I. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang mempunyai kualitas untuk maju, keadaan negara sudah
semakin maju dapat ditentukan oleh masyarakat yang mempunyai taraf hidup sehat yang tinggi.
Negara Indonesia ingin memperbaiki dan melengkapi secara bersama-sama keadaan
masyarakatnya supaya maju, walaupun masih timbul perbaikan secara perlahan-lahan disana-
sini secara umum. Kemajuan yang diharapkan adalah kemajuan dalam segala bidang, termasuk
kemajuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan menjadi syarat utama
untuk sebuah indikator yang menunjang keberhasilan masyarakat untuk hidup sehat.
Pelayanan kesehatan untuk menuju masyarakat hidup sehat memicu semua komponen
pelayanan kesehatan yang tersedia, hal ini ditujukan untuk sebuah rumah sakit yang kecil sampai
rumah sakit besar, termasuk praktek klinik - klinik pengobatan, semua dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat guna bagi masyarakat dan bukan suatu kebohongan
pelayanan kesehatan.
Sebagai tujuan utama dari wacana diatas gerakan pelayanan kesehatan memicu semua
komponen pelayanan kesehatan yang tersedia dari sebuah rumah sakit sangat berhubungan
dengan tersedianya pelayanan radiologi yang ada di rumah sakit tersebut.
Pelayanan radiologi memegang peranan penting dalam sebuah rumah sakit, karena
radiologi membantu penegakan diagnosa dari suatu penyakit. Memang ada penunjang medis
lain yang dapat membantu penegakan diagnosa yaitu laboratorium, tetapi untuk pencitraan
diagnostik adalah dari pemeriksaan radiologi.
Radiologi adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan
pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/imajing yang dapat
membantu dokter dalam merawat pasien. RS Mitra Keluarga Kemayoran mempunyai instalasi
radiologi yang sudah adasejak rumah sakit berdiri.
1
II. Latar Belakang
2
III. Tujuan
Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan radiologi secara profesional sesuai cerminan visi dan misi Rumah
Sakit Mitra Kemayoran dan instalasi radiologi merupakan pelayanan radiologi yang dibutuhkan
oleh masyarakat luas.
Tujuan Khusus
1. Terselenggaranya pelayanan radiologi yang optimal baik dalam keadaan rutin maupun
dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan kondisi pasien dan fasilitas radiologi yang ada
dan kecepatan pelayanan yang diberikan, dengan adanya pelayanan tersebut pasien cepat
terdiagnosa dan pengobatan cepat diberikan.
2. Memperhatikan budaya keamanan radiasi pada pelayanan pemeriksaan radiologi.
3. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan yang profesional berdasarkan standar prosedur
operasional yang ada dan etika profesi radiogarfer.
4. Tersedianya SDM yang profesional dan berkualitas.
5. Tersedianya sarana dan prasarana dan peralatan medis yang memadai.
3
11. Program Keselamatan, Kesehatan dan Kerja (K3) di pelayanan radiologi.
V. Rincian Kegiatan.
1. Program Safety Radiasi /keamanan radiasi.
1) Penggunaan alat pelindung diri dari bahaya radiasi (APD) seperti :
a. Pada Pasien.
Penggunaan alat pelindung diri seperti apron baju, apron gonad, apron rok
pada pasien pada saat melakukan kegiatan floroskopi, ct scan, foto rontgen
konvensional, dimana kegiatan untuk pasien yang bukan daerah gonad.
b. Pada Keluarga Pasien.
