Anda di halaman 1dari 53

Pemetaan dan GIS (+Pr)

Pertemuan I - Pengantar

Vendie Abma
155111310
Pengertian Peta
1. Peta adalah suatu gambar dari unsur-unsur alam
dan atau buatan manusia,yang berada di atas
maupun di bawah permukaan bumi yang
digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu.
2. Untuk mengubah bentuk bumi yang elipsoid
(bidang lengkung) ke bentuk bidang datar harus
dilakukan proyeksi.
3. Skala peta adalah angka perbandingan antara
jarak dua titik di atas peta dengan jarak tersebut
di muka bumi.
Keuntungan Menggunakan Peta
Pengguna dapat memahami hubungan
spasial dengan lebih baik.
1. Dapat diperoleh informasi mengenai
jarak, arah, dan luas area;
2. Dapat diperlihatkan pola; dan
3. Dapat dipahami relasi.
IMR of East Java Province by Subdistrict
Fungsi Utama Peta
1. Orientasi atau navigasi: menunjukkan arah, jarak,
dan lokasi berbagai tempat di permukaan bumi.
2. Perencanaan: untuk menentukan arah pembangunan.
3. Monitoring: memonitor suatu keadaan. Misalnya,
keberadaan hutan, kondisi jalan
4. Pendidikan. Misalnya: atlas, peta dinding
5. Kodifikasi.
Misalnya: pemberian kode wilayah administrasi
menurut aturan tertentu
Administrative Area Index Map
Fungsi Peta dalam Bidang Teknik Sipil
1. Menentukan daerah aliran sungai (DAS), sub DAS, dan
cathment area.
2. Menentukan trase saluran irigasi, saluran drainase, trase
pipa air bersih.
3. Perencanaan detail struktur.
4. Perhitungan timbunan dan galian.
5. Acuan dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan.
6. Menentukan lahan warga yang harus dibebaskan untuk
pembangunan.
Jenis Peta Menurut Skala
 Peta skala besar: wilayah yang dipetakan
relatif kecil dan data yang disajikan lebih
detil.
 Peta skala kecil: wilayah yang dipetakan
relatif luas.
Jika skala disajikan sebagai bilangan pecahan,
peta skala besar mempunyai skala relatif
besar atau penyebutnya relatif kecil.
Skala Minimal Peta Wilayah
1. Nasional  1:1.000.000
2. Provinsi  1:250.000
3. Kabupaten  1:100.000
4. Kota  1: 50.000
Dalam hal wilayah yang dipetakan
bentangan wilayahnya sempit, dapat
digunakan peta yang skalanya lebih besar
Jenis Peta Menurut Isinya
 Peta umum (peta topografi): peta yang
menggambarkan keadaan umum daerah
yang dipetakan. Contoh: atlas, peta RBI
(Rupa Bumi Indonesia)
 Peta tematik: peta wilayah yang
menyajikan data dan informasi tematik.
Contoh: peta curah hujan, peta tata guna
lahan, peta industri, peta penduduk, peta
kemiskinan, dsb.
Jenis-jenis
1. Peta kadaster
2. Peta hidrologi
3. Peta topografi
Peta Geologi
Peta RBI
Peta Pendapatan Petani
Jenis Peta Menurut
Bentuk Fisiknya
 Peta analog: representasi fenomena
geografis yang disimpan dalam bentuk kertas
atau media cetakan lain.
Contoh: Peta SP2010-WA, Peta SP2010-WB,
Peta RBI
 Peta digital: representasi fenomena geografis
