Kedudukan Puasa dalam Syariat Islam-Puasa merupakan rukun Islam ke empat. Umat Islam
wajib melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, dan dianjurkan untuk mengerjakan puasa
Dari segi bahasa, puasa artinya menahan diri dari sesuatu, baik perkataan maupun makanan.
“Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah” – QS. Maryam:
26.
Maksud dari puasa di ayat tersebut adalah menahan dan berdiam diri dari berkata-kata.
Menurut Syara’, puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa (mufathirat)
sejak terbitnya fajar sampai terbenam matahari dengan niat sesuai dengan perintah Al-Qua’an
dan hadits.
Puasa sudah dikenal oleh bangsa-bangsa terdahulu sebelum Nabi Muhammad SAW, namun
puasa Ramadhan disyariatkan hanya kepada umat Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu. ”
– QS. Al-Baqarah:185.
Rasulullah SAW bersabda, “Islam didirikan atas lima perkara: 1) Bersaksi bahwasanya tiada
Tuhan melainkan Allah, dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah, 2) Mendirikan shalat. 3)
Menunaikan zakat. 4) Haji, dan 5) Berpuasa di bulan Ramadhan.” – HR. Bukhari dan Muslim.
Ada banyak keutamaan dari puasa, baik dari segi agama hingga dalam kesehatan. Mari kita
jalankan puasa.
https://muslimbandungblog.wordpress.com/2017/09/11/kedudukan-puasa-dalam-islam/
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah ditanya tentang kedudukan puasa
dalam Islam ?
✳ Maka beliau menjawab: "Kedudukan puasa di dalam Islam ialah puasa termasuk salah satu
rukunnya yang agung, yang mana Islam tidak akan tegak kecuali dengannya dan tidak akan
� Adapun keutamaannya dalam Islam, maka telah shahih bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa berpuasa ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala Allah, maka
http://www.ilmusyari.com/2016/06/kedudukan-puasa-dalam-islam.html
kedudukan haji dalam islam
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang lima, dan salah satu kewajiban
dalam Islam, berdasarkan al-Quran, as-Sunnah dan ijma' kaum Muslimin.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
"…Mengerjakan haji itu adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (ke-wajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali 'Imran: 97)
ت اللرحررامم
ضارن رو رحجج اللربلي م سلول ل ا روإمرقامم ال ز
صلرمة رو إليرتامء الززركامة رو ر
صلومم رررم ر شرهاردمة أرلن لر إمرلره إملز ز
ال رو أرزن لمرحزمددا رر ل لبمنري لالملسلرلم رعرلى رخلم س
س ر
"Islam dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang haq
kecuali Allah, dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah Rasul utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan
menunaikan ibadah haji ke Baitullah." (Hadits shahih riwayat al-Bukhari dan
Muslim).
Demikian pula kaum muslimin telah sepakat akan kewajiban ibadah haji bagi
mereka yang mampu, dan tiada seorangpun menyelisihi kesepakatan ini.
https://alquran-sunnah.com/haji-dan-umrah/artikel-haji-dan-umrah/148-kedudukan-ibadah-haji-
dalam-islam.html
Melanjutkan tentang kedudukan ibadah Haji dalam islam, yang pertama Ibadah
Haji merupakan rukun islam yang kelima, maka selanjutnya adalah:
Jika ada seorang yang mengaku muslim beranggapan bahwa ibadah haji tidak
wajib meskipun mampu, maka orang ini telah keluar dari agama Islam.
Kedudukan yang tinggi baginya, amal ibadah haji tidak sembarangan. Dalam
surat Ali ‘Imrān ayat 97:
Ini adalah menjadi dasar pokok syarat-syarat ibadah haji, yaitu harus
mampu/sanggup. Sanggup yang bagaimana? Bukan yang bermodal nekat.
Misal, Jamaah haji dimasukkan ke dalam satu kamar yang sempit untuk 100
orang. Kemudian ada yang merokok. Belum lagi bersatunya laki-laki dan
perempuan. Belum lagi sulit air, sulit makan. Padahal dijanjikan macam-macam.
Ayat ini (Ali ‘Imrān ayat 97), menunjukkan, bahwa, “Barangsiapa yang
kafir/mengingkari,” maksudnya tidak percaya atau tidak mengakui kewajiban
menunaikan ibadah haji, maka sesungguhnya Allāh Maha Kaya atas alam
semesta ini.
Tidak butuh Allāh Subhānahu wa Ta’āla terhadap haji kita, tetapi kita yang
membutuhkannya. Ini kedudukan yang tinggi yang dimiliki oleh Haji.
Artinya kedudukan haji yang tinggi adalah, saking tingginya di sisi Allāh, jika
seandainya ada seorang muslim mampu menunaikan ibadah haji, diluaskan
rizkinya, disehatkan badannya, tapi dia tidak menunaikan ibadah haji/umrah,
maka yang dia dapat hanyalah kerugian.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban nomor 3703 dari Abu
Sa’id Al Khudri radhiyallāhu ‘anhu, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
Ini keutamaan ibadah haji. Jika sudah kita pahami, maka kita akan semangat
untuk menunaikan ibadah haji, karena kita tahu kedudukan ibadah haji itu sangat
tinggi
B. HIKMAH YANG TERKANDUNG DALAM PUASA
Hal ini sebagaimana terekam dalam surah Al-Baqarahayat 183, “Hai orang-orang
yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Takwa merupakan sebuah
identitas paripurna yang keberhasilan interaksinya dengan Allah tercermin dalam
kebaikan interaksinya dengan sesama umat manusia. Karenaitu, takwa sebagai
tujuan akhir puasa, tidak sekadar berdimensi ketuhanan atau spiritual, tapi
jugaberdimensi kemanusiaan sosial.
Dengan menahan rasa lapar dan dahaga hati kita akan tersentuh dan merasakan
kesengsaraan kaum dhu’afa yang senantiasa serba kekurangan dalam segala
hal. Mereka menanti uluran tangan dan kemurahan hati kita untuk menyisihkan
sebagian harta kita guna di dermakan. Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk
memperbanyak sedekah dan berbagi pada sesama dengan balasan pahala yang
berlipat.
