SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh :
RETNA PERTIWI
NPM 1006821464
Retna Pertiwi
vi
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negri Bentakan 01 Kabupaten Sukoharjo : Tahun 1988
2. SLTP Negri 11 Kotamadya Surakarta : Tahun 1994
3. SMU Negri 7 Kotamadya Surakarta : Tahun 1997
4. Akademi Kebidanan Aisyiyah Surakarta : Tahun 2000
5. Program Peminatan Bidan Komunitas FKM UI : Tahun 2010 – Sekarang
Riwayat Pekerjaan
Bidan Puskesmas Semanu Kabupten Gunungkidul DIY Tahun 2006 sampai
sekarang
viii
Kata Kunci :
Kemitraan, Bidan, Dukun Paraji, Persepsi.
One of the main cause of high maternal mortality rate is still a lack of
coverage of deliveries by health personnel in please. Help labor in Indonesia is
still mostly done by traditional birth attendants, so then do midwives and TBA
partnership efforts to improve maternal and child health. The research was
conducted in the District of Talbot Bogor regency of West Java Province.
The purpose of this study was to determine the image perception of
village midwives in the implementation of partnership programs with the shaman
paraji midwives in the District of Talbot, Bogor Regency. Research using
qualitative methods with data obtained from in-depth interviews and focus group
discussions (FGD), the analysis starts from the component system inputs,
processes and outputs.
The study describes the implementation of partnerships in the sub district
of Sukaraja by the midwife in the village have not been in line with expectations.
It is important for agencies to conduct the management of serious and even better
for the improvement of the partnership activities further.
Keyword:
Partnership, Midwife, TBA, Perception.
xi
xii
xiii
xiv
xv
Nomor
Tabel Halaman
5.1 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Per Desa.............................. 35
5.2 Tabel Wilayah Binaan UPT Kecamatan Sukaraja .............................. 36
6.1 Karakteristik Informan Utama Penelitian Kemitraan Bidan didesa
dengan dukun bayi di Kecamatan Sukaraja tahun 2012 ..................... 37
6.2 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Sumber Tenaga 39
6.3 Hasil Wawancara Mendalam Informan Lain Tentang Sumber
Tenaga ................................................................................................ 41
6.4 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Kemitraan 42
6.5 Hasil Wawancara Mendalam Sumber Informasi lain Mengenai
Dana Kemitraan ................................................................................. 44
6.6 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Pembagian
Biaya Persalinan Pasien ...................................................................... 46
6.7 Wawancara Mendalam Informan Lain Mengenai Dana Pembagian
Biaya Persalinan ................................................................................. 48
6.8 Hasil FGD Informan Bidan Di Desa Mengenai Sarana Persalinan 50
6.9 Hasil wawancara Mendalam Tentang Sarana Dengan Sumber
Informan Bidan Koordinator dan Kepala Puskesmas ........................ 51
6.10 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Metode Yang
Digunakan Dalam Kemitraan .............................................................
6.11 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Reward dan Sanksi
Dalam Kemitraan ............................................................................... 55
6.12 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Pendataan Dan
Pemetaan Paraji Dalam Kemitraan ..................................................... 58
xvi
Nomor
Gambar Halaman
2.1 Bagan Skematis Proses Persepsi (The Perseptual Process) 22
2.2 Bagan Hubungan Unsur-Unsur Sistem 26
2.3 Kerangka Pikir Penelitian Gambaran Pelaksanaan Kemitraan Bidan 27
di Desa Terhadap Program Kemitraan
xvii
Nomor Lampiran
Lampiran 1 : Matriks Hasil FGD dengan Bidan di Desa Mengenai Persepsi
Kemitraan Dengan Dukun Bayi di Wilayah Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat
Lampiran 2 : Matriks Hasil Wawancara Mendalam dengan Bidan di Desa
Mengenai Persepsi Kemitraan Dengan Dukun Bayi di Wilayah
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat
Lampiran 3 : Matriks Hasil Wawancara Mendalam dengan Kepala Puskesmas
Mengenai Persepsi Kemitraan Dengan Dukun Bayi di Wilayah
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat
Lampiran 4 : Matriks Hasil Wawancara Mendalam dengan Bidan Koordinator
Puskesmas Mengenai Persepsi Kemitraan Dengan Dukun Bayi
di Wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Jawa Barat
Lampiran 5 : Lembar Permintaan Menjadi Informan
Lampiran 6 : Petunjuk Wawancara Mendalam
Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Sebagai Responden
Lampiran 8 : Panduan FGD Informan Bidan di Desa
Lampiran 9 : Pedoman Wawancara Mendalam Bidan di desa
Lampiran 10 : Pedoman Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas
Lampiran 11: Pedoman Wawancara Mendalam Informan Bidan Koordinator
Puskesmas
xviii
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
3
desa membutuhkan pembinaan, baik secara klinis profesi bidan maupun dalam hal
manajemen program KIA agar dapat menjalankan fungsinya dengan standar
(Depkes RI, 2008)
Namun pada kenyataanya hasil yang diharapkan masih belum optimal,
hal tersebut tercermin dari masih tingginya persalinan yang ditolong oleh dukun
tradisional. Berdasarkan riskesdas 2010, penolong persalinan terbesar adalah
bidan yaitu 51,9%, selanjutnya adalah dukun 40,2% , sedangkan dokter 2,1% ,
dan paramedis lain 1,4%. Selain itu, sebagian besar persalinan dilakukan di
fasilitas kesehatan yaitu 53,4%, , untuk persalinan yang masih dilakukan di
rumah 46,3% lainnya di polindes atau poskesdes 0,3%,
Di Kabupaten Bogor sendiri cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
sebesar 80,4%. masih dibawah target SPM (85%) maupun Nasional (90%).
Bahkan dalam tiga tahun terakhir persalinan oleh dukun bayi atau biasa disebut
dengan paraji/maberang masih tergolong tinggi, yaitu tahun 2009 persalinan oleh
dukun sebesar 12,7%, sedangkan tahun 2010 sebesar 13% dan 2011 sama 13%
atau sekitar 15.576 persalinan ditolong oleh dukun bayi / Paraji (Dinkes Kab.
Bogor 2011).
Masih rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
merupakan masalah yang komplek, salah satu diantaranya adalah bahwa
masyarakat masih banyak mempercayai dukun bayi dibandingkan dengan bidan
karena pelayanan dukun dinilai lebih komprehensif, lebih murah dan mudah di
panggil kerumah (Depkes RI, 2005).
Keberadaan dukun paraji yang berjumlah 4 : 1 (Dinkes Kab. Bogor 2010)
dengan bidan di desa yang dianggap sebagai pesaing, belum dapat digunakan
sebagai peluang untuk meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, mengingat segala kelebihannya dalam melakukan pelayanan yang
diterima oleh masyarakat (Dinkes Prop. Jabar, 2004). Masyarakat khususnya
daerah pedesaan masih menaruh kepercayaan yang besar kepada dukun bayi, oleh
karena itu, bidan harus dapat memanfaatkan kepercayaan masyarakat tersebut
dalam menolong persalinan dengan melakukan kemitraan dengan dukun bayi
sehingga dukun bayi bersedia merujuk kebidan.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
4
Program kemitraan bidan dan dukun bayi yang telah dicanangkan sejak
tahun 2002 merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan cakupan
pertolongan persalinan yang aman sehingga diharapkan angka kematian ibu di
Indonesia akan mengalami percepatan penurunan. Untuk meningkatkan cakupan
dan kualitas pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, perlu ada alih peran
penolong persalinan dari penolong persalinan bukan tenaga kesehatan ke
penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Perubahan peran dukun bayi yang
biasanya sebagai penolong persalinan di dorong supaya menjadi mitra
pendamping bagi bidan yang menolong persalinan, melalui mekanisme kerjasama
yang saling menguntungkan (Depkes RI, 2008).
Selama ini di Kabupaten Bogor program kemitraan bidan dan dukun
paraji telah di sosialisakan sejak tahun 2008. Begitu juga di wilayah Kecamatan
Sukaraja, wilayah yang mempunyai 3 UPF Puskesmas yaitu Puskesmas Cilebut,
Puskemas Cimandala, dan Puskesmas Sukaraja telah melaksanakan kemitraan
sejak tahun 2009. Dari program tersebut diharapkan Angka Kematian Ibu dan
Bayi dapat di tekan dengan mengurangi resiko yang mungkin terjadi bila
persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan
menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun.