Penggunaan alat pelindung diri seperti apron baju, apron gonad, apron rok pada
keluarga pasien pada saat pasien melakukan kegiatan floroskopi, ct scan, foto
rontgen konvensional, dimana kegiatan untuk memegangi pasien yang
bertujuan memberikan rasa tenang, pasien tidak bergerak, pasien tidak
menangis.
c. Pada Pekerja Radiasi.
a) Penggunaan thermoluminensensi detector (TLD) sebagai pengukuran
paparan radiasi dari pekerja radiasi selama berada di dareah radiologi.
b) Penggunaan alat pelindung diri seperti apron baju, apron gonad, apron
rok, kacamata timbal, sarung tangan timbal, apron tiroid pada pekerja
radiasi pada saat melakukan kegiatan floroskopi, ct scan, foto rontgen
konvensional, dimana kegiatan tersebut membutuhkan bantuan dari
pekerja radiasi.
c) Monitoring dan evaluasi penggunaan alat pelindung diri dari bahaya
radiasi pada pemeriksaan radiologi dengan penggunaan floroskopi 1
bulan 1 kali.
2) Pengukuran paparan radiasi.
a) Untuk alat monitor TLD pekerja radiasi setiap 3 bulan TLD diserahkan ke
BATAN untuk dilakukan pengukuran hasil paparan radiasi yang diterima
pekerja radiasi.
4
b) Monitoring dan evaluasi hasil paparan radiasi melalui alat TLD setiap
hasil paparan diterima, dan 1 tahun pe lengkap hasil TLD .
c) Pemgukuran kebocoran ruangan setiap 6 bulan 1 kali.
2. Program keselamatan pasien radiologi
Dalam rangka mewujudkan keselamatan pasien yang dikerjakan pemeriksaannya di
radiologi RS Mitra Keluarga Kemayoran. Maka dilakukan kegiatan :
1) Pencatatan apabila terjadi kesalahan identifikasi.
2) Pencatatan apabila terjadi kecelakaan kerja.
Monitoring dan pencatatan dilakukan pada saat kejadian terjadi.
Evaluasi setiap bulan.
3. Program pelatihan staf.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan setiap staf di instalasi
radiologi, maka diadakan beberapa kegiatan berupa orientasi staf baru, pelatihan
internal dan eksternal oleh bagian pendidikan dan pelatihan (Diklat) RS Mitra
Keluarga Kemayoran.
Adapun kegiatan tersebut berupa :
1) Pelatihan internal dari Diklat.
a. Pelatihan internal yang diadakan oleh bagian Diklat dan bagian instalasi
radiologi didasarkan akan kebutuhan staf guna menunjang pengembangan
pribadi staf dan hubungan antar personal menjadi lebih baik dan berguna bagi
pelayanan radiologi.
Pelatihan internal dari Diklat juga meningkatkan pengetahuan dibidang lain
selain bidang pekerjaannya.dimana pengetahuan tersebut mempunyai
hubungan erat dalam pelayanan radiologi seperti pelatihan K3,PPI, Patient
Safety, BHD, Manajemen Resiko, Asertif, Ethos Kerja.
Jadwal pelatihan sudah diatur oleh Diklat RS Mitra Keluarga Kemayoran.
Pelatihan diklat yang diikuti oleh staf radiografer adalah pelatihan pada jam
14.00 sampai jam 16.00 wib.
Pelatihan diikuti bergantian oleh staf radiografer sesuai jam dinasnya.
5
b. Pelatihan internal dari instalasi radiologi 1 bulan 1 kali.
Pelatihan ini membahas materi teknik radiografi yang sudah ada didalam
pelayanan dengan bersifat review dan teknik radiografi yang baru.
2) Pelatihan eksternal (sesuai undangan dari organisasi PARI untuk radiografer dan
PDSRI untuk dokter spesialis radiologi), dengan menentukan dan mengirim staf
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka meningkatkan
kompetensi staf.
3) Dilakukan monitoring dan evaluasi untuk program pelatihan staf instalasi
radiologi setiap 6 bulan 1 kali.
4. Program orientasi staf baru.
Kegiatan orientasi bagi setiap staf baru.
Dengan cara :
1) Sosialisasi visi dan misi RS Mitra Keluarga Kemayoran,
2) SPO Pelayanan radiologi,
3) SPO Pencegahan dan pengendalian infeksi.