3. Membina dan menata diri kita kaum Muslim agar senantiasa hidup teratur.
Hal ini memiliki arti penting agar kita terhindar dari sifat-sifat tercela, seperti
dengki, irihati, dan riya’ (pamer). Jika sifat-sifat tercela itu tumbuh subur di
hatikita, maka ibadah puasa kita tidak akan mendapatkan ganjaran apa-apa
selain rasa lapar dan dahaga.
http://fitriaimroatussolihah.blogspot.com/2013/07/makalah-agama-puasa-haji.html
1. macam-macam puasa • Menurut syara’, puasa itu ada dua macam yaitu
puasa wajib dan puasa sunnah. • Puasa wajib dibagi menjadi tiga, • yaitu
wajib karena waktu itu sendiri, yakni uasa ramadhan. • Wajib karena suatu
sebab, yaitu puasa kifarat. • Dan yang ketiga adalah puasa wajib karena
seseorang itu mewajibkan puasa atas dirinya sendiri yaitu puasa nadzar.
2. 4. Makna Puasa Wajib Bagi Kehidupan Individu dan Kehidupan Sosial
3. 5. Puasa Ramadhan • Bagi kehidupan seorang manusia bulan Ramadhan
adalah saatnya umatnya Islam membakar jiwanya melalui amal ibadah dan
rangkaian tausiah serta mauizhah hasanah. Pada bulan Ramadhan pula
terbuka bagi setiap Muslim untuk menghanguskan segala dosa yang telah
dikerjakan selama ini. Dengan cara memperbanyak istighfar, memohon
ampun kepada Allah SWT.., dan bertobat kepada-Nya dengan menyesali
dosa-dosa serta bertekad untuk tidak mengulanginya. • sementara
maknanya dalam kehidupan sosial, puasa Ramadhan diwajibkan Allah
kepada semua orang Islam, kaya miskin, tua muda, laki- laki perempuan.
Betapa pun kayanya dan mampunya seseorang, namun pada bulan
Ramadhan ia harus berpuasa, tidak boleh dengan uang atau hartanya. Yang
diperlukan adalah pengalaman menderita karena lapar, haus dan tidak
terpenuhinya berbagai kebutuhan yang biasa didapatnya dalam
kehidupannya di luar puasa.
4. 6. Puasa kifarat • Makna bagi individu: Puasa yang diberlakukan atas
pelanggaran yang dilakukan oleh seorang muslim terhadap hukum Allah
yang sudah ditetapkan, disamping bertobat ia harus melakukan atau
membayar kafarat tersebut agar tobatnya diterima. • Didalam kehidupan
sosial, puasa sebagai pengendalian nafsu seks, naluri nafsu seks itu
termasuk senjata setan yang sangat berbahaya dalam upaya membujuk
dan menjerumuskan manusia. Puasa itu dapat mengurangi nafsu seksual
dan sebaliknya juga dapat menumbuhkan semangat yang tinggi apabila
puasa itu dilaksanakan hanya karena Allah semata.
5. 7. Puasa nadzar • Semisal, seseorang yang sembuh terhadap penyakitnya
dan pada saat orang tersebut sakit berkata (bernazhar) jika ia sembuh ia
akan berpuasa. Puasa dan rasa syukur puasa dapat menumbuhkan sikap
syukur kepada Allah atas berbagai limpahan rahmatNya. • Selain itu, puasa
ini meningkatkan kesabaran manusia, puasa itu mendidik kemauan
manusia, mengendalikan hawa nafsu, membiasakan bersikap sabar dan
dapat membangkitkan semangat baru bagi kehidupan manusia. Puasa
mendidik manusia untuk sabar dalam ketaatan dalam menghadapi
masalah.
6. 8. puasa qadha • Melaksanakan puasa qadha bagi seorang muslim
memiliki makna menjadikan seorang muslim yang bertanggung jawab atas
kewajibannya sebagai muslim. Sementara itu dalam proses melaksanakan
puasa qadha, kita dituntut untuk mengendalikan diri dengan baik, bersikap
lebih sabar, dan penuh kesabaran • Dari sisi kehidupan sosial, kita diminta
untuk saling menghargai sesama, dapat memberikan contoh kepada yang
lain atau kepada yang lebih muda tentang kewajiban melaksanakan puasa
qadha.
7. 9. Implikasi Puasa Wajib Bagi Kehidupan Sosial
8. 10. 1. Membangun empati • Dengan berpuasa, maka akan melatih diri
untuk tidak bersabar dan menahan diri hingga waktu berbuka. Disitulah
kesadaran empati dan keinginan mau membantu sesama muslim yang
berada dibawah garis kemiskinan. Kita perhatikan lebih dekat kehidupan
saudara kita yang kekurangan makan, terkadang mereka hanya makan
nasi putih saja, bahkan ada diantara mereka yang sehari tidak bisa makan.
Kehidupan mereka jauh dari kelayakan sebagaimana umumnya orang lain.
• Itulah wujud nilai orang yang berpuasa akan merasakan apa yang
dirasakan orang lain, peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, dan
mampu membangkitkan ukhuwah sesama muslim. Sehingga di
lingkungannya tidak ada lagi ditemukan orang-orang yang kekurangan
makan dan jauh dari kesejahteran.
9. 11. 2. Mewujudkan kepedulian sosial • Bentuk kepedulian disini adalah
memunculkan sikap dermawan kepada fakir dan miskin, dengan cara
memberikan santunan secara ekonomi.
10. 12. 3. Mengikis kesenjangan sosial • Dengan berpuasa seseorang akan
berlomba- lomba untuk beramal kebaikan seperti zakat, infaq, dan
sedekah. Dengan memperbanyak zakat, infaq, dan sedekah maka akan
terjauh dari sifat saling curiga dengan tetangga, persaingan materi
memperkaya diri dengan membeli barang mewah, dan lain sebagainya.
Maka melalui zakat, infaq, dan sedekah dapat membersihkan diri dari
kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta benda.
11. 13. 4. Menghindari kebobrokan moral sosial • Puasa juga merupakan
sarana untuk mengendalikan syahwat sebagaimana disebutkan dalam
hadist ibnu mas’ud RA, bahwa Nabi SAW bersabda: “Wahai sekalian
pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu maka hendaknya dia
menikah. Karena dengan menikah akan lebih menundukkan pandangan
dan lebih menjaga kemaluan. Maka, bagi siapa yang belum bisa, hendaklah
dia berpuasa karena akan lebih dapat mengendalikannya” (HR. Bukhari
dan Muslim).
12. 14. 5. Membangun hubungan harmonis dengan sesama • Apabila seseorang
berpuasa maka tidak diperkenakan dia untuk melakukan perbuatan yang
membuat gaduh suasana, mengumbar perkataan yang kotor, berteriak-
teriak, berdusta, ghibah, mencari-cari aib saudaranya sendiri. Jika dia
melakukan perbuatan seperti tersebut diatas maka sia-sialah puasa yang
dia lakukan. Begitulah hikmah yang luar biasa di dapatkan dari orang yang
berpuasa, bahwa dengan kemampuan pengendalian terhadap mulut maka
akan terjadilah suasana kehidupan yang sejuk, tenang, nyaman dan
menyenangkan. Dan sebaliknya ketidakmampuan pengendalian mulut akan
terjadilah bencana, kerusakan hubungan sosial seperti sebuah slogan yang
berbunyi, “mulutmu harimaumu”.
13. 15. 6. Membangun keharmonisan keluarga dan sanak kerabat • Berpuasa
melatih laki-laki dan perempuan untuk setia dengan pasangannya sendiri-
sendiri, terjauh dari wacana dan keinginan untuk selingkuh apalagi free
seks. • Adanya bulan Ramadhan juga memunculkan kebiasaan untuk buka
dan sahur bersama dengan keluarga, yang mana kebiasaan tersebut sulit
dilakukan ketika di luar ramadhan dikarenakan kesibukan masing-masing
individu dalam bekerja. • Adanya buka bersama dan sahur bersama di
lanjutkan dengan ibadah lain bersama-sama keluarga maka terjalinlah
suasana yang harmonis, tentram dan bahagia dalam rumah tangganya.
https://www.slideshare.net/aidadwiinizuka/makna-puasa-wajib-bagi-kehidupan-seharihari
Melalui Ramadan kita di ingatkan oleh Allah SWT bahwa sesungguhnya diri ini bukan
siapa- siapa dan tidak menjadi apa-apa. Semuanya yang kita miliki adalah milik allah
swt. Tidak ada yang patut untuk kita sombongkan. Yang pantas dan patut sombong
hanya Allah SWT. Dan sesungguhnya allah benci kepada orang-orang yang sombong.
2. Sifat Qona’ah
pada saat menjelang berbuka puasa, biasanya diantara kita ada yang menyiapkan ta’jil
untuk berbuka puasa. Dan rata – rata menyiapkan makanan dan minuman
kesukaannya. Ada kolak dan macam-macam minuman yang lain, seakan-akan habis
semua yang sudah kita sediakan.
Tetapi Pada saat azan maghrib di kumandangkan, hanya sebutir kurma, sepotong roti
dan segelas air kita masukkan ke perut kita, kita sudah kenyang. Artinya apa ? Allah
SWT memberikan pelajaran pada kita bahwa kita boleh punya keinginan yang tak
terbatas, tapi ingat bahwa kemampuan kita terbatas. Di situ kita di ajari oleh allah
mempunyai sifat qona’ah ( menerima pemberian allah dengan penuh ikhlas). Manusia
memang wajib berusaha, tetapi hanya allah yang menentukan. Kalau sudah di tentukan
oleh Allah SWT, maka kita wajib menerima dengan penuh ikhlas. Rasulullah SAW
bersabda :
قال رسول ا صلى ا عليه و سلم عليكم بالقناعة فإن القناعة مال ل ينفد
Artinya : rasulullah Muhammad saw bersabda : tetaplah kalian untuk berqon’ah,
sesungguhnya qonaah itu harta yang tidak akan pernah habis.
http://www.maktour.co.id/baca/250/artikel/aplikasi-makna-puasa-dalam-kehidupan-
sehari-hari
.."Pelajaran penting dari ibadah haji tersebut, antara lain, pertama,
menguatkan akidah dan keyakinan kepada Allah SWT.
Kedua, pakaian ihram yang hanya dua helai kain serbaputih yang
menggambarkan bahwa siapa pun manusia itu kelak akan kembali
kepada Allah dengan hanya dibungkus dua helai kain kafan. Anak,
jabatan, dan kedudukan serta harta benda tidak akan pernah dibawa
kecuali semuanya itu dijadikan sarana untuk melakukan kegiatan amal
saleh. Seorang Muslim yang sudah berhaji yang sudah tahu tujuan
hidupnya, pasti tidak akan tergoda dan terjerumus oleh hal-hal yang
bersifat duniawi, yang sifatnya se mentara. Ia akan menjadi orang yang
amanah pada setiap tugas yang diembannya dan selalu merasa diawasi
oleh Allah SWT.
Kelima, tawaf dan sa'i itu menggambarkan bahwa dalam mencapai cita-
cita yang tinggi dan luhur, orang yang beriman harus terus menerus
bergerak, aktif berbuat, tidak boleh berhenti, tidak boleh putus asa, dan
tidak boleh malas (QS alMukminun [23]: 4). Putus asa dan frustrasi
ketika menghadapi tantangan dalam menyebarkan kebaikan Islam
adalah bukan watak dan karakter orang yang beriman.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah Yusuf [12] ayat 87, "...
dan janganlah kalian berputus asa dalam mendapatkan rahmat Allah.
