Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA ISLAM

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAM


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam
Dosen pengampu : Bapak Dr.MASRONI N.,MPd.I

Disusun Oleh:

1. NUR FADILA HAYANA PUTRI NIM: P17321191019


2. YULI MIFTAKUL KOMARIYAH NIM: P17321191020

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


D-IV KEBIDANAN KEDIRI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Puji dan syukur selalu tercurah limpah kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, sehingga pada saat ini kami dapat
menyelesaikan tugas dengan lancar. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para
sahabatnya dan sampai kepada kita selaku umatya yang senantiasa mengikuti ajarannya
serta taat dan patuh kepadanya. Hasil Tugas Makalah ini dimaksud untuk memenuhi tugas
mata “Pendidikan Agama Islam” yang berjudul “Kerukunan Antar Umat Beragama”
Dalam penulisan kali ini, kami tidak luput dari berbagai kesulitan. Namun, berkat
pertolongan dan rahmat Allah swt. Serta bimbingan dari semua pihak yang pada akhirnya
kami dapat menyelesaikan Tugas ini dengan tepat waktu
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman,
dosen, dan mahasiswa lain. Saya mohon maaf dan saya juga dengan terbuka menerima
setiap kritik dan saran yang membangun dari berbagi pihak supaya isi dalam makalah
semakin bermutu.

Kediri, 5 agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………
b. Rumusan Masalah…………………………………………………….....................
c. Tujuan……………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengerian kerukunan umat beragama……………………………………………....
b. prinsip-prinsip kerukunan umat beragama…………………………………………
c. Trilogy kerukunan umat beragama………………………………………………....
d. Manfaat dari kerukunan umat beragama…………………………………………...
e. Peran pemuda Dalam Menegakan Kerukunan Antar Umat beragama……………..
f. Contoh-contoh kerukunan antar umat berbeda agama di Indonesia……………….
g. Tujuan Kerukunan Antar Umat Beragama………………………………………..
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerukunan beragama bisa dikatakan dengan suatu konsep adanya kehidupan
berdampingan perbedaan agama yang lebih menekankan kepada kedamaian, dan
ketentraman dalam beragama. Banyak masyarakat yang memahami perbedaan merupakan
rasa ketidaknyamaan terutama dalam hal keyakinan. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya
analisis dan penjelasan tentang konsep Kerukunan antara Umat berbeda agama. Kerukunan
Antar Umat Beragama saat ini menjadi sebuah hal yang penting bagi kehidupan beragama
di Indonesia.
Agama yang sebagian orang dianggap sebagai memegang peranan penting dalam
kehidupan masyarakat, yakni sebagai faktor intergratif yang dapat mempersatu umat
beragama. Disisi lain juga agama dapat berubah menjadi faktor disintergratif yang akan
menimbulkan konflik sosial keagamaan, baik karena interpretasi terhadap agama maupun
sengaja dilakukan atas nama agama. Konflik yang muncul tersebut disebabkan oleh
gesekan keyakinan, bahkan
sampai pada level perbedaan agama.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah pengertian dari kerukunan umat beragama?
 Apakah prinsip kerukunan umat beragama?
 Apakah yang dimaksud trilogy kerukunan umat beragama?
 Apa manfaat dari kerukunan umat beragama?
 Apa Peran pemuda Dalam Menegakan Kerukunan Antar Umat beragama?
 Apa saja contoh nyata kerukunan umat beragama di Indonesia ?

1.3 Tujuan
 Mengetahui arti kerukunan umat beragama
 Mengetahui prinsip kerukunan umat beragama
 Mengetahui trilogy kerukunan umat beragama
 Mengetahui manfaat dari kerukunan umat beragama
 Mengetahui kendala dari kerukunan umat beragama dan solusinya
 Mengetahui contoh nyata kerukunan umat beragama di Indonesia dan dapat menirunya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian kerukunan umat beragama


