Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tekanan Darah

2.1.1 Pengertian

Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang

sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan

situasi hemodinamik seseorang saat itu. Hemodinamik adalah suatu keadaan

dimana tekanan darah dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau

pertukaran zat di jaringan (Muttaqin,2012). Tekanan darah biasanya digambarkan

sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan disatolik, dengan nilai dewasa

normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal

biasanya 120/80 (Smeltzer&Bare,2012). Mengukur tekanan darah umumnya

dengan sphygmomanometer dengan komponen manset, alat pompa. Mansetnya

berukuran standart dilingkarkan pada lengan atas dan kemudian diisi dengan

udara yang cukup untuk menekan arteri. Pada kondisi tersebut aliran darah

berhenti sesaat. Kemudian udara dilepaskan perlahan-lahan hingga arah mulai

mengalir kembali melalui arteri, lalu dengarkan lewat stetoskop. Suara denyutan

yang terdengar pertama kali adalah tekanan darah sistolik. Dalam fase ini bilik

jantung dalam kondisi menguncup. Seiring semakin besarnya udara yang

dikeluarkan darah manset, hingga tercapai arteri terbuka sepenuhnya, pada saat ini

aliran darah mengalir lancar dan suara denyutan arteri menghilang (Santoso,

2010).

7
8

2.1.2 Faktor Resiko Tekanan Darah

1. Faktor resiko tekanan darah yang dapat dirubah menurut Triyanto 2014

1) Faktor Obesitas

Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan

bahwa faktor ini mempunyai kaitan erat denan terjadinya hipertensi di kemudian

hari karena daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas

dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang memili berat

badan normal.

2) Faktor Lingkungan (Stress)

Faktor lingkungan seperti stress juga berpengaruh terhadap hipertensi.

hubungan antara stress dengan hiperensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis

yaitu saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf

simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu. Apabila stress

berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.

2. Faktor resiko tekanan darah yang tidak dapat diubah

1) Usia

Faktor usia sangat berpearuh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya

umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. ini sering disebabkan oleh

perubahan alamiah didalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah,

dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan

insiden penyakit arteri coroner dan kematian. Jenis kelamin juga erat kaitannya

terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih

tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur

55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause.


9

2) Genetik

Faktor genetik juga memiliki peranan terhadap angka kejadian hipertensi.

Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80% lebih banyak pada kembar monozigot

(satu telur) dari pada heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang menderita

hipertensi juga menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu

hipertensi disebut penyakit turunan (Triyanto 2014)

3) Ras

Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita

hipertensi primer ketika predisposisi kadar renin plasma yang rendah

mengurangi kemampuan ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium yang

berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer, 2011)

2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan dunia yang

dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal

kronik. Peningkatan tekanan persisten pada pembuluh darah arteri dimana tekanan

darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Lemone,

Burke, & Buldoff, 2013 ; WHO 2013).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi kadang-kadang disebut juga

hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri

meningkat sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras dari biasanya untuk

mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah normal pada saat
10

istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100-140 mmHg dan diastolik 60-90 mmHg

(Rahayu, 2017).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat

sistemik alias berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi

tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah

tinggi yang tidak terkontrol untuk periode tertentu akan menyebabkan tekanan

darah tinggi permanen yang disebut hipertensi (Lingga, 2012).

Hipertensi dicatat sebagai tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik

merupakan tekanan darah maksimum dalam arteri yang disebabkan sistole

ventricular. Hasil pembacaan tekanan sistolik menunjukan tekanan atas yang

nilainya lebih besar. Sedangkan tekanan diastolik merupakan tekanan minimum

dalam arteri yang disebabkan oleh diastroleventricular (Widyanto, S. dan

Triwibowo, C., 2013)

2.2.2 Etiologi Hipertensi

Menurut Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014 mengklasifikasikan

hipertensi menjadi dua, yaitu :

1) Hipertensi Primer

Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) merupakan peningkatan tekanan darah

tanpa diketahui penyebabnya dan berjumlah 90-95% dari semua kasus hipertensi.

meskipun hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya, namun beberapa faktor

yang berkontribusi meliputi : peningkatan aktivitas Shymphathetic Nervous

System (SNS), produksi sodium-retaining hormones berlebihan dan vasokontriksi,

peningkatan masukan natrium, berat badan berlebih, diabetes mellitus, dan

konsumsi alkohol berlebihan.