Sesung guhnya, tidak ada yang berputus asa dalam menggapai rahmat
Allah kecuali orang-orang kufur (tidak beriman)."
https://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/09/07/nbivqq-pengaruh-ibadah-
haji-dalam-kehidupan
PEMBAHASAN
Ibadah haji yang terdiri dari umrah dan haji merupakan titik kulminasi dari proses
pencarian kesempurnaan hidup baik secara individu dan sosial. Ibadah umrah adalah gambaran
tahapan yang harus ditemnpuh seseorang untuk mencapai tingkat kesempurnaan diri secara
personal sebgai seorang muslim, dan ibadah haji adalah tahapan dan proses yang harus dilakukan
oleh umat Islam untuk mencapai kesempurnaan hidup secara berjamaah, umat yang berkualitas,
umat terpandang dalam sejarah kemanusiaan. Itulah sebabnya dalam al Quran, perintah haji dan
umrah diawali dengan kata-kata : " Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah "
( QS. Al Baqarah : 187 ). Hal ini berbeda dengan perintah shalat dengan ucapan : Dirikanlah atau
perintah zakat dengan ucapan : tunaikanlah. Mengapa berbeda..? Sebab dalam ibadah umrah dan
haji ada nilai-nilai kesempurnaan hidup yang dapat diambil baik secara individual maupun secara
sosial, sehingga setiap muslim menjadi individu terbaik dan umat islam menjadi umat teladan,
dan kesempurnaan itu diikuti dengan jiwa pengorbanan yang harus ada dalam setiap perjuangan
untuk mencapai kemenangan dan kesuksesan.
Tahapan dan proses kesempurnaan hidup yang dapat kita petik dalam proses pelaksanaan
haji di Tanah suci. Ibadah haji melalui dua tahapan yaitu umrah dan haji. Umrah adalah ibadah
yang dilakukan secara berturut-turut dari Ihram ( ditandai dengan memakai pakaian ihram ) ,
Tawaf berkeliling ka'bah, Sai yaitu berjalan antara bukit safa dan Marwa , dan Tahallul
( menggunting rambut ). Sedangkan haji dilakukan dengan melaksanakan prosesi Wukuf di
Arafah, Mengambil batu di Muzdalifah pada waktu malam hari, Melontar Jumrah di Mina,
Thawaf Ifadah, diikuti dengan menyembelih hewan Qurban Banyak orang menyangka bahwa
ibadah ini hanya bersifat ritual, padahal al Quran menyuruh kita mencari hikmah dibalik haji dan
umrah sehingga dapat dijadikan model hidup yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam al
Quran : " Dan serukanlah kepada manusia untuk melakukan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki dan mengenderai unta dari segenap penjuru yang jauh, agar
supaya mereka menyaksikan manfaat mereka " ( QS. Al Hajj : 27-28 ). Dalam ayat ini Allah
menyuruh umat manusia untuk melakukan haji dan melihat serta memperhatikan manfaat,
hikmah daripada prosesi ibadah haji tersebut. Dengan demikian dalam prosesi ibadah umrah dan
haji manusia harus dapat mengambil pelajaran, pendidikan, strategi, falsafah hidup, sehingga
meraka dapat menjadi individu sempurna ( perfect personality ), dan menjadi umat dan jamaah
yang terbaik Pribadi terbaik inilah yang harus dibuktikan dalam sikap sehingga dapat menjadi "
insan mabrur ", baik mabrur secara individu, dan mabrur secara sosial berjamaah. Untuk
mendapatkan mabrur tersebut, maka mansuia harus memenuhi syarat dan rukun yaitu :
Kesimpulan
Maka berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan di atas maka akan da pat dilihat
bagaimana nilai/hikmah Haji dan Qurban itu pada waktu pelaksanaan nya (nilai substantif-
normatif) dan bagaimana pula pasca pelaksanaannya (nilai sosiologi- implementatif) :
1. Nilai Subtantif-Normatif
a) Dimensi spiritua-transsendental sebagai konsekwensi kepatuhan kepada Allah
b) Tauhidullah
c) Rihlah muqaddasah
d) Ukhwah Islamiyah
e) Ta’dhim Syi’ar Allah
f) Taqarrub/Penyerahan diri secara total pada Allah
Jika formalitas ritual haji dan kurban nya yang menonjol maka yang kita dapat baru
kembang/asapnya dari syariat Islam dan maksimal hal tersebut hanya akan mampu melahirkan
Kesalehan individual.
2. Nilai Sosiologis-Implementatif
a. Dimensi sosial-humanis dalam rangka refleksi ketaqwaan sebagai perwujudan kepedu lian
dengan sesama
b) Tauhid Sosial
c) Solidaritas Sosial
d) Melawan berbagai rintangan dalam amar makruf nahi mungkar yang berdi mensi sosial,
sehingga terdis tribusikannya nilai-nilai kemanusia an secara universal
e) Menegakan nilai-nilai kemanusia an
f) Menghilangkan differensiasi sosial
g) Menegakan sikap toleran dg sformasi budaya dan adat istiadat (ukhwah wathoniyah)
h) Secara psikologis simbolis adalah membantai sifat hewani yang mele kat pada diri manusia
( egois-sera kah-kejam dll) Desakralisasi dunia dan alam
Jika yang ditangkap adalah nilai-nilai sosial-implementatifnya maka yang kita tangkap
adalah apinya Islam, ia ibarat pohon yang perlu dipelihara, dipupuk dan dijauhkan dari hama, ma
ka ia akan dapat melahirkan Kesaleh an social.
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/02/aplikasi-haji-dalam-kehidupan.html
2. Meningkatkan kedisiplinan.
Selama di tanah suci, jamaah haji dibiasakan untuk disiplin melaksanakan semua ritual
haji dan sholat secara berjamaah di awal waktu dengan bersemangat. Kebiasaan disiplin
tersebut diharapkan dapat melekat dalam kehidupan selanjutnya. Hasan al-Bashari
berkata: Bersegerah, bersegeralah, sesungguhnya itulah napasmu, jika telah dihisab
niscaya ia akan terputus darimu amal ibadahmu yang dengannya kamu mendekatkan
diri kepada Allah swt, semoga Allah swt memberikan rahmat-Nya kepada seseorang
yang merenungkan dirinya dan menangisi dosanya, kemudian ia membaca firman Allah
swt:
Apakah ada obat mujarab untuk mengobati penyakit malas dalam melaksanakan
rutinitas keta’atan? kematian, ingatlah kita semua akan berangkat meninggalkan dunia
ini menuju suatu negeri yang akan dibalas padanya orang-orang yang berbuat baik dan
yang berbuat jahat, apabila kita menginginkan untuk terus merasakan berkah hajimu,
maka ingatkanlah dirimu dengan kematian, karena sesungguhnya ia pada saat itu akan
segera untuk melaksanakan amal shalih dan giat dalam beribadah kepada Allah swt.
