Anda di halaman 1dari 14

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

SURVEILANS KUANTITATIF PENGGUNAAN


ANTIBIOTIK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 1/2
SPO-001/PPRA/VI/20 0
19
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri
Ditetapkan Oleh,

Tanggal Terbit:
SPO
10 Juni 2019

Prof. Dr. dr. H. Yuwono,M.Biomed


Direktur
Pengertian Kuantitas penggunaan antibiotik adalah jumlah penggunaan
antibiotik di rumah sakit yang diukur secara retrospektif dan
prospektif melalui studi validasi. Evaluasi penggunaan
antibiotik secara retrospektif dapat dilakukan dengan
memperhatikan ATC/DDD (Anatomical Therapeutic
Chemical/Defined Daily Dose). Defined Daily Dose (DDD)
adalah asumsi dosis rata-rata per hari penggunaan antibiotik
untuk indikasi tertentu pada orang dewasa. Penilaian
penggunaan antibiotik dirumah sakit dengan satuan
DDD/10 hari rawat.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah surveilans


kuantitatif penggunaan antibiotik.

Kebijakan Keputusan Direktur RS Pusri Palembang Nomor.


SK/GPM/381/XII/2018 tentang Rumah sakit
menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba
sesuai peraturan perundang-undangan

Prosedur 1. Kumpulkan data semua pasien yang menerima terapi


antibiotik
2. Kumpulkan lamanya waktu perawatan pasien rawat inap
(total Length Of Stay, LOS semua pasien)
3. Hitung jumlah dosis antibiotik (gram) selama dirawat.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SURVEILANS KUANTITATIF PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 2/2
SPO-001/PPRA/VI/2 0
019
PT Graha Pusri
Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Prosedur 4. Hitung DDD/100 patient-days:

Unit Terkait 1. Komite PPRA


2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Rawat Inap
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 1/3
SPO-002/PPRA/VI/20 0
19
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri
Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit:

10 Juni 2019
SPO

Prof. Dr. dr. H. Yuwono,M.Biomed


Direktur
Pengertian Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca
operasi pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan
tanda-tanda infeksi dengan tujuan mencegah terjadi infeksi
luka operasi.

Tujuan 1. Mencegah terjadi infeksi luka operasi. Diharapkan pada


saat operasi antibiotik dijaringan target operasi sudah
mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri.
2. Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis selain tepat
dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan
konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat mulai dan
selama operasi berlangsung.
3. Menurunkan mordibitas dan mortalitas pasca operasi

Kebijakan Keputusan Direktur RS Pusri Palembang Nomor.


SK/GPM/381/XII/2018 tentang Panduan penggunaan
antibiotik untuk profilaksis pembedahan dan terapi pada
seluruh asuhan pasien.

Prosedur 1. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan


kelas operasi, yaitu operasi bersih dan bersih
kontaminasi.
2. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk tujuan profilaksis:
Gunakan antibiotik dengan spektrum sempit untuk
mengurangi risiko resistensi bakteri. Gunakan
sefalosporin generasi I–II untuk profilaksis bedah.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 2/3
SPO-002/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Prosedur Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan ini


adalah cefalotin dan cefazolin, cefradin, cefaleksin dan
cefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap cocci
Gram positif, tidak berdaya terhadap gonococci, H.
Influenza, Bacteroides dan Pseudomonas. Pada
umumnya tidak tahan terhadap laktamase.
Generasi ke II, terdiri dari cefaklor, cefamandol,
cefmetazol, dan cefuroksim (Anbacim®).Pada kasus
tertentu yang dicurigai melibatkan bakteri anaerob
dapat ditambahkan metronidazol.
3. Rute pemberian: Antibiotik profilaksis diberikan
secaraintravena. Untuk menghindari risiko yang tidak
diharapkan dianjurkan pemberian antibiotik intravena
drip dalam NaCL 100 cc, dan dapat dilakukan tanpa
skin test antibiotik terlebih dahulu
4. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan
kelas operasi, yaitu operasi bersih dan bersih
kontaminasi.
5. Waktu pemberian: Antibiotik profilaksis diberikan ≤
30 menit sebelum insisi kulit. Idealnya diberikan pada
saat induksi anestesi.
6. Dosis pemberian untuk menjamin kadar puncak yang
tinggiserta dapat berdifusi dalam jaringan dengan
baik,maka diperlukan antibiotik dengan dosis yang
cukup tinggi. Pada jaringan target operasi kadar
antibiotik harus mencapai kadar hambat minimal
hingga 2 kali lipat kadar terapi.
7. Lama pemberian: Durasi pemberian adalah dosis
tunggal, dengan kecepatan 60 tetes makro per menit
8. Dosis ulangan dapat diberikan atas indikasi perdarahan
lebih dari 1500 ml atau operasi berlangsung lebih dari 3
jam.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 3/3
SPO-002/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Unit Terkait 1. Bidang Keperawatan


