Anda di halaman 1dari 8

MODUL II

MANAJEMEN KUALITAS

Dosen
Dr. Arief Rahmana, ST., MT., CIPMP.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
Alat Pengendali Kualitas

A. Basic Seven Tools

1. Pareto Diagram

Pareto diagram yang merupakan diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli
yang bernama Vilfredo Pareto adalah alat yang digunakan untuk
membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya
untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau
sebab kejadian yang akan dianalisis, sehingga kita dapat memusatkan perhatian
pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian
tersebut. Gambar berikut merupakan contoh penggunaan pareto diagram.

Gambar 2.1 Diagram Pareto

2. Histogram

Histogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukan variasi data


pengukuran dan variasi setiap proses. Berbeda dengan pareto chart yang
penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi terbesar kekiri hingga
proporsi terkecil, histogram ini penyusunannya tidak menggunakan urutan
apapun. Contoh histogram dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.2 Histogram

1
3. Scatter Diagram

Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukan kemungkinan hubungan


(korelasi) antara pasangan dua macam variable dan menunjukan keeratan
hubungan antara dua variable tersebut yang sering diwujudkan sebagai
koefisien korelasi. Scatter diagram juga dapat digunakan untuk mencek apakah
suatu variable dapat digunakan untuk mengganti variable yang lain. Diagram ini
berupa titik yang menghubungkan paling tidak dua variable, X dan Y yang
menunujukan keeratannya, sehingga dapat dilihat apakah suatu kesalahan
dapat disebut berhubungan atau terkait dengan masalah atau kesalahan yang
lain. Gambar merupakan contoh penggunaan diagram ini.

Gambar 2.3 Scatter Diagram

4. Control Chart

Control chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu
proses berada dalam keadaan in control atau out of control. Control limit yang
meliputi batas atas (upper control limit) dan batas wilayah (lower control limit)
dapat membantu untuk menggambarkan performansi yang diharapkan dari
suatu proses, yang menunjukan bahwa proses tersebut konsisten. Dengan
mengetahui kondisi proses, maka kita dapat mengetahui sumber variasi proses,
apakah merupakan common cause atau special cause. Apabila merupakan special
cause, kita dapat mengadakan perubahan tanpa mengubah proses secara
keseluruhan, tetapi bila merupakan common cause maka kita dapat mengadakan
perubahan. Dalam siklus PDCA, control chart digunakan dalam tahap
pelaksanaan (do) dan pengujian (check). Gambar merupakan contoh
penggambaran control chart.

2
Gambar 2.4 Control Chart
5. Run Chart

Run chart adalah grafik yang menunjukan variasi ukuran sepanjang waktu,
kecenderungan, daur, dan pola-pola lain dalam suatu proses, misalnya
perubahan dalam proses dan memperbandingkan performansi beberapa
kelompok, tetapi tanpa menyebutkan sebab-sebab terjadinya kecenderungan,
daur, atau pola-pola tersebut. Gambar berikut adalah contoh penggambaran run
chart. Gambar ini menjadi berarti bila penggunaannya dihubungkan dengan
hasil penggambaran upper control limit dengan lower control limit untuk
menunjukan apakah proses produksi atau operasi kita baik atau tidak.

Gambar 2.5 Run Chart

6. Flowchart

Flowchart adalah gambaran skematik atau diagram yang menunjukan seluruh


langkah dalam suatu proses dan menunjukan bagaimana langkah itu saling
berinteraksi satu sama lain. Flowchart digambarkan dengan symbol-simbol,
dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses
harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut.

Dalam proses produksi atau operasional dalam suatu organisasi atau


perusahaan, di mana kualitas yang terutama dan yang paling ekonomis apabila
diliat dari prosesnya, maka Flowchart ini sangat penting. Flowchart pada suatu
organisasi atau perusahaan meliputi seluruh aliran dalam proses produksi atau
penyampaian pelayanan/jasa, baik yang dilakukan oleh staf interen atau disebut
dengan pelanggan dan konsumen internal atau oleh staf kepada pelanggan dan
konsumen eksternal atau akhir.

Flowchart dalam proses produksi atau operasional pada suatu organisasi atau
perusahaan tersebut digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain.
a. memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses produksi
atau operasional pada suatu organisasi atau perusahaan;
b. Membandingkan proses sesungguhnya yang dirasakan para pelanggan
baik pelanggan internal maupun eksternal dengan proses ideal yang
diinginkan pelanggan tersebut;

3
c. Mengetahui langkah-langkah yang duflikatif dan langkah-langkah yang
tidak perlu;
d. Mengetahui di mana atau dalam bagian proses yang mana pengukuran
dapat dilakukan;
e. Menggambarkan system total.

Apabila digambarkan,maka secara umum gambaran mengenai flowchart ini


dapat dilihat pada gambar. Dari gambar tersebut akan dapat dilihat bagaimana
urutan atau rangkaian kegiatan yang terjadi selama proses produksi atau
operasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Urutan atau rangkaian proses
inilah yang nantinya dapat digunakan untuk membantu mendeteksi kesalahan
yang disebabkan proses produksi atau operasi. Namun, alat ini masih harus
didukung dengan alat lain untuk melihat frekuensi kesalahan ynag terjadi pada
setiap tahap proses tersebut.

Gambar 2.6 Flowchart

7. Cause and Effect Diagram

Cause and Effect Diagram digunakan untuk menganalisis persoalan dan factor-
faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Dengan demikian, diagram
tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab suatu persoalan.
Cause and effect diagram juga disebut Ishikawa Diagram karena dikembangkan
oleh Dr Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut FishboneDdiagram
karena berbentuk seperti kerangka ikan.