Kasus kematian di wilayah Sukaraja tahun 2010 terdapat 1 kasus
kematian ibu, kasus tersebut meningkat pada tahun 2011 menjadi 3 kasus
kematian ibu. Cakupan persalinan yang semula 77 % menjadi 82,7 pada tahun
2011. Pencapaian tersebut masih di bawah target SPM Puskesmas yaitu 85%
(2011) dan masih di bawah target nasional yaitu 90%. Sedangkan jumlah dukun
yang berada di wilayah kecamatan Sukaraja berjumlah 65 dan 17 diantaranya
belum bermitra dengan bidan di desa. (Laporan Tahunan UPT Puskesmas
Sukaraja, 2011)
Evaluasi yang dilakukan Depkes terhadap kemitraan bidan di desa dan
dukun bayi di Kabupaten Trenggalek pada 3 tahun terakhir setelah
dilaksanakannya program tersebut cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
meningkat, demikian juga dengan kasus kematian ibu dan bayi juga mengalami
penurunan (Depkes RI, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa upaya membina
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
5
kemitraan bidan di desa dan dukun merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
Peran bidan di desa sebagai pelaku utama kemitraan selain dukun, sangat
mendukung pelaksanaan program tersebut, selain dukungan dinas terkait,
puskesmas dan masyarakat sebagai stakeholder yang memperkuat keberhasilan
dan berjalannya program kemitraan bidan dan dukun tersebut. Salah satu cara
supaya bidan di desa dapat diterima baik oleh masyarakat desa adalah ia perlu
melakukan hubungan baik dengan dukun dan masyarakat dengan memperhatikan
faktor sosio budaya setempat serta faktor kelebihan “dukun” dalam pelayanan
masyarakat (Depkes RI, 2008)
Dari hasil pengamatan selama ini di wilayah Kecamatan Sukaraja belum
pernah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara khusus pelaksanaan kemitraan
bidan dan dukun bayi/paraji yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2009. Masih
ada persalinan yang di tolong oleh dukun bayi padahal di wilayah desa tersebut
sudah ada bidan di desa dan kemitraan sudah disosialisasikan. Pembinaan dan
pertemuan antara pelaku kemitraan belum dilakukan secara rutin, sedangkan
pendekatan yang dilakukan oleh bidan di desa terhadap paraji terlihat belum
menunjukkan hasil yang optimal.
Dalam hal ini penulis tertarik untuk melihat lebih dalam dengan
melakukan penelitian terhadap bidan di desa mengenai gambaran pelaksanaan
kegiatan kemitraan dengan dukun, karena bidan di desa merupakan ujung tombak
pelaksana pelayanan kesehatan dan pelaksana program, dalam kaitannya dengan
kemitraan, bidan di desa memegang peran penting sebagai driver yang bisa
menentukan kegiatan ini berjalan ataupun tidak.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
6
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
7
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman objek, peristiwa, hubungan –
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkannya. Persepsi memberikan makna kepada stimulus
(Notoatmodjo, 2010).
Sedangkan menurut James L. Gibson (1988) persepsi adalah
proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
Sarwono Sarlito (1985) berpendapat persepsi adalah
kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan meliputi kemampuan
untuk membeda-bedakan, kemampuan untuk mengelompokkan,
kemampuan untuk memfokuskan dan sebagainya. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan perbedaan dalam persepsi antara lain perhatian, harapan
seseorang akan rangsangan yang timbul, kebutuhan, sistem nilai dan ciri
kepribadiannya, sehingga setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-
beda terhadap suatu rangsangan/stimulus.
Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi persepsi
seseorang selain ciri-ciri khas yang terdapat dalam objek stimulus, juga
beberapa faktor yang merupakan faktor pribadi termasuk didalamnya ciri
khas individu antara lain umur, taraf kecerdasan, minat, emosi dan
sebagainya (Oskamp dalam Herawaty. 1998)
Robins Stephen (2003) mendefinisikan persepsi sebagai suatu
proses yang yang digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan
kesan indera yang memberikan makna kepada lingkungan individu
tersebut.
Nina Mutmainah dan M. Fauzi (1997) menyatakan bahwa
persepsi adalah cara kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang
diproses oleh sistem panca indera kita, timbulnya persepsi didahului
adanya sensasi. Sedangkan persepsi merupakan tahap awal dalam
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
12
4. Faktor Personal
Menurut David Krech (1962) persepsi seseorang dipengaruhi dua hal
yaitu Frame of reference (kerangka pengetahuan yang dimiliki dan
diperoleh dari pendidikan, pengamatan, atau bawaan) dan Field of
experience (pengalaman yang telah dialami yang tidak terlepas dari
lingkungan sekitarnya).
Sedangkan Nina Mutmainah dan M. Fauzi (1997), membagi faktor - faktor
yang mempengaruhi persepsi antara lain :
1. Faktor Personal
Karakter seseorang yang melakukan persepsi mempengaruhi
bagaimana dirinya mempersepsikan suatu objek, hal tersebut
mencakup kebutuhan atau motif, sikap, nilai, dan keyakinan, tujuan,
kapabilitas atau kemampuan, serta pengalaman dan kebiasaan.
2. Faktor yang berasal dari stimuli/ stimulus/ rangsangan
Antara lain karakter fisik stimuli (ukuran, warna, intensitas),
pengorganisasian pesan, asal mula pesan serta novelty (kebaruan,
keluarbiasaan)
3. Pengaruh media dan lingkungan
Media dan lingkungan berpengaruh dalam penerimaan dan
pengolahan informasi terhadap persepsi seseorang.
Gibson (1988) menyatakan bahwa persepsi mencakup penerimaan
stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus, dan penterjemahan atau
penafsiran stimulus yang telah diorganisir dengan cara yang dapat
mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Proses persepsi menurut
Gibson (1988) dapat dilihat pada skema dibawah ini :
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
13
Gambar 2.1
Bagan Skematis Proses Persepsi (The Perseptual Proses)
Menurut James L. Gibson (1987)
Faktor faktor
Stimulus yang Perila
(Sistem imbalan, mempengaruhi ku
organisasi, gaya Evalua tangg
Persepsi :
persuasi yang Penga si dan apan
‒ Meniru
dipakai matan penafs
‒ Memilih-milih
supervisor, arus Stimu iran
‒ Gambaran diri
pekerjaan) lus kenyat Sikap
sendiri
aan yang
‒ Situasi
terbentuk
‒ Kebutuhan
‒ Emosi
2.2 KEMITRAAN
2.2.1 Pengertian
Kemitraan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu kerja sama
formal antara individu-individu, kelompok – kelompok, atau organisasi –
organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerja
sama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing –
masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan – kesepakatan
yang telah dibuat dan saling berbagi, baik dalam resiko maupun
keuntungan yang diperoleh. Dari batasan ini terdapat 3 kata kunci dalam
kemitraan yakni : (a) Kerjasama antar kelompok, organisasi, individu. (b)
bersama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati bersama). (c)
saling menanggung resiko dan keuntungan.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
14
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
15
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
16
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
17
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
18
2.4.3 Kebijakan
Kebijakan dalam kemitraan bidan dan dukun antara lain :
1. Meningkatkan persalinan dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga
kesehatan melalui kemitraan bidan dengan dukun
2. Setiap ibu bersalin dan bayi baru lahir memperoleh pelayanan dan
pertolongan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dalam pertolongan
persalinan .
3. Seluruh dukun yang ada dilibatkan dalam suatu bentuk kerjasama yang
menguntungkan antara bidan dengan dukun dalam bentuk kemitraan.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
19
peran dukun bayi tidak kalah penting dibandingkan perannya dahulu. Proses
perubahan peran dukun menuju peran barunya yang berbeda, memerlukan suatu
adaptasi dan hubungan interpersonal yang baik antara bidan dukun. Di dalam
konsep kemitraan bidan dengan dukun, dukun bayi perlu diberikan wawasan
dalam bidang kesehatan ibu dan bayi baru lahir, terutama tentang tanda bahaya
pada kehamilan, persalinan dan nifas serta persiapan yang harus dilakukan oleh
keluarga dalam menyongsong kelahiran bayi (Depkes, 2008)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
20
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
21
program kesehatan ibu dan anak masuk KB. Sedangkan pelayanan kesehatan
ibu dan anak, mencakup kegiatan yang dilakukan bidan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan sesuai wewenang, etika, tanggung jawab bidan.
Aspek non kesehatan meliputi penggerakkan dan pemberdayakan ibu,
keluarga dan masyarakat, memberdayakan tradisi setempat yang positif
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak , menghilangkan kebiasaan buruk
yang dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
3. Output
Output dalam kemitraan bidan dengan dukun adalah pencapaian target
upaya kesehatan ibu dan anak antara lain meningkatnya jumlah bidan dan
dukun yang bermitra, meningkatnya rujukan oleh dukun, meningkatnya
cakupan ANC, pertolongan Linakes, KB pasca Salin, serta deteksi
risti/komplikasi oleh masyarakat. (Depkes RI, 2008).
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
22
3. Pengaturan peran
Pengaturan peran ini harus dipahami oleh masing-masing
individu dalam proses kemitraan dan pengaturan peran tersebut
harus ditulis secara jelas dalam dokumen resmi.
4. Komunikasi intensif
Untuk mengetahui perkembangan perlu dilakukan komunikasi
antara bidan dan dukun bayi secara teratur dan
berkesinambungan.
5. Melakukan kegiatan
Kegiatan yang sudah disepakati haruslah dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan peran masing-masing berlandaskan 7 saling
dan prinsip kemitraan.