11

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah dengan penyebab

yang spesifik dan biasanya dapat diidentifikasi. Hipertensi sekunder diderita oleh

5% - 10% dari semua penderita hipertensi pada orang dewasa. (Ignatavicus,

Workman, & Winkelman, 2016) menyatakan bahwa penyakit hipertensi sekunder

meliputi penyakit ginjal, aldosteronisme primer, pheochromocytoma, penyakit

Chusing’s, koartasio aorta (penyempitan pada aorta), tumor otak, ensefalitis,

kehamilan, dan obat misalnya kontrasepsi oral.

2.2.3 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi tekanan darah menurut American Hearth Assosiation (AHA),

World Health Organization (WHO), Joint National Committee (JNC), 2014

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah


Darah (mmHg) Diastolik
(mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stage 1 140-159 90-99
Hipertensi Stage 2 >160 >100
Hipertensi Krisis >180 >110

American Heart Assosiation (AHA), 2014

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah


Kategori Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik
(mmHg)
Tekanan Darah 120 80
Optimal
Tekanan Darah Normal 120 – 130 80 – 85
Pra Hipertensi 130 – 140 85 – 90
Hipertensi Ringan 140 – 160 90 – 100
12

Hipertensi Sedang 160 – 180 100 – 110


Hipertensi Berat > 180 > 110

(World Health Organization (WHO), 2014)

Tabel 2.4 Klasifikasi Tekanan Darah


Kategori Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik
(mmHg)
Tekanan Darah Normal < 120 < 80
Pra Hipertensi 120 – 139 80 – 90
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 90-99
Hipertensi tingkat 2 >160 >100

(Joint National Committee (JNC), 2014)

Menurut Sutanto (2010) klasifikasi Tekanan darah manusia adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.5 Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan Diastolik
Kategori Tekanan Sistolik (mmHg) (mmHg)
Tensi optimal < 120 mmhg < 80 mmhg
Tensi normal < 130 mmhg < 85 mmhg
Tensi normal tinggi 130 – 139 mmhg 85 – 89 mmhg
Hipertensi ringan 140 – 159 mmhg 90 – 99 mmhg
Hipertensi sedang 160 – 179 mmhg 100 – 109 mmhg
Hipertensi berat 180 – 209 mmhg 110 – 119 mmhg
Hipertensi maligna >210 mmhg >120 mmhg

Berikut kategori tekanan darah menurut Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia (2016)

Tabel 2.6 Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Kategori (mmHg)
(mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal Tinggi 130-139 89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
13

Hipertensi Derajat 3 > 180 > 110

(Depkes, 2016)

Mean Arterial Pressure (MAP) adalah hasil rata-rata tekanan darah arteri

yang dibutuhkan untuk sirkulasi darah sampai ke otak. Supaya pembuluh darah

elastis dan tidak pecah, serta otak tidak mengalami kekurangan oksigen / normal,

MAP yang dibutuhkan yaitu 70-100 mmHg. Apabila <70 atau >100 maka tekanan

darah rerata arteri itu harus diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan atau

menurunkan tekanan darah pasien tersebut (Wahyuningsih, 2016 ; Baird, 2016)

Rumus menghitung MAP :

MAP = Sistole + 2 Diastole


3

Keterangan :

MAP : Mean Arterial Pressure

Hipertensi juga dapat dikategorikan berdasarkan MAP (Mean Arterial

Pressure). Retang normal MAP adalah 70-100 mmHg (Wahyuningsih, 2016)

Tabel 2.6 Kategori Hipertensi berdasarkan MAP merujuk pada JNC VIII (2014)

Kategori Nilai MAP (mmHg)


Normal < 93
Pre Hipertensi 93-105
Hipertensi Stage 1 106-119
Hipertensi Stage 2 120 atau >120
Hipertensi Krisis 133 atau >133

(Wahyuningsih, 2016 ; Hamilton, 2017)


14

2.2.4 Patofisiologi Hipertensi

Aldosterone merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting

pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraselular, aldosterone akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus

ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara

meingkatkan volume cairan ekstraselular yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah (Anggraini, 2008).

Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa

cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah

melalui artreri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui

pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan

kaku karena arterioskalierosis.

Tekanan darah juga dapat meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu

jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu meengerut karena

perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam

sirkulasi bisa meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan

fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dalam

tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga

meningkat (Triyanto, 2014)

2.2.5 Komplikasi Hipertensi

Menurut Crowin (2007) komplikasi dari hipertensi adalah sebagai berikut :


15

1. Stroke

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi

otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke otak yang

diperdarahi berkurang. Arteri otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah

sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.

