Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan
menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium.1Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan
atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1
Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh
karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium
memiliki sifat yang jinak (80-84%). Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari
40 tahun) resiko pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista
dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan
risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.2
Terdapat variasi dengan luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata
tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di
Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000
populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista
fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira
22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.1,2Topik Kista Ovarium menjadi
sangat menarik untuk dibahas karena sebagian besar pasien dengan kista ovarium
berada dalam kondisi asimptomatik dan baru dapat didiagnosis secara tidak
sengaja ketika menjalani pemeriksaan USG atau sedang dalam operasi sectio
caesaria

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan Penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang tumor ovarium musinosum sekaligus sebagai syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik di bagian obstetri dan ginekologi RSUP. dr. M. Djamil
Padang.

1
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini membahas definisi, faktor risiko, gambaran klinis, diagnosis,
penatalaksanaan dari tumor ovarium musinosumgbe.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini adalah dengan tinjauan pustaka yang merujuk
pada berbagai literatur.

2
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Ovarium

Gambar TINJAUAN PUSTAKA.1 Anatomi Ovarium dan Tuba

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, dengan
penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan.
Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-
kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.1
Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan
tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang
diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,4

3
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum1,2,3

Gambar TINJAUAN PUSTAKA.2 Anatomi Ovarium

4
Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika
albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang
sangat sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica
kanan dan kiri yang merupakan cabang dari aorta desendens. Vena sebagai
drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan kiri.4
Secara harfiah, Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul
dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan
setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya.
Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan
merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas.
Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang
berasal dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur
menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa literatur lain memisahkan
antara tumor dengan kista. Perlu diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis
tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Karena secara definisi tumor
adalah jaringan, oleh karena itu beberapa literatur membedakan antara kista
dengan tumor ovarium.

Gambar TINJAUAN PUSTAKA.3 Ilustrasi Tumor Ovarium


2.2 Epidemiologi
Berdasarkan data penelitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat,
umumnya kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik

5
abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar
18% yang sudah postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan
kista jinak, dan 10% sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan.
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur
yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.5

2.3 Sifat Kista


1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya
berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran
dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan
dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi,
karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati
apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat
fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami
menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.
Beberapa jenis kista fisiologis diantaranya adalah kista korpus luteal, kista
folikular, kista teka-lutein.4

2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa
gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga
60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent
killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.1
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala
seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak
enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah

6
demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses
laparoskopi.1,2
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak
dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar.
Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum
diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.Kista ganas yang
mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak
teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal
memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. 1,2,3

2.4 Klasifikasi Kista


Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam
tumor kistik dan solid
A. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo – ovarial
iii. Kista tubo – ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
B. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii. Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,
limfangioma
ii. Tumor Brenner
iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1

7
2.5 Kistadenoma Ovarii Musinosum
Tumor musinosum merupakan 15 %- 25% dari semua neeoplasma ovarium dan

menyebabkan 6%-10% kanker ovarium. Sekitar 5% adalah bilateral. Tumor ini bisa

sangat besar (>70 kg) tetapi rata-rata berdiameter 16-17 cm saat didiagnosis dan

terutama ditemukan pada dua kelompok umur (10-30 tahun dan >40 tahun). Biasanya

tidak menimbulkan gejala selain rasa penuh akibat adanya massa dalam perut. Tumor

musinosum berdinding licin halus dan berisi cairan kental, tebal , kecoklatan (Benson,

2008).

Temuan makroskopis kistadenoma musinosa biasanya memiliki permukaan

yang halus dan multilokular dan kadang-kadang unilokular. Ukurannya berkisar

dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 30 cm; dengan rata-rata 10 cm, berisi

cairan kental, tebal , kecoklatan.

Gambaran histopatologi kistadenoma musinosum terdiri dari beberapa kista

dan kelenjar yang dilapisi oleh epitel lendir sederhana yang tidak bertingkat

menyerupai epitel lambung atau epitel usus yang mengandung sel piala dan

kadang-kadang sel neuroendokrin atau sel Paneth. Stroma ovarium mungkin

bersifat seluler dengan area luteinisasi stroma. Tidak ada atypia sitologis dan tidak

ada angka mitosis.