6. Pemantauan dan penilaian
Kegiatan pemantauan dan penilaian harus disepakati sejak
awal, kegiatan ini bertujuan untuk mnyempurnakan kemitraan
dan menjaga kelangsungan terjadinya suatu kemitraan.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
23
BIDAN DUKUN
ibu hamil dan keluarga mengenai: d. perencanaan persalinan (bersalin
a. Tanda-tanda Persalinan dan lingkungan di Bidan, menyiapkan
b. Tanda bahaya kehamilan transportasi, menggalang dalam
c. Kebersihan pribadi dan lingkungan menyiapkan biaya, menyiapkan
d. Kesehatan & gizi calon donor darah)
e. Perencanaan persalinan (bersalin di 5. Memotivasi ibu hamil dan keluarga
Bidan, menyiapkan transportasi, tentang :
menggalang dalam menyiapkan biaya, a. KB setelah melahirkan
menyiapkan calon donor darah)
f. KB setelah melahirkan menggunakan b. persalinan di Bidan pada waktu
Alat Bantu Pengambilan Keputusan menjelang taksiran partus
(ABPK) 6. melakukan ritual
4. Melakukan kunjungan rumah untuk : keagamaan/tradisional yang sehat
a. Pemerikasaan kehamilan sesuai tradisi setempat (bila ada)
b. Penyuluhan/konseling pada keluarga 7. melakukan motivasi pada waktu
tentang perencanaan persalinan dan rujukan diperlukan
pencegahan komplikasi 8. melaporkan ke Bidan apabila ada
c. Melihat kondisi rumah persiapan ibu hamil baru
persalinan
d. Motivasi persalinan di Bidan pada waktu
menjelang taksiran partus
5. Melakukan rujukan apabila diperlukan
6. Melakukan pencatatan seperti :
a. Kartu ibu
b. Kohort ibu
c. Kohort KIA
7. Melakukan laporan :
*cakupan K1 dan K4
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
24
Periode Persalinan
BIDAN DUKUN
1. Mempersiapkan sarana prasarana 1. Mengantar calon ibu bersalin ke
persalinan aman dan alat resusitasi Bidan
bayi baru lahir, termasuk pencegahan 2. Mengingatkan keluarga menyiapkan
infeksi. alat transport untuk pergi ke
2. Memantau kemajuan persalinan Bidan/memanggil bidan
sesuai dengan partograf. 3. Mempersiapkan sarana prasarana
3. Melakukan asuhan persalinan. persalinan aman seperti :
4. Melaksanakan inisiasi menyusu dini. a. Air bersih
5. Injeksi vit. K1 dan salep mata b. Kain bersih
antibiotik pada bayi baru lahir. 4. Mendampingi ibu pada saat
6. Melakukan perawatan bayi baru lahir. persalinan
7. Melakukan tindakan PPGDON 5. Membantu Bidan pada saat proses
apabila mengalami komplikasi. persalinan
8. Melakukan rujukan bila diperlukan. 6. Melakukan ritual
9. Melakukan pencatatan persalinan keagamaan/tradisional yang sehat
pada : sesuai tradisi setempat
a. Kartu ibu/partograf 7. Membantu Bidan dalam perawatan
b. Kohort ibu dan bayi bayi baru lahir
c. Register persalinan 8. Membantu ibu dalam inisiasi
10. Melakukan pelaporan : menyusu dini kurang dari 1 jam
*Cakupan persalinan oleh tenaga 9. Memotivasi rujukan bila diperlukan
kesehatan 10. Membantu Bidan membersihkan
ibu, tempat dan alat setelah
persalinan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
25
Periode Nifas
BIDAN DUKUN
1. Melakukan kunjungan Neonatal dan 1. Melakukan kunjungan rumah dan
sekaligus pelayanan nifas memberikan penyuluhan tentang :
a. Perawatan ibu nifas a. tanda-tanda bahaya dan penyakit
b. Perawatan neonatal ibu nifas
c. Perawatan imunisasi HB 1 b. tanda-tanda bayi sakit
d. Pemberian Vit. A ibu nifas 2 kali c. kebersihan pribadi dan lingkungan
e. Perawatan payudara d. kesehatan & Gizi
2. Melakukan penyuluhan dan e. Asi Ekslusif
konseling pada ibu dan keluarga f. Perawatan tali pusat
mengenai : g. Perawatan payudara
a. Tanda-tanda bahaya dan penyakit 2. Memotivasi ibu dan keluarga untuk
ibu nifas ber-KB setelah melahirkan
b. Tanda-tanda bayi sakit 3. melakukan ritual
c. Kebersihan pribadi dan lingkungan keagamaan/tradisional yang sehat
d. Kesehatah & gizi sesuai tradisi setempat
e. Asi Ekslusif 4. Memotivasi rujukan bila diperlukan
f. Perawatan tali pusat 5. Melaporkan ke Bidan apabila da
g. KB setelah melhirkan calon akseptor KB baru
3. Melakukan rujukan bila diperlukan
4. Melakukan pencatatan pada :
a. Kohort Bayi
b. Buku KIA
5. Melakukan laporan :
*cakupan pelayanan nifas
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
27
dari suatu sistem. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran
suatu sistem. Lingkungan (environment) dunia luar sistem yang tidak dikelola
oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
Gambar 2.2
Bagan Hubungan Unsur-Unsur Sistem
Lingkungan
Umpan Balik
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
28
Gambar 2.3
Kerangka Pikir Penelitian Gambaran Pelaksanaan Kemitraan Bidan di Desa
Terhadap Program Kemitraan
‒Sumber Kemitraan
Pelaksanaan kemitraan terhadap dukun bayi oleh
daya bidan di desa Bidan
manusia dengan
Mendata dan memetakan dukun
‒Dana / Berkoordinasi dengan lintas
dukun
biaya sektor
Membangun jejaring
operasional
Membina dukun
‒Sarana Melaksanakan kegiatan program
‒Metode kemitraan
Pemantauan dan Evaluasi
kegiatan program
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
BAB 3
KERANGKA KONSEP
PROSES
INPUT Pelaksanaan kemitraan oleh bidan di desa
Sumber Pendataan dan pemetakan dukun
OUTPUT
Tenaga Koordinasi dengan lintas sektor Kemitraan
Dana Membina dukun Bidan
Sarana Melaksanakan kegiatan program dengan
Metode kemitraan dukun
Pemantauan dan Evaluasi kegiatan
program
Gambar 3.1. Kerangka konsep sistem kemitraan bidan terhadap dukun bayi oleh
bidan di desa
29
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
31
Komponen Output
Output kemitraan bidan dan dukun paraji adalah pencapaian target upaya
kesehatan ibu dan anak. Meningkatnya jumlah bidan dan dukun yang bermitra,
meningkatnya rujukan oleh dukun, Cakupan ANC, Cakupan pertolongan Linakes.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
32
3) Kamera
5) Panduan penelusuran
Univesitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
34
1. Pembuatan Transkrip
2. Pengkodean
3. Peringkasan Data
Untuk mendapatkan validitas data, maka dalam penelitian ini dilakukan tehnik
triangulasi yang meliputi :
Univesitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
35
Univesitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
BAB 5
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
36
Tabel 5.1
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Per Desa
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
38
Tabel 5.2
Tabel Wilayah Binaan UPT Kecamatan Sukaraja
No UPT/UPF DESA
I UPT/UPF Cimandala 1. Desa Cijujung
2. Desa Pasir Laja
3. Desa Cimandala
4. Desa Pasir Jambu
II UPF Sukaraja 1. Desa Cikeas
2. Desa Cadas Ngampar
3. Desa Nagrak
4. Desa Sukaraja
5. Desa Sukatani
6. Desa Cibanon
7. Desa Gunung Geulis
II UPF Cilebut 1. Desa Cilebut Barat
2. Desa Cilebut Timur
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tahun 2011
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
BAB 6
HASIL PENELITIAN
Tabel 6.1
Karakteristik Informan Utama Penelitian Kemitraan Bidan didesa dengan
dukun bayi di Kecamatan Sukaraja tahun 2012
39
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
41
Tabel 6.2
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Sumber Tenaga
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
42
...saya ngebina satu desa, saya nggak tinggal disitu sih, karna kan udah
ada gubuk sendiri tuh, tapi semua ke handel kok, kepegang semua.. sebenernya
tergantung kitanya aja sih ya... (WB2)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
43
Tabel 6.3
Hasil Wawancara Mendalam Informan Lain Tentang Sumber Tenaga
6.2.2 Dana
Sebagian informan bidan di desa menyatakan bahwa dana yang di
gunakan untuk kegiatan kemitraan bidan dan dukun paraji berasal dari dana BOK
Puskesmas, sebagian lagi kurang mengetahuinya. Berikut ungkapan informan
bidan di desa dalam FGD :
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
44
Tabel 6.4
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
45
Dari infomasi semua peserta FGD dapat di simpulkan bahwa dana untuk
kegiatan kemitraan bersumber dari dana BOK di alokasikan untuk pertemuan
kemitraan dengan mengundang lintas sektoral yang berasal dari kepolisian,
koramil, kecamatan dan lurah selain bidan dan parajinya.
Informasi tentang dana yang di pergunakan untuk kegiatan kemitraan
bidan dan paraji diungkapkan pula oleh bidan di desa yang tidak mengikuti FGD
melaui wawancara mendalam. Menurut mereka dana kegiatan kemitraan di
khususkan untuk pertemuan kemitraan bidan paraji dengan sumber dana dari
BOK. Berikut informasi yang diperoleh :
...setahu saya ada dananya, tapi emang cuman sedikit, buat pertemuan
besar aja, yang untuk rutinnya kayaknya belum diadain dananya...