2. Infark Miokard

Dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai

cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat

aliran darah yang melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan hipertropi

ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat

menjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi

ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel

sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan

bekuan.

3. Gagal Ginjal

Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler

glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit fungsional

ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan

kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui

urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema,

yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.

4. Ensefalopati (kerusakan otak)

Dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat,

cepat, dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
16

menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang

interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di sekitarnya kolaps dan

terjadi koma serta kematian.

5. Kejang

Dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin memiliki berat

lahir kecil pada masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat,

kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu mengalami kejang

selama atau sebelum proses persalinan.

2.2.6 Penatalaksanaan Hipertensi

Hipertensi dapat ditatalaksana dengan menggunakan perubahan gaya

hidup atau dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan

membatasi asupan garam tidak melebihi seperempat sampai setengah sendok teh

atau enam gram perhari, menrunkan berat badan yang berlebih, menghindari

minuman yang mengandung kafein, berhenti merokok, dan meminum minuman

beralkohol. Penderita hipertensi dianjurkan berolahraga, dapat berupa jalan, lari,

jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu.

Cukup istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting untuk penderita

hipertensi. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi

adalah sebagai berikut: (Kemenkes RI, 2013)

1. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak, ginjal,

paru, minyak kelapa, gajih.

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti biskuit,

kreker, keripik, dan makanan kering yang asin.


17

3. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan

asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.

4. Susu full cream, margarine,mentega, keju mayonnaise, serta sumber protein

hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau kambing, kuning

telur, dan kulit ayam.

5. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, korned, sayuran

serta buah-buahan kaleng, dan soft drink.

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco,

serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

Jenis-jenis obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7 untuk terapi

farmakologis hipertensi: (Yogiantoro, 2009)

1. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo

Ant).

2. Beta Blocker (BB).

3. Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB).

4. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI).

5. Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonist or blocker

(ARB).

2.3 Konsep Jus Semangka

2.3.1 Pengertian

Semangka (Citrullus lanatus) adalah buah yang termasuk golongan

ketimun. Daging buah ini berwarna merah dan mengandung 90% air. Semangka
18

mengandung kalori, air, karbohidrat, protein, serat, mineral, dan berbagai vitamin.

Semangka tidak mengandung lemak atau kolesterol. Vitamin A, B, dan C adalah

vitamin yang banyak terkandung dalam buah ini. Semangka kaya akan kalium,

besi, magnesium, dan fosfat. Selain itu, semangkan banyak mengandung anti-

oksidan lycopene, beta-karoten, lutein, zeaxanthin, dan cryptoxanthin, enzim,

asam organik, serta gula alami.

2.3.2 Sejarah

Menurut para peneliti, buah semangka ini pertama kali dipanen 5000 tahun

yang lalu di Mesir. Asal mula buah semangka berasal dari gurun Kalahari, Afrika,

dan dari benua hitam inilah semangka dibawa kemana-mana ke negara-negara di

dunia. Buah berbentuk bola ini merupakan sejenis tanaman merambat, daging

pada umumnya merah, berair dan berbiji, tetapi ada juga yang berwarna kuning.

Itulah semangka, biasanya dimakan, namun dapat digunakan sebagai obat juga.

Semangka merupakan buah yang selalu tumbuh sepanjang tahun. Buah tropis satu

ini telah dapat dibuahkan tanpa kenal musim. Di balik kesegaran dan warnaya

yang merah, buah ini pasti menggoda selera siapa saja yang melihatnya.

Kombinasi kadar air dan kalium yang tinggi menjadikan semangka dapat

diandalkan sebagai makanan diuretika, yang berfungsi merangsang keluarnya air

seni lebih deras. Kulit buah dan dagingnya yang rasanya manis, sifatnya dingin,

berhubungan ke meridian jantung, lambung dan kandung kemih.

Semangka berkhasiat sebagai penyejuk tubuh saat cuaca panas, peluruh kencing,

anti radang, pelumas usus dan menghilangkan haus.

2.3.3 Mengenal Semangka

Dalam taksonomi tumbuhan, semangka diklasifikasikan sebagai berikut :


19

Nama Binomial : Citrullus Lanatus

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Spesies : C. lanatus

2.3.4 Jenis Semangka

Di Indonesia dikenal dua jenis semangka, yaitu semangka lokal dan

semangka introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada semangka

berbiji dan semangka non biji.

1. Semangka Lokal

1) Semangka Sengkaling

Berasal dari daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur. Berbentuk oval dan

memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah semangka ini

berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji banyak. Sengkaling merupakan

semangka open polineted (semangka yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya

ditanam kembali).

2) Semangka Bojonegoro

Berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kulit buah berwarna hijau tua dan

bergaris, berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji semangka ini

banyak, berkulit tipis, dan berdaging tebal, sehingga banyak digunakan untuk

pembuatan kuaci.
20

2. Semangka Hibrida

1) Sweet Beauty

Salah satu semangka unggulan Know You Seed. Beratnya 3-4 kg. Kulitnya

berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang memanjang dari pangkal

hingga ujung buah. Kulit buah semangka ini tebal, sehingga tahan dalam

pengangkutan dan penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan

kandungan gula 12-14%. Semangka Sweet Beauty dipanen pada umur 80-85 hari

sejak ditanam di lahan.

2) Golden Crown

Diproduksi oleh Know You Seed. Berbentuk bulat memanjang, kulitnya

berwarna kuning cerah dan daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula

sekitar 12%, dan berbiji kecil.

3) New Dragon

Semangka New Dragon berasal dari Taiwan. Semangka dengan bentuk bulat

memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit

buah tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan

rasanya sangat manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah

dan tahan terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus).

4) Farmer Giant

Sesuai namanya, ukuran semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit

buah tebal dan keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer

Giant relatif tahan terhadap CMV.

5) Yellow Baby
21

Semangka ini berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar 15 cm dan

berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan corak

memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai warnanya, daging buah semangka ini

berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan renyah.

6) Quality

Quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji. Beratnya mencapai

7,5 kg. Semangka ini berbentuk bulat, warna kulit hijau agak kebiruan dengan

corak berwarna hijau tua. Daging buahnya berwarna merah, rasanya sangat manis

dan renyah. Kulit buah semangka Quality tebal sehingga memungkinkan untuk

tahan pengiriman jarak jauh dan penyimpanan.

2.3.5 Kandungan Semangka

Satu buah semangka terdiri dari 91 persen air dan 6 persen gula.

Semangka mengandung beberapa macam vitamin termasuk vitamin A, B1, B6,

dan yang paling menonjol adalah vitamin C. Selain itu, semangka juga

mengandung asam amino sitrulin, asam spantotenik, tembaga, biotin,

potasium, kalium, dan magnesium. semangka kaya akan fito-nutrien dan

antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Semangka juga memiliki

vitamin A dan C yang merupakan anti oksidan alami yang mencegah oksidasi

kolesterol yang menyumbat pembuluh darah. Ditambah lagi, semangka dikenal

kaya akan kandungan asam amino sitrulin. Ginjal akan mengubah sitrulin menjadi

arginin yang dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan mencegah

akumulasi lemak dalam sel.

2.3.6 Khasiat Semangka

1. Mencegah penyakit kanker


22

Buah semangka mengandung senyawa tumbuhan yang dapat mencegah penyakit

kanker yaitu senyawa Lycopene. Lycopene adalah pigmen karatenoid yang

merupakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas

adalah penyebab terjadinya kanker.

2. Mencegah dehidrasi

Semangka yang mengandung kadar air tinggi yaitu 91% dari semangka adalah

kandungan air dapat mengatasi dehidrasi

3. Memelihara kesehatan kulit

Buah semangka mengandung vitamin yang penting bagi kesehatan rambut dan

kulit yakni vitamin A dan vitamin C. Vitamin A dapat membantu memperbaiki sel

kulit yang rusak, sedangkan vitamin C membantu tubuh kita memproduksi

kolagen yaitu protein yang dapat membuat kulit menjadi kenyal dan rambut

menjadi lebih kuat.

4. Menjaga kesehatan jantung

Lycopen yang terkandung dalam buah semangka juga dapat membantu

memelihara kesehatan jantung. Senyawa asam animo Citrulline dalam buah

semangka juga dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

5. Membantu system pencernaan

Buah semangka yang mengandung serat serta kadar air yang tinggi dapat

membantu menjaga saluran pencernaan karena dapat meningkatkan masa fesses

serta membantu usus bekerja secara normal sehingga system pencernaan pada

tubuh bekerja dengan baik.

