Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kriteria suspensi yang baikmenurut Liberman , suspensi yang ideal atau suspensi
yang diinginkan harusnya memiliki:
1. Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan cepat pada
dasar wadah. Bagaimanapun juga dikatakan termodinamika tidak stabil
sebagai cenderung mengendap. Oleh karena itu seharusnya siap terdispersi
kembali membentuk campuran yang seragam dengan pengocokan sedang dan
tidak membentuk cake.
2. Sifat fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya harus tetap konstan
selama penyimpanan produk.
3. Viskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah ( mudah
dituang) untuk penggunaan luar,produk harus cukup cair tersebar secara luas
melalui daerah yang diinginkan dan tidak boleh terlalu bergerak.
4. Suspensi untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan memberi lapisan
pelindung yang elastic dan tidak cepat hilang.
5. Harus aman, efektif, stabil, elegan secara farmasetik selama penyimpanan.
6. Suspensi kembalinya harus menghasilkan campuran yang homogen dari
partikel obat yang sama dipindahkan secara berulang-ulang.
2.1.4Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
untuk memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut
serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi. Hubungan antara ukuran partikel
merupakan perbandingan terbalik dengan daya tekan ke atas merupakan
hubungan linier, artinya semakin besar ukuran partikel, semakin kecil luas
penampangnya. Sedangkan semakin besar luas penampang partikel, daya ke
atas cairan akan memperlambat gerakan partikel untuk mengendap. Sehingga
untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel.
2. Kekentalan Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental kecepatan cairan tersebut makin turun. Hal ini
dibuktikandengan hukum ”Stokes”.
d 2 ( 1 0 )
V
18
3. Jumlah Partikel
Apabila dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, berarti
partikel tersebut semakin sulit untuk melakukan gerakan yang bebas karena
sering terjadinya benturan antara partikel tersebut. Benturan itu menyebabkan
terbentuknya endapan dari zat tersebut. Oleh karena itu makin besar
konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partiekl
dalam waktu yang singkat.
5. Zat Pengental
Tujuannya untuk mempertahankan stablitas:
Golongan polisakarida: Acisia, tragakan
Golongan selulosa: CMC
Silikat terhidrotasi: Bentonit, Mg/Al silikat
Koloid: silikon, dioksid
5. Homogenitas
Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi
ukuran partikelnya dengan pengambilan sample pada berbagai tempat
(ditentukan menggunakan mikroskop untuk hasil yang lebih akurat). Jika sulit
dilakukan atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat
ditentukan secara visual. Pengambilan sampel dapat dilakukan pada bagian
atas, tengah, atau bawah. Sample diteteskan pada kaca objek lain sehingga
terbentuk lapisan tipis. Partikel diamati secara visual. Penafsiran hasil :
suspensi yang homogen akaln memperlihatkan jumlah dan distribusi ukuran
partikel yang relatif sama pada berbagai tempat pengambilan sample
(suspensi dikocok terlebih dahulu).
6. Bj sediaan
Kerapatan partikel (zat terlarut) umumnya lebih besar daripada kerapatan zat
pembawanya, sutau sifat yang diinginkan, karena bila partikel-partikel lebih
ringan dari pembawa, partikel-partikel cenderung untuk mengambang dan
partikel-partikel ini sangat sukar didistribusikan secara seragam ke dalam
pembawa. (Ansel,1989:357).
7. Sifat aliran dan Viskositas
Viskositas atau kekentalan adalah sutau sifat cairan yang berhubungan erat
dengan hambatan untuk mengalir. Dalam suatu suspense viskositas dapat
dinaikkan dengan adanya sspending agent. Tetapi suatu produk yang
mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan karena sukar dituang
dan juga sukar untuk diratakan kembali. Karena itu bila viskositas suspense
dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sehingga viskositas sedang
sajauntuk menghindari kesulitan-kesulitan seperti yang diperlukan tadi.
(Ansel,1989:357).
8. Volume terpindahkan
Uji ini dilakukan sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspense yang
dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan volume yang tertera pada etiket
tidak lebih dari 100 mL, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau sediaan
cair yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa
tertentu dengan volume yang ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli,
akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket.
Pilih tidak kurang dari 30 wadah.
Untuk suspensi oral, kocok isi 10 wadah satu per satu.
