Anda di halaman 1dari 6

Masa Pemerintahan Sultan Maulana Muhammad (1580-1596)

A. Pendahuluan

Pada saat Maulana Yusuf jatuh sakit, salah satu adiknya yaitu Pangeran
Aria Jepara datang untuk menjenguk. Akan tetapi dia datang dengan membawa
pasukannya. Ketika Maulana Yusuf meninggal pada tahun 1580, putranya yang
bernama Maulana Muhammad belum cukup umur untuk meneruskan
kekuasaan ayahnya. Rupanya Pangeran Jepara memiliki niatan untuk
menguasai tahta kesultanan dengan alasan putra mahkota masih sangat belia.
Selain itu dia merasa lebih berhak atas tahta Banten ini karena ia adalah adik
dari Maulana Yusuf, satu ayah, satu ibu, lebih dewasa dan lebih berkompeten
dibandingkan keponakannya yang masih belia tersebut. Tetapi, kadhi (Hakim
Agung) dan para wali putra bersikukuh untuk tetap mengangkat putra mahkota
yang masih belia itu dengan didampingi walinya. Akibat dari keputusan
tersebut menimbulkan kemarahan dari Pangeran Jepara beserta pasukannya
yang kemudian melakukan penyerangan dengan angkatan lautnya. Kemudian
terjadilah pertempuran hebat di luar istana. Pada pertempuran tersebut,
panglima jepara, yakni Ki Demang Laksamana tewas di tangan Mangkubumi
hingga membuat pasukan Jepara takut dan melarikan diri ke Jepara. Setelah
peristiwa itu, putra mahkota di nobatkan menjadi Sultan Banten dengan gelar
Kanjeng Ratu Banten Surosowan di bawah bimbingan Mangkubumi. Akibat
kegagalan intervensi tersebut, Banten dapat benar-benar menegakkan
kedudukannya dan bebas dari pengaruh kerajaan-kerajaan Jawa Tengah.1

1
Nina H. Lubis, Banten Dalam Pergumulan Sejarah,(Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia, 2003) hlm. 39
Maulana Muhammad dikenal sebagai seorang Sultan yang amat saleh.
Dalam kepentingan penyebaran ajaran Islam, beliau banyak menulis kitab-kitab
agama Islam dan memberikannya kepada orang yang membutuhkannya. Selain
itu, ia memiliki rasa Takdzim kepada gurunya, yaitu Kiai Dukuh, dan
memberikan gelar kepada gurunya yaitu Pangeran Kasunyatan. Karena
kesalehan dan ketaatannya, sultan selalu menjadi imam dan khatib pada shalat
Jumat dan hari raya.2

Peristiwa yang menonjol pada masa Maulana Muhammad adalah


peristiwa penyerbuan ke Palembang. Hal ini bermula dari hasutan pangeran
Mas yang ingin menjadi raja di Palembang. Pangeran Mas adalah putra dari
Aria Pangiri, cucu sunan Prawoto atau Pangeran Mu’min dari Demak, artinya
masi ada kaitan keluarga.3 Rupanya bujukan Pangeran Mas berhasil. Sultan
yang masi berusia muda itu mempersiapkan pasukan perang untuk menyerbu
Palembang. Dengan 200 kapal perang, beerangkatlah pasukan Banten di bawah
pimpinan Sultan Maulana Muhammad yang di damping Pangeran Mas.
Lampung, Seputih dan Semangka di perintahkan untuk mengerahkan
tentaranya melakukan serangan dari darat. Tiba di Palembang, terjadilah
pertempuran hebat di sungai Musi hingga berhari-hari lamanya. Akan tetapi,
ketika kemenangan sudah di depan mata, sultan Maulana Muhammad
meninggal karena terkena tembakan Peluru. Akhirnya penyerangan tidak

2
Dalam Jajaran 20 orang sultan yang pernah memerintah Banten, terdapat 3 sultan
diantaranya yang bergelar Maulana, suatu gelar yang memperlihatkan peranan mereka dalam agama.
Mereka adalah Maulana Hasanuddin memerintah 1526-1570, Maulana Yusuf memerintah 1570-
1580, dan Maulana Muhammad 1580-1596(ambary,1989:8).
3
Pangeran Mas adalah putra dari Aria Pangiri, Putra dari Sunan Prawoto atau pangeran
Mu’min dari Demak. Aria Pangiri tersisih dua kali dari haknya menjadi Raja di Demak, dank arena
ketahuan hendak melepaskan diri dari kekuasaan Mataram, Sutawijaya, raja Mataram, hendak
membunuhnya. Akan tetapi atas bujukan istrinya, hal itu di lakukannya. Setelah Aria Pangiri berjanji
tidak akan kembali ke Mataram untuk selamanya, akhirnya
ia menetap di Banten hingga akhir hayatnya.
dilanjutkan. Para pasukan Banten kemudian kembali pulang dengan tidak
membawa hasil apa-apa.
B. Sultan Maulana Muhammad
Maulana Muhammad Nasruddin adalah putra dari Sultan Maulana
Yusuf dan Ratu Hadijah. Sultan Maulana Yusuf meninggal pada saat usia sultan
Maulana Muhammad masih belia. Tepatnya pada usia 9 tahun. Maka dari itu,
pada usia 9 tahun Maulana Muhammad diangkat sebagai Putra Mahkota.
Namun, karena usianya masi belia, segala urusan pemerintahan di tangani dan
di bantu oleh Mangkubumi.4