6. Menurunkan tekanan darah tinggi


23

Semangka mengandung senyawa tumbuhan yaitu Citrulline yang diperluas oleh

tubuh untuk memproduksi Nitrogen Monoksida (Nitric Oxide). Nitrogen

Monoksida adalah molekul-molekul gas yang dapat membantu otot-otot kecil

disekitar pembuluh darah menjadi kendur dan melebar sehingga dapat

menurunkan tekanan darah dan kekakuan pada arteri.

2.3.7 Pemanfaatan Semangka terhadap Tekanan Darah

Salah satu kandungan dalam buah semangka adalah kalium dan sitrulin

yang dapat membantu menurunkan tekanan darah (Fattah, 2016). Buah semangka

tidak hanya dapat menurunkan tekanan darah namum juga dapat melancarkan

pembersihan sendiri pada gigi, selain itu sangat baik untuk perut terutama bagi

pasien yang menderita ulkus dan juga dapat mengurangi dan mencegah bau mulut

(Andrianto, 2013; Lusnarnera, 2016).

2.3.8 Cara Membuat Jus Semangka

Siapkan blender, kemudian siapkan 300 gram buah semangka, tambahkan

½ gelas atau 100 cc air matang, potong semangka menjadi beberapa bagian

kemudian blender semangka.

2.3.9 Pengaruh Jus Semangka terhadap Tekanan Darah

Semangka mengandung phyto-nutrient berupa sitrulin. Sitrulin akan

diubah menjadi arginin melalui reaksi beberapa enzim. Arginin akan

meningkatkan kadar nitrat oksida yang berkhasiat untuk merelaksasikan

pembuluh darah dan melancarkan sistem peredaran darah sehingga dapat

membantu dalam terapi hipertensi, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Di

samping zat-zat itu, semangka juga mengandung zat-zat berguna lain diantaranya:

Daging buah semangka rendah kalori dan mengandung air, protein, karbohidrat,
24

lemak, serat, dan vitamin (A, B dan C). Semangka juga mengandung asam

aminoasetat, asam malat, asam fosfat, betain, karoten, bromine, natrium, silvit,

lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa. Sitrulin dan arginin berperan dalam

pembentukan urea di hati dari ammonia dan CO2, sehingga keluarnya urin

meningkat. Kandungan kaliumnya cukup tinggi, dapat membantu kerja jantung

dan menormalkan tekanan darah. Likopen merupakan anti oksidan yang lebih

unggul dari vitamin C dan E (Hakimah, 2012).

2.3.10 Efek Samping Semangka

1. Gangguan Gastrointestinal

Meskipun dianggap aman, mengonsumsi lebih dari 30mg lycopene yang ada

dalam semangka bisa mengakibatkan efek samping yaitu gangguan

pencernaan. The American Cancer Society melaporkan bahwa kelebihan lycopene

bisa menyebabkan mual, muntah, diare, dan perut kembung.

2. Hiperkalemia

Semangka mengandung potasium yang jika dikonsumsi terlalu banyak bisa

menyebabkan hiperkalemia. Hiperkalemia dapat berpotensi mengakibatkan efek

kardiovaskular berbahaya seperti detak jantung tidak teratur, denyut nadi lemah,

hingga serangan jantung. Selain itu kelebihan potasium juga bisa menyebabkan

gangguan ginjal yang serius.

2.3 Konsep Rebusan Air Daun Seledri

2.4.1 Pengertian

Seledri (Apium Graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan

obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk
25

Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan

makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan

digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan

seledri paling lengkap adalah di Eropa yaitu daun, tangkai daun, buah,

dan umbinya semua dimanfaatkan. Seledri sebagai bahan obat telah disebut oleh

Dioskurides dan Theoprastus dari masa Yunani Klasik dan Romawi sebagai

“penyejuk perut”. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti hipertensi. Fungsi

lainnya adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik, serta penambah nafsu

makan.

2.4.2 Sejarah

Pada zaman Romawi kuno, tanaman seledri dijadikan karangan bunga atau

penghias pusaran orang yang telah meninggal. Seiring berkembangnya ilmu

pengetahuan, tahun 1640-an, para ahli botani menyatakan bahwa daun seledri

dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayur. Tanaman ini baru diakui sebagai

tumbuhan berkhasiat obat secara alamiah pada tahun 1942.