Kerukunan berasal dari kata rukun. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Cetakan Ketiga tahun 1990, artinya rukun adalah perihal
keadaan hidup rukun atau perkumpulan yang berdasarkan tolong menolong dan
persahabatan.1Kata kerukunan berasal dari kata dasar rukun, berasal dari bahasa Arab
ruknun (rukun) jamaknya arkan berarti asas atau dasar, misalnya:
rukun islam, asas Islam atau dasar agama Islam. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
arti
rukun adalah sebagai berikut: Rukun (nomina): sesuatu yang harus dipenuhi untuk
sahnya pekerjaan. Seperti: tidak sah sembahyang yang tidak cukup syarat dan
rukunnya.
Secara etimologi kata kerukunan pada mulanya adalah dari Bahasa Arab, yakni
ruknun yang berarti tiang, dasar, atau sila. Jamak rukun adalah arkaan. Dari kata
arkaan diperoleh pengertian, bahwa kerukunan merupakan suatu kesatuan yang terdiri
dari berbagai unsur yang berlainan dari setiap unsur tersebut saling menguatkan.
Kesatuan tidak dapat terwujud jika ada diantara unsur tersebut yang tidak berfungsi.
Sedangkan yang dimaksud kehidupan beragama ialah terjadinya hubungan yang baik
antara penganut agama yang satu dengan yang lainnya dalam satu pergaulan dan
kehidupan beragama, dengan cara saling memelihara, saling menjaga serta saling
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian atau menyinggung perasaan.

Secara terminologi banyak batasan yang diberikan oleh para ahli sebagai berikut:
1. W. J.S Purwadarminta menyatakan
Kerukunan adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai serta membolehkan
suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainya yang berbeda
dengan pendirian.
2. Dewan Ensiklopedi Indonesia
Kerukunan dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu sikap membiarkan orang untuk
mempunyai suatu keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan ini karena
sebagai pengakuan dan menghormati hak asasi manusia.
3. Ensiklopedi Amerika
Kerukunan memiliki makna sangat terbatas. Ia berkonotasi menahan diri dari pelanggaran
dan penganiayaan, meskipun demikian, ia memperlihatkan sikap tidak setuju yang
tersembunyi dan biasanya merujuk kepada sebuah kondisi dimana kebebasan yang di
perbolehkannya bersifat terbatas dan bersyarat.
2.2.4 Prinsip-prinsip kerukunan umat beragama
1. Mengedepankan budi pekerti yang baik
2. Internalisasi semangat persaudaraan nasional
3. Kebebasan beragama,beribadah, dan mendirikan rumah ibadah
4. Tidak mengganggu,merendahkan,menistakan atau menghina simbol-simbol agama
lain
5. Menghormati hak-hak mereka sebagai warga Negara Indonesia seperti hak memilih
pekerjaan,memeluk agama dan beribadah sesuai keyakinannya,berpoliik,keadilan
hukum dan sebagainya.

2.2.5 Trilogy kerukunan umat beragama


Dalam terminologi yang digunakan oleh pemerintah secara resmi, konsep kerukunan hidup
antar umat beragama ada tiga kerukunan, yang disebut dengan istilah “Trilogi Kerukunan”
yaitu:
1. kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama.
Yaitu kerukunan di antara aliran-aliran / paham mazhab-mazhab yang ada dalam suatu
umat atau komunitas agama.
2. kerukunan di antara umat/ komunitas agama berbeda-beda.
Yaitu kerukunan di antara para pemeluk agama-agama yang berbeda di antara pemeluk
Islam dengan pemeluk Kristen Protestan, katolik, Hindu, dan Budha.
3. Kerukunan antar umat/ komunitas agama dengan pemerintah.
Yaitu supaya diupayakan keserasian dan keselarasan di antara para pemeluk atau pejabat
agama dengan para pejabat pemerintah dengan saling memahami dan menghargai tugas
masing-masing dalam rangka membangun masyarakat dan bangsa Indonesia yang
beragama.