Untuk suspensi rekonstitusi, serbuk dikonstitusikan dengan sejumlah
pembawa seperti yang tertera pada etiket, konstitusi 10 wadah dengan
volume pembawa seperti yang tertera pada etiket diukur secara
seksama dan campur.
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering
terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari 2,5 kali volume
yang diukur.
Penuangan dilakukan secara hati-hati untuk menghindarkan
pembentukkan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan
selama 30 menit.
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran: volume rata-rata yang diperoleh dari 10 wadah tidak
kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari
95%.
Jika A: adalah volume rata-rata kurang dari 100%, tetapi tidak ada
satupun wadah yang volumenya kurang dari 95%.
Jika B: adalah tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95%
tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket,
lakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan.
Volume rata-rata yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari
100% dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari
95%, tetapi tidak kurang dari 95%.
9. Penetapan Ph
Dengan menggunakan kertas pH meter yang delupkan kedalam sediaan
kemudian dibandingkan warna yang terdapat pada kertas pH meter dengan
pembanding warna pH yang terdapat pada kemasan kertas pH meter
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat Bahan
Mg(OH)2 20 gram
Gliserin 100 ml
Nipagin 675 mg
Nipasol 129 mg
Ol.Menthae pp 15 tetes
Pewarna Hijau Qs
Aquades Ad 500 mL
merupakan volume
awa/VO).
- Setelah beberapa
waktu/hari diamati
volume akhir dengan
terjadinya
sedimentasi.
- Ukur volume akhir
(Vu) dan hitung
volume sedimentasi
(F).
Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa.Ditetapkannyasediaan suspensi ini bertujuan
selain untuk memudahkan dalam mengonsumsi obat khususnya untuk anak-anak dan yang sulit
mengonsumsi tablet, pil,dan kapsul, juga dikarenakan bahan aktif dari formula yang kami buat
tidak larut air sehingga cocok dijadikan sediaan suspensi yang membutuhkan bahan – bahan
tambahan agar suspensi ini stabil, diantaranya :
Meningkatkan viskositas
Meningkatkan BJ medium
Meningkatkan pembasahan
Meningkatkan dispersitas
b. Wetting agent
Yang digunakan adalah gliserin, karena dapat menurunkan sudut kontak bahan aktif
dan mudah larut dalam larutan pembawa.
Tujuan penambahan wetting agent yaitu untuk menurunkan tegangan antar muka
sehingga menurunkan sudut kontak ,dan pembasahan akan dipermudah.
c. Bahan pengawet
Yang digunakan adalah Methyl Paraben dan Propyl Paraben, karena merupakan
antimikroba dengan spektrum luas, tidak toksis dan mudah larut dalam larutan
pembawa.
Tujuan penambahan pengawet yaitu untuk mencegah pertumbuhan mikroba, karena
menggunakan bahan pembawa air, dimana air merupakan media pertumbuhan
mikroba, sediaan ini juga digunakan untuk dosis ganda (pemakaian berulang).
d. Bahan pemanis
yang digunakan adalah sorbitol, karena tidak akan menyebabkan kristalisasi gula
pada tutup botol.
Tujuan penambahan pemanis yaitu untuk menutupi rasa tidak enak pada sediaan.
e. Bahan pengaroma
Yang digunakan adalah ol.menthae pp (minyak mint). Karena sediaan diinginkan
berbau segar seperti mint.
Tujuan penambahan pengaroma yaitu untuk menutupi bau yang tidak enak pada
sediaan.
f. Bahan pewarna
Yang digunakan adalah pewarna makanan Hijau, karena sediaan yang diinginkan
berwarna hijau dan sesuai dengan aroma mint yang segar.
Tujuan penambahan pewarna yaitu untuk menambah daya tarik konsumen khususnya
anak – anak.
g. Bahan pembawa yang digunakan adalah air, karena air bersifat netral dan tidak
toksik.
Dengan adanya penambahan bahan – bahan diatas diharapkan dapat membuat sediaan
suspensi yang memenuhi syarat, namun kadangkala dalam proses pembuatan terjadi kesalahan
yang menyebabkan sediaan tidak memenuhi syarat. Begitu pula dengan suspensi yang kami buat
tidak memenuhi syarat dimana tidak ada bahan aktif Magnesium Hidroksida dalam laboratorium
yang mengakibatkan efek terapi dari sediaan kami tidak sesuai dan juga berpengaruh pada
evaluasi sediaan.