2.4.3 Mengenal Seledri

Taksonomi dari tumbuhan Seledri adalah :

Nama Binomial : Apium Graveolens L.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium
26

Spesies : A. Graveolens

Tanaman seledri termasuk tanaman kecil yang tinggi maksimalnya hanya

mencapai 1 meter. Daun majemuk berwarna hijau, ujung runcing, tepi bergerigi,

bertangkai, dan beraroma harum yang khas.

2.4.4 Jenis Seledri

Berdasarkan habitus pohonnya, seledri dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. Seledri daun (Apium graveolens L. Var. Secalinum Alef.)

Ciri khas seledri ini terletak pada tata cara panennya, yaitu dicabut batangnya atau

dipetik tangkai daunnya

2. Seledri potong (A. Gravolens L. Var. Sylvestre Alef.)

Jenis seledri ini biasa dipanen dengan cara dipotong pada pangkal batangnya

3. Seledri berumbi (A. Graveolens L. Var. Rapaceum Alef.)

Seledri ini biasa dipanen daunnya saja. Ciri khas seledri berumbi terletak pada

bagian pangkal batangnya yang membengkak, yang merupakan umbi.

2.4.5 Kandungan Seledri

Seledri mengandung zat glucocida, apiin, apiol, plavonoid yang berfungsi

sebagai obat peluruh keringat, penyembuh demam, rematik, darah tinggi, sukar

tidur, dan pertumbuhan rambut.

2.4.6 Khasiat Seledri

Seledri merupakan herba berkhasiat untuk memacu enzim pencernaan

sehingga nafsu makan meningkat (stomakika), memperbanyak air kencing

(diuretika), memelihara kelenturan pembuluh darah (anti hipertensi), mengurangi

rasa sakit pada rematik, serta obat anti kejang dan nyeri pada lambung.
27

2.4.7 Pemanfaatan Seledri terhadap Tekanan darah

Seledri memiliki kandungan metanol dan ekstrak etanol. Zat-zat tersebut

dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi peradangan dan membantu tekanan

darah.

2.4.8 Cara Membuat Rebusan Air Daun Seledri

Cuci seledri sebanyak 100 gram, kemudian rebus seledri dengan air

sebanyak 300 cc sampai menyusut menjadi 200 cc.

2.4.9 Pengaruh Rebusan Air Daun Seledri terhadap Tekanan Darah

Seledri mengandung apigenin yang dapat mencegah penyempitan

pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Selain itu, seledri juga mengandung

pthalides dan magnesium untuk melemaskan otot-otot disekitar pembuluh darah

arteri dan membantu menormalkan penyempitan pembuluh darah arteri. Pthalides

dapat mereduksi hormone stress yang dapat meningkatkan tekanan darah (Afifah,

2009).

2.4.10 Efek Samping Seledri

1. Menyebabkan penyakit gondok

Hal ini karena di dalam seledri yang masih mentah jika dikonsumsi dalam jumlah

banyak akan mengganggu fungsi yodium dan tiroid.

2. munculnya ruam pada kulit

Hal ini karena seledri mengandung bahan kimia yang bernama psoralen. bahan

kimia ini sangatlah sensitif terhadap sinar ultra violet. Hal ini lah yang akan

menyebabkan ruam di kulit jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan.


28

2.5 Kerangka Konseptual

Faktor resiko yang tidak dapat


dihindari :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Pola hidup
5. stress

Terapi jus semangka Terapi rebusan air


daun seledri
Kandungan : Hipertensi Kandungan :
1. Potassium 1. Magnesium
2. Beta karoten 2. Pthalides
3. Asam amino 3. Apigenin
sitrullin 4. Kalium
5. asparagin

Asam amino Potasium


sitrullin Magnesium dan Apigenin
pthalides

Memproduksi Menarik air Melebarkan pembuluh


nitrat oksida melintasi dinding Merelaksasi otot darah
sel ginjal polos vascular

Melebarkan
pembuluh Menurunkan kekuatan
darah Menyerap cairan Mengontrol irama kontraksi jantung
berlebih pada ginjal jantung
Melancarkan
sirkulasi darah Cairan dikeluarkan
Aliran darah yang
dalam bentuk urine
terpompa menurun

Tekanan darah menurun


Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Yang mempengaruhi

: Berhubungan

Gambar 2.1 : kerangka konseptual Efektivitas Jus Semangka dan Rebusan Air
Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi
29

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah terdapat perbedaan efektivitas jus

semangka dan rebusan air daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi di Desa Dukuh Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.

Anda mungkin juga menyukai