yang disimpan untuk ditampilkan dan
dianalisis oleh komputer.
Contoh: shapefile (*.shp)
Peta SP2010-WB
Komponen Peta (1)
1. Isi peta: menunjukkan isi dari makna ide
penyusun peta yang akan disampaikan kepada
pengguna peta
2. Judul peta: harus mencerminkan isi peta
3. Skala peta, untuk melihat tingkat ketelitian
dan kedetailan objek yang dipetakan.
4. Simbol arah dicantumkan sebagai petunjuk
arah atau orientasi peta. Arah utara lazimnya
mengarah pada bagian atas peta.
Komponen Peta (2)
5. Legenda, untuk memberikan keterangan tentang
simbol-simbol yang ada dalam peta. Simbol-
simbol standar dapat dilihat pada lampiran PP
No. 10 Tahun 2000.
6. Inset dan Index peta
 Inset peta merupakan peta yang diperbesar
dari bagian belahan bumi.
 Index peta merupakan sistem tata letak peta ,
dimana menunjukan letak peta yang
bersangkutan terhadap peta yang lain di
sekitarnya.
Contoh Inset Peta
Contoh Indeks Peta
Komponen Peta (3)
7. Sumber/keterangan riwayat peta, meliputi
penyusun peta, percetakan, sistem proyeksi
peta, tanggal/tahun pengambilan data, tanggal
pembuatan/pencetakan peta, dan lain
sebagainya yang memperkuat identitas
penyusunan peta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
8. Grid atau graticule, untuk memudahkan
penunjukan letak sebuah titik di peta atau
untuk memudahkan penunjukan lembar peta
dari sekian banyak lembar peta
Simbol
1. Simbol adalah gambar atau tanda yang
mempunyai makna/arti. Simbol merupakan
penyederhanan objek geografis karena untuk
menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tidak bisa
digambarkan seperti bentuk benda itu yang
sebenarnya.
2. Menurut bentuknya, simbol dapat dikelompokkan
menjadi: simbol titik, simbol garis, dan simbol
area/luasan
Numeric Scale (Skala Angka)
Numeric scale (skala angka atau skala pecahan) atau
Representative Fraction adalah skala yang dinyatakan
dalam bentuk perbandingan.
Contoh: 1:100.000
 Satu satuan panjang pada peta menggambarkan
jarak sesungguhnya di lapangan 100.000 kali
satuan panjang
 1 cm di peta menggambarkan jarak 100.000 cm =
1 km di lapangan.
Graphic Scale (Skala Grafis)
Graphic scale (skala grafis atau skala batang),
dinyatakan dalam suatu garis lurus yang dibagi
menjadi beberapa bagian yang sama panjang dan
pada garis tersebut dicantumkan ukuran jarak
sesungguhnya di lapangan dalam satuan tertentu,
misalnya meter, kilometer, mil, dsb.
Contoh:
0 1 2 3 Km
Mengubah Skala dari Skala Grafis
ke Skala Angka
Misal, jarak 0 ke 1 = jarak 1 ke 2 = jarak
2 ke 3 = 2,5 cm di peta menggambarkan
jarak sesungguhnya 1 km di lapangan 
2,5 cm : 1 km = 2,5 cm : 100.000 cm = 1
cm : 40.000 cm = 1 : 40.000.
0 1 2 3 Km
Ellipsoid Referensi
Untuk mempermudah penghitungan, permukaan fisik bumi
diganti dengan permukan yang teratur dengan bentuk dan
ukuran yang mendekati bumi, disebut Ellipsoid Referensi.