4) Pelatihan penanganan dan pembuangan bahan infeksius dan limbah
berbahaya.
5) Sosialisasi 6 sasaran keselamatan pasien.
6) Sosialisasi program mutu seperti indikator mutu radiologi.
Dilakukan monitoring dan evaluasi apabila ada staf baru.
5. Program kompetensi staf.
Penilaian kompetensi radiografer di radiologi dilakukan dengan cara:
Kompetensi radiografer dapat dirumuskan dengan pengambilan data dari:
1) Pengajuan seorang radiografer untuk mendapatkan surat kewenangan klinis untuk
menjalankan profesi sebagai radiografer dengan melampirkan daftar rincian
kewenangan klinis.
6
2) Bukti ujian teknik radiografi, seperti :
a. Ujian praktek teknik radiografi dari daftar rincian kewenangan klinis.
b. Ujian praktek teknik radiografi (praktek lapangan penilai dokter spesialis
radiologi).
3) Pelatihan eksternal dari organisasi Persatuan Ahli Radiografi Indonesia.
Dilakukan evaluasi untuk kompetensi staf radiologi 1 tahun 1 kali dengan jadwal
disesuaikan dengan jadwal Diklat.
6. Program pengelolaan peralatan radiologi dan diagnostik imajing/pemeliharaan
alat radiologi dan diagnostik imajing.
Pengelolaan alat radiologi, dimana terbagi atas 3 bagian :
A. Pengelolaan alat radiologi di dalam instalasi radiologi yaitu :
a. Pemilihan dan pengadaan peralatan.
Pemilihan dan pengadaan peralatan melalui seleksi dan pengadaan alat
radiologi.
Perencanaan : Dibuat program seleksi dan pengadaan alat.
Pelaksanaan :
- Mengumpulkan data kebutuhan untuk alat tersebut.
- Mencari referensi mengenai alat.
- Menyerahkan data kebutuhan alat dan referensi.
Evaluasi : Monitoring dan evaluasi program seleksi dan pengadaan alat
disesuaikan apabila ada kebutuhan alat.
b. Inventarisasi peralatan radiologi dan diagnostik imajing.
Kegiatan inventarisasi peralatan radiologi dan diagnostik imajing.
Perencanaan :
- Membuat program inventarisasi peralatan radiologi dan diagnostik
imajing.
- Membuat daftar inventaris alat radiologi dan diagnostik imajing.
Pelaksanaan : Pengumpulan data alat radiologi yang di inventarisasi.
Evaluasi : Adanya monitoring dan evaluasi dari inventarisasi 1 tahun 1 kali.
7
b. Inspeksi dan testing peralatan.
Kegiatan inspeksi dan testing peralatan
Perencanaan : Membuat program inspeksi dan testing alat radiologi.
Pelaksanaan :
- Melakukan uji fungsi dari BPFK.
- Melakukan uji fungsi dari BAPETEN untuk alat baru dan perpanjangan
alat.
- Melakukan testing peralatan, disesuaikan jadwal BPFK dan BAPETEN.
Evaluasi : monitoring dan evaluasi dari kegiatan program inspeksi dan testing
peralatan dilakukan 1 tahun 1 kali.
c. Kalibrasi alat radiologi dan diagnostik imajing.
Perencanaan : Buat program kalibrasi alat.
Pelaksanaan di internal radiologi:
a) Pelaksanaan kalibrasi sesuai jadwal dilakukan oleh radiografer untuk alat
ct scan dan bmd adalah setiap hari.
b) Kalibrasi yang dilakukan teknisi medis pada alat rontgen digital dan
mammografi setiap 1 minggu 1 kali.
c) Alat printer dilakukan kalibrasi setiap pergantian film baru.
d) Pengecekan alat siap pakai setiap hari.
e) Pengecekan suhu dan kelambaban ruang.
f) Pengecekan alat radiologi internal sesuai jadwal dari teknisi medis.
g) Pengecekan uji fungsi termasuk kalibrasi oleh BPFK.
