Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN MEMPAWAH

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN


PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
JL. RADEN KUSNO TELP. (0561) 691661 – FAX. (0561) 691288
MEMPAWAH – KODE POS 78912

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENGADAAN CO ANALYZER/SMOKERLYZER

PEMERINTAH KABUPATEN MEMPAWAH


PROVINSI KALIMANTAN BARAT
DINAS KESEHATAN PP & KB
TAHUN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN MEMPAWAH
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
JL. RADEN KUSNO TELP. (0561) 691661 – FAX. (0561) 691288
MEMPAWAH – KODE POS 78912

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENGADAAN CO ANALYZER/SMOKERLYZER

Kementerian / : Pemerintah Kabupaten Mempawah


Lembaga
Unit Kerja : Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk &
Keluarga Berencana
Program : Upaya Kesehatan Masyarakat
Hasil (outcome) : Diketahuinya kadar karbon monoksida (CO) pasien,
sehingga dapat mencegah terjadinya keracunan
karbon monoksida pada manusia.
Kegiatan : Pengadaan Co Analyzer/Smokerlyzer
Indikator Kinerja : Persentase Puskesmas Yang melakukan
Kegiatan Pengukuran kadar karbon monoksida dari nafas
pasien.
Jenis Keluaran : Barang atau Alat
(output)
Volume Keluaran : 48 Buah alat Co Analyzer
(output)

A. LATAR BELAKANG
Karbon monoksida atau CO merupakan gas yang jarang didengar dan
diketahui oleh masyarakat awam. Meskipun namanya mirip dengan karbon
dioksida atau CO2 yang lebih umum dikenal. Kedua gas ini memiliki sifat
yang sangat berbeda. Bila karbon dioksida bersifat sangat aman dan
diproduksi oleh tubuh kita dalam jumlah besar setiap harinya, karbon
monoksida merupakan gas yang bersifat sangat berbahaya dan beracun.
Keberadaan karbon monoksida dalam jumlah besar di tubuh kita dapat
menimbulkan kerusakan yang sifatnya permanen dan bahkan mematikan.
Di dalam tubuh manusia gas ini ditemukan dalam jumlah kecil dan
berasal dari proses oksidasi atau pembakaran zat dengan kandungan atom
karbon yang terjadi secara tidak sempurna yaitu dari proses oksidasi besi
pada haemoglobin dalam sel darah merah. Diluar tubuh, gas ini terbentuk
dari berbagai macam proses seperti menghidupkan kompor di ruangan
tertutup, yang kurang memiliki oksigen untuk terbentuknya CO 2, hasil
pembakaran darbahan bakar kendaraan bermotor yang tidak sempurna dan
proses-prose industri.
Sebutan gas ini sebagai “silent killer” atau pembunuh tak bersuara
muncul karena orang-orang yang mengalami keracunana gas karbon
monoksida ini biasanya tidak dapat mendeteksi terjadinya proses keracunan
ini sebelum kondisi mereka telah parah. Tidak terdeteksinya proses
keracuanan ini menjadi masalah besar ketika penderita secara terus
menerus menghirup udara yang mengandung gas karbon monoksida.
Diawal masuknya gas ini ke dalam tubuh, gejala yang muncul biasanya
terlihat tidak berbahaya karena hanya berupa sakit kepala ringan, rasa
mual atau nafas yang lebih pendek dari biasanya. Meskipun penderita
memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter atau petugas kesehatan,
gas ini hanya dapat dideteksi dengan alat detektor tertentu pada nafas
penderita. Jika petugas kesehatan tidak melihat gejala keracunan ini secara
keseluruhan dan tidak melakukan deteksi keberadaan gas karbon
monoksida, maka gejala-gejala tersebut bahkan dapat terdiagnosis sebagai
flu biasa.
Di Amerika Serikat saja setiap tahunnya gas yang sering disebut
dengan “silent killer” ini menyebabkan keracunan pada sekitar 15.000 orang
dan membunuh labih dari 400 orang. Mengingat sulitnya melihat gejala
pada pasien yang mengalami keracunan gas karbon monoksida ini, di
tambah lagi kesadaran sebagian besar masyarakat yang masih sangat
kurang untuk tidak merokok di tempat umum atau merokok di tempat-
tempat tertentu saja dan terbuka diperberat lagi dengan resiko terjadinya
pencemaran udara dari proses industri dan kebakaran lahan dan hutan,
maka tentu saja upaya untuk mencegah terjadinya keracunan ini menjadi
suatu langkah penting,
CO analyzer / CO detector adalah merupakan alat yang biasa
digunakan untuk mendeteksi dan menganalisa keberadaan karbon
monoksida di udara. Alat ini bekerja secara kualitatif dan kuantitatif karena
dapat menunjukkan besaran konsentrasi dai karbon monoksida di udara
sampel. Selain itu untuk kebutuhan diagnosis klinis terdapat alat yang
namanya smokerlyzer yang digunakan untuk mengukur kadar karbon
monoksida dalam udara yang keluar dari sistem pernafasan manusia.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan pasal 113 sampai dengan 116.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Azasi Manusia.
C. TUJUAN
Mencegah terjadinya keracunan karbon monoksida pada manusia

D. SASARAN
Semua masyarakat yang diduga telah tercemar atau mengalami keracunan
gas karbon monoksida baik masyarakat perokok maupun non perokok.
E. DD
F. mm
G. mmm
H. mmm
I. GAMBAR-GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai