contoh 3 Program Counter (CNT) & Timer (TIM)

Gambar 2.20 adalah diagram ladder sederhana untuk menghidupkan suatu


lampu menggunakan counter & timer. Dari ladder di atas, jika kita menekan input
0.00 sebanyak 5 kali maka CNT 000 akan aktif dan membuat input CNT000 aktif
dan akan menjalankan TIM 001 dan selang waktu 4 detik akan mengaktifkan input
TIM001 lalu input tersebut akan menghidupkan kedua output yaitu output 10.00
dan output 10.01. lalu jika ingin mematikan//menonaktifkan kedua output tersebut
yaitu dengan cara mengaktifkan input 0.01.
20

Tabel 2.12 Kode Mneumonik Contoh 3 Program Counter (CNT) & Timer (TIM)
Rung Instruksi Operand
0 LD 0.00
0 LD 0.01
0 CNT 000
1 LD CNT000
1 TIM 001
2 LD TIM001
2 OUT 10.00
2 OUT 10.01

Anda mungkin juga menyukai