b a = jari-jari equator atau


a
setengah sumbu panjang
b = setengah sumbu pendek
f = (a-b)/a = penggepengan
Datum Geodetik (1)
Datum geodetik adalah sejumlah
parameter (misal: a, b, f) yang digunakan
untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran
ellipsoid referensi yang digunakan untuk
pendefinisian koordinat geodetik, serta
kedudukan dan orientasinya dalam ruang
terhadap fisik bumi.
Datum Geodetik menurut
Luas Area (1)
1. Lokal, untuk daerah yang tidak terlalu luas.
Contoh di Indonesia: Datum Genoek, DGN 95
(Datum Geodetik Nasional 1995).
2. Regional, untuk daerah yang relatif luas
biasanya digunakan bersama oleh negara yang
berdekatan hingga negara yang terletak dalam
satu benua. Contoh: NAD (North-American
Datum) 1983, European Datum 1989.
Datum Geodetik menurut
Luas Area (2)
Global, untuk seluruh permukaaan bumi, yaitu WGS
(World Geodetic System).
 WGS direalisasikan dan dipantau oleh NIMA
(National Imagery and Mapping) Amerika
Serikat.
 Dimulai dengan WGS 60, WGS66, WGS 72, dan
terakhir WGS 84.
 WGS 84 adalah sistem yang saat ini digunakan
oleh sistem satelit navigasi GPS.
Proyeksi
1. Proyeksi peta merupakan suatu fungsi yang
merelasikan koordinat titik-titik yang terletak di atas
permukaan suatu kurva (ellipsoid, bola) ke koordinat
titik-titik yang terletak di atas bidang datar.
2. Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan:
azimuthal (zenithal), kerucut (conical), silinder
(cylindrical).
3. Berdasarkan kedudukan sumbu simetris bidang
proyeksi: normal, miring, transversal (equatorial)
Proyeksi Azimuthal (Zenithal)
Proyeksi yang menggunakan bidang datar
sebagai proyeksinya.
Proyeksi Kerucut (Conical)
Proyeksi yang menggunakan bidang
kerucut (didatarkan) sebagai proyeksinya.
Proyeksi Silinder (Cylindrical).
Proyeksi yang bidang proyeksinya
berbentuk silinder (didatarkan)
Proyeksi Normal
Sumbu simetrinya berimpit dengan sumbu
bumi
Proyeksi Miring (Oblique)
Sumbu simetrinya membentuk sudut dengan
sumbu bumi.
Proyeksi Transversal (Equatorial)
Sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi
atau terletak pada bidang equator.
Peta Ideal
1. Equidistance, jarak-jarak di peta setelah
diperhitungkan dengan skalanya harus sama
dengan jarak sebenarnya.
2. Equivalen, luas bidang yang digambar di peta
setelah diperhitungkan dengan skalanya harus
sama dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Conform, sudut atau arah dan bentuk unsur yang
digambar di peta harus sama dengan sudut atau
arah dan bentuk unsur di permukaan bumi
Universal Transverse Mercator (UTM)
1. Metode proyeksi: silinder, transversal, konform.
2. Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 zone,
setiap zone dibatasi 2 meridian selebar 6° dan
memiliki meridian tengah sendiri, mulai dari
180°BB sampai dengan 180°BT.
3. Batas lintang dalam sistem koordinat ini 80°LS
sampai dengan 84°LU, terdiri atas bagian-bagian
selebar 8°, mulai dari 80°LS ke utara dengan
notasi C, D, E,…,X (kecuali huruf I dan O).
Zone UTM Seluruh Dunia
Zone UTM Wilayah Indonesia

Indonesia: 93°BT - 141°BT; 11°LS - 6°LU


Menghindari Koordinat Negatif
dalam Proyeksi UTM
1. Setiap meridian tengah dalam tiap zone
diberi nilai 500.000 mT (meter timur).
2. Untuk nilai-nilai ke arah utara, ekuator
dipakai sebagai garis datum dan diberi
nilai 0 mU (meter utara).
3. Untuk perhitungan ke arah selatan
ekuator diberi nilai 10.000.000 mU.
UTM
Sistem Koordinat
1. Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang
menentukan bagaimana koordinat-koordinat yang
bersangkutan merepresentasikan titik-titik.
2. Jenis sistem koordinat:
 Sistem koordinat lokal
 Sistem koordinat kartesian
 Sistem koordinat global
 Sistem koordinat geodetik
Sistem Koordinat Kartesian
3. Koordinat Kartesian 2
dimensi memiliki pusat di O
dan 2 sumbu koordinat yang
saling tegaklurus, yaitu x
dan y.
4. Koordinat Kartesian 3
dimensi berpusat di O dan
memiliki sumbu x, y dan z.
Sistem Koordinat Geodetik (1)
 Sistem koordinat ini mengacu pada permukaan
suatu bentuk ellipsoid tertentu dan tergantung
juga pada ukuran, bentuk dan orientasi tiga
dimensi ellipsoid.
 Posisi suatu titik pada sistem koordinat
geodetik ditentukan oleh lintang geodetik
(latitude), bujur geodetik (longitude) dan
tinggi di atas permukaan ellipsoid
Sistem Koordinat Geodetik (2)
Sistem Koordinat Geodetik (3)
 Lintang geodetik (L) suatu titik adalah sudut lancip
yang dibentuk oleh normal ellipsoid yang melalui titik
tersebut dengan bidang ekuator (-900≤L≤+900).
 Bujur geodetik (B) adalah sudut yang dibentuk antara
meridian lokal dengan meredian referensi Greenwich
(00≤B≤1800E dan -1800W≤B≤00 ).
 Tinggi suatu titik di atas ellipsoida dihitung sepanjang
normal ellipsoid yang melalui titik tersebut.
Pengukuran Terestris
Pengambilan data dengan cara
melakukan survey lapangan untuk
mendapatkan hasil titik-titik
pengukuran lapangan berupa X,Y, dan Z
dimana hasilnya nanti dibentuk kontur
dan data topografi lainnya.
Alat Pengukuran Terestris
Alat Pengukuran Terestris
Pengukuran Non Terestris

Anda mungkin juga menyukai