Pada tahapan evaluasi sediaan, dilakukan UjiOrganoleptis dengan hasil sesuai dengan
yang kami inginkan yaitu berwarna hijau, berbau mint segar dan berasa agak manis. Kemudian
Uji pH menggunakan pH Universal dengan hasil yang sesuai dengan bahan aktif yaitu pH (5).
Kemudian Uji Volume Terpindahkan dengan hasil 97ml dari 100ml yang dimana menandakan
suspensi kental sehingga tertinggal dalam dinding botol. Kemudian Uji Viskositas yang tidak
bisa dilakukan karena Viskometer tidak dapat digunakan dan Uji sedimentasi yang juga tidak
bisa dilakukan karena bahan aktif yang kurang(Magnesiium Hidroksida) sehingga sedimentasi
tidak terlihat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Metode yang digunakan dalam pembuatan suspensi ini adalah metode dispersi, dimana
serbuk yang terbagi halus didispersikankedalamcairanpembawa dengan bantuan suspending
agent.
Suspensi yang kami hasilkan tidak memenuhi syarat karena adanya bahan yang tidak ada
dan pegujian yang tidak dilakukan untuk megetahui apakah suspensi yang kami buat memenuhi
syarat atau tidak.
5.2 Saran
a. Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi sarana dan prasarana berupa
alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
b. Untuk praktikan, diharapkan agar lebih memahami serta mengasah lagi kemampuannya
dalam membuat sediaan suspensi, dimana sediaan suspensi merupakan sediaan yang
membutuhkan ketelitian dalam peracikannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, H.C. (2008). Pengantar bentuk sediaan farmasi. (Edisi IV). Penerjemah: Parida
ibrahim. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press).
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III .
Jakarta : Dekpes RI
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1995 . Farmakope Indonesia Edisi IV .
Jakarta : Dekpes RI
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978 . Formularium Nasional Edisi2 .Jakarta
: Dekpes RI
5. Hussein, W., Waqar, S., Khalid, S., &Naveed, S. (2009). Importance of bioavailability of
drug with reference to dosage form and formulation. Journal of Pharmaceutics and
Cosmetology. 2 (7),39-44.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). FarmakopeIndonesia. (Edisi V).
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
7. Lachman, L., Lieberman, H. A.,& Kanig,J. L. (1994). Teori dan praktek farmasi industri
I (Edisi 3). Penerjemah: Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
8. Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A. (1993). Farmasi fisik jilid II (Edisi 3).
Penerjemah: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lampiran
Brosur dan Kemasan
a. Brosur
Pansida
Meredakan gejala asam lambung tinggi
Komposisi :
Setiap 1 sendok takar 5ml mengandung:
Alumunium Hidroksida 225mg
Magnesium Hidroksida 200mg
Aturan Pakai :
Dewasa 3-4x sehari 1 sendok takar
Cara Pemakaian :
Dianjurkan minum segera setelah timbul rsa
nyeri, 1-2 jam sebelum makan dan sebelum
tidur.
Indikasi :
Untuk meredakan gejala yang berhubungan
dengan kelebihan asam lambung dengan
gejala seperti mual, nyeri lambung dan nyeri
ulu hati.
b. Kemasan
Lotion Olive Oil
BABI
PENDAHULUAN
1.1.LATARBELAKANG
Bentuk lotion adalah salah satu bentuk sediaan yang cukup banyak digunakan
sampai saat ini karena sifat penggunaanya yang praktis dan dapat memenuhi keinginan
yang dibutuhkan. Salah satunya diterapkandalamsediaanHand
&BodyLotion.Denganmenggunakan Hand &BodyLotion dapat mengatasi problema
kekeringan kulit serta pelindungefektif terhadap sinar UVAdanUVB.
Lotion merupakan salah satu bentuk sediaan emulsi yang termasuk dalam kosmetik
pelembab yang secara umum dipakai untuk melembabkan,melembutkan dan
menghaluskan kulit karena adanya kandungan emolien,humektan dan zat
pembawa(Afifah danMirwan, 2008).
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi
yang dihasilkan memungkinkan pemakaian yang cepatdan merata pada permukaan kulit,
sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering, setelah pengolesan serta
meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit(Kardinan dan Dhalimi, 2010).
Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi,bahan
pengisi, pembersih, bahanaktif, pelarut, pewangi dan pengawet. Proses pembuatan lotion
dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-
bahan yang larutdalam fase minyak dengan cara pemanasan dan pengadukan(Dewi, 2012).
1.2. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan lotion.
b. Mahasiswa mampu mengenal bahan aktif dan bahan tambaha nuntuk pembuatan sediaan
semisolid dan liquid
c. Mahasiswa mampu mengenal dan dapat melaksanakan perumusan karakter
sediaan formulir pemecahan masalah, komponen sediaan, data praformulasi, prosedur
tetap, dan instruksi kerja
d. Mahasiswa dapat memanfaatkan dan melaksanakan pengkajian praformulasi
untuk sediaan semisolid dan liquid
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1 LOTION
Sediaan lotion merupakan sistem dispersi semisolid yang termasuk ke emusi, yaitu disperse
antara air dan minyak.Proses pembuatan lotion disebut emulsi fikasi dimana fase air dan
emulgator dihomogenkan kemudian ditambah fase minyak/lemak, bahan-bahan tersebut adalah
bahan basis lotion,sedangkan bahan tambahannya dapat berupa zat aktif (vitamin, ekstrak,
whitening, dsb)dan/atau parfum, pewarna, pengawet.
Menurut Farmakope IndonesiaEdisi IV,definisi lotion adalah sediaan cair berupa suspense
atau disperse yang digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspense zat padat dalam serbuk
halus dengan ditambah bahan pensuspensi yang cocok,emulsi tipe o/w dengan surfaktan yang
cocok.Pelembab tubuh (moisturizer) umumnya dibuat dengan karakteristik tersendiri sehingga
memiliki kombinasi air,tipe minyak,dan emolien (pengencer) yang berbeda satu sama lainnya.
Lotion merupakan sediaan cair berupa suspense atau disperse yang digunakan sebagai obat
luar.Lotion dapar berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan menggunakan
bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang
cocok.Pada penyimpanan lotion mungkin dapat terjadi pemisahan sehingga dapat ditambahkan
dengan zat warna, pengawet, dan pewangi yang cocok (DepKes RI,1979).
Lotion dimaksudkan digunakan sebagai pelindung kulit atauu ntuk obat dikarenakan sifat
dari bahan-bahannya. Pada umumnya pemabawa dari lotion adalah air. Sehingga setelah
pemakaian lotion dapat segera kering dan tersebar merata pada permukaan kulit karena sifat
kecairannya dan hanya meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit
(Ansel, 1989).
2.1.1. KegunaanLotion
Lotion dapat diaplikasikan ke kulit dengan kandungan obat/agen yang berfungsi sebagai:
✓ Antibiotik
✓ Antiseptik
✓ Anti jamur (antifungi)
✓ Kortikosteroid
✓ Anti-jerawat
✓ Pijat
✓ Memperbaikikulit (estetika)
Selain penggunaan untuk medis,lotion banyak digunakan untuk perawatan kulit serta
kosmetik.
Yaitu dengan membuat mucilage yang kental dengan sedikit air lalu ditambahkan minyak
sedikit demi sedikit dengan diaduk cepat.Bila emulsi terlalu kental, ditambahkan air sedikit demi
sedikit agar mudah diaduk dan diaduk lagi ditambah sisa minyak.Bila semua minyak sudah
masuk ditambahkan air sambil diaduk sampai volume yang dikehendaki.Cara ini digunakan
terutama bila emulgator yang akan dipakai berupa cairan atau harus dilarutkan dulu dengan air.
Contohnya adalah kuning telur, methylselulosa.
c. Metode Baudrimont
d. Metode HLB
Dalam hal ini berhubungan dengan sifat-sifat molekul surfaktan mengenal sifat relatif dari
keseimbangan HLB Hydrophiel-LyphopielBalance). Emulgalor mempunyai suatu bagian hidrofil
dan suatu bagian lipofil dengan salah satu diantaranya lebih atau kurang dominan dalam bentuk
tipe emulsi.
Tahun 1933 Clayton telah membuat sifat relatifdari keseimbangan Hidrofil-lipofil yang
disebutnilai HLB. Makin rendah nilai HLB surfaktan maka makin lipofil,sedangkan makin tinggi
nilai HLB maka makin bersifat hidrofil.