Ibnu Umar ra berkata: [Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu
hingga pagi, dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah engkau menunggu
hingga sore, ambilah kesempatan sehatmu untuk saat sakitmu, dan ambilah
kesempatan hidupmu untuk saat matimu.
agar Dia selalu menetapkan kita dalam keta’atan, meluruskan langkah dan senantiasa
menjalani jalur agama-Nya yang benar. Rasulullah saw memperbanyak do’a kepada
Allah swt agar menetapkannya di atas agama-Nya, Kebanyakan doa beliau adalah
“Wahai Dzat Yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku berada diatas agama-
Mu”
Ibadah haji akan menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki diri. Seseorang yang
bergelimang dosa, sering putus asa dengan dosa-dosanya sehingga sering merasa sudah
terlanjur dengan dosanya. Dengan jaminan Allah bahwa Haji akan menghapus dosa,
seolah-olah kita disegarkan kembali, sehingga akan termotivasi untuk menjaga diri agar
tidak membuat dosa lagi.
Kondisi yang dihadapi selama pelaksanaan ibadah haji akan menumbuhkan jiwa sabar.
Dalam kondisi hampir 4 juta manusia berkumpul pada satu saat dan satu tempat maka
fasilitas yang ada menjadi sangat terbatas. Setiap aktivitas membutuhkan kesabaran
yang tinggi, mulai dari antri makan, ke toilet, dll.
Setelah berhaji kita harus sabar dalam keta’atan ketika meneruskan perjalanan hidup
dan bersabar pula dalam meninggalkan maksiat, karena sesungguhnya bersabar dalam
melaksanakan ibadah dan meninggalkan maksiat merupakan tingkatan sabar yang
tertinggi. Sesungguhnya kesudahan bagi orang-orang yang bersabar adalah surga:
Berkumpulnya ummat Islam dari seluruh dunia pada satu saat di satu tempat
menumbuhkan jiwa solidaritas & kebersamaan. Kita akan bertemu dengan saudara
Muslim dari seluruh dunia dalam kesederhanaan dan keberagaman. Kapan lagi bertemu
dengan Muslim dari Kosovo, Uzbekistan, Kazakhstan, Mali, Nigeria, Bosnia
Herzegovina, Turki, Kirgistan, China, India, Pakistan, Bangladesh, Afganistan.
Walaupun ada perbedaan dalam tata cara ibadah, namun tidak membuat ikatan
persaudaraan sesama muslim menjadi terhambat.
Di Tanah suci kita akan mengunjungi tempat-tempat bersejarah para nabi dan rasul.
Dengan menyaksikan tempat-tempat tersebut dan mempelajari sepak terjang mereka
maka kita akan sampai pada tahapan ainul yakin dan haqul yakin sehingga
menginspirasi kita untuk belajar dari para pendahulu.
Ibadah haji penuh dengan ‘gerakan’ dari satu tempat menuju tempat lain. Dari Miqat
menuju Arafah, dari Arafah menuju Muzdalifah, dari Muzdalifah menuju Mina. Haji
merupakan gerakan bukan sekedar perjalanan. Bila perjalanan akan sampai pada ujung,
maka haji adalah sasaran yang berusaha kita dekati, bukan tujuan yang kita capai.
Untuk menuju Allah ada 3 fase yang harus dilalui : Arafah, Masy’ar (Muzdalifah) dan
Mina. Arafah berarti “Pengetahuan”, May’ar berari “Kesadaran” dan Mina berarti Cina
dan keimanan. Arafah melambangkan penciptaan manusia dan tempat pertemuan
Adam dan Hawa, di sanalah mereka saling berkenalan.
Berkumpulnya ummat Islam sedunia melaksanakan Ibadah haji merupakan sarana dan
media efektif untuk meningkatkan dakwah Islamiyah dan mempersatukan ummat
manusia dalam satu panji Islam yang akan menggentarkan musuh-musuhnya.
Setibanya dari haji, kita masih merasa dekat dengan Allah swt, sehingga alangkah
baiknya bila kebiasaan selama berhaji dilanjutkan sebelum datangnya rasa malas dan
jemu yang membuat sirna haji kita bersama tiupan angin. Berjuanglah agar kita tidak
menjadi lemah sebagaimana ketika berjuang pada hari-hari kita berada di tempat yang
suci tersebut.
Bersamaan dengan kepulangan kita menuju tanah air, yaitu: janganlah kita
memandang terhadap diri sendiri seperti pandangan orang-orang yang tertipu, yaitu
orang-orang yang apabila mengerjakan sedikit saja keta’atan, mereka menganggap diri
mereka seolah-olah manusia paling mulia dimuka bumi, akan tetapi lihatlah dirimu
dengan pandangan kekurangan, karena sesungguhnya sebanyak apapun amal shalih
yang kita kerjakan, maka ia tidak bisa digunakan untuk mensyukuri kenikmatan terkecil
yang Allah anugerahkan terhadap kita.
Rasulullah saw mengajarkan kepada kita bagaimana cara beribadah kepada Allah swt,
Beliau beribadah di malam hari hingga bengkak kedua kakinya, apabila mereka
bertanya akan hal tersebut, beliau akan menjawab:
“Apakah aku tidak boleh untuk menjadi hamba yang sangat bersyukur?” Dan Nabi
saw bersabda:“Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun dan bertaubat kepada
Allah swt dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali” HR. al-Bukhari
Indikator kemabruran haji dapat dilihat pula dari aspek kehidupan sosial
kemasyarakatan antara lain;
Macam-macam Puasa
Ada beberapa macam puasa, antara lain:
1. Puasa wajib yang terdiri dari: puasa ramadhan, nadzar dan kafarat.
2. Puasa sunnah yang terdiri dari: puasa senin kamis, muharam, syawal, arofah
dls.
3. Puasa makruh yang terdiri dari puasa yang dikhususkan pada hari jumat dan
sabtu.
4. Puasa haram yang terdiri dari puasa hari raya idul fitri dan hari raya idul adha
serta puasa sepanjang tahu.
Puasa Wajib
Puasa ramadhan. Yakni puasa sebulan penuh dibulan ramdhan yang hukumnya wajib
bagi setiap umat muslim yang sudah baligh. Kewajiban melaksanakan puasa dibulan
ramadhan terdapat dalam Qur’an surat Al-baqoroh ayat 183.