(WB1)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
46
Tabel 6.5 Hasil Wawancara Mendalam Sumber Informasi lain Mengenai Dana Kemitraan
... dana ada, sekarang dari ...untuk masalah dana, selama ini ... dana dari BOK yah, ...sebenarnya masalah
BOK. Tapi ya terbatas pertemuan kemitraan dananya dari penggunaannya untuk dana pihak BOK yang
hanya untuk pertemuan dana BOK, dananya untuk beli pertemuan... selama ini lebih tahu... pertemuan
saja, kayak kemarin untuk snack, makan, juga uang transport pertemuannya baru 1 kali kemitraan selama ini
pertemuan kemitraan maparajinya... dalam setahun yah, kemarin baru sekali ya, iya
dengan mengundang lintas ... alokasi untuk pertemuan tuh mengundang linsek juga pertahun.
sektor juga. Kalau untuk rutinnya belum, BOK kan dibagi sih...
yang pertemuan rutinnya banyak program juga yah... jadi ya
per bulan gitu ya dana yang terbatas untuk pertemuan aja
di khususkan belum ada.. selama ini, pertemuan di
puskesmas.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
47
...soal pembagiannya kalo menurut MOU sih 20% ya, nganter juga
segitu, tapi sejak april 2011 kan ada kebijakan jampersal tuh, yaa..
jadinya beda lagi. Nggak kasih lagi, tapi ma paraji tetep dikasih dari
pasien yang bersalin itu buat ngurus ari, buat mijit, gitu.. (WB1)
... dulu nya di kasih langsung, sekarang nunggu dulu dari jampersal cair,
heheh... persentase sama 20-30% , Cuman sekarang lebih dikit, dari
sononya juga dikit yah...(WB2)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
48
Tabel 6.6
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Dana Pembagian Biaya Persalinan Pasien
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
50
Tabel 6.7
Hasil Wawancara Mendalam Informan Lain Mengenai Dana Pembagian Biaya Persalinan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
51
6.2.2 Sarana
Hasil dari penggalian informasi mengenai sarana seperti yang
diungkapkan oleh informan bidan di desa dalam FGD dan wawancara mendalam
sebagai berikut :
... di sini mah kalau pertemuan gitu yang ngurusinya pihak puskesmas
bu.. kita kan udah sibuk pelayanan segala macem ya, biasanya bikor nya
yang kasih tahu kita ntar ada pertemuan di puskesmas, ada pak camat,
lintas sektor segala macem... soal buku pedoman saya nggak punya..
(WB1)
... yang perlu kan tempat kita mengadakan pertemuannya kan ya, pernah
ya kita pertemuan kemitraan di desa kala itu, di balai desanya... bukunya
nggak punya... (WB2)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
52
Tabel 6.8 Hasil FGD Informan Bidan Di Desa Mengenai Sarana Persalinan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
53
6.2.3 Metode.
Hasil dari penggalian informasi melalui FGD dan wawancara mendalam
bidan di desa tentang cara pendekatan bidan terhadap paraji dan adanya MOU
sebagai bentuk tertulis yang dapat mendekatkan bidan dan paraji adalah sebagai
berikut :
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
54
Tabel 6. 10
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Metode Yang Digunakan Dalam Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
56
...memang kita dulu sih ya, yang istilahnya menyapa duluan lah ya, tapi
mereka tuh tanggapannya kurang bersahabat gitu, kadang males juga
sih kalo udah gitu ya..Tapi ada juga yang enak ngobrolnya,..
...soal MOU ada udah pernah dibuat, di simpan sama bikornya ya
lembaranya... (WB1)
... ada yang belum kenal, jadi belum ada pendekatan, kalau yang udah
bermitra ma kita ya kita saling menyapa yah kalo pas ketemu dijalan...
...Kesepakatan ada, udah pernah dibuat... (WB2)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
57
Tabel 6.11
Hasil wawancara Mendalam Tentang Metode Dengan Sumber Informan Bidan
Koordinator dan Kepala Puskesmas.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
58
Tabel 6. 12
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Reward dan Sanksi Dalam Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
60
...reward belum ada, nggak ada yang kasih.. heheh, kalo sanksi memang
di MOU di tulis, tapi nggak jalan juga... (WB1)
...mengenai sanksi yah, pernah tuh saya yang disuruh mintainya, kan
uang hasil persalinan dukun kan harus dikasih ke desa tuh sesuai
sepakat kita, maunya sekalian pembinaan gitu yah, karena maparajinya
nolong sendiri tuu, halaah... malah nangis-nangis coba dia nya (paraji),
orang saya tuh ngomongnya baik-baik yah, sesuai kesepakatan juga kan
ya, haduh... malahan saya yang kena marah ama keluarga
maparajinya... kapok deh saya..bener lho bu... (WB2)
Selain hal tersebut diatas, didapat pula informasi yang di peroleh dari
Bidan Koordinator Puskesmas dan Kepala Puskesmas. Berikut hasil wawancara
yang di peroleh :
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
61
Tabel 6.13
Hasil wawancara Mendalam Tentang Metode Dengan Sumber Informan Bidan
Koordinator dan Kepala Puskesmas.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
62
Tabel 6. 14 Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Pendataan Dan Pemetaan Dukun Paraji Dalam Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
63
Belum semua bidan di desai kenal dan bertemu dengan paraji yang tinggal di
wilayah kerjanya. Hal tersebut juga diungkapkan oleh bidan di desa yang di
wawancara secara mendalam, berikut hasilnya :
...kenal lah ya, kan di wilayah binaan kita, cuman kadang lupa
namanya... jarang sih ya ketemunya... (WB2)
Tabel 6. 15
Hasil Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator
Mengenai Pendataan Dan Pemetaan Paraji Dalam Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
64
Tidak semua bidan di desa sudah mengenal paraji yang ada di wilayah
kerja desa binaannya, ada beberapa faktor yang menyebabkan bidan di desa belum
mengenal semua paraji yang ada yaitu karena jarak yang jauh antara rumah paraji
dengan tempat tinggal bidan di desa, selain itu ada bidan desa yang baru tinggal di
daerah binaannya tersebut dan memang belum terjalin mitra diantara bidan dan
paraji.
... koordinasi lintas sektor memang bukan kita ya, yang secara langsung
berkoordinasi gitu, di tempat saya mah puskesmasnya yang
melaksanakannya, koordinasi lintas sektor kan mengundang pihak luar
juga, ya dari polisi, koramil, camat gitu yah, jadi ya mereka (Puskesmas)
yang ngoordinir, kita juga hadir , paraji ada, ikutan juga... (WB1).
... yang kita sendiri sama kadernya sih koordinasinya, sama tokoh
masyarakat juga, ma RT, RW... yang dari polisi, koramil, kecamatan
kita bersama puskesmas yang nyelenggarainnya... gak bisa lah sendiri,
gimana yah hheheh... biasanya dari puskesmas hanya Ibu Kepala yang
bicara pas pertemuan lintas sektor itu ya... kita mendengar... (WB2).
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
65
Tabel 6.16
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Koordinasi Lintas Sektor Dalam Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
67
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
68
Tabel 6.17
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Mengenai Pembinaan Dukun Paraji Dalam Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
69
Tabel 6. 18
Hasil Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator
Mengenai Pembinaan Dukun Paraji Dalam Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
70
Tabel 6. 19
Hasil FGD Informan Bidan di Desa Tentang Melaksanakan Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
71
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
72
Dari seluruh informasi yang di gali dari informan bidan di desa yang ikut
dalam FGD , sebagian belum melakukan kemitraan dengan paraji. Namun tidak
semua paraji yang bermitra melakukan rujukan ibu hamil untuk bersalin ke bidan
sebagian masih menolong persalinan tanpa ada pendampingan dari bidan. Selain
paraji tidak melaporkan dan merujuk ibu hamil ke bidan, ibu hamil yang
bersangkutan juga berkeinginan di tolong paraji.
Sebagian besar informan Bidan di Desa mengungkapkan bahwa untuk
pembagian peran antara Bidan di desa dan paraji sebagian besar masih terbatas
dalam lingkup pertolongan persalinan. Paraji yang bermitra baik dengan bidan
selain merujuk ibu hamil yang akan bersalin ke Bidan di desa juga mendampingi
dan membantu bidan dalam proses persalinan. Menurut bidan di desa saat
bersama – sama menolong persalinan paraji melakukan peran secara sosial budaya
seperti mengelus-elus perut ibu, memijat tangan dan kaki, mendampingi ibu
selama proses melahirkan, membersihkan ibu , memberikan kekuatan psikologis
kepada ibu, membersihkan kain bekas melahirkan, serta membersihkan plasenta.