2. Bidang Pelayanan Medis
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Bedah Sentral
6. IGD
7. ICU
8. Instalasi Farmasi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 1/2
SPO-003/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri
Ditetapkan Oleh,

SPO Tanggal Terbit:


10 Juni 2019

Prof. Dr. dr. H. Yuwono,M.Biomed


Direktur
Pengertian Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia
yang digunakan untuk menangani suatu penyakit infeksi.
Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik
dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan
dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang
tepat.

Tujuan 1. Terlaksananya penggunaan antibiotik yang bijak di RS


Pusri Palembang
2. Penurunan resistensi antibiotik di RS Pusri Palembang

Kebijakan Keputusan Direktur RS Pusri Palembang Nomor.


SK/GPM/381/XII/2018 tentang Rumah sakit
menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba
sesuai peraturan perundang-undangan.

Prosedur 1. Antibiotik empiris diberikan di RS Pusri Palembang


berdasarkan panduan praktek klinik dan clinical
pathway dan Pedoman Penggunaan Antibiotik yang
sudah ditetapkan, formularium rumah sakit.
2. Pemberian antibiotik dengan indikasi, yaitu
a. Sudah ditegakkan diagnosis infeksi yang tepat
dengan mengacu secara klinis, mikrobiologi,
hematologi, kimia, serologi dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
b. Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non
infeksi dan infeksi non bakterial.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 2/2
SPO-003/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Prosedur c. Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik


lini I dan spektrum sempit. Beberapa antibiotik
hanya boleh diresepkan oleh dokter dan diberikan
oleh farmasi, jika ada hasil kultur atau telah
mendapat usulan dari spesialis mikrobiologi
klinik (mekanisme automatic stop order).
Antibiotik tersebut memiliki kekhasan dalam
mengatasi kuman resisten atau memicu resistensi
seperti Vancomycin dan Linezolid untuk MRSA,
Ceftazidime untuk Pseudomonas MDRO,
golongan Carbapenem untuk MDRO,
Cephalosporin generasi III untuk kuman bentuk
batang gram negatif dan Tigecycline untuk
Acinetobacter MDRO.
3. Penggunaan antibiotik akan dievaluasi menggunakan
kriteria Gyssens dan disusun peta medan kuman.

Unit Terkait 1. Bidang Pelayanan Medis


2. Bidang Keperawatan
3. IGD/Instalasi Rawat Inap/Instalasi Rawat
Jalan/ICU/Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Farmasi
5. SMF Bedah/Bedah Saraf/Bedah Onkologi/Bedah
Orthopedi
6. SMF Anak/Penyakit Dalam/Obstetri dan
Ginekologi/THT/Anestesi
7. SMF Jantung/Kulit dan Kelamin/Mata/Paru/Saraf
8. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
9. Komite PPRA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SURVEILANS KUALITATIF PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :1/3
SPO-004/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri
Ditetapkan Oleh,

SPO Tanggal Terbit:


10 Juni 2019

Prof. Dr. dr. H. Yuwono,M.Biomed


Direktur
Pengertian Kualitas penggunaan antibiotik dinilai dengan
menggunakan data yang terdapat pada Rekam Pemberian
Antibiotik (RPA), catatan medik pasien dan kondisi
klinis pasien. Setiap kasus dipelajari dengan
mempertimbangkan gejala klinis dan melihat hasil
laboratorium apakah sesuai dengan indikasi antibiotik
dalam lembar pengumpulan data.