Nilai HLB1,8-8,6 seperti span dianggap lipofil dan umumnya membentuk tipe emulsi
A/M.NilaiHLB9,6- 16,7 seperti Tween dianggap hidrofilyang pada umumnya membentuk emulsi
tipe M/A.
2.2.5. EvaluasiSediaan
a. Organoleptis
Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari sediaan emulsi pada penyimpanan pada suhu rendah
5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing12 jam.
b. Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan meletakkan sediaan diantara dua kaca lalu
diperhatikan adanya partikel yang kasar atau ketidak homogenan dibawah cahaya.
c. pH
Pemeriksaan pH diawali dengan kalibrasi alat pH meter menggunakan larutan dapar pH4 dan
pH7. Losio dilarutkan dalam akuades lalu dicelupkan pada pH meter dan dicatat nilai pH yang
ditunjukan oleh pH meter
.
d. Viskositas
Viskositas losio diukur menggunakan Viscometer Brookfield, karena sediaan losio berprinsip
pada sistem aliran Non-Newton.Losio sebanyak 300g ditempatkan dalam wadah dan diatur
ketinggian wadah sehingga motor dapat bergerak. Dicatat hasil pengukuran yang tertera pada
alat.
c. Inversi adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi M/A ke tipe A/M atau sebaliknya.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2. Tujuanpraktikum :
3.3. Alat:
Alat Bahan
VI. PENIMBANGAN
Timbang masing-masing bahan :
Bahan Penimbangan
TEA 6 gram
Aqua Ad 200ml
III. PEMBUATAN
VII. PENGEMASAN
3. Setelah sediaan sudah dimasukkan ke dalam botol, beri
etiket &Label
4. Masukkan sediaan yang sudah dimasukkan ke dalam botol,
diberi etiket & label ke dalam kemasan sekunder.
3.5.Evaluasi Sediaan
olive oil
- Tambahkan metilen
blue, aduk ad
Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan lotion dan
melakukan evaluasinya. Untuk pembuatan sediaan lotion, sebelumnya kami melakukan
identifikasi bahan-bahan yang tersedia dalam laboratorium yang dapat dijadikan sediaan
lotion.
Dalam praktikum ini, kami melakukan pembuatan sediaan Lotion Olive Oil dan
pembuatannya sesuai dengan formula yang telah kami buat. Untuk membuat formula
tersebut langkah pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, alat
yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan lotion ini adalah beaker glass, batang
pengaduk, spatula logam, mortir dan stamper, kaca arloji, cawan porselen, alat evaluasi
sediaan. Sedangakan bahan yang dipergunakan adalah Olive oil, Asam stearat,
Trietanolamin, Cetyl alkohol, Nipagin (Methyl paraben), Nipasol (Propil paraben), Alfa
Tokoferol, Aquadest. Setelah alat dan bahan siap, langkah kedua adalah menimbang
bahan sesuai dengan perhitungan yang ada. Langkah ketiga adalah pencampuran bahan
dimana dilakukan pelarutan untuk fase minyak yaitu olive oil, asam stearat, cetyl
alkohol, Nipasol (propil paraben), Alfa Tokoferol dan pelarutan untuk pencampuran
fase air yaitu tiretanolamin, nipagin (Methyl paraben) dan aquadest. Kemudian setelah
pencampuran fase minyak dan pencampuran fase air selesai, langkah keempat adalah
pelelehan untuk fase minyak agar bercampur. Langkah kelima adalah pemanasan untuk
menurunkan tegangan antarmuka antara fase minyak dan fase air (pada lumpang dan alu
diberi air mendidih). Langkah keenam adalah pencampuran fase minyak dan fase air
(hasil pelelehan fase minyak dan pencampuran fase air dicampur pada lumpang dan alu
yang panas). Langkah ketujuh adalah pengisian dan pengemasan sediaan.
Setelah sediaam Lotion Olive Oil jadi, langkah selanjutnya adalah dilakukannya
evaluasi pada sediaan Lotion Olive Oil. Evaluasi yang dilakukan adalah uji
organoleptik, pengukuran pH sediaan, uji viskositas, dan uji tipe emulsi. Evaluasi
pertama adalah uji organoleptik, evalusi ini mengamati bahwa sediaan yang dibuat
memiliki bentuk dengan cairan encer, bau khas minyak zaitun, dan berwarna
kekuningan jernih. Evaluasi kedua adalah pengukuran pH sediaan, evaluasi ini
mengamati bahwa sediaan Lotion Olive Oil yang telah dibuat memiliki pH = 6 (netral).
