Makalah Penganatar Pendidikan 2
Makalah Penganatar Pendidikan 2
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
Nama : Aulia Rahmi NIM: 1810131320012
: Ahmad Riduan NIM: 1810131210024
: Hania Zahratunnisa NIM: 1810131120018
: Muhammad Taufal Addausi NIM: 1810131310014
: Rizqa Firdaus Herson NIM: 1810131310016
Kelas : A2
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
Kurikulum dan Pembelajaran.
Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan makalah ini.Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………..
DAFTAR ISI………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………..
B. Rumusan Penulisan…………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………………..
D. Manfaat Penulisan………………
A. Kurikulum
B. Pembelajaran
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini kita dituntut untuk bergerak semakin cepat dalam mengikuti
arus perubahan zaman. Masyarakat yang tidak mampu melakukan hal tersebut, tentu
akan terseret oleh derasnya perkembangan peradaban. Lantas, pendidikan menjadi
solusi paling tepat dan mutakhir untuk memecahkan problematika tersebut. Adapun
kunci dari pendidikan adalah kurikulum dan pembelajaran. Layaknya kompas yang
menjadi navigator para pelaut yang menaiki kapal di tengah luasnya samudera,
kurikulum dan pembelajaran mampu bertindak sebagai navigator bagi pelajar yang
menaiki pendidikan di tengah luasnya perkembangan kehidupan. Karena itulah
dimakalah ini kami akan memaparkan apaiyu kurikulum dan pembelajaran itu sendiri.
B. Rumusan penulisan
1. Apa itu kurikulum ?
2. Bagaimana sejarah kurikulum?
3. Apa saja landasan yang mendasari kurikulum?
4. Apa itu pembelajaran ?
5. Apa saja tahap – tahap dalam pembelajaran ?
1
C. Tujuan penulisan
1. Kita dapat mengetahui apa itu kurikulum dan pembelajaran.
2. Kita dapat mengetahui bagaimana sejarah tentang kurikulum.
3. Kita dapat mengetahui landasan yang mendasari kurikukulum.
4. Kita dapat mengetahui tahap – tahap dalam pembelajaran
D. Manfaat penulisan
1. Kita mampu mengenali kurikulum dalam pembelajaran.
2. Kita mampu membuat kurikulum yang optimal bagi pembelajaran.
3. Kita mampu melaksanakan kurikulum yang telah dirancang untuk pembelajaran
beserta tahap – tahap pembelajarannya.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
2. Sejarah
Di awal abad ke-20, konsep tradisional dari kurikulum adalah sebuah kumpulan
subjek materi yang disiapkan oleh guru kepada muridnya untuk dipelajari. Di dalam
[19]
The Curriculum John Franklin Bobbit mengatakan bahwa kurikulum, sebagai
sebuah gagasan, memiliki akar dari Bahasa latin yaitu kata perlombaan. John
3
menjelaskan bahwa kurikulum adalah pengarah bagi kegiatan dan pengalaman yang
harus dilalui oleh seorang anak untuk menjadi seorang dewasa yang diinginkan, yaitu
orang dewasa yang sukses di masyarakat. Selain itu, kurikulum melingkupi
keseluruhan kegiatan dan pengalaman yang terjadi baik di dalam sekolah, maupun di
luar sekolah.
Bagi Bobbit, kurikulum adalah arena pengaturan sosial. Menurut pandangan budaya
dan sosialnya, perumusan kurikulum memiliki dua unsur penting, yaitu :
Oleh sebab itu, beliau mendefinisikan kurikulum sebagai suatu keidealan, daripada
sebuah kegiatan dan pengalaman yang konkret dan realistis. Pandangan kontemporer
untuk kurikulum menolak definisi kurikulum yang diajukan Bobbit tersebut, tetapi
tetap mempertahankan dasar kurikulum yang merupakan arah pengalaman yang
membentuk seorang manusia menjadi seseorang yang sukses.
a. Landasan Yuridis
4
menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang
diinginkan masyarakat dan bangsanya.
b. Landasan Filosofis
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses
pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan
pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan
budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya
dirinya, masyarkat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman di mana peserta didik
5
tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan
pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan,
kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar
untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat,
warga negara, dan anggota umat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan
segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa kini. Oleh
karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar
bangsa di masa lalu tetapi juga hal – hal yang berkembang pada saat kini dan akan
berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu,
teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat
manusia dikemas sebagai pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa
kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam
membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memosisikan pendidikan yang
tidak lepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari
kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan
budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari
kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang
diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun
dan berpartisipasi penuh sebagai warga negara. Atas dasar pikiran itu maka konten
pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu
diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa di mana dia telah menyelesaikan pendidikan
formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi
konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai
dua dkcade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam standar
6
kompetensi lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi
peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara yang produktif serta bertanggung jawab
di masa mendatang.
7
B. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Secara umum ada tiga pokok dalam strategi pembelajaran yakni tahap
permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan
tindak lanjut.
Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pembelajaran. Jika
satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi
proses pembelajaran.