Tujuan Perbaikan kebijakan atau penerapan program edukasi


yang lebih tepat terkait kualitas penggunaan antibiotik.

Kebijakan Keputusan Direktur RS Pusri Palembang Nomor.


SK/GPM/381/XII/2018 tentang Rumah sakit
menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba
sesuai peraturan perundang-undangan dan menyusun
program pengendalian resistensi antimikroba.

Prosedur 1. Penilaian kualitas penggunaan antibiotik sebaiknya


dilakukan secara prospektif oleh lebih dari satu orang
tim PPRA
2. Kualitas penggunaan antibiotika dapat dinilai dengan
melihat rekampemberian antibiotika dan rekam
medikpasien.
3. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan
kesesuaian diagnosis (gejala klinis dan hasil
laboratorium), indikasi, regimen dosis, keamanan, dan
harga.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SURVEILANS KUALITATIF PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 2/3
SPO-004/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Prosedur 4. Alur penilaian menggunakan


kategori/klasifikasiGyssens (Gyssens Flowchart)
5. Kategori hasil penilaian kualitatif penggunaan
antibiotika sebagai berikut (Gyssens IC,2005):
6. Penilaian kualitas penggunaan antibiotik sebaiknya
dilakukan secara prospektif oleh lebih dari satu
orang tim PPRA
7. Kualitas penggunaan antibiotika dapat dinilai dengan
melihat rekampemberian antibiotika dan rekam
medikpasien.
8. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan
kesesuaian diagnosis (gejala klinis dan hasil
laboratorium), indikasi, regimen dosis, keamanan,
danharga.
9. Alur penilaian menggunakan
kategori/klasifikasiGyssens (Gyssens Flowchart)
10. Kategori hasil penilaian kualitatif penggunaan
antibiotika sebagai berikut (Gyssens IC,2005):
- Kategori 0 : Penggunaan antibiotika tepat/bijak
- Kategori I : Penggunaan antibiotika tidak
tepat waktu
- Kategori IIA : Penggunaan antibiotika tidak
tepat dosis
- Kategori IIB : Penggunaan antibiotika tidak
tepat interval pemberian
- Kategori IIC : Penggunaan antibiotika tidak
tepat cara/rute pemberian
- Kategori IIIA : Penggunaan antibiotika terlalu
lama
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SURVEILANS KUALITATIF PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 3/3
SPO-004/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Prosedur - Kategori IIIB : Penggunaan antibiotika terlalu


singkat
- Kategori IVA : Ada antibiotika lain yang lebih
efektif
- Kategori IVB : Ada antibiotika lain yang kurang
toksik/lebih aman
- Kategori IVC : Ada antibiotika lain yang lebih
murah
- Kategori IVD : Ada antibiotika lain yang
spektrumnya lebih sempit
- Kategori V : Tidak ada indikasi
penggunaanantibiotika
- Kategori VI : Data rekam medik tidak lengkap dan
tidak dapat dievaluasi

Unit Terkait 1. Bidang Keperawatan


2. Instalasi Rawat Inap /ICU/Instalasi Bedah Sentral
3. Instalasi Farmasi
4. SMF Bedah/Bedah Saraf/Bedah Onkologi/Bedah
Orthopedi
5. SMF Anak/Penyakit Dalam/Obstetri dan
Ginekologi/THT/Anestesi
6. SMF Jantung/Kulit dan Kelamin/Mata/Paru/Saraf
7. Komite PPRA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 1/2
SPO-005/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri
Ditetapkan Oleh,

SPO Tanggal Terbit:


10 Juni 2019

Prof. Dr. dr. H. Yuwono,M.Biomed


Direktur

Pengertian Usaha pemberian antibiotik kepada pasien sesuai dengan


jenis penyakit infeksi bakterial yang sedang diderita
pasien.

Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian antibiotik secara rasional


kepada pasien yang menderita infeksi bakteri.

Kebijakan Keputusan Direktur RS Pusri Palembang Nomor.


SK/GPM/381/XII/2018 tentang Rumah sakit
menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba
sesuai peraturan perundang-undangan dan menyusun
program pengendalian resistensi antimikroba.