Hal tersebut juga di sampaikan oleh informan bidan di desa yang di
lakukan wawancara mendalam, berikut hasil nya :
... gimana yah, susah sih kalo yang masyarakatnya udah itu banget sama
paraji, kadang ibu hamilnya mau ya ikut saran kita, suaminya juga mau
ya, tapi keluarganya itu yang susahnya minta ampun... ya ibunya,
neneknya, saudaranya... mereka kuat banget pengaruhnya... jadi meski
kitanya udah bermitra, tapi kurang juga menurut saya. Harusnya dia
(paraji) kan juga hubungi saya ya, itu nggak nolong sendiri.. (WB2)
...Yah... gimana ya, yang baik kemitraannya ma kita mah bisa banget
diajak kerja bebarengan, yang kurang tuh yang susah, kadang dianya
diajak ngomong, ngobrol pun susah, gimana kita bisa kerja bareng coba
bikin gimana yah... se el (kesal).. gitu.. (WB1)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
73
Tabel 6.20
Hasil Wawancara Mendalam Informan Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator
Mengenai Pelaksanaan Kemitraan oleh Bidan Di Desa
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
74
Tabel 6. 21
Hasil FGD Mengenai Evaluasi Program Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
75
Informasi juga di peroleh dari bidan desa yang di wawancara, berikut hasilnya :
... pemantauan dari dinas nggak saya nggak tahu ya, kalo dari
puskesmas sih saya rasa belum ada selama ini, hanya cakupan-cakupan
aja yang diminta buat puskesmas ya... (WB2)
... selama ini pemantauan dan evaluasi khusus kegiatan yang dilakukan
oleh bidan di desa sih belum ada, mungkin di lihat aja ya dari laporan
bulanan bidan desa nya, cakupannya udah bagus atau belum... (KP2)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
76
Tabel 6. 22
Hasil FGD Mengenai Out Put Program Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
77
Informasi yang di dapat dari kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator tentang
output adalah sebagai berikut:
Tabel 6. 23
Hasil Wawancara Mendalam Mengenai Out Put Program Kemitraan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
78
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
79
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
BAB 7
PEMBAHASAN
79
7.2.2 Dana
Dana yang di gunakan dalam kegiatan kemitraan di wilayah kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor, bersumber dari dana BOK. Dana tersebut di
aplikasikan dalam pertemuan di puskesmas dengan melibatkan bidan, paraji, serta
lintas sektoral yang melibatkan kepolisian, koramil, kecamatan, serta kelurahan.
Bidan di desa tidak terlibat langsung dalam pengelolaan dana yang di gunakan
untuk pertemuan kemitraan, pengelolaan di pegang oleh pengurus keuangan
puskesmas atau bidan koordinator puskesmasnya.
Selain dana yang bersumber dari anggaran dana puskesmas, sebenarnya
dana untuk kegiatan ini juga dapat diusulkan melalui dana peningkatan dan
kesehatan dan pendidikan yang ada dalam alokasi dana desa (ADD) sesuai dengan
BAB 7 tentang Sumber Keuangan dari PP 72 tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Pemerintah Desa (Depkes RI, 2008). Dalam hal ini seluruh sumber informan
belum tahu adanya hal tersebut.
Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam
pembangunan. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat primer di tanggung
oleh pemerintah bersama dengan masyarakat yang di tujukan untuk menangani
masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas pembangunan (Depkes RI,
2009)
Selain dana kemitraan yang digunakan untuk pertemuan, ada dana lain
yang berkaitan erat dengan kemitraan bidan dan dukun paraji, yaitu dana
pembagian jasa persalinan. Ada variasi persentase pembagian jasa persalinan di
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
81
tiap-tiap desa, hal tersebut sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah dituangkan
dalam MOU. Semenjak di berlakukannya program Jampersal sejak bulan April
2011, terjadi pergeseran cara pemberian jasa dan jumlah yang harus di berikan
kepada dukun, hal tersebut belum tertuang dalam kesepakatan yang baru,
sehingga bidan di desa membuat kebijakan tersendiri dalam hal ini.
Di dalam hal ini, Kepala Puskesmas hanya menyarankan sistem
pembagian jasa persalinan dilakukan sesuai persentase kesepakatan MOU, namun
di berikan setelah klaim jampersal terbayar. Belum ada ketentuan tertulis tentang
pembagian jasa persalinan yang baru setelah ada kebijakan program Jampersal.
Sistem dana bergulir dalam kemitraan bidan di desa dan dukun bayi yang
dilaksanakkan di kabupaten Trenggalek dapat meningkatkan jumlah persalinan
yang ditolong tenaga kesehatan dan menurunkan jumlah kematian ibu setelah
sistem tersebut dilaksanakan selama lima tahun (Depkes RI, 2006a)
Pembagian jasa persalinan akan menjadi lebih baik lagi apabila ada
kesepakatan yang jelas antara bidan dan paraji dengan di komunikasikan secara
baik. Terutama apabila ada kebijakan baru yang bisa mempengaruhi kesepakatan
sebelumnya. Komunikasi antar pelaku kemitraan tentang pembagian jasa tersebut
akan memberikan kontribusi yang cukup positif bagi berlangsungnya kemitraan
yang telah terbina.
Dana pelayanan persalinan dari askeskin / Jamkesmas juga dapat dikelola
dengan sistem dana bergulir yaitu dengan cara memberikan uang muka kepada
dukun bayiyang selanjutnya akan ditambah oleh bidan di desa sesuai dengan
kesepakatan dan ketentuan yang berlaku, jika dukun tersebut merujuk atau
mengantarkan ibu hamil atau bersalin untuk periksa dan melahirkan dengan bidan
di desa (Depkes RI, 2006b)
7.2.3 Sarana
Secara umum pelaksanaan kemitraan bidan di desa dan paraji di wilayah
kecamatan Sukaraja di saranai oleh pihak puskesmas, selain itu desa juga turut
serta dalam memfasilitasi pertemuan kemitraan dalam hal ini penyediaan tempat
pertemuan kegiatan kemitraan antara bidan dan paraji yang juga melibatkan sektor
lain. Peran serta dinas kesehatan dirasakan kurang berperan dalam kontribusi
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
82
7.2.4 Metode
Dalam penelitian ini bidan di desa wilayah kecamatan Sukaraja
melakukan perdekatan personal terhadap mitranya (Paraji) dengan membina
komunikasi secara langsung pada saat berkunjung kerumah, saat persalinan,
bertemu di jalan ataupun melakukan pendekatan melalui sarana pertemuan
kemitraan. Pendekatan yang dilakukan bidan di desa mengalami mengalami
beberapa hambatan sehingga hubungan personal belum terbina secara utuh.
Beberapa faktor yang menyebabkan bidan di desa kesulitan melakukan
pendekatan dan komunikasi terhadap mitranya antara lain karena adanya
perbedaan usia yang cukup jauh, pendidikan, pola pikir, respon paraji terhadap
bidan, jarak rumah yang terlalu jauh dengan tempat tinggal bidan serta perasaan
segan untuk datang atau berkunjung.
Hasil survey Mc Dermott (1997) mengatakan bahwa salah satu hambatan
dalam komunikasi antara dukun bayi dan bidan di desa adalah karena perbedaan
umur dan latar belakang budaya. Sedangkan menurut Depkes RI (2006) kualitas
komunikasi yang kurang baik cenderung berkaitan dengan hubungan interpersonal
yang kurang baik dengan dukun bayi.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
83
Salah satu cara supaya bidan di desa dapat diterima baik oleh masyarakat
desa adalah ia perlu melakukan hubungan baik dengan dukun dan masyarakat
dengan memperhatikan faktor sosio budaya setempat serta faktor kelebihan
“dukun” dalam pelayanan masyarakat. Johnson (1981) menyatakan bahwa agar
mampu mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab dan produktif
kita memerlukan untuk memiliki sejumlah ketrampilan dasar. Pertama, harus
saling memahami, yaitu mempunyai sikap percaya, pembukaan sendiri, keinsafan
diri dan penerimaan diri. Yang kedua harus mampu mengkomunikasikan pikiran
dan perasaan kita, kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan
sikap dan rasa senang serta kemampuan memdengarkan dengan cara yang akan
menujukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita. Yang ke tiga harus
saling memberikan dan menerima dukungan atau saling menolong. Selanjutnya
yang keempat harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-brntuk masalah
antar pribadi yaitu dengan mendekatkan kita dengan lawan komunikasi kita dan
menjadikan komunikasi menjadi tumbuh dan berkembang.
Sesuai dengan penelitian Adisasmita, Tarigan dan Hadi (2003) yang
mengemukakan bahwa pendekatan dan intensitas komunikasi antara bidan di desa
dan dukun bayi berperan dalam kemitraan. Semakin tanggap dan sensitif seorang
bidan di desa terhadap kebutuhan dan motif dukun bayi semakin mudah bidan di
desa mempengaruhi dukun bayi untuk bekerja sama. Begitu juga dengan
penelitian Suryaningsih (2001) mengungkapkan bahwa komunikasi intensif yang
dilakukan bidan di desa diakui sebagai salah satu hal yang mendukung kemitraan
(pendampingan) meskipun pengalihan dukun bayi sebagai penolong persalinan
tetap dilakukan secara bertahap.
Untuk membina komunikasi dan hubungan dengan mitranya yaitu paraji
bidan di desa diharapkan mengerti serta memiliki ketrampilan dalam
berkomunikasi sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan
dukun bayi/paraji.
Telah di buat MOU atau kesepakatan tertulis antara bidan dan dukun
paraji dengan di tanda tangani oleh kepala puskesmas, camat, serta pihak desa
sebagia saksi. Di buatnya MOU tersebut diharapkan bisa menjadi sarana bidan di
desa dan dukun paraji duduk berdampingan untuk menyepakati keputusan
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
84
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
85
sebagian belum di kenal oleh bidannya, masih suka menolong persalinan sendiri,
tidak pernah merujuk pasien ke bidan dan tidak hadir dalam pertemuan kemitraan.
Dalam survey yang dilakukan McDermott (1997), salah satu faktor yang
menyebabkan sulitnya bidan dalam membina hubungan dengan dukun bayi adalah
karena pebedaan usia dan asal daerah, karena bidan - bidan yang diturunkan ke
desa adalah bidan yang masih muda dan tidak selalu berasal dari daerah tempat
dimana bidan ditempatkan.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
86
paraji menurut bidan di desa memuat informasi tentang perawatan ibu dan bayi,
tanda bahaya kehamilan dan pembagian tugas/kerja.