Cause and effect diagram dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut.
a. untuk menyimpulkan sebab-sebab variasi dalam proses.
b. untuk mengidentifikasi kategari dan subkategori sebab-sebab yang
mempengaruhi suatu karakteristik kualitas tertentu.
c. untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu
dikumpulkan.

4
Gambar 2.7 Cause and Effect Diagram

B. New Seven Tools

1. Affinity Diagram

Affinity Diagram dikembangkan oleh Jiro Kawakita pada tahun 1950-an dan
sering menggunakan hasil brainstorming untuk mengorganisasikan informasi
sehingga mudah dipahami untuk mengadakan perbaikan proses. Langkah-
langkah dalam membuat affinity diagram adalah sebagai berikut.
a. Tim mengumpulakan fakta-fakta yang diketahui dan menuliskan fakta-
fakta tersebut dengan menggunakan teknik brainstorming.
b. Fakta-fakta tersebut kemudian dikelompokkan menurut golongan-
golongan tertentu.
c. Golongan tersebut kemudian diberi nama dan menyusunnya menurut
hirarki kepentingan golongan-golongan tersebut.
d. Tim membuat kesimpulan mengenai tindakan apa yang harus diambil
untuk mengatasi fakta atau golongan yang mengganggu proses.
e. Affinity diagram ini sangat berguna untuk menyaring data yang
berjumlah besar dan menciptakan pola piker baru. Affinity diagram
digunakan dalam PDCA cycle terutama dalam tahap rencana (plan). Contoh
pada gambar adalh contoh affinity diagram mengenai apa yang dikehendaki
pelanggan eksternal primer suatu organisasi yang memberikan pelayanan
atau jasa pendidikan.

2. Diagram Hubungan

Diagram hubungan merupakan diagram yang menggambarkan hubungan logika


antara faktor yang berdekatan. Langkah-langkah dalam membuat diagram
hubungan adalah sebagai berikut :
a. Bentuk tim dan topik/tujuan pembahasan
b. Tentukan bersama sebab-sebab dan gejala dari gejala dari pembahasan
c. Buat kelompok sebab, dan gejala sebagai “satelit” dari setiap sebab
d. Tarik garis-garis hubungan
e. Lanjutkan ke diagram matrix

5
3. Diagram Matrix

Diagram matrik merupakan diagram yang menggambarkan hubungan sebab


akibat potensial melalui kaitan sebab-akibat variabel-variabelnya. Langkah-
langkah dalam membuat diagram matrik adalah sebagai berikut :
a. Tentukan dua atau lebih sistem yang akan dipelajari
b. Pilih bentuk yang akan digunakan
c. Isi tiap sistem dengan variabel-variabelnya (jumlahnya
tergantung pada kegunaan, kemampuan dan tingkat rinci yang diberikan)
d. Tentukan klasifikasi hubungan
e. Isi tiap pasang variabel dengan klasifikasi hubungan
f. Lanjutkan dengan analisis data matrix

4. Analisis Data Matrix

Analisis data matrix adalah suatu alat yang sederhana, tetapi efektif yang
berfungsi untuk membandingkan beberapa kelompok kategori seperti operator,
karyawan penjualan, mesin-mesin, pemasok, dan sebagainya di mana semua
elemen dalam kategori tersebut melakukan kegiatan yang sama.

5. Diagram Pohon

Tree diagram merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan tujuan


yang harus ditempuh dengan tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Diagram tersebut digunakan untuk dapat mengetahui apa yang
diinginkan pelanggan dari jasa atau program pendidikan yang ditawarkan. Tree
diagram digunakan bila ada sesuatu yang belum jelas rumusannya kedalam
karakteristik yang sifatnya operasional. Tree diagram ini seringkali digunakan
untuk menterjemahkan hasil dari affinity diagram atau cause and effect diagram

6. Diagram Panah

Diagram panah biasanya digunakan dalam Network Planning, yang merupakan


proses perencaanaan urutan kegiatan proyek, sejak dimulainya pekerjaan
sampai pekerjaan selesai. Langkah-langkah dalam penyusunan network
planning adalah sebagai berikut:
a. Inventarisasikan seluruh kegiatan yang membentuk proyek’
b. Tetapkan melalui logika ketergantungan antar kegiatan
c. Mulai dengan menggambarkan kegiatan-kegiatan awal proyek yang
tidak tergantung pada kegiatan apapun
d. Ikuti kegiatan awal dengan kegiatan yang tergantung pada setiap
kegiatan awal yang sudah digambarkan
e. Bilamana diperlukan, gunakan kegiatan semu (dummy activity) untuk
membantu menggambarkan ketergantungan
f. Di akhir kegiatan, gabungkan kegiatan-kegiatan yang tidak berlanjut
dengan memanfaatkan kegiatan semu

6
g. Demikian pula, untuk kegiatan-kegiatan awal satukan semuanya
dengan diawali oleh (beberapa) kegiatan semu. Dengan demikian baik di
awal atau di akhir proyek, selalu hanya ada satu event.

7. Program Decision Process Chart

Program Decision Process Chart (PDPC) merupakan metode untuk


membayangkan hambatan terhadap suatu tujuan, serta program persiapan
untuk menghilangkan hambatan tsb. Langkah-langkah pembuatan PDPC adalah
sebagai berikut:
a. Tetapkan tujuan
b. Bayangkan hambatan, pembatas dan keadaan darurat yang bakal
muncul untuk mencapai tujuan
c. Tuliskan/gambarkan hambatan dll itu dalam gambar/diagram
d. Cari langkah untuk mencari solusi atas hambatan di atas
e. Bayangkan lagi hambatan, pembatas lainnya akibat cara tersebut
f. Cari lagi langkah untuk memperoleh solusi dst, sampai seluruh
imajinasi tergambarkan

Anda mungkin juga menyukai