Pelaksanaan di eksternal radiologi:
a) Pengecekan uji fungsi termasuk kalibrasi oleh BPFK untuk alat diagnostik
Imajing seperti c- arm, cath lab, usg diluar radiologi, echocaridiografi.
b) Pemgecekan oleh teknisi medis untuk alat diagnostik
Imajing seperti c- arm, cath lab, usg diluar radiologi, echocaridiografi.
8
Evaluasi :
a) Monitor dan evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal teknisi medis dan
BPFK.
9
C. Untuk Pengelolaan alat radiologi diluar RS Mitra Keluarga Kemayoran
untuk RS Rujukan.
Rujukan ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Adanya surat ijin alat ct scan BAPETEN.
Adanya sertfikat alat ct scan dari BPFK.
Diharapkan RS Rujukan adalah rumah sakit yang sudah menjalankan akreditasi.
10
- Dilakukan audit kontras.
- Dilakukan audit film.
- Pengecekan obat gawat daurat.
Evaluasi : Evaluasi data audit logistik kontras dan film.
Monitoring dan evaluasi dari pengelolaan logistik pelayanan radiologi
Setiap 6 bulan 1 kali.
11
Uji kesesuaian alat CT Scan.
Uji kesesuaian alat MRI.
Uji kesesuaian alat Rontgen Mobile.
Perencanaan : Membuat validasi metode test pada alat radiologi seperti
kalibrasi.
Pelaksanaan :
- Melakukan kalibrasi pada alat mammografi, ct scan, rontgen digital
Sesuai jadwal.
- Pengajuan kepada BPFK untuk melakukan uji fungsi alat radiologi
Evaluasi : Monitoring dan evaluasi jadwal pelaksanaan 6 bulan 1 kali.
b. Kontrol mutu yang termasuk pengawasan harian hasil pemeriksaan
imaging.
Kontrol mutu yang termasuk pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing
sebagai berikut :
a) Mengurangi pengulangan foto/kerusakan foto.
b) Kesalahan pemberian label identitas.
c) Pencatatan kesalahan hasil ekspertise dokter spesialis radiologi.
d) Pengecekan suhu dan kelembaban ruangan.
e) Pengecekan alat siap pakai.
Perencanaan : membuat jadwal pelaksanaan pengawasan harian.
Pelaksanaan :
- Melakukan pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing.
Evaluasi : Monitoring dan evaluasi jadwal pelaksanaan 6 bulan 1 kali.
c. Kontrol mutu termasuk perbaikan cepat bila ditemukan kekurangan.
Ini berhubungan dengan respon time teknisi alat terhadap instalasi radiologi
atau teknisi medis dalam pe alat rusak. Ada batasan waktu respon time yang
dibuat oleh instalasi radiologi untuk pelaksanaan kontrol mutu perbaikan cepat
dari kerusakan alat berupa standar prosedur operasioal.
12
d. Kegiatan melakukan dokumentasi dari hasil dan langkah perbaikan
Dilakukan pengumpulan dokumentasi dari hasil perbaikan alat radiologi
yang rusak.
13
Pemeriksaan yang dirujuk adalah :
a. Alat CT Scan.
b. Alat MRI.
c. Alat angiografi untuk pemeriksaan DSA
Kontrol mutu :
a. Dokumen sertifikat BPFK untuk alat ct scan, alat angiografi.
b. Surat ijin pemanfaatan alat dari BAPETEN untuk alat ct scan, alat angiografi.
c. Dokumen preventif maintenance MRI.
d. Diharapkan sudah ada pelaksanaan akreditasi RS dari KARS DepKes.
9. Program Mutu /Peningkatan mutu pelayanan.
1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan di instalasi radiologi, maka dibuat program
indikator mutu dan monitoring indikator mutu yang harus dicapai.