Terhenti atau tidak berjalannya suatu organisasi apapun sering terjadi
dikarenakan tersumbatnya saluran komunikasi diantara anggota organisasi
tersebut (Notoadmodjo, 2005). Dengan demikian terlihat bahwasanya berjalannya
suatu kemitraan di desa di pengaruhi oleh intensitas pertemuan antara bidan dan
dukun paraji. Pertemuan dengan frekuensi yang lebih sering maka akan terjalin
hubungan yang lebih harmonis antara pelaku kemitraan, sehingga diharapkan
bidan lebih bisa memberikan arahan dan pengaruhnya kepada paraji dengan lebih
baik, dan bagi dukun akan membuat lebih nyaman bermitra dengan bidan, lebih
terbuka serta tidak segan lagi untuk mnghubungi bidan bila ada persalinan
ataupun hal lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Memberikan informasi maupun advokasi kepada mitra merupakan cara
yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya
kemitraan (Notoatmodjo, 2005). Penting bagi bidan untuk memberikan informasi
yang jelas tentang tugas dan tanggungjawabnya sebagai bidan, serta tugas dan
tanggungjawab dukun yang sebenarnya.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
87
anak, terutama bagi ibu hamil, bersalin, dan nifas. Hal tersebut tercermin dari
masih banyaknya persalinan yang di tolong oleh paraji.
Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu di
Indonesia yang tidak mau meminta pertolongan tenaga penolong persalinan
terlatih untuk memberikan asuhan persalinan dan kelahiran bayi, dengan alasan
bahwa tenaga penolong persalinan terlatih tidak benar-benar memperhatikan
kebutuhan, kebudayaan, tradisi, dan keinginan pribadi para ibu dalam
persalinandan kelahiran bayinya (Depkes RI, 2006).
Menurut hasil penelitian Ponny (2008) di kabupaten Katingan
menunjukkan bahwa dukun bayi masih menjadi kebutuhan masyarakat meskipun
bidan di desa sudah tersedia dekat dengan masyarakat. Hal yang sama juga di
dapatkan dari penelitian Ni Putu (2011) di Puskesmas Pangi, Kabupaten Parigi
Moutong bahwa sebagian masyarakat masih percaya dan lebih senang dengan
dukun karena mereka masih percaya mistis, adanya ikatan keluarga yang
terbentuk antara masyarakat dengan dukun atau dengan kata lain ada hubungan
kekerabatan, selain itu faktor biaya dan tradisi masyarakat, dan masayarakat
percaya dukun karena dukun adalah orang yang di tuakan.
Meskipun dalam hal ini pemerintah telah menggelontorkan kebijakan-
kebijakan yang diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat terutama dalam
pemanfaatan dukun paraji dalam pertolongan persalinan, pengaruh paraji masih
mempunyai kekuatan di masyarakat itu sendiri. Untuk itulah bidan perlu menjalin
kemitraan, meningkatkan hubungan personal dengan dukun paraji yang telah
dipercaya dan mempunyai kedudukan khusus di mata masyarakat. Dengan
dibutuhkannya dukun dan kedudukannya oleh masyarakat sehingga sangat
penting upaya untuk merangkul dukun paraji tersebut sebagai mitra bidan dalam
memberikan dukungan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas. Terutama di daerah
dengan persalinan dukunnya masih tinggi (Depkes RI, 2008)
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
88
secara khusus baik oleh dinas kesehatan, puskesmas, ataupun dari desa. Hanya
laporan secara verbal saja yang disampaikan oleh bidan di desa apabila ditanya
oleh Kepala Puskesmas. Laporan adanya persalinan oleh dukun, cakupan
pemeriksaan kehamilan, kasus kematian, sudah terangkum dalam laporan PWS-
KIA yang diserahkan kepada koordinator setiap bulannya.
Berdasarkan buku pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi (Depkes
RI, 2008) bahwa pemantauan kegiatan kemitraan dari propinsi ke kabupaten 1 kali
per tahun, pemantauan Kabupaten ke Puskesmas-Desa adalah 3 bulan sekali
(laporan dari desa/Puskesmas) dan evaluasi dilakukan 1 kali dalam setahun
setelah proses kemitraan bidan dengan dukun berlangsung. Sedangkan di tingkat
propinsi dan kabupaten/kota melaui pertemuan bulanan, tingkat kecamatan melaui
lokakarya mini, dan di tingkat desa melalui pertemuan bulanan.
Pemantauan dan penilaian merupakan kegiatan yang di perlukan untuk
mengetahui keberhasilan suatu program dengan melihat apakah program tersebut
sesuai dengan rencana yang di tetapkan. Pemantauan dapat dilaksanakan secara
vertikal dari yang menduduki jabatan yang paling atas sampai ke pengurus yang
paling bawah. Atau secara horizontal adalah dengan koreksi dan perbaikan dari
teman sejajar. Sedangkan menilai atau evaluasi merupakan proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Penilaian dilakukan terhadap aspek administrasi
seperti register dan laporan - laporan kegiatan. Kegiatan dilakukan berdasrkan
tahapannya sehingga penilaian dilakukan secara menyeluruh dan bersifat obyektif
yang berguna untuk memudahkan upaya perbaikan dan peningkatan selanjutnya
(Yaneu,2011).
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
89
meskipun tidak banyak, namun ada desa yang justru menurun. Dari yang
meningkat sebagian besar masih dibawah target nasional (90%) maupun target
puskesmas (85%). Sedangkan jumlah paraji yang bermitra dengan bidan masih
tetap. Paraji yang belum bermitra dengan bidan tahun lalu, saat ini belum juga
berjalan beriringan dan terangkul oleh bidan.
Hasil yang didapatkan dari hasil wawancara bidan koordinator, secara
umum cakupan pesalinan mengalami peningkatan, hanya saja kunjungan
pemeriksaan mengalami penurunan kualitas karena cakupan K1 mempunyai
selisih lebih besar dari jumlah cakupan K4.
Secara keseluruhan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di
wilayah kecamatan Sukaraja mengalami kenaikan dari tahun 2010 yaitu 77,2%
menjadi 82%. Cakupan kunjungan K4 menurun dari 86,6% menjadi 80,4% pada
tahun 2011. Jumlah paraji yang sudah bermitra dengan bidan adalah sama yaitu
dari 65 paraji 17 diantaranya belum bermitra. Persalinan dukun dari 1,8 menjadi
3%.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi
bidan di desa terhadap pelaksanaan kemitraan terhadap dukun paraji di wilayah
Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen Input
Bidan di desa sebagai human source dalam kegiatan kemitraan
mempunyai peran yang penting dalam keberhasilan dan berjalannya suatu
kegiatan. Di setiap desa di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor
terdapat 1 bidan di desa yang membina wilayah terebut. Kecukupan dan
kesediaan bidan di desa dalam membina wilayah kerjanya di nilai belum
optimal. Begitu juga dana yang terkait, alokasi dana yang di peruntukkan
untuk kegiatan kemitraan bagi bidan di desa belum sepenuhnya dapat
meningkatkan kemitraan dengan paraji, selain itu perubahan cara dan jumlah
pembagian jasa persalinan setelah adanya program Jampersal belum tertuang
dalam kesepakatan tertulis yang baru.
Bagi bidan di desa sarana yang di berikan oleh puskesmas dan desa
adalah cukup dalam perannya untuk pertemuan kemitraan. Pendekatan dan
komunikasi bidan terhadap mitra kerjanya kurang dilaksanakan secara
optimal. Pendekatan yang dilakukan terhadap paraji mengalami hambatan
sehingga hubungan personal belum terbina secara utuh. Komunikasi yang
intensif mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan kemitraan.
MOU atau kesepakatan tertulis juga merupakan salah satu cara supaya terjalin
suatu kedekatan antara bidan di desa bisa duduk berdampingan untuk
kesepakatan bersama. Dalam pelaksanaannya kesepakatan tersebut belum
sepenuhnya terimplementasikan. Belum pernah ada reward atau penghargaan
kepada bidan di desa yang melakukan kemitraan baik dengan paraji di
wilayah kerjanya. Selain itu, tidak semua puskesmas memberikan
memberikan reward nya kepada paraji.
90
2. Komponen Proses
Dalam pelaksanaan kemitraan yang dilakukan oleh bidan di desa di
wilayah kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, hasil penelitian menunjukkan
pendataan dan pemetaan dukun paraji oleh bidan di desa belum dilaksanakan
sepenuhnya, bidan di desa kurang mengenal bahkan ada yang tidak mengenal
dukun yang ada di wilayah kerjanya. Masih terbatasnya koordinasi dengan
lintas sektor di wilayah Kecamatan Sukaraja, sehingga dukungan masyarakat
tentang kemitraan bidan dengan paraji kurang optimal. Bagi bidan kurangnya
frekuensi dan intensitas bertemunya bidan dengan paraji memberikan
hambatan bagi bidan di desa melakukan pembinaan dengan paraji. Pembinaa
dianggap penting untuk mempermudah penyampaian informasi dan edukasi
tentang kemitraan. Pelaksanakan kemitraan yang dianggap baik oleh bidan di
desa karena paraji sudah berkolaborasi dalam memberikan pelayanan
kesehatan bagi ibu dan memberikan respon baik terhadap keberadaan bidan di
desa, sebaliknya kemitraan yang dianggap tidak baik bagi bidan desa bahwa
paraji masih tetap menolong persalinan dan kurangnya respon paraji terhadap
Bidan di desa. Pemantauan dan evaluasi kegiatan untuk mengetahui tingat
keberhasilan program kemitraan bidan di desa di wilayah Kecamatan
Sukaraja belum terlaksana. Pelaporan dilakukan oleh bidan di desa bukan
dalam bentuk format khusus evaluasi kemitraan, melainkan dalam bentuk
verbal, sedangkan hasil cakupan upaya pelayan KIA laporan dalam bentuk
PWS.