Puasa nadzar. Merupakan puasa yang disebabkan karena sebuah janji, nadzar secara
bahasa adalah janji. Sehingga puasa yang dinadzarkan hukumnya wajib.
Puasa kafarat atau kifarat. Yakni puasa yang dilakukan untuk menggantikan dam atau
denda atas pelanggaran yang hukumnya wajib. Puasa ini ditunaikan dikarenakan
perbuatan dosa, sehingga bertujuan untuk menghapus dosa yang telah dilakukan.
Adapun macam-macam puasa kafarat antara lain : kafarat karena melanggar sumpah
atas nama Allah, kafarat dalam melakukan ibadah haji, kafarat karena berjima’ atau
berhubungan badan suami istri di bulan ramadhan, membunuh tanpa sengaja,
membunuh binatang saat sedang ihram.
Puasa Sunnah
Puasa sunnah senin kamis. Rasulullah telah memerintah umatnya untuk senantiasa
berpuasa di hari senin dan kamis, karena pada hari senin merupakan hari kelahiran
beliau dan kamis adalah hari pertama kali Al-Qur’an diturunkan. Dan pada hari senin
kamis juga, amal perbuatan manusia diperiksa, sehingga beliau menginginkan ketka
diperiksa, beliau dalam keadaan berpuasa.
Puasa sunnah syawal. Puasa enam hari dibulan syawal atau setelah bulan ramadhan.
Bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal atau dilakukan secara
tidak berurutan. Rasulullah bersabda yang artinya: “Keutamaan puasa ramadhan yang
diiringi dengan puasa syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR.
Muslim).
Puasa muharrom. Yakni puasa pada bulan Muharram dan yang paling utama ialah
pada hari ke 10 bulan muharram yakni assyuro’. Puasa ini memiliki keutamaan dan
yang paling utama setelah puasa ramadhan.
Puasa arofah. Yakni puasa pada hari ke-9 Dzuhijjah, dimana keistimewaannya ialah
akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu & dosa-dosa di tahun yang akan datang
(HR. Muslim). Dosa-dosa yang dimaksud ialah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena
dosa-dosa besar hanya bisa diampuni dengan jalan bertaubat atau taubatan nasuha.
Puasa di bulan Sya’ban. Pada bulan sya’ban ini, segala amal akan diangkat kepada
Rabb sehingga diperintahkan untuk memperbanyak puasa.
Puasa daud. Yakni puasa yang dilakukan nabi daud dan caranya yaitu sehari puasa
dan sehari tidak atau dengan cara selalng seling dan puasa ini sangat disukai Allah
SWT.
Puasa Makruh
Jika melakukan puasa pada hari jumat atau sabtu, dengan niat dikhususkan atau
disengaja maka hukumnya makruh kecuali bermaksud atau berniat mengqodho puasa
ramadhan, puasa karena nadzar ataupun kifarat.
Puasa Haram
Hari Raya Idul Fitri. Yang jatuh pada tanggal 1 Syawal yang ditetapkan sebagai
hari raya umat muslim. Pada hari ini, puasa diharamkan karena hari ini
merupakan hari kemenangan karena telah berpuasa sebulan penuh dibulan
ramadhan.
Hari Raya Idul Adha. Pada tanggal 10 Dzulhijjah merupakan hari raya qurban
dan hari raya kedua bagi umat muslim. Berpuasa pada hari ini diharamkan.
Hari Tasyrik. Jatuh pada tanggal 11, 12 & 13 Dzulhijjah.
Puasa setiap hari atau sepanjang tahun dan selamanya.
https://www.sepengetahuan.co.id/2015/08/pengertian-puasa-dan-macam-macam-
puasa-terlengkap.html
Puasa Ramadhan
Sebentar lagi Ramadhan nih! Di bulan Ramadhan seluruh umat muslim wajib berpuasa
selama satu bulan penuh. Kewajiban itu tertuang dalam firman Allah SWT yang
berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Q.S. Al-
Baqoroh;183-184)
Puasa Qodha
Bagi kalian, meninggalkan atau tidak mengerjakan puasa wajib karena beberapa
halangan, maka Prelovers wajib menggantinya dengan puasa Qodha. Allah SWT
berfirman yang artinya “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa
diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, yaitu :memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Q.S. Al-Baqoroh:184)
Puasa Kafarat
Puasa kafarat adalah puasa yang dilakukan untuk menebus dosa akibat melakukan
dosa besar yaitu membunuh yang dijelaskan melalui firman Allah SWT dalam surah An-
Nisaa’ ayat 92 dan dosa melanggar sumpah yang difirmankan Allah dalam surah Al-
Maidah ayat 89.
Puasa Nadzar
Puasa nadzar adalah puasa yang wajib dilaksanakan sesuai nadzarnya. Misalnya
Prelovers bernadzar ingin berpuasa 3 hari jika mendapat nilai 100, apabila nilai 100
benar-benar bisa didapatkan, maka Prelovers harus berpuasa 3 hari sesuai nadzar
diawal. Rasulullah bersabda “Apabila seseorang bernadzar menjalankan puasa, maka
nadzar itu harus dipenuhinya” (H.R. Bukhori)
Puasa Sunnah
Puasa enam hari di bulan Syawal
Puasa enam hari di bulan Syawal adalah puasa yang dilaksanakan setelah hari raya
Idul Fitri. Keutamaannya adalah seperti berpuasa satu tahun (H.R. Muslim)
Puasa sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah puasa yang dilaksanakan
sebelum Idul Adha yaitu 10 Dzulhijjah. Ketika memasuki 10 Dzulhujjah maka
diharamkan berpuasa.
Puasa Hari Arofah adalah puasa pada hari atau tanggal 9 Dzulhijjah. Keutamannya
adalah akan dihapuskan dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang (H.R. Muslim)
Puasa Muharram
Puasa Muharram yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro’.
Puasa di bulan ini adalah yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan (H.R.