1) Penggunaan indikator Mutu untuk radiografer :
a. Mengurangi tindakan pengulangan foto thorax pada pasien radiologi,
target 0,5% dalam 1 bulan.
b. Kerusakan foto mengurangi kerusakan foto, target ≤ 2 % dalam 1 bulan.
c. Tidak ada kejadian kesalahan pemberian label,target 100% dalam 1 bulan.
d. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax (waktu pelayanan dan
hasil ekspertise foto), target ≤ 3 jam dalam1bulan.
2) Penggunaan indikator mutu untuk dokter spesialis radiologi :
Penolakan Hasil Ekpertise foto, dengan target 0.
Untuk kontrol mutu dokter spesialis radiologi dengan cara : Dokter spesialis
radiologi membuat ekspertise foto, yang melakukan kontrol mutunya adalah
dokter pengirim pasien.
Prosedurnya ada 2 cara:
a) Apabila hasil ekspertise foto kurang cocok dengan klinis/ada pendapat lain
dari dokter pengirim maka hasil ekspertise foto tersebut dapat
didiskusikan antara dokter pengirim pasien dengan dokter spesialis
radiologi yang membaca foto tersebut, hasil ekspertise foto bisa berubah
hasil ekspertisenya atau tidak berubah sama sekali.
14
b) Apabila hasil ekspertise foto salah total, hasil bacaan normal padahal ada
kelainan, maka hasil ekspertise diganti total dan hasil ekspertise masuk
dalam indikator mutu penolakan hasil ekspertise foto.
Untuk peningkatan mutu dilakukan
Perencanaan : Awal tahun baru dibuat tinjauan manajemen oleh QMR
untuk menentukan indikator mutu.
Pelaksanaan : Dilakukan setiap akhir bulan.
Evaluasi : Monitor dan evaluasi dilakukan setiap 1 bulan.
15
10. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di pelayanan radiologi.
Di instalasi radiologi Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran dalam melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada pelayanan kesehatan dibuat program.
Dengan pembahasan pada program pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi :
A. Pengelolaan limbah di radiologi ( ada juga diprogram K3)
a. Pengelolaan limbah cairan film yaitu cairan developer dan fixer.
Bekas cairan developer dan fixer dibuang ke dalam satu jirigen, dan diserahkan
kepada petugas khusus. Memperhatikan untuk MSDS cairan fixer, developer,
kontras, film.
Untuk unit radiologi RS Mitra Keluarga Kemayoran tidak lagi menggunakan
cairan developer dan fixer karena sudah menggunakan Computer Radiografi dan
printer pencetak foto serta burning di CD/DVD.
Bekas film dan bekas CD/DVD dimusnahkan dengan cara dibakar.
Bekas botol kontras dimasukkan ke dalam pembuangan untuk botol bekas.
B. Adanya regulasi rumah sakit mengenai penanganan pembuangan bahan infeksius dan
limbah berbahaya seperti :
a) Jarum dan potongan kaca dibuang di safety box.
b) Pembuangan sampah infeksi pada pembuangan dengan plastik
kuning.
c) Linen terpapar sampah infeksi dimasukan kedalam plastik kuning.
d) Obat dan alat kesehatan dimusnahkan dengan dihancurkan oleh
petugas farmasi.
C. Kebersihan dan steril alat logam.
a. Membersihkan alat-alat instrumen logam.
b. Membersihkan alat setelah pakai dengan perendaman dan pembilasan
air mengalir.
c. Melakukan steril alat logam sebelum digunakan.
d. Membersihkan ambu mask. Membersihkan ambu mask setelah habis pakai.
16
D. Penggunaan alat pelindung diri :
a. Penggunaan alat pelindung diri pada petugas radiologi dengan penggunaan
masker dan sarung tangan pada pasien dengan penyakit infeksi.
