Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN TEORITIS
1. Konsep Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
persepsi baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami
tahu, dengan kata lain pengetahuan adalah hasil ungkapan apa yang diketahui atau
kembali (reall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat
2. Memahami
3. Aplikasi
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
5. Sintesis
6. Evaluasi
2 Konsep Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan atau adopsi yang hidup dalam satu rumah tangga, saling
dan mempertahankan suatu budaya (Baylon & Maglaya, 1978, dikutip dari
Rasmun, 2001).
keluarga merupakan sistem terbuka atau sistem sosial yang hidup, terdiri dari
ketentuan yang harus ditaati oleh seluruh anggota keluarga tersebut. Lingkungan
sehat dan mencari informasi mengenai kesehatan yang benar yang dapat
berikut:
1. Fungsi biologis
2. Fungsi psikologi
3. Fungsi sosialisasi
perkembangan anak
4. Fungsi ekonomi
keluarga
5. Fungsi pendidikan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
normal atau tidak mampu untuk dilakukan. Hal ini erat hubungannya
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat fisik. Pada penderita
aktivitas hidupnya.
kondusif bagi penderita asma dilingkungan rumah yang bersih agar merasa
atas:
b. Rasa takut akibat masalah yang dihadapi sehingga membuat keluarga tidak
keluarganya.
dan kurangnya sumber daya keluarga baik itu dalam hal biaya, tenaga dan
f. Fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau terutama bagi keluarga yang ada
dipedesaan.
dan perawatannya.
3 Asma
hiperesponsif jalan napas. Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Faktor lingkungan dan
napas pada penderita asma. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat asma baik
pada asma intermiten maupun asma persisten. Inflamasi dapat ditemukan pada
berbagai bentuk asma seperti asma alergik, asma non-alergik, asma kerja dan
2. Status asmatikus, yakni asma yang tidak dapat diatasi dengan obat-obat yang
konvensional.
karena terdapatnya mucus plug yang dapat menimbulkan obstruksi total pada
paru.
yang adekuat.
(host factor) dan faktor lingkungan. Faktor penjamu termasuk predisposisi genetik
(atopi), hipereaktiviti bronkus, jenis kelamin dan ras. Predisposisi genetik untuk
kromosom 6p, respons IgE terhadap alergen spesifik, kromosom 11 dan 12 yang
mengkode mast cell growth factor, insulin-like growth factor dan nictric oxide
awalnya mensensitisasi jalan napas dan mempertahankan kondisi asma tetap aktif
kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan (virus), diet, status ekonomi
genetik asma
penyakit asma
3.3 Patofisiologi
bronkus yang berukuran 3-5 mm dengan distribusi yang luas. Pada individu-
individu yang rentan, lapisan dari cabang-cabang bronkhial tersebut akan menjadi
asma pada prinsipnya merupakan kelainan pada bagian jalan udara, akan tetapi
dapat pula menyebabkan terjadinya gangguan pada bagian fungsionil paru (Rab,
1992).
Baik orang normal maupun penderita asma, bernapas dengan udara yang
bakteri, jamur, virus dan lain-lainnya. Oleh karena adanya ekspos dari partikel-
partikel ini secara terus-menerus, maka timbul mekanisme pertahanan dari tubuh,
untuk melindungi diri dari partikel-partikel asing. Partikel yang berukuran lebih
dari 10 um, diendapkan dimukosa hidung dan pharyng bagian atas. Partikel yang
partikel besar dan menyesuaikan suhu dan humiditas dari udara yang masuk
selama respirasi, karena banyak mengandung pembuluh darah. Mulut dan pharyng
juga dapat berfungsi sebagai ”air condition”. Partikel-partikel asing yang masuk
bersama udara inspirasi ke dalam trakea dan bronkus, terperangkap dalam lapisan
di atas mukosa yang lengket sekali seperti gel (sol) (Bookman, 1984 dikutip dari
Mahdi, 1999).