Bukhori)
Puasa Assyuro’
Puasa Assyuro’ (10 Muharram). Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk
berpuasa pada hari Assyuro’ dan mengirinya dengan puasa 1 hari sebelum dan
sesudahnya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya
berpuasa pada hari ke-10. Keutamaanya akan dihapus dosa-dosa kecil di tahun
sebelumnya (H.R. Muslim)
Puasa Sya’ban
Puasa Sya’ban adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Sya’ban. Disunnahan
memperbanyak puasa pada bulan ini karena bulan ini adalah bulan dimana semua
amal diangkat kepada Robb (H.R. An-Nasa’i dan Abu Daud, Hasan)
Puasa pada bulan Harom atau bulan yang dimuliakan. Bulan Harom terdiri dari bulan
Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Moharram, dan Rajab.
Puasa Dawud
Puasa Dawud adalah puasa yang disukai Allah (H.R. Bukhori Muslim). Puasa ini
dilakukan dengan berseling-seling yaitu satu hari berpuasa, maka besoknya tidak,
kemudian berpuasa lagi, lalu besoknya tidak, begitu seterusnya.
127
Abstrak
Toleransi merupakan masalah yang actual sepanjang masa, terlebih lagi toleransi beragama.
Islam memberikan perhatian yang tinggi terhadap perlunya toleransi beragama sejak awal
perkembangan Islam, baik tersurat di dalam Al Quran maupun tersirat dalam berbagai
perilaku Nabi. Aktualisasi toleransi beragama di Indonesia dipandang masih jauh dari ideal
karena itu sosialisasi dan pembinaan umat beragama di Indonesia perlu terus ditingkatkan.
Kata kunci
agama
toleransi
,
ukhuwah
A.
PENDAHULUAN
ditata dalam suatu tatanan normative yang disepakati bersama oleh anggota
masyarakat tersebut yang disebut nilai atau norma yang menjamin terwujudnya
anggota maupun kelompok yang berpotensi konflik dan bersifat destruktif antara
lain karena adanya perbedaan agama. Konflik antarpenganut agama biasanya dipicu
oleh prasangka antara penganut satu agama dengan yang lain yang berkembang
menjadi isu-isu yang membakar emosi. Munculnya sikap-sikap tersebut tidak datang
mutual understanding
), adanya kesalahan
dan
saling
menghargai
dan
menghormati,
tetapi
seringkali
kenyataan
,(
kemanusiaan, yakni ketika agama tidak lagi berfungsi sebagai pedoman hidup yang
kehidupan umat manusia. Atau dalam istilah Karl Marx, ketika agama telah menjadi
candu bagi masyarakat. Macam itulah yang sedang dialami bangsa Indonesia
Toto Suryana
128
dan terorisme menjadi masalah besar bangsa dan harus dicarikan penyelesaian
secara tepat. Agama tampaknya bukan lagi alat kedamaian umat, tetapi sudah
menjadi ancaman menakutkan. Hal ini dapat dilihat dari hubungan positif antara
praktik beragama dengan aksi kekerasan yang sering terjadi. Sebab kekerasan adalah
adanya faktor pemahaman agama, terutama praktik dan pemahaman beragama yang
merugikan bagi bangsa dan negara termasuk bagi pemeluk agama itu sendiri.
Stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan sosial dan budaya akan
upacara dan hukum, tidaklah cukup. Agama, khususnya Islam mendorong umatnya
untuk melaksanakan ajaran secara utuh dan integral dalam bentuk hubungan yang
harmonis dengan sesama manusia, alam lingkungan, dan dengan Allah Sang Khalik.
B.
Penataan hubungan antar penganut agama dalam ajaran Islam berakar pada
“benih’ yang telah ditanamkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang ke dalam diri manusia. Adalah sesuatu yang tidak dapat diingkari bahwa
secara kodrati satu keturunan, secara kodrati diberiNya sifat-sifat dasar yang sama,
awal manusia terjadi ketika seseorang mulai dari rahim ibunya, dipelihara secara
lahir dan bathin. Selanjutnya lahir ke permukaan bumi ini, terus menerus dipelihara
oleh ibu dengan penuh “kasih sayang” (dalam bahasa Arab disebut “rahim” juga),
sampai remaja dan dewasa. Keturunan manusia terus berkembang secara lahiriyah
(
genealogi
secara kekeluargaan dari generasi ke generasi. Hingga saat inipun, ketika umat
manusia telah berkembang menjadi berbagai ras, bangsa, suku bangsa, dan berbagai
kelompok yang lebih kecil ataupun berbagai “campuran”, hubungan kasih sayang
dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material
maupun spiritual. Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan
tolong menolong (
ta’awun
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja
Toto Suryana
129
1.
Persaudaraan atau
ukhuwah,
Pertama
ukhuwah
‘ubudiyah
Kedua
adalah bersaudara, karena semua berasal dari ayah dan ibu yang sama; Adam
dan Hawa.
Ketiga
Keempat
, persaudaraan
sesama muslim.
hadisnya:
Seorang mukmin dengan mukmin seperti satu tubuh, apabila salah satu
Allah:
QS.Al-Anbiya, 21:92
QS.Al-Mukminun,23:52
Kata umat dalam ayat di atas dikaitkan dengan tauhid karena itu umat
yang dimaksud adalah pemeluk agama Islam. Sehingga ayat tersebut pada
hakekatnya menunjukkan bahwa agama umat Islam adalah agama yang satu
furu’
bukan berarti bersatu dalam satu wadah, melainkan kesatuan dalam aqidah.
Toto Suryana
130
Bisa saja berbeda dalam ras, bahasa, maupun budaya, tetapi semuanya bersatu
dalam aqidahnya.
Salah satu masalah yang dihadap umat Islam sekarang ini adalah
lemah. Kelemahan umat Islam terjadi hampir di semua sektor kehidupan, baik
daya manusianya.
Konsep kejamaahan yang tidak terpisahkan dari salat telah diabaikan dalam
produk dari westernisasi telah menjadi pilihan sebagian umat Islam. Salat,
puasa dan haji hanya dipandang semata-mata ibadah ritual, sedangkan ruhnya
tidak terbawa atau mewarnai kehidupan umat. Oleh karena itu, umat Islam
sendiri.
dan
jamaah
anggota tubuh dengan anggota tubuh lainnya, jika salah satu anggota tubuh
tersebut mengisyaratkan hubungan yang erat antar sesama muslim. Karena itu
perpecahan umat. Hal yang menjadi sebab perpecahan pada umumnya bukanlah
hal yang bersifat mendasar. Perpecahan itu biasanya diawali dengan adanya
Toto Suryana
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011
131
a.