E. Pembuangan sampah infeksi:
a. Pembuangan sampah infeksi pada plastik kuning.
b. Linen terkena darah masukan ke kantong plastik kuning.
c. Pakaian kotor masuk ke tempat pakaian kotor.
F. Pemakaian linen:
a. Pemakaian linen seperti baju pasien. Pemakaian linen dan baju pasien sekali
pakai.
b. Pemakaian linen seperti duk 1,5 sekali pakai.
G. Kebersihan ruangan:
a. Kebersihan ruangan dengan cara ruangan selalu dibersihkan.
17
c) Rambut panjang diikat dengan rapih dengan menggunakan harnet.
b. Persiapan pemeriksaan radiologi untuk pasien di unit radiologi:
a) Tidak dianjurkan menggunakan logam pada saat pemeriksaan MRI.
b) Tidak dianjurkan menggunakan dan membawa handphone.
c) Gelas yang digunakan pasien sekali pakai.
d) Botol plastik kontras harus dicuci bersih dengan sabun cuci botol.
11. Program keselamatan, kesehatan dan kerja (K3) dipelayanan radiologi.
1. Pengelolaan limbah di radiologi (di SPO PPI).
a. Pengelolaan limbah cairan film yaitu cairan developer dan fixer.
b. Bekas cairan developer dan fixer dibuang ke dalam satu jirigen, dan diserahkan
kepada petugas khusus. Memperhatikan untuk MSDS cairan fixer, developer,
kontras, film.
c. Untuk unit radiologi RS Mitra Keluarga Kemayoran tidak lagi menggunakan
cairan developer dan fixer karena sudah menggunakan Computer Radiografi dan
printer pencetak foto serta burning di CD/DVD.
d. Bekas film dan bekas CD/DVD dimusnahkan dengan cara dibakar.
Bekas botol kontras dimasukkan ke dalam pembuangan untuk botol bekas.
2. Penggunaan alat pelindung Diri (APD) timbal dan non timbal.
Digunakan untuk pelayanan sinar-x dan non sinar-x
3. Sosialisasi Penggunaan spilkit.
4. Sosialisasi penggunaan APAR.
5. Sosialisasi kegiatan Disaster Plan seperti gempa bumi, kebakaran, banjir).
18
VII. Sasaran
Terlaksananya setiap kegiatan kerangka acuan program kerja instalasi pelayanan radiologi
dan diagnostik imajing tahun 2016 dengan target pelaksanaan kegiatan program 100 %
supaya hasil pemeriksaan dari pelayanan radiologi mempunyai ketepatan 100%.
19
JADWAL KEGIATAN PROGRAM KERJA INSTALASI RADIOLOGI DAN DIAGNOSTIK IMAJING TAHUN 2016
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
3) Pelatihan eksternal dari organisasi PARI dan MENGIKUTI JADWAL PELATIHAN DARI ORGANISASI
PDSRI
4 Program orientasi staf baru MENGIKUTI JADUWAL ADANYA STAF BARU
20
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
5 Program kompetensi staf
1) Pengujian dari koordinator RSMKKG test
x
praktek
2) Ujian dari observasi lapangan x
3) Penilaian dari Dokter Spesialis Radiologi x
4) Key perfomance indikator x x x x x x x x x x x x
d. Kalibrasi dan perawatan peralatan radiologi MENGIKUTI JADWAL TEKNISI MEDIS, BPFK,BAPETEN
dan diagnostik imajing
B. Pengelolaan alat diluar instalasi radiologi
a. Invenstarisasi peralatan radiologi dan X
diagnistik imajing
b. Inspeksi dan testing peralatan MENGIKUTI JADWAL TEKNISI MEDIS, BPFK,BAPETEN
c. Kalibrasi dan perawatan peralatan radiologi MENGIKUTI JADWAL TEKNISI MEDIS, BPFK,BAPETEN
dan diagnostik imajing
21
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
a. Surat ijin alat ct scan BAPETEN dan BPFK MENGIKUTI MASA PERPANJANGAN SERTIFIKAT DAN SURAT IJIN ALAT
b. Proses permintaan x x x x x x x x x x x x
c. Proses suplai x x x x x x x x x x x x
e. Dokumentasi perbaikan x x x x x x x x x x x x
22
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
e. Dokumentasi perbaikan x x x x x x x x x x x x
23
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
e. Pemakaian linen. x x x x x x x x x x x x
f. Kebersihan ruangan. x x x x x x x x x x x x
j. Kebersihan staf x x x x x x x x x x x x
24
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
25
IX. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan yang dijelaskan adalah
1) Evaluasi dari kegiatan kerangka program kerja untuk dapat mengetahui hasil kegiatan
tersebut dan hambatan yang ditemui pada saat kegiatan dilaksanakan atau tidak.