Rambut getar dari sel epitel saluran napas bergetar hingga partikel tersebut
batuk. Banyak faktor yang mempengaruhi produksi dan ciri dari mukus tersebut,
karena aktivitas dan kelenjar mukus dirangsang oleh aksi saraf kolinergik dan juga
vagus, zat-zat kimia, maupun iritasi mekanis (Knapp, 1976 dikutip dari Mahdi,
1999).
ditutup oleh selaput tipis, yang berbentuk seperti film dan bergerak kearah
partikel yang masuk. Adakalanya partikel tersebut tinggal di dalam alveoli dan
oleh histiosit. Bila partikel tersebut tidak dapat difagositer, maka akan timbul
3.4 Patogenesis
kontraksi dari otot polos dengan akibat penyempitan saluran napas dan stimulasi
dari saraf simpatik (B adrenergik) memberi hasil yang berlawanan (Mahdi, 1999).
saluran udara bila terdapat partikel asing yang masuk ke dalam bronkus. Karena
adanya penyempitan saluran udara ini, maka volume udara yang masuk secara
inspirasi dan ekspirasi jumlahnya akan menurun pada tiap siklus pernapasan.
luas permukaan mukosa terhadap volume udara yang masuk secara inspirasi
meningkat. Hal ini menimbulkan refleks, yaitu kontriksi dari bronkus yang
napas kecil, tulang rawan tersebut diganti oleh jaringan membran dan otot polos
Penyempitan bronkus dapat terjadi secara reflektoris karena latihan jasmani yang
berat, batuk yang paroksismal atau bernapas dalam udara dingin. Perubahan-
perubahan diameter dari saluran udara dapat terganggu oleh karena faktor
regional, misalnya perubahan kosentrasi zat asam dan karbon dioksida. Keaktifan
susunan saraf pusat karena stimulus pada pusat lebih tinggi dapat mempengaruhi
reaksi asam, tetapi stimulus antigenik yang lebih menonjol, karena stimulus
bersin.
Immunologik
polos bronkial. Episode serangan akut asma biasanya didahului dengan infeksi
virus atau bakteri dari traktus respiratorik yang dapat menyebabkan kontraksi otot
Masalah utama dari asma adalah kepekaan selaput lendir bronkhial dan
bronkhial, peningkatan produksi mukus (dahak) dan spasme otot polos, maka
yang utama, yaitu: batuk, mengi, pernapasan pendek dan rasa sesak di dada
(Somantri, 2008)
dengan rasa sesak di dada dan batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental
dan lumen jalan napas sempit. Kadang-kadang dapat menghasilkan sputum yang
berwarna jernih, hijau, atau kuning dan terdapat riwayat mengi yang berulang,
juga sering kali pada malam hari. Adanya pernapasan cuping hidung, penggunaan
otot-otot asesori pernapasan dan tidak toleran terhadap aktivitas. Pada anak hanya
memperlihatkan gejala lesu yang ringan. Batuk yang persisten atau paroksismal,
2002).
3.6 Epidemiologi
kematian di Indonesia. Dari survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1986
(morbiditi). Pada tahun 1992, asma sebagai penyebab kematian (mortaliti) ke-4 di
seluruh Indonesia atau sebesar 5,6%. Bagian anak FKUI/RSCM melakukan studi
prevalensi asma pada anak usia SLTP di Jakarta pusat pada tahun 1995-1996
dengan menggunakan kuesioner modifikasi dari ATS 1978, serta melakukan uji
provokasi bronkus secara acak. Seluruhnya 1.296 siswa dengan usia 11 tahun 5
bulan – 18 tahun 4 bulan, didapatkan 14,7% dengan riwayat asma (Woolcock &
Studi prevalensi asma pada siswa SLTP se Jakarta Timur, sebanyak 2.234
anak usia 13-14 tahun melalui kuisioner ISAAC (International Study of Asthma
and Allergies in Chilhood) dan pemeriksaan spirometri dan uji provokasi bronkus
pada sebagian subjek yang dipilih secara acak. Maka didapat prevalensi asma
8,9% dan prevalensi kumulatif (riwayat asma) 11,5%. UPF paru RSUD dr.