3. Komponen Output
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan secara umum mengalami
peningkatan namun masih dibawah target nasional, dan terkait hal tersebut
kasus kematian ibu penambahan kasus. Sedangkan untuk jumlah paraji yang
bermitra dengan bidan di desa wilayah kecamatan Sukaraja tidak mengalami
perubahan dari tahun sebelumnya.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
92
8.2 Saran
8.2.1 Bagi Instansi (Dinas Kesehatan Bogor dan Puskesmas)
a. Dalam pelaksanaan program kemitraan bidan dengan dukun paraji
perlu adanya dukungan serta pengelolaan yang serius dan lebih baik
lagi mulai dari komponen input, proses dan output sehingga dapat
menjadi solusi pencapaian target cakupan KIA khususnya pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan menekan adanya kasus
kematian.
b. Perlu adanya kesepakatan tertulis yang baru sesuai dengan jalannya
kebijakan program yang berpengaruh terhadap kemitraan.
c. Meningkatkan sistem pemantauan dan evaluasi yang
berkesinambungan, sehingga hasil dari evaluasi tersebut dapat
dijadikan perbaikan pada kegiatan selanjutnya.
d. Memberikan pelatihan-pelatihan terkait kemitraan, seperti pelatihan
tentang KIE yang mampu mengasah kemampuan bidan di desa dalam
caranya berkomunikasi, penyampaian informasi dan edukasi sehingga
dapat menjadi bekal untuk bidan di desa dalam merangkul dukun dan
masyarakat.
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
93
Universitas Indonesia
Gambaran persepsi..., Retna Pertiwi, FKM UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, A., Tarigan, L., H.,& Hadi, E., N., (2003). ‘Partnership Between
Village Midwife (Bidan) and TBA (Dukun/Paraji) in Several Provinces
in Indonesia.’ Final Report. Jakarta
Martha, E., dkk. (2007). Studi Hambatan dan Pendukung Penyediaan dan
Penggunaan Pelayanan Bidan di Desa (Kabupaten Pandeglang dan
Serang, Privinsi Banten). Laporan Hasil Penelitian Immpact di
Indonesia, Depok, Puska FKM UI
Sumber Informasi
Informasi Hasil
INPUT “...tempat kita “...satu bidan “...per desa “...satu desa juga... “... per desa “...sama satu aja.. “...udah di
mah satu desa satu desa, saya satu bidannya, maunya sih ada satu bidan sih, cukuplah ya bisa bagi tiap-tiap
1. Sumber Daya
satu bidan satu. Cukup lah... yang ngebina... temennya hehe.. tapi emang kepegang... iya, desa satu bidan
yah... cukup ya kadang juga saya rasa udah biar bisa bagi-bagi saya nggak saya tinggal di desanya...
saya rasa, udah dibantu ama yang cukup sih tugas, kan banyak tinggal di situ, situ, kebetulan cukup nggak
bisa ngehandel lain juga... saya ya..kalao pas ya posyandu tempat saya pulang ke asal dari situ cukup lah ya,
saya rasa ya. disuruh ama Ibu kerepotan saya. Tapi ya Cibinong, hehehe...” ngurusin
Kepala posyandu karena udah nggak ya, ia posyandu
Awalanya
tinggalnya di situ dibantu juga aturannya gitu... (Kepala banyak sih ya,
emang di
juga, tahun ama temen saya tinggal disitu, Puskesmas) belum lagi
haruskan
pertama dulu puskesmas... ibu Kepala dulu nggak kegiatan yang
tinggal di situ
ngontrak yah ...kebetulan yang nyuruh...” maksain...” lain, ya
sama
hehehe... baru saya udah penyuluhan,
Kepalanya...”
sekarang beli di punya rumah di lokmin desa..
daerah situ..” situ jadi ya saya tinggal di
tinggalnya di situ, di
situ...” suruhnya
gitu...”
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
2. Dana
a. Sumber dana
“... mmh, “... ada lah, ya. “...setahu saya “...kalo masalah “... dana buat “...tahu ya, tanya “... tahunya
untuk
kurang tahu ya, Kan kalo ada yah, dana mah yang pertemuan ada ke pengurus dana itu mah
pertemuan
tanya langsung pertemuan itu, dananya sih keuangan ya, saya rasa uangny, aja lah, buat
kemitraan
aja deh sama pake dana buat pertemuan puskesmas kali ya cukup banyak nggak enak kalo pertemuan...
Bikornya... ntar kemitraan... gitu... yang tahu juga sih ya, kan salah ngomong,
...dari BOK ...”
salah lagi rinciannya ya rinciannya, kita mah ampe ngundang
...dari BOK sih ... sumbernya sih
ngomongnya...” nggak tahu... mmm.. polisi, koramil,
kayaknya...” emang dari BOK
pelaksananya ajah... pak camat,
Ngundangnya tapi buat apa aja
“ lurahnya gitu...
sih dari lintas ya nggak tahu ...”
sektor yah...” ...bikornya
yang tahu
detailnya yah,
heheh..”
b. Pembagian “...ada “...gimana yah, “...persalinann “... mmmhh.. “...ya, kalau “... sepuluh persen “...pas dulu sih
jasa pembagiannya.. sekarang ada ya... gimana sebenarnya tinggal dianya (10%), kadang bisa sampai
persalinan . dari biaya jampersal itu sih ya.. jadi kita hitung aja ya, nganterin aja juga lima belas 25% nan yah,
antara bidan persalinan yang ya. Kita kan gak terpaksa pake berapa kali ia dikasihnya persen (15%) tergantung
dengan paraji di kasih di bayar lansung uang sendiri nganter pasien. lima (5%) atau tergantung sih ya, juga. Kalau
pasien.., sama pasien ya, dulu, di Kalau klaim udah sepuluh (10%) ada yang sekarang mah..
ditempat saya ya kita nggak kasihkan itu ke cair ya kita kasih aja ya. Kalau nungguin agak itu juga
10% nan itu kasih lah. Ia paraji, kalau tuh paraji berapa sambil bantu- pasiennya ampe sebenarnya,
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
...yah... uang (paraji) kan nunggu klaim persennya, tapi ya bantuin ampe selesai ya menurun, kan
klaim yang dapet juga dari ntar takutnya ia nggak kayak di selesai ya kita ditambahin gitu... biaya
khusus pasiennya. Tiap- ngitung rujukan kasih langsung sih kasih lebih ya meskipun kita persalinan
persalinan kan tiap kunjung juga segini, saya sebenarnya. Trus dong, tiga yang ngerjain jampersal 350,
350 ribu aja, dapet yah, kalo ngitungnya uang klaim puluh, empat semuanya, tapi trus ntar ma
kita harus kita mana segini, kalo persalinan kan puluh lah, kan ia ikut di paraji 15 %
ngeklaim dulu klaimnya lama, beda ntar cuma sedikit ya.. soalnya dalem yah, kasih nya dikumpulin
kan ya... ya kalo kadang-kadang dianya berpikir 350 ribu klaim..” bantuin bersih- support ibunya, dulu, di catat,
ia periksanya juga kurang yang enggak- bersih juga... pijitin, kadang di kasih kalo
kekita bisa kita syarat- enggak, trus bantuin kita udah dapat
Sejak ada
klaimkan juga syaratnya...(BD4 nggak mau juga....” uang kitanya...
jampersal,
ANC nya, kalo ) ngrujuk lagi, dari
nggak lagi
nggak ya akhirnya ya jampersal...”
...kalau sejak ada yah.
bersalinnya pake kantong
jampersal teh, Kebanyakan
doang, paling pribadi dulu
udah nggak ada juga nganter
ama nifasnya 3 lah... gimana
pembagian lagi, doang sih, ia
kali 10.000... lagi... biar
udah gak berlaku dapet langsung
persenan dianya juga
kesepakatannya dari pasien,
pembagiannya rajin
...ya mana yang kitanya
ya yang dari ngarujuk...”
akan di dapetnya
bersalin aja.
bagi...orang kita nunggu, ..”
Kalau dulu kan
aja dapetnya
mungkin kita
juga entar-entar,
tarik 400 ribu
nunggunya 2
ya, trus ntar ma
bulan, 3 bulan.