8
1. Tahap Prainstruksional
Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir.
Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolak
ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa,
disebabkan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan
lain – lain), tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dan guru tidak
menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau karena tindakan
guru pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa
(penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi,
rendah diri dan lain – lain).
Bertanya pada siswa, sampai di mana pembahasan pelajaran
sebelumnya. Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan
belajar siswa di rumahnya sendiri, setidak – tidaknya persiapan siswa
menghadapi pelajaran hari itu.
Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu
tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang
telah diberikan.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah
dilaksanakan sebelumnya.
Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran
sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang
telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi
pelajaran yang akan dibahas
9
hari berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi
belajar siswa.
2. Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan
memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara
umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut.
10
3. Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut
Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut
dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahap ini ialah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahap kedua (intruksional). Ketiga tahap yang telah dibahas
diatas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu
sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan
secara fleksibel, sehingga kegiatan rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara
utuh. Disinilah letak keterampilan profesional dari seorang guru dalam
melaksanakan strategi mengajar. Kemampuan mengajar seperti dilukiskan dalam
uraian diatas secara teoretismudah dikuasai, namun dalam praktiknya tidak
semudah seperti yang digambarkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan
terencana, kemampuan itu dapat diperoleh.
11
BAB III
ANALISIS TEORI DENGAN JURNAL
Hasil dari analisis yang kami dapatkan dari teori yang kami kajikan adalah:
1. Kurikulum
Kurikulum adalah kumpulan seperangkat nilai yang dirancang untuk
ditransformasikan kepada subjek didik, baik nilai-nilai dalam bentuk kognitif, afektif
maupu psikomotor. dengan memperoleh seperangkat nilai tersebut, pola pikir dan
perilaku subjek didik akan terbentuk sesuai dengan arah dan tujuan yang sudah
diformulasikan sebelumnya. Dalam dunia pendidikan kurikulum merupakan faktor
yang menunjang keberhasilan atau suksesnya suatu proses belajar mengajar,sedangkan
pembelajaran adalah sebuah kendaraan yang memfasilitasi kurikulum tersebut. Dengan
hubungan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa kurikulum dan pembelajaran tidak
bisa dipisahkan. Dari tahun ke tahun kurikulum semakin berkembang dan dimulai di
abad ke-20, di saat itulah titik awal terbentuknya kurikulum. Semenjak saat itu
kurikulum telah menjadi suatu resep dalam pendidikan yang mana guru adalah kokinya
dan sekolah adalah dapurnya. Tentu analogi tersebut sangat tepat dalam
merepresentasikan eksistensi dari kurikulum tersebut.
Bicara soal eksistensi, tentu dibutuhkan pilar – pilar yang mampu menopang
ekses tersebut. Pilar – pilar tadi dapat kita sebut sebagai landasan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa eksistensi dari kurikulum membutuhkan suatu landasan – landasan
yang bernama landasan –landasan kurikulum.
12
maknawi. Landasan filosofis mampu memberikan makna bagi eksistensi kurikulum.
Hal ini penting mengingat makna merupakan unsur penting yang memastikan
kurikulum agar tetap sesuai dengan apa yang dicita – citakan.
Landasan – landasan ini yaitu landasan yuridis dan landasan filosofis saling
bersatu padu satu sama lain dan membentuk kombinasi dasar yang kuat bak rel kereta
yang kokoh, yang mampu menopang berat kereta saat kereta tersebut sedang diam atau
melintas di atasnya. Kereta tersebut haruslah memiliki gerbong – gerbong yang rapat,
agar tidak diisi oleh hal – hal yang tidak perlu dan tidak dibutuhkan, dalam perwujudan
cita – cita dari kurikulum yang telah disusun tersebut. Disusunlah kurikulum itu dengan
segenap pemikiran dan seluruh tumpah ide umum, demi mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ketertiban masyarakat, dan memajukan kesejahteraan umum, sehingga
kurikulum mampu efektif dan efisien. Kurikulum adalah resep yang harus diikuti oleh
seorang penggiat pendidikan, demi terlaksananya kesejahteraan umum tadi.
2. Pembelajaran.
13
Pembelajaran juga dapat disebut operasionalisasi dari kurikulum. Pembelajaran
bisa di katakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui apakah tujuan sebuah kurikulum
tercapai atau tidak. Kurikulum merupakan sebuah pedoman yang terstruktur untuk
pelaksanaan pembelajaran, sedangkan pembelajaran itu sendiri dapat memberikan
masukan untuk penyempurnaan kurikulum.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan :
B. Saran :
15
DAFTAR PUSTAKA
16
TUGAS / PERANAN MASING – MASING ANGGOTA KELOMPOK
Nama :
Aulia Rahmi tugas: menyusun, analisis
Ahmad Riduan tugas: mencari jurnal, ,analisis
Hania Zahratunnisa tugas: analisis, mencari teori
Muhammad Taufal Addausi tugas: membantu mengetik
Rizqa Firdaus Herson tugas: ketua, mengetik ,analisis
17