Evaluasi ketiga adalah uji tipe emulsi, evaluasi ini mengamati bahwa ketika sediaan
Krim Olive Oil ditambahkan metilen blue lalu di ad homongen akan tampak warna biru
menyebar, berarti sediaan krim ini termasuk tipe emulsi minyak dalam air (M/A).
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Sediaan Lotion Olive Oil berdasarkan formula yang dibuat memenuhi persyaratan
dalam spesifikasi yang diinginkan juga standar dari Farmakope Indonesia, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan sediaan Lotion Olive Oil yaitu
menghasilkan sediaan yang bermutu tercapai.
Lotion Olive Oil yang dihasilkan memenuhi persyaratan antara lain pada uji
organoleptik yang mana pada persyaratan dinyatakan bentuk dari krim adalah setengah
padat, berwarna putih dan berbau khas minyak zaitun. Pada pengukuran pH sediaan,
Lotion Olive Oil yang telah dibuat memenuhi persyaratan karena pH pada sediaan
Lotion Olive Oil dengan pH = 6 – 7 (netral) sediaan yang dibuat memiliki pH = 6
(netral). Uji viskositas tidak dilakukan karena alat yang dilaboratorium rusak. Pada uji
tipe emulsi sediaan Krim Olive Oil memenuhi persyaratan karena ketika sediaan krim
ditambahkan metilen blue lalu di ad homongen tampak warna biru menyebar, maka
sediaan krim ini termasuk tipe emulsi minyak dalam air (M/A).
5.2 Saran
Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi sarana dan prasarana berupa
alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, H.C. (2008). Pengantar bentuk sediaan farmasi. (Edisi IV). Penerjemah:
Parida ibrahim. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press).
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia Edisi
III . Jakarta : Dekpes RI
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1995 . Farmakope Indonesia Edisi
IV . Jakarta : Dekpes RI
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978 . Formularium Nasional
Edisi2 .Jakarta : Dekpes RI
5. Hussein, W., Waqar, S., Khalid, S., &Naveed, S. (2009). Importance of
bioavailability of drug with reference to dosage form and formulation.
Journal of Pharmaceutics and Cosmetology. 2 (7),39-44.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). FarmakopeIndonesia.
(Edisi V). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
7. Lachman, L., Lieberman, H. A.,& Kanig,J. L. (1994). Teori dan praktek farmasi
industri I (Edisi 3). Penerjemah: Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
8. Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A. (1993). Farmasi fisik jilid II (Edisi
3). Penerjemah: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lampiran
Brosur dan Kemasan
a.Brosur
Panlive
Hand and Body
Lotion Oliveoil
Komposisi :
MengandungOlivOil3g,Cetylalkohol5g,Asams
tearat10g,TEA6g,MethylParaben0,2g,Aquade
stad100ml.
Komposisi :
Mengandung OlivOil 3g,
Cetyl alkohol 5g,Asam stearat
10g,TEA 6g,Methyl Paraben
0,2g,Aquadest ad 100ml.
Cara Pemakaian :
Gunakan setiap hari.
Oleskan pada bagian
tangan dan kaki sebagai
perlindungan kulitmu
sebelum beraktivitas.
b.Kemasan
No. Reg :NA 18190101035
No. Batch : J912608
Mfg. Date : Juni2019
Exp. Date : Juni 2021
Penyimpanan :
Simpan di tempat sejuk
Olivoil memberikan
perawatan pada kulit
secara menyeluruh,
untuk menjaganya
agar tetap sehat dan
Komposisi : Olive oilmemberikan
MengandungOlivOil3g,Cetylalkoh perawatan pada kulit
ol5g,Asamstearat10g,TEA6g,MethylP
araben0,2g,Aquadestad100ml.
Panlive secara menyeluruh, untuk
menjaganya agar tetap
Hand and Body sehat dan indah.
Lotion Oliveoil
Cara Pemakaian :
Gunakan setiap hari. Oleskan
pada bagian tangan dan kaki Penyimpanan :
sebagai perlindungan kulitmu Simpan di tempat sejuk dan
sebelum beraktivitas. terlindung dari cahaya
matahari.
Diproduksi oleh:
PT.Yumugari Pharma
Jakarta - Indonesia