0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas evaluasi kelengkapan informasi yang diberikan kepada pasien sebelum persetujuan tindakan kedokteran. Petugas akan melakukan evaluasi terhadap lembar persetujuan tindakan yang telah diisi pasien untuk memastikan kelengkapan dan kesesuaian informasi yang diberikan. Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali terhadap sampel rekam medis pasien di berbagai unit pelayanan untuk meningkatkan kualitas pel
Dokumen ini membahas evaluasi kelengkapan informasi yang diberikan kepada pasien sebelum persetujuan tindakan kedokteran. Petugas akan melakukan evaluasi terhadap lembar persetujuan tindakan yang telah diisi pasien untuk memastikan kelengkapan dan kesesuaian informasi yang diberikan. Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali terhadap sampel rekam medis pasien di berbagai unit pelayanan untuk meningkatkan kualitas pel
Dokumen ini membahas evaluasi kelengkapan informasi yang diberikan kepada pasien sebelum persetujuan tindakan kedokteran. Petugas akan melakukan evaluasi terhadap lembar persetujuan tindakan yang telah diisi pasien untuk memastikan kelengkapan dan kesesuaian informasi yang diberikan. Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali terhadap sampel rekam medis pasien di berbagai unit pelayanan untuk meningkatkan kualitas pel
1. Pengertian Evaluasi informed Consent adalah suatu kegiatan untuk menilai
kelengkapan lembar informed consent yang sudah diisi oleh pasien atau keluarga pasien. 2. Tujuan a. Sebagai acuan petugas untuk mengevaluasi kelengkapan pengisian format informed consent sesuai dengan format informed consent yang berlaku di puskesmas Martapura Barat. b. Mengevaluasi kelengkapan informasi medik yang disampaikan oleh dokter 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Martapura Barat No. tentang Hak dan Kewajiban Pasien 4. Referensi a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Praktik Kedokteran pasal 45 ayat (1) sampai dengan (6). b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Kedokteran. c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 290/MenKes/Per/III/2008 d. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008. 5. Alat dan Bahan 1. Alat : a. Alat Tulis Kantor 2. Bahan : a. Informed Consent 6. Prosedur / a. Petugas melakukan kegiatan Evaluasi informed consent ini di Langkah- lakukan sekurang kurangnya tiap 6 bulan sekali oleh petugas langkah auditor internal. b. Petugas auditor melakukan evaluasi di unit poliklinik umum, unit poliklinik gigi, dan unit poliklinik KIA. c. Petugas mencocokkan informed consent di buku rekam medis dengan buku catatan tindakan di ruang tindakan secara sampling, acak sekurang kurangnya 10 pasien dari semua unit pelayanan. d. Setelah semua cocok petugas mengecek kelengkapan data isian lembar informed consent, diantaranya: 4.1 Nama pasien 4.2 Pilihan setuju atau tidak setuju yang dicoret salah satu atau dilingkari salah satu.. 4.3 Tindakan yang di lakukan. 4.4 Tanggal bulan tahun penulisan rekam medis 4.5 Tandatangan dokter yang merawat. 4.6 Tandatangan pasien /keluarga yang memberikan persetujuan. e. Petugas mencatat dan melaporkan hasil evaluasi informed consent dalam bentuk laporan yang ditandatangani oleh auditor internal dan hasilnya disalin ke setiap unit pelayanan sebagai bahan evaluasi. f. Petugas yang melakukan evaluasi dan unit yang bersangkutan membuat laporan dan rencana tindak lanjut apabila ditemui ketidaksesuaian dalam pengisian informed consent. EVALUASI INFORMED CONSENT Nomor : /SOP/PKM-MB/2017 No. Revisi : 0 SOP Tgl Terbit : Halaman :2- 2
7. Unit terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum.
2. Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut. 3. Ruang Pelayanan KIA KB 4. Ruang Pelayanan Laboratorium. 5. Ruang tindakan 8. Rekaman No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl. Diberlakukan Historis Perubahan