ekspirasi (APE) dan uji bronkodilator. Seluruhya 6.662 responden usia 13-70
rincian laki-laki 9,2% dan perempuan 6,6% (Yunus, 2001 dikutip dari PDPI,
2006).
kelainaan faal paru, akan lebih meningkatkan nilai diagnostik (PDPI, 2006).
mengi pada auskultasi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal
walaupun pada pengukuran objektif (faal paru) telah terdapat penyempitan jalan
nafas. Pada keadaan serangan, kontraksi otot polos saluran napas, edema dan
bernapas pada volume paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran
Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu ekspirasi paksa.
Walaupun demikian mengi dapat tidak terdengar (silent chest) pada serangan yang
sangat berat, tetapi biasanya disertai gejala lain, misalnya: sianosis, gelisah, sukar
Umumnya penderita asma sulit menilai berat gejala dan persepsi mengenai
napas.
Banyak parameter dan metode untuk menilai faal paru, tetapi yang telah
a. Spirometri
Vital Paksa (KVP) dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui prosedur
sehingga dibutuhkan instruksi operator yang jelas dan kooperasi penderita. Untuk
mendapatkan nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi dari 2-3 nilai yang
1. Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1 /KVP < 75% atau
2. Reversibiliti, yaitu perbaikan VEP1 > 15% spontan, atau setelah inhalasi
APE harian selama 1-2 minggu. Variabiliti juga dapat digunakan menilai
Pada penderita dengan gejala asma dan faal paru normal sebaiknya
sensitiviti yang tinggi, tetapi spesifisiti rendah, artinya hasil negatif dapat
menyingkirkan diagnosis asma persisten, tetapi hasil positif tidak selalu berarti
kulit atau pengukuran IgE spesifik serum. Uji tersebut mempunyai nilai kecil
umumnya dilakukan dengan prick test. Pada uji ini juga dapat menghasilkan
positif maupun negatif palsu. Sehingga konfirmasi terhadap pajanan alergen yang
relevan dan hubungannya dengan gejala harus selalu dilakukan. Pengukuran IgE
spesifik dilakukan pada keadaan uji kulit tidak dapat dilakukan (antara lain:
dermatophagoism, dermatitis atau kelainan kulit pada lengan tempat uji kulit, dan
lain-lain). Pemeriksaan kadar IgE total tidak mempunyai nilai dalam diagnosis
3.8 Komplikasi
a. Status asmatikus
b. Bronkhitis kronik
c. Atelektasis
d. Pneumothoraks
3.9 Penatalaksanaan
hipoksemia. Oksigen aliran rendah yang dilembabkan baik dengan masker atau
kateter hidung diberikan. Aliran oksigen yang diberikan didasarkan pada nilai gas
darah, hal itu mungkin menandakan bahwa pasien menjadi lelah dan akan
1. Agar penderita dapat memiliki kehidupan yang normal, terutama agar dapat
(Hasting, 2005).
di Rumah
penanganan serangan akut. Bila keluarga dapat membantu dan merawat anggota
keluarga yang mengalami serangan asma di rumah, maka keluarga tidak hanya
di rumah oleh keluarga. Ada beberapa pertimbangan mengapa hal ini dilakukan,
antara lain:
keluarga yang penuh kasih sayang dan perawatan rumah sakit dengan
merupakan bagian dari suasana alamiah yang dapat memberikan pula daya
mutlak
serangan, perawatan di rumah yang utama adalah membantu penderita asma untuk
tidur harus dibersihkan dari debu dengan penyedot debu atau dibersihkan secara
teratur. Tungau debu di rumah dapat dikurangi dengan melapisi karpet dengan
kantong plastik dan ganti linen tempat tidur dengan sering (Oliver, 1992).