Konsep
tanawwul al ‘ibadah
disikapi dengan cara mencari rujukan yang menurut kita- atau menurut ahli
yang kita percayai- lebih dekat kepada maksud yang sebenarnya. Terhadap
b.
Konsep
diberi ganjaran oleh Allah, walaupun hasil ijtihad yang diamalkannya itu
keliru. Di sini perlu dicatat bahwa wewenang untuk menentukan yang benar
dan salah bukan manusia, melainkan Allah swt yang baru akan kita ketahui
di hari akhir. Kendati pun demikian, perlu pula diperhatikan bahwa yang
c.
Konsep
suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan seorang mujtahid). Konsep ini
hukumnya secara pasti, baik dalam alQuran maupun sunnah Rasul, maka
Allah belum menetapkan hukumnya. Oleh karena itu umat Islam, khususnya
maupun pengamalan.
islah
diperankan untuk menyelesaikan pertentangan yang terjadi sehingga tidak
Toto Suryana
132
2.
bahwa Islam yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep Alquran dan As-
Sunnah, tetapi dampak sosial yang lahir dari pelaksanaan ajaran Islam secara
Demikian pula pada tataran yang lebih luas, yaitu kehidupan antar
bangsa, nilai-nilai ajaran Islam menjadi sangat relevan untuk dilaksanakan guna
makna Islam, sebab ia hanya setia pada nilai kebenaran dan keadilan yang
Mengenal.
QS.49:13
Universalisme Islam dapat dibuktikan antara lain dari segi agama, dan
doktrin monoteisme dan prinsip kesatuan alamnya. Selain itu tiap manusia,
sederhana dan dengan itu ia termasuk ke dalam suatu masyarakat yang homogin
hanya dengan tindakan yang sangat mudah, yakni membaca syahadat. Jika ia
tidak ingin masuk Islam, tidak ada paksaan dan dalam bidang sosial ia tetap
diterima dan menikmati segala macam hak kecuali yang merugikan umat Islam.
wahyu ditujukan kepada semua manusia agar mereka menganut agama Islam,
dan dalam tingkat yang lain ditujukan kepada umat Islam secara khusus untuk
Toto Suryana
menjadi dasar bagi hubungan antar manusia secara universal dengan tidak
oleh syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah.
Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh
dicampuri pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam
Hubungan dan kerja sama antar umat beragama merupakan bagian dari
hubungan sosial antar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam.
lingkup kebaikan.
3.
agama maupun kelompok sekuler. Dan pertentangan ini terus berlanjut yang
sendiri.
Dalam kesatuan wujud ini Allah Tuhan Yang Maha Kuasa menjadikan
sejarah, kebudayaan, bahasa, politik dan lain-lain. dengan ilmu-ilmu ini akan
Howard (Saefullah,2007:180)
berwujud banyak. Secara filosofis dan teologis, logika ini merupakan sumber
Bagi mereka yang mendalami sejarah agama-agama, logika ini bukanlah hal
yang asing. Misalnya, dalam Veda dapat menemukan gagasan tentang Yang
Satu yang disebut dengan banyak nama. Kedua, agama sebagai alat. Karenanya,
wahyu dan doktrin dari agama-agama adalah jalan, atau dalam tradisi Islam
disebut syariat untuk menuju Yang Satu. Karena sebagai alat, yang ada dalam
Toto Suryana
134
yang dengannya, Yang Satu dapat dicapai. Ketiga, pengenaan kriteria yang
yang dikehendaki. Agar bentuk dan corak yang baik dapat terwujud.
telah ditetapkan oleh pemilik semesta alam ini. Bila ada yang menolak, ia akan
dari Allah Tuhan semesta alam maka bagi manusia tak ada alternatif lain,
dan tujuan bersama. Memang apabila tidak dipelihara dengan baik dapat saling
separatisme. Tetapi karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan
menyadari bahwa keberagaman ini merupakan ketentuan atau takdir dari Allah
Yang Maha Pengatur alam, maka insan Indonesia menggalang dan membina
persatuan bangsanya. Bukan hanya itu, dari keberagamaan ini pulalah dihimpun
bangsa dan negaranya. Dalam hal ini seorang ahli hikmah mengatakan “
umat beragama.
sinkretisme
agama) dengan
menjadikan agama-agama yang ada itu sebagai unsur dari agama totalitas itu.
dalam pergaulan antara warga yang berlainan agama. Urgensi kerukunan adalah
kesatuan perbuatan dan tindakan serta tanggung jawab bersama, sehingga tidak
ada pihak yang melepaskan diri dari tanggung jawab atau menyalahkan pihak
Toto Suryana
135
negara adalah milik bersama dan menjadi tanggung jawab bersama untuk
konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang
melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau
tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah
politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak
kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal
maupun konservatif.
agama. Dan toleransi tidak akan menjadi apa-apa tanpa ada perubahan orinetasi
dari kaum agama untuk berani keluar dari pemahaman sebelumnya. Dalam hal
agama. Tanpa perubahan seperti itu, pada akhirnya toleransi tidak lebih dari
sekedar wacana yang tidak memiliki implikasi normative dalam tingkah laku
Toleransi memiliki peranan yang penting dalam pluralism saat ini, tidak
hanya dipahami sebagai etika yang mengatur hubungan antar kelompok agama,
akan tetapi juga yang terpenting adalah adanya kepekaan baru untuk
agama tidak hanya pada aspek doktrin-teologis akan tetapi juga diperlukannya
C.
PENUTUP
Perbedaan yang terjadi merupakan fakta yang harus disikapi secara positif
dan negaranya.
Toto Suryana
136
sanggup hidup dalam perbedaan dan bersikap toleran. Bersikap toleran berarti
bisa menerima perbedaan dengan lapang dada, dan menghormati hak pribadi
the other
D.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quranul Karim
, Illinois: The
Donney Press
Khamami Zada
(2002).
[Online].
Terlihat:
http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0212/13/opini/42187.htm
Natsir. M. 1969).
(1985).
Jakarta:
Poespoprodjo. (1988).
Filsafat Moral
Persada
Wawasan Al-Quran.