2) Solusi dari hambatan yang ditemui, dan tindak lanjutnya.
3) Apakah evaluasi sesuai jadwal atau tidak?
4) Apakah evaluasi dilakukan secara konsisten?
5) Perbandingan dari kegiatan tahun lalu.
26
Evaluasi kegiatan periode 1 tahun 1 kali adalah
1) Monitoring dan evalausi hasil pengukuran paparan radiasi TLD dari BATAN.
2) Uji kesehatan pekerja radiasi dibuat oleh MCU .
3) Pasien radiologi rujukan ke luar RS Mitra Keluarga Kemayoran.
4) Monitoring seleksi dan pengadaan alat radiologi.
5) Monitoring kegiatan inventarisasi peralatan radiologi.
6) Monitoring dan evaluasi kegiatan inspeksi dan testing peralatan
(uji fungsi/kalibrasi alat) usg, echo, cathlab, c-arm, radiologi .
7) Monitoring dan evaluasi perawatan alat radiologi.
8) Monitoring dan evaluasi kontrol mutu pelayanan radiologi.
9) Monitor dan evaluasi kegiatan PPI di instalasi radiologi
X.Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan.
1. Pencatatan dari setiap kegiatan pelayanan di instalasi radiologi dan diagnostik imajing
dilakukan setiap selesai kegiatan.
2. Pencatatan dengan menggunakan komputer secara otomatis, disimpan dalam folder.
Untuk pencatatan dikomputer tidak ada yang dimusnahkan.
3. Jumlah pasien radiologi dan diagnostik imajing seperti usg 4D, echo pendaftaran di
radiologi dilakukan pencatatan secara otomatis melalui proses awal pendaftaran pasien
dikomputer.
4. Pelaksanaan pencatatan dari monitoring dan evaluasi dilakukan oleh koordinator
instalasi radiologi dan dilaporkan kepada ketua instalasi radiologi dan manajer penunjang
medis merangkap direktur RS Mitra Keluarga Kemayoran.
Pelaporan monitoring dan evaluasi kegiatan periode 1 bulan 1 kali yaitu :
1) Hasil indikator mutu radiologi.
2) Monitoring kerusakan alat, respon time perbaikan, perbaikan alat radiologi.
3) Hasil audit kontras dan audit film rontgen.
4) Monitoring dan evaluasi waktu standar hasil ekspertise foto rutin rawat jalan dan
rawat inap.
5) Monitoring dan evaluasi waktu standar hasil ekspertise foto pasien gawat darurat.
6) Penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk keamanan radiasi untuk pasien
floroskopi.
27
Pelaporan monitoring dan evaluasi kegiatan periode setiap enam bulan adalah :
1) Pengukuran kebocoran ruangan setiap 6 bulan 1 kali.
2) Monitoring dan evaluasi perbekalan medis kontras dan film rontgen.
3) Monitoring dan evaluasi pengembangan staf dan pelatihan
(pelatihan internal dari Diklat, pelatihan dari internal radiologi, pelatihan eksternal.
4) Monitoring pasien rujukan keluar RS Mitra Keluarga Kemayoran
28