2.2.6 Manfaat dari kerukunan umat beragama


1. Menumbuhkan rasa saling toleransi terhadap semua orang
2. Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama
3. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai
4. Terwujudnya keamanan dan ketentraman hidup sesama anggota masyakarakat
5. Terpenuhi hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga menimbulkan kepuasan batin
6. Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan
7. Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan yang lainnya
8. Mempersatukan perbedaan antara umat beragama
9. Dapat mempererat tali silaturahmi
2.2.7 Peran pemuda Dalam Menegakan Kerukunan Antar Umat
beragama
Kaum muda Indonesia adalah kalangan yang diharapkan berperan positif, dalam banyak
bidang kehidupan bangsa dan negara di masa depan. peran pemuda dapat disebutkan
antara lain, dalam membangun kerukunan umat beragama.
Sebagai bagian dari generasi muda Indonesia, kaum muda atau pemuda menghadapi
tantangan besar untuk bisa berperan aktif dalam pengelolaan kemajemukan keagamaan,
sehingga kemajemukan keagamaan bukan menjadi suatu ancaman yang bisa
mendisintegrasi bangsa dan negara, melainkan suatu kekayaan sosio-kultural yang
berfungsi integratif dan
inspiratif bagi kemajuan bangsa di masa depan.
Untuk dapat berperan aktif, kaum muda perlu mengedepankan nasionalisme
keindonesiaan mereka, sebagai warga negara Indonesia dan patriot bangsa. Nasionalisme
keindonesiaan harus berada di atas primordialisme keagamaan apapun, bahkan harus
menjadi pengendali dan rem bagi dorongan-dorongan primordial keagamaan, dan
dorongan-dorongan primordial lainnya (kesukuan, kedaerahan, dan kebudayaan).
Harus diingat bahwa nasionalisme keindonesiaan, bukanlah hal yang
asing bagi generasi muda Indonesia yang lahir dan hidup di bagian manapun.

2.2.8 Contoh-contoh kerukunan antar umat berbeda agama di Indonesia


 Contoh perilaku kerukunan internal umat seagama
1.Buka puasa bersama.
2.Bertetangga yang baik.
3.Mengikuti kegiatan keagamaan.
4.Menjaga toleransi antar sesama.
5.Saling memaafkan antar sesama.
6.Menjalankan syariat-syariat agama.
7.Saling tolong-menolong dalam berbuat kebaikan.
8.Saling menjaga silaturahmi antar umat beragama.
 Contoh Perilaku Kerukunan antar umat berbeda agama
1.Saling menghormati dan menghargai antar umat yang berbeda agama.
2.Gotong royong dalam membangun sarana dan prasarana lingkungan sekitar.
3.Menghornmati selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka anut.
4.Tidak membuat provokasi yang bisa memecah belah kerukunan umat beragama.
5.Tidak melakukan diskriminasi atau membedakan terhadap orang yang berbeda
keyakinannya.
6.Menciptakan rasa aman bagi agama-agama minoritas dalam melaksanakan
ibadahnya masing-masing.
7.Tidak menjadikan perbedaan agama sebagai suatu penghalang guna menciptakan
perdamaian di kehidupan bermasyarakat.

 Contoh perilaku kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah


1.Merayakan hari besar keagamaan yang ditetapkan pemerintah.
2.Saling menghormati keputusan pemerintah dalam hal keagamaan.
3.Ikut serta mendukung peraturan pemerintah dalam hal keagamaan.
4.Tunduk terhadap peraturan pemerintah mengenai kerukunan dalam beragama.
5.Memberi ijin dalam membuat tempat ibadah dan tidak mengganggu keamanan.
6.Pemerintah tidak membedakan hak dan kewajiban agama minoritas maupun
mayoritas.
7.Tunduk dan patuh terhadap peraturan keagamaan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
2.2.9 Tujuan Kerukunan Antar Umat Beragama
Dari pengertian kerukunan umat beragama adalah hubungan sesame umat beragama yang
dilandasi toleransi, saling mengerti, saling menghargai satu sama lain tanpa terjadinya
benturan dan konflik agama. Maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan agama agama
kerukunan hidup beragama dapat berjalan secara harmonis, sehingga bangsa ini dapat
melangsungkan kehidupannya dengan baik.

Adapun tujuan kerukunan hidup beragama itu diantaranya ialah:


1. Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan keberagamaan masing-masing pemeluk
agama.
2. Untuk mewujudkan stabilitas nasional yang mantap dengan terwujudnya kerukunan
hidup beragama, maka secara praktis ketegangan-ketegangan yang ditimbulkan akibat
perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan keagamaan dapat dihindari.
3.Menunjang dan mensukseskan pembangunan dari tahun ke tahun pemerintah senantiasa
berusaha untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan dari segala bidang.
4. Memelihara dan mempererat rasa persaudaraan rasa kebersamaan dan kebangsaan akan
terpelihara dan terbina dengan baik, bila kepentingan pribadi atau golongan dapat
dikurangi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai