Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Cara berpikir sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam
waktu. Cara berpikir ini menganalisa suatu kejadian di satu atau beberapa tempat dalam satu waktu.
Cara berpikir sinkronis penting dalam sejarah karena berfungsi untuk menganalisis keadaan suatu
tempat pada waktu tertentu. Sifatnya horizontal dan menganalisis peristiwa sezaman. Berikut adalah
beberapa contoh cara berpikir sinkronis dalam sejarah. Langsung saja kita simak yang pertama:
Pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling
bersejarah dan paling penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Jalan Pegangsaan
Timur Nomor 56 (Sekarang Jalan Proklamasi). Pembacaan Proklamasi dihadiri oleh sekitar
500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apapun yang bisa digunakan sebagai
senjata. Meskipun Jepang sudah dikalahkan oleh Sekutu, Balatentara Dai Nippon (Jepang)
masih berada di Jakarta. Suasana di Jakarta masih kondusif.
Keadaan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi kerusuhan
dimana-mana. Bahkan sampai presiden Soeharto mengundurkan diri. Terdapat banyak hutang
perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998 yang membuat banyak perusahaan
gulung tikar. Akibatnya angka pengangguran meningkat pesat. Pelemahan nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar Amerika Serikat hingga Rp 15.000 per Dolar Amerika Serikat membuat
harga-harga barang meningkat pesat. Akibatnya inflasi semakin tidak terkendali. Pendapatan
per kapita Indonesia juga menurun drastis dari 1.155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi
610 US$/kapita pada tahun 1998.
Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan
pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada saat itu diperintah
untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno berhasil menuju
Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin berhasil mengambil
kontrol semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku G30S/PKI.
Orde Baru adalah masa pemerintahan presiden Soeharto. Pembangunan di Indonesia pada
masa Orde Baru sangat pesat. Namun angka korupsi juga meningkat. Soeharto membuat
program pembangunan jangka pendek yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Repelita I berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3% menjadi
6,7% per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita, dan menurunkan laju inflasi. Bahkan
pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, padahal pada tahun 1970-
an Indonesia adalah negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun pada masa ini terjadi
kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah.
1. Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
2. Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-
menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.
3. Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada
tanggal 11 Desember 1945.
4. Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.
5. Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut
Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
1. Tentara Inggris bersama NICA mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
2. Setelah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda, pada tanggal 27 Oktober 1945
meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris.
3. Gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak tentara Inggris ditandatangani pada
tanggal 29 Oktober 1945.
4. Setelah gencatan senjata, bentrokan-bentrokan tetap saja terjadi sampai berpuncak pada
terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada
tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
5. Pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum
pada 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan
menghentikan perlawanan.
6. Ultimatum itu tidak dihiraukan. Pada tanggal 10 November 1945 pagi tentara Inggris
melancarkan serangan besar-besaran.
1. Terjadi perang antara kaum padri dan kaum adat, namun terjadi perjanjian perdamaian pada
tanggal 15 juli 1825 di Padang yang mengharuskan tentara Belanda ditarik ke Jawa.
2. Pada tahun 1834 belanda mengerahkan pasukan untuk menggempur pusat pertahanan
kaum padri di bonjol.
3. Pada tanggal 25 oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol tertangkap dan diasingkan ke Minahasa
hingga wafatnya.
sejarah juga merupakan sebuah sistem yang merupakan hubungan dari unit unit dalam
lingkup yang lebih besar. Sehubung dengan penulisan, Kuntowijoyo, menjelaskan dua
kerangka berpikr yang dipergunakan dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmu ilmu
sosial, yaitu cara berpikir sinkronis dan cara berpikir diakronis atau kronologis.
Diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/
melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi
terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Kronologi
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.
Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat.cara berpikir sinkronis dan cara berpikir
diakronis atau kronologis. Keduannya dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Dalam konsep berpikir kronologis atau diakronis mempelajari kehidupan sosial secara
memanjang berdimensi waktu.
2) Konsep berfikir diakronis memandang masyarakat sabagay sesuatu yang terus bergerak
dan mamiliki hubungan kausanalitas atau sebab akibat.
3) Menguraikan proses tranformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan
masyarakat secara berkesinambungan.
4) Menguraikan kehiduapn masyarakat secara dinamis (berubah - ubah).
5) Digunakan dalam ilmu sejarah.
Walaupun demikian, sebenarkanya antara kedua berpikir tersebut saling melengkapi satu
dengan lainnya.Sementara pembahasan secara diakronis memberikan pemahaman dinamis
terhadap kehidupan sosial yang terus bergerak, berproses, dan bertransformasi sedangkan
Sinkronis memberi pemahaman meluas.
Dengan menggabugkan konsep berfikir sinkronis dan diakronis, maka akan diperoleh
pemahaman bukan hanya tentang "apa" yang terjadi, tetapi juga "mengapa" sesuatu terjadi.
Bukan hanya menjelaskan keterkaitan anatara bagian, namun juga urutan kronologis dan
dinamis dalam durasi waktu tertenu. Bukan hanya memperhatikan struktur, namun juga
memperhatikan proses transformasi ( perubahan) sepanjang waktu. Karena pada dasarna,
tidak pernah ada sebuah sistem sosial yang mapan. Dalam sebuah sistem sosial akan sellalu
terjadi proses dinamis, pertumbuhan dan perkembangan.
Oleh karena itu ilmi ilmu sosial membutuhkan imlu sejarah utuk mendapatkan penjelasan
yang kronologis (diakronis). Dengan demikian, dapat diketahui kecenderungan -
kecendrungan gerak dan perubahan masyarakat dan kearah mana pertumbuhan, dan
perkembangan sebuah masyarakat.