Ketika menentukan sifat primer atau metastasis dari neoplasma mucinous,

ukuran dan lateralitas dapat menunjukkan asal tumor, karena tumor primer

cenderung lebih besar dan unilateral, dibandingkan dengan lesi metastasis. Ukuran

rata-rata dari MOC primer telah didokumentasikan sebagai 16-20 cm (kisaran, 5-

48 cm), dibandingkan dengan 11-12 cm (kisaran, 2-24 cm) untuk kanker

metastasis. Namun ini bukan patognomonik, karena 32-48% tumor metastasis

lebih dari 10 cm

8
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor, karena sebagian besar

tumor lendir ovarium besar, sebagian besar ahli bedah akan melakukan laparotomi

eksplorasi dengan pengangkatan adneksa yang terlibat. Jika pasien pasca-

menopause, histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral dapat

dipertimbangkan terlepas dari histologinya.

Perilaku biologis tumor ovarium musinosum bergantung pada varian dan

stadium histologis spesifik. FOCO tahap I intraepitel (non-invasif), memiliki

tingkat kekambuhan hanya 5,8%. Pasien dengan MOC invasif stadium I memiliki

tingkat kelangsungan hidup 5 tahun sebesar 91%, sedangkan pasien dengan tumor

stadium lanjut biasanya meninggal karena penyakit .

Prognosis untuk MOC primer lebih baik daripada rekan serousnya, karena

sebagian besar karena frekuensi tinggi tumor lendir menjadi stadium I pada saat

diagnosis. Kelangsungan hidup keseluruhan rata-rata untuk lebih dari 6.000

wanita di Swedish Family Center Database hanya 34 bulan untuk pasien dengan

subtipe serosa dibandingkan dengan 70 bulan untuk wanita dengan subtipe

musinosum

9
BAB 3 : LAPORAN KASUS

BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Ny. M
No. MR : 01055141
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
ANAMNESIS

10
Seorang pasien perempuan, umur 48 tahun kiriman poliklinik Onkologi
Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal 29 Juli 2019 dengan diagnosa
Neoplasma Ovarium Kistik suspek malignancy
Keluhan Utama
- Bengkak di perut bagian bawah sejak ± 5 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
- Bengkak di perut bagian bawah sejak ± 5 bulan yang lalu
- Nyeri perut (-)
- Perdarahan dari kemaluan (-)
- Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
- Riwayat demam (-), keputihan (-), trauma (-)
- Riwayat penurunan berat badan ada dirasakan sejak 3 bulan yang lalu
tetapi pasien tidak ingat berapa
- Riwayat penurunan nafsu makan ada
- Pasien sudah menopause
- BAK dan BAB tidak ada kelainan
Riwayat Penyakit Dahulu
- Tidak ada riwayat menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan
hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit
menular dan penyakit kejiwaan

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Kejiwaan & Kebiasaan


Pasien seorang petani
Kebiasaan merokok, minum alkohol, narkoba : tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmestis kooperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit

11
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
Sianosis : (-)
Edema : (-)
Anemis : (-)
Ikterik : (-)

STATUS GENERALISATA
Kulit : Tidak tampak kelainan
KGB : Tidak tampak dan tidak teraba pembesaran KGB
Kepala : Normochepal
Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : Tidak tampak kelainan
Hidung : Tidak tampak kelainan
Tenggorokan : Tidak tampak kelainan
Gigi dan Mulut : Caries dentis (+)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, JVP 5-2 cmH20
Torak
Paru
Inspeksi : Simetris kiri = kanan
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler, rhonki-/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Abdomen : Status ginekologi
Punggung : Tidak tampak kelainan

12
Genitalia : Status ginekologi
Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, oedem (-).

STATUS GINEKOLOGI
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit seperti hamil cukup bulan
Palpasi : Teraba massa kistik, permukaan rata, immobile
Perkusi : Redup di atas massa
Auskultasi : BU (+) normal

Genitalia
Inspeksi : Vulva dan uretra tenang, perdarahan pervaginam (-)
Inspekulo : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 11,3 gr/dl
Leukosit : 11.250/mm3
Trombosit : 525,000/mm3
Ht : 36%
Kesan: Anemia Ringan + Leukositosis ringan

USG

13
Uterus tidak tampak, tertutup oleh massa setingi 4 jari di atas pusat. Tma[ak
massa melebihi layer monitor, tampak masa padat (+), papil, dan multi lokulare
Kesan : Tumor ovarium suspek malignancy

14
CT- SCAN

15
Regio abdomen bawah/pelvis: Tampak massa kistik bkemungkinan berasal dari
ovarium dengan ukuran terbesar 25,36x15,43x25,4 cm yang mendesak usus-usus
ke kanan.
Kesan: Kista di regio pelvis abdomen kemungkinan berasal dari ovarium kiri
suspek maligna
DIAGNOSIS
Neoplasma Ovarium Kistik suspek malignancy