Prosedur 1. Setelah dokter menilai pasien perlu dibeikan antibiotik


maka :
a. Dilakukan kultur dan uji kepekaan bila
memungkinkan
b. Sambil menunggu hasil uji kepekaan bakteri
penyebab infeksi diberikan antibiotik sesuai
Standar pelayanan Medik dan Pedoman Pemberian
Antimikroba
2. Instruksi pemberian antibiotik ditulis secara lengkap
pada status rekam medik pasien menurut dosis dan cara
pemberian dan ditanda tangani oleh dokter yang
bersangkutan.
a. Dokter menanyakan riwayat alergi kepada pasien
b. Pemberian antibiotik disesuaikan dengan Standar
pelayanan Medik dan Pedoman Pemberian
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 2/2
SPO-005/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Antimikroba
c. Bila hasil kultur dan hasil kepekaan sudah ada
maka pemberian antibiotik disesuaikan
Pemberian antibitoik minimal diberikan 3 hari.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Bedah Sental
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Laboratorium
5. Instalasi Gawat Darurat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PETA POLA KUMAN DAN ANTIBIOGRAM
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 1/2
SPO-006/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri
Diteapkan Oleh,

SPO Tanggal Terbit:


10 Juni 2019

Prof. Dr. dr. H. Yuwono,M.Biomed


Direktur

Pengertian Peta kuman adalah akumulasi data hasil pemeriksaan


mikrobiologi yang divisiualisasikan dalam bentuk tabel
dan histogram. Antibiogram adalah pola sensitifitas dari
kuman pada pemeriksaan mikrobiologi. Metode yang
digunakan Surveilans pasif laboratories. Tools : Manual
dan WHO.Net 5.6

Tujuan Mengetahui pola kuman dan antibiogram RS Pusri


Palembang
Kebijakan Keputusan Direktur RS Pusri Palembang Nomor.
SK/GPM/381/XII/2018 tentang Rumah sakit
menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba
sesuai peraturan perundang-undangan dan menyusun
program pengendalian resistensi antimikroba.

Prosedur 1. Data diambil dari hasil laboratorium kultur semua jenis


spesimen, baik darah, pus, urine, sputum, cairan tubuh
dan lain-lain.
2. Minimal 30 sampel perbulan
3. Data hasil kultur dimasukkan kedalam WHO.Net oleh
petugas laboratorium setiap hasil jadi
4. Hasil dianalisa oleh IPCN minimal 6 bulan sekali
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PETA POLA KUMAN DAN ANTIBIOGRAM
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 2/2
SPO-006/PPRA/VI/ 0
2019
PT Graha Pusri Medika
Rumah Sakit Pusri

SPO

Prosedur 5. Hasil dianalisa berdasarkan jenis kuman gram positif


atau negatif dan jenis spesimen, selanjutnya dibuat
Tabel untuk menentukan sensitifitas kuman terhadap
penggunaan antibiotika sesuai dengan warna yang
ditentukan :
Merah penggunaan antibiotika yang memiliki
sensitifitas <30% (tidak dianjurkan)
Kuning penggunaan antibiotika yang memiliki
sensitifitas >30%- 60% dipertimbangkan untuk
digunakan
Hijau penggunaan antibiotika yang memiliki
sensitifitas >60% direkomendasikan
6. Hasil peta kuman dan antibiogam yang sudah jadi
dilaporkan kepada dokter penanggung jawab
laboratorium, ketua dan anggota komite PPRA dan
direktur.
7. Hasil peta kuman dan antibiogram serta rekomendasi
dari dokter penanggung jawab laboratorium, ketua dan
anggota komite PPRA, dan direktur disosialisasikan
kepada semua staf rumah sakit.
Unit Terkait 1. Bidang Pelayanan Medis
2. Bidang Keperawatan
3. IGD/Instalasi Rawat Inap/Instalasi Rawat
Jalan/ICU/Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Farmasi
5. SMF Bedah/Bedah Saraf/Bedah Onkologi/Bedah
Orthopedi
6. SMF Anak/Penyakit Dalam/Obstetri dan
Ginekologi/THT/Anestesi
7. SMF Jantung/Kulit dan Kelamin/Mata/Paru
8. SMF Saraf /SMF Rehabilitasi Medik
9. Komite PPRA

Anda mungkin juga menyukai