Apabila bulu binatang merupakan masalah, kain ditempat tidur dan bantal
yang terbuat dari bulu atau rambut, harus diganti dengan bahan-bahan sintetis,
seperti dengan karpet busa. Apabila penderita sensitif terhadap serbuk bunga,
penderita asma harus tetap berada di rumah selama mungkin, jika jumlah serbuk
bunga cukup banyak dan penderita harus menghindari bunga serta tanaman
dapat mencari binatang peliharaan yang lain. Selain hal-hal tersebut, maka
diafragma
secara umum, menambah rasa percaya diri dan meningkatkan ketahanan tubuh.
Walaupun belum didapat standard dan cara penilaian bentuk olahraga yang
dilakukan, akan tetapi banyak para ahli berpendapat bahwa olahraga bukan hanya
paru. Banyak cara olahraga yang dapat mencegah asma, salah satu cara yang
Senam Asma Indonesia (SAI) adalah salah satu bentuk olahraga yang
selain manfaat lain pada olahraga umumnya. Senam Asma Indonesia dikenal oleh
Yayasan asma di seluruh Indonesia. Manfaat senam asma telah diteliti baik
yang bermakna setelah melakukan senam asma secara teratur dalam waktu 3-6
paru. Dalam hal ini dilakukan juga penarikan dan pengeluaran napas yang
Adapun usaha diri sendiri untuk mengatasi sesak nafas saat serangan asma
sekat rongga dada akan turun ke bawah dan tekanan dari alat-alat di
rongga perut dapat dikurangi. Untuk mengatasi gerak, ada baiknya untuk
kacang merah, kol, sawi, lobak, durian dan nangka. Usahakan untuk
bernapas.
pengeluaran dahak dari dalam paru-paru sehingga dengan demikian fungsi paru-
baiknya ventilasi ini, maka diperlukan saluran pernapasan yang bersih. Oleh
karena pada prinsipnya dahak juga benda cair yang akan bergerak ke tempat yang
lebih rendah, maka untuk mengeluarkan dahak ini harus diingat hal-hal sebagai
berikut, yaitu: apabila paru-paru yang penuh dahak ini ditempatkan pada posisi
yang lebih tinggi, maka dahak akan mengalir keluar karena dorongan batuk. Oleh
karena itu, letak dahak ini sangat tergantung pada posisi yang dilakukan. Sebelum
a. Tidak ada gerakan paksa. Apabila menjadi lebih sesak karena latihan
nafas, yakni bila udara yang masuk lebih banyak dari udara yang
keluar. Dalam hal ini terjadi apa yang disebut perangkap udara (air
paru dan menambah sesak napas. Biasanya perangkap udara ini terjadi
bagian bawah. Sebagai modifikasi dari posisi ini dapat dilakukan posisi
samping.
b. Nyeri
c. Pernapasan dangkal
d. Serangan jantung
g. Sesudah operasi
Maka dari hal itu dapat dilakukan perubahan yaitu penderita asma dengan posisi
sebagai berikut:
bawah paru-paru.
b. Posisi miring ke kanan 90o untuk mengeluarkan dahak pada paru-paru kiri
bawah.