TATALAKSANA
Laparotomi

16
FOLLOW UP
Rencana laparotomi: Senin 31/07/2019

31 Juli 2019 Jam 07.00 WIB


S/ Keluhan (-)
O/ KU: Sedang Kes: CMC TD:110/70mmHg Nadi: 82x/menit
nafas: 22x/menit T: Afebris
Abdomen:
NT (-) NL (-) DM (-)
Genitalia:
Inspeksi : Vulva dan uretra tenang, perdarahan pervaginam (-)
A/ NOK Suspek malignancy pro laparotomi
P/ Pantau Keadaan Umum, Vital Sign
Rencana operasi hari ini

17
Foto-Foto Intraoperatif

18
19
Gambar 3.1 Foto Intraoperatif
1 Agustus 2019 Jam 18.00 WIB
Dilakukan laporotomi, tampak massa tumor pada ovarium kanan. Dilakukan
Optimal Debulking. Terjadi perdarahan sebanyak ±1000cc
A/ Post optimal debulking a.i Ca ovarium stadium lanjut
P/ Pantau Keadaan Umum, Vital Sign, drain
IVFD RL 20 tts/menit
Ceftriaxon 2x1gram (IV)
Parasetamol 3x500 mg k/p
SF 1x1
Vit C 3x1
Pronalges supp 2
Puasa sampai BU (+) N
Cek darah rutin post OP

20
Pemeriksaan PA jaringan

2 Agustus 2019 Jam 07.00 WIB


S/ nyeri luka operasi (+) demam (-)
O/ KU: Sedang Kes: CMC TD:110/70mmHg Nadi: 82x/menit
nafas: 22x/menit T: Afebris
Abdomen:
Luka operasi tertutup verban
NT (-) NL (-) DM (-)
Genitalia:
Inspeksi : Vulva dan uretra tenang, perdarahan pervaginam (-)
A/ Post optimal debulking a.i Ca ovarium stadium lanjut HR 2
P/ Pantau Keadaan Umum, Vital Sign
IVFD RL 20 tts/menit
Ceftriaxon 2x1gram (IV) 2 hari
Parasetamol 3x500 mg k/p
SF 1x1
Vit C 3x1

BAB 4 : DISKUSI

21
BAB 4
DISKUSI

Seorang pasien perempuan, umur 48 tahun kiriman poliklinik Onkologi


Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal 31 Juli 2019 dengan diagnosa
Neoplasma Ovarium Kistik suspek malignancy . Pada pasien ini ditemukan
keluhan perut yang membengkak sejak 3 bulan yang lalu dan tampak seperti
kehamilan cukup bulan. Perut tampak membuncit tanpa adanya kehamilan dapat
kita simpulkan sebagai suatu massa di abdomen.. Selain itu, pasien ini
mengeluhkan adanya penurunan berat badan dan nafsu makan. Hal ini merupakan
gejala yang menjurus ke suatu keganasan. Tidak ditemukan demam, keputihan
dan trauma pada pasien ini, makan suatu infeksi dan trauma dapat disangkal.
Pasien tidak mengeluh keluarnya darah dari kemaluan, di sini dapat kita
simpulkan bahwa tidak ada kelainan pada uterus.

Pada pemeriksaan fisik pasien ini, ditemukan pada abdomen, perut tempak
membuncit seperti kehamilan cukup bulan, pada palpasi ditemukan teraba massa
kistik, permukaan rata, immobile. Suatu massa di abdomen, apabila digerakkan
tetapi portio serviks tidak ikut gerak, dapat kita simpulkan bahwa massa itu
berada di ovarium. Dengan ditemukan suatu massa kistik dan permukaan rata,
dapat kita simpulkan bahwa adanya suatu kista ovarium. Dari hasil pemeriksaan
penunjang yaitu CT scan, Tampak massa kistik berseptasi ( tebal septa 0,53 cm)
dengan multiple nodul solid di perifer kista di regio pelvis sampai abdomen,
kemungkinan berasal dari ovarium dengan ukuran terbesar 25,36x15,43x25,4 cm
yang mendesak usus-usus ke kanan. Diagnosis yang ditegakkan pada pasien ini
adalah suatu Neoplasma Ovarium Kistik suspek malignancy. Tatalaksana yang
dilakukan pada pasien ini sudah sesuai yaitu laporatomi. Setelah dilakukan
laparotomi telah ditemukan tampak massa tumor pada ovarium kanan. Dilakukan
optimal debulking untuk mengeluarkan massa. Terjadi perdarahan sebanyak
±1000cc.

22
KEPUSTAKAAN
1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin
A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-
14
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference , Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
5. Medscape Reference , Ovarian
Cysthttp://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0101, Last
Update August 19, 2013. Accessed on April 23, 2014.
6. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008
7. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2007. Tumor Jinak pada
Alat Genital. Dalam: Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Hal 346-361.

23

Anda mungkin juga menyukai