Maulana Muhammad menikahi anak dari Mangkubumi yang bernama


Ratu Wanagiri. Dari pernikahan ini, Sultan Maulana Muhammad dan Ratu
Wanagiri dikaruniai seorang anak yang bernama Abu al-Mafahhir mahmud
‘Abd al-Qadir.

C. Masa Pemerintahan

Pada Saat Maulana Muhammad menginjak dewasa, barulah ia


dinobatkan sebagai Raja Banten dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Keadaan
Banten spada saat itu dapat diketahui melalui kesaksial Willm Lode Wijks II
yang mengikuti perjalanan Cornelis De Houtman tahun 1596 mengatakan
bahwa Banten mempunyai kapal perang yang menyerupai kapal Balay dengan
dua tiang layar. Keistimewaan kapal ini mempunyai serambi yang sempit
dengan geladak yang luas. Hal ini memungkinkan tentara vergerak dengan
leluasa saat perang.

4
Hafidz Rafi’uddin, Riwayat Kesulthanan Banten, (Banten: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah,
2006), hlm. 40.
Maulana Muhammad terkenal sebagai orang yang shalih, untuk
kepentingan dakwah islam ia banyak mengarang kitab yang kemudian di
bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Peran Maulana Muhammad
ini lebih banyak terpusat dalam bidang spiritual sehingga penyerangan ke
Palembang lebih di maksudkan untuk menyebar luaskan ajaran Islam, bukan
untuk mengembangkan sumber daya yang berorientasi pada ekonomi. Hal ini
menjelaskan bahwa kondisi keuangan kesultanan cukup baik, sehingga
memungkinkan pengiriman pasukan tentara ke tempat tersebut.5

Pada masa itu sumber penghasilan negeri sangat tergantung pada


aktifitas perdagangan yang sudah mulai berkembang, bahkan sejak zaman
Hasanuddin penjualan seluruh hasil lada dari Lampung harus di alirkan lewat
pelabuhan Banten. Tindakan tersebut menjadi salah satu sebab Banten menjadi
pelabuhan Penting.6

Sultan Banten III, Maulana Muhammad Nasruddun, seorang sultan


yang masih muda belia, penuh dengan rasa semangat dan gagah berani, berhasil
memperkuat armada Banten dan bercita-cita menaklukan Sriwijaya tetapi
sayang saat Palembang terpukul mundur dan kemenaangan mutlak Banten
hampir diraih, Sultan yang muda belia, dan gagah berani itu mundur dalam
pertempuran laut, akibatnya pasukan tempur armada Banten ini bergabung dan
tidak melanjutkan penyerangan, bahkan kembali pulang membawa jenazah
Sultan yang di segani.

5
Maftuh, Disertasi Sejarah Sosial Pendidikan Islam di Banten, (Banten: Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah, 2014), hlm. 74.
6
Maftuh, Disertasi Sejarah Sosial Pendidikan Islam di Banten, (Banten: Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah, 2014), hlm. 74.
Maulana Muhammad Kanjeng Ratu Surosowan. Keadaan Banten pada
masa Maulana Muhammad ini dapat kita ketahui dari kesaksian Willem
Lodewycksz yang mengikuti perjalanan Cornelis De Houtman yang mendarat
di pelabuhan Banten pada tahun 1596. Dari catatan mereka dapatlah diketahui
keadaan kota Banten secara lebih jelas.
Ketika itu Banten telah mempunyai tembok-tembok yang lebarnya lebih
dari depa orang dewasa dan terbuat dari bata merah. Tembok-tembok itu tidak
mempunyai menara-menara, melainkan semacam tiang gantungan setinggi tiga
stagie yang terbuat dari kayu besar ( kira-kira 3m ). Orang dapat melayari kota
seluruhnya melalui banyak sungai. Diperkirakan besar kota Banten sebesar kota
Amsterdam pada tahun 1480. Ketika kota itu di kelilingi tembok untuk pertama
kalinya.
Mulai dari pintu gerbang istana sampai luar terdapat sebuah bangunan-
bangunan, made bahan tempat tambak baya melakukan jaga, made mundu dan
made gayam, selanjutnya sitiluhur atau siti hinggil yang di dekatnya terdapat
bangunan untuk gudang senjata dan kandang kuda kerajaan. Dan juga terdapat
pakombalan yaitu penjagaan untuk ”wong gunung”.

Anda mungkin juga menyukai