Latihan ini diberikan 2 sampai 4 kali sehari selama 10 sampai 15 menit. Akan
tetapi bila dahak terlalu banyak, maka latihan ini dapat sering dilakukan.
a. Kaki yang ditekukkan pada waktu batuk sambil duduk pada posisi yang
lebih tinggi.
b. Kaki yang ditekukkan pada waktu batuk sambil duduk pada posisi yang
yang justru pada saat inilah otot-otot pernapasan diperlukan aktif. Untuk
berdiri oleh diri sendiri. Latihan ini dilakukan dengan meletakkan telapak
a. Tekanan yang diberikan harus cukup kuat akan tetapi jangan sampai
menimbulkan sakit.
a. Latihan gerak badan berdiri dengan dibantu oleh orang lain. Hal ini
bagian bawah dada dan tekanan diberikan ke arah luar pada waktu
inspirasi.
bagian atas dada dan digerakkan dari atas pada waktu inspirasi.
badan berdiri karena pada latihan ini diadakan ekspansi dada pada
c. Latihan posisi.
a) Mengubah posisi tubuh dari posisi yang satu ke posisi yang lain.
b) Mencari posisi yang lebih tepat sehingga batuk menjadi lebih baik.
Terapi Pengobatan
penyakit asma yang di derita oleh anggota keluarga yang menderita asma adalah
penting dalam keberhasilan penanganan serangan akut dan dapat mengobati saat
2006)
setiap harinya dalam kartu harian (pelangi asma), sehingga paham mengenai
1. Hijau
Bila tetap berada pada warna hijau minimal 3 bulan, maka pertimbangkan
turunkan terapi.
2. Kuning
a. Berarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut atau
eksaserbasi.
b. Dengan gejala asma (asma malam, aktivitas terhambat, batuk, mengi, dada
a. Berbahaya
Adapun terapi awal yang diberikan keluarga apabila terjadi serangan asma
merupakan cara yang sangat baik untuk memberikan obat kepada seorang
dalam arti tidak hanya bekerja cepat tetapi juga dapat digunakan dosis yang lebih
Efek samping, yang terjadi bila obat memasuki aliran darah, diusahakan
tahan dengan menutup mulut rapat-rapat pada corong hampa udara. Kemudian
tarik napas di saat menekan bagian atas aerosol. Lakukan keduanya bersamaan, ini
Apabila ada hal yang tidak dimengerti oleh keluarga, dapat bertanya
kepada staf medis tentang cara penggunaan inhaler dengan benar. Pada saat
serangan, maka:
asma, yaitu dengan membuat posisi yang nyaman dengan posisi duduk,
bangku
untuk mengurangi eksaserbasi dari asma dan mungkin bernilai sebagai profilaksis
asma yang disebabkan oleh olahraga. Beta-2 agonis kerja singkat mungkin satu-
kering, atau nebulizer, atau dengan tablet, sirup dan injeksi. Efek samping untuk
hipokalemia, kram dan sakit kepala. Adapun obat-obat yang tergolong dalam beta
tambahan bila diberikan secara nebulizer bersama-sama dengan suatu beta agonis
pada keadaan asma akut. Dapat dipergunakan pada bayi yang berusia sangat
(Suprajitno, 2004)
gejala yang timbul pada malam hari dan sering diberikan untuk asma pada masa
kanak-kanak. Dapat diberikan melalui oral, rektal atau parenteral. Efek samping
polos dalam pembuluh darah, dalam hal ini dapat menimbulkan sakit kepala dan
dengan inhalasi untuk asma kronik, sedangkan dengan oral pada asma akut.
Anak yang mengalami serangan awal mengi tetapi tidak ada gawat
pernapasan yang masih dapat makan dan minum serta tidak terlihat sakit sering
dapat ditangani di rumah dengan terapi bronkodilator yaitu salbutamol oral selama
5 hari. Nilai kembali anak tersebut dalam waktu 2 hari. Pengobatan dengan
(Ikarowina, 2008)
inhaler dengan dosis terukur. Anak yang mengalami pernapasan cepat sebaiknya
(Susi, 2002).
obat-obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma kecuali steroid. Dianggap
aman baik untuk ibu maupun bayi. Beta agonist seperti salbutamol, telah umum
demikian, untuk pemakaian obat-obat selama kehamilan harus sesuai resep dokter
diet, serta tambahan asupan vitamin D. Steroid juga mengganggu tubuh untuk