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
3. Sarana “...selama ini “... pas “...dari “... sarana “...puskesamsn “...di tempat saya “...iyah, pihak
mah sarana pertemuan puskesmas kemitraan paling ya yah yang pihak puskesmas puskesmas
atau fasilitas kemitraan di juga. yang dari tempat kasih fasilitas juga yang yang nyediain
puskesmas yang desa, kayak tahun dinas yang pertemuannya ya, pertemuan, ngadainnya, yang sarananya...”
nyediain, kayak kemarin, desa ya diundang puskesmas yang yang ngundang nyiapainnya.....”
pas pertemuan yang kasih paling-paling ngurusin gitu- paraji untuk
itu, puskesmas sarana. hanya gitu..”. pertemuan,
yang nyediain Walaupun yang bikornnya...” ngundang lintas
tempatnya. ngundang dari sektor juga
puskesmas, tapi yah... “
Kalau yang dari
desa yang siapin
dinas belum ada
macem-
ya kayaknya...”
macemnya... “
4. Metode “... pendekatan “... pernah sih “...cara kita “...pendekatannya “...berusaha “...mendekatinya “.. selama ini
nya saat ada kitaberkunjung mendekati paling pas ketemuan mendekati sih kita kerumahnya, emang belum
pesalinan yah, kerunahnya gitu, dukun yah, saat di puskesmas saja udah, tapi meski nggak bawa pernah
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
kita sama-sama nganterin uang kita kemitraan sih. Tempat saya kadang si apa-apa, ada yang kerumahnya
kerja ngurusin transport gitu yah, kan jaraknya ada maparaji nggak tanggapannya satu-satu ya,
pasien bersalin, kemitraan.. ya..kita ketemu jauh ya ma parinya respek ya, baik, ada juga kalau pas ada
ya pas itu kita nggak ngobrol mungkin pas masuk ke dalem kurang apa ya.. yang nggak bikin kemitraan aja
sambil ya, Cuma dijalan, banget, jadi paling kayak cuek- sreg.macem- kita coba ajak
ngobrol... ngomong biasa ngobrol sih yang dekat aja yang cuekan kalo macem. Tapi kan ngobrol gitu
aja, lagi apa enggak yah, say kadang ketemu di diajak udah usaha... yah.. ada juga
...untuk
mak, repot hello gitu-gitu jalan, , apa pas ngomong... paraji yang
kesepakatan
nggak, gitu-gitu ajah. Kunjung kondangan...ngobro kerumah saat
MOU nya ada, Karena udah
aja... kerumah l juga kok. kalo ...perjanjiannya ada persalinan
ditandatangani tua kali yah..
pernah, pas harus kesana-sana ada, di buat dulu gitu..
oleh bidan dan
nganter capek yah pas kemitraan,
parajinya, trus
...ada sih undangan atau tapi ya
disaksikan oleh ...ada,
MOUnya.. isinya buat nanya pelaksanaannya ...iya, ada
kepala desa kesepakatannya
tentang data... MOU sih aya... tapi gimana ya... nggak MOU nya
setempat, juga ditandatangani
pertolongan ya cuman formalitas itu sih sesuai.. ada...
camatnya... ... MOU udah kita ama
persalinan yang ajah yah menurut masih ada paraji
di buat... tapi maparajinya...
nggak boleh saya... yang juga nolong,
belum ada ditandatangani
dilakukan paraji trus sangsinya
perbaruan... ama ibu kepala,
sendirian, trus juga gak jalan.
pak camat
pembagian fee,
sama lurahnya
trus saling
ya kita ya...
menghubungi,
gitu..
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
...nggak ada ya, ...di dalam MOU ...dulu paraji ...penghargaannya ...amin, kalau ... maparaji nya ... belum ada
belum pernah kalo si Paraji yang periksa sih belum ada yah, ada reward kalo pas lebaran itu yang buat kita
ada reward.... menolong kepuskesmas sebenarnya bagus buat kita.. yah di kasih kita... yang
bidan nggak persalinan yang punya juga kalo diadain heheh... bingkisan sembako buat maparaji
ada, yang buat sendiri tanpa askin atau yah heheh.. harusnya dinas ama puskesmas, ya itu
parajinya juga bidan, maka uang nggak kita tuh ya yang tapi untuk yang sembako...”
nggak ada ya di hasil pemberian gratisin, tapi kasih ya.., bermitra terus ama
tempat saya.. pasien tersebut semenjak lebih “... sanksi ada juga, selama ini kita...”
diminta 100% ketat belum ada yang nggak ada “...nggak ada
Tapi “...ada sih
oleh FMD, bukan pemeriksaan pernah kena sama pelaksanaanya
sebenernya sangsinya, di
kita yang tentang sanksi..”. sekali..maparaj , sanksi cuman
kalau ada minta ya uangnya
mintainnya, tapi keuangan i yang baik aja di tulis doang
seperti itu bisa yang dari hasil
desa... ya, puskesmas, ya mitranya yang di MOU...”
jadi menolong
...memang belum nggak lagi. dikasih,
penyemangat persalinan...
sih Malah jadi sembako pas
buat kita kerja semuanya 100%.
realisasinya...” temuan kan ya hari lebaran itu
yah...” Tapi selama ini sih
nanti... yah...”
saya rasa belum
“...sanksi
“...sanksi “...sama pernah parajinya
emang adah di
selama ini sanksinya yang nolong
MOU in tapi
belum pernah nggak jalan dimintain ya,
belum pernah
dilakukan... “ juga.. gimana ya... desa
ada tindak
juga gak enak kali
lanjutnya...
ya... kan ada tuh
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
ya maparaji
anaknya jadi
pamong desa...
PROSES ...tahu ya, kenal ... iyah di tempat ... cuma 2 ... ada yang udah ...kenal lah ma ... semua bidan ...saya kan
mabeurang nya. saya ada 3 paraji ya, jadi ketemu, tapi ada parajinya, tahu, mah tahu siapa belum lama
1. Pendataan dan
Ketemunya pas orang yang agak ya kenal sih.., juga yang belum, Cuma dianya paraji yang ada di tinggal di
Pemetaan
lokmin desa... bandel satu, bermitra kok yang belum pernah nggak pernah desanya kali yah, situnya, jadi ya
Dukun Paraji
semua ma kadang suka kita... ketemu tahu kirim kekita Mereka kenal kok. belum
paraji tahu, nolong sendiri, namanya dari pasen, ya kita Kalo rumah – mengenal
kenal banget sih semua udah kadernya, juga jarang rumahnya paraji semua, tapi
enggak, tapi bermitra yah... pasiennya yang suka ketemuannya... ya nggak semua minimal tahu
minimal pernah cerita... rumahnya tahu ya, kan ada namanya,
ketemu.. kan jauh ya, trus yang masuk ke meski belum
banyak banget daerah banget... pernah
paraji ditempat ketemuan..
saya, saya nggak kalau pas
kenal semua... kemitraan
nggak dateng
dia...
2. Koordinasi ... yang kita Kalo ada Koordinasi tuh ... lintas sektor ma, ...kalau dari ... kalau menurut ... saya sih
dengan lintas lakukan sendiri pertemuan desa penting ya, dari puskesmas ya kita-kita aja saya mah kurang paling sama
sektor sih sama PKK itu, kita ngobrol bagi kita, yang ngundang. kan paraji dah ngefek ya, gimana kadernya ya,
ya pas ama pak biasanya ama Kita ikutan hadir nggak mau ya, orang pas ada yang linsek itu
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
posyandu gitu... sekdesnya, atau kadernya kalo juga di pertemuan dengar kali ya, kematian ibu puskesmas sih
ama RT nya, kita , kalo yang itu, yang resmi kalau mereka bersalin, yang yang
tentang tokoh-tokoh itu mengundang pihak (Polisi, camat, datengin cuman mengkoordinir.
... yang lintas kemitraan.. puskesmas puskesmasnya... lurah, koramil) kita-kita doang,
sektor , kita yang yang bicara tahu sendirilah ma
mah koordinasinya kan lain paraji sama kita ... yang hadir
berharapnya ... kalo yang yah...agak ada mah cuma iya iya di depan yang
kalau mereka lintas sektor rasa takutnya.... doang, abis ntu lintas sektor,
hadir juga diundangnya ke ...kita kan makanya lintas yah udah, nolong biasanya dari
dalam Puskesmas kalo inginnya sektor perlu lagi... meskipun polisi, trus
pertemuan kan lagi ada mereka itu terlibat juga, udah sama lintas koramil yah,
parajinya mau pertemuan. berperan serta, biar mereka sektor tetep aja trus camatnya,
dengar tuh Biasanya dari mereka kan di juga jalan di tempat... lurahnya,
penjelasan. polisi, dari segani, trus mendukung kadang di
Kalo menolong koramil, menurut saya kita... wakilin ama
persalinan trus kecamatan, trus mereka sesuai sekdesnya...
kok sampai lurahnya.. kalau
meninggal bisa memberikan
... semua
di kenakan penjelasan
(paraji) kan ada
hukuman... tentang tentang
yang nggak
hukum-hukum...
dateng yah, jadi
ada yang nggak
tahu juga ada
penjelasan-
penjelasan dari
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
mereka...
3. Membina .. selama ini ma, ...pembinaan ... pembinaan ... pembinaan ...di tempat ... belum dilakukan ... yang rutin
Dukun pembinaan buat paraji rutin untuk ma secara khusus, saya ada ya, secara resmi, kalo belum ada...,
yang rutin penting ya paraji sekarang waktu khusus belum pembinaan. Itu itu ya, pembinaan nggak ada
belum sih, sebenarnya, mah nggak ya, ada selama ini saya pas kalo lagi ya pas pertemuan dana nya,
perbulan gitu disana kan kita dulunya pernah rasa... harusnya ada pertemuan itu aja kita kasih anggarannya
belum, kalau bisa ngomong ma ada pelatihan, masuk anggaran gitu di tahunya, bahwa buat pertemuan
pas pertemuan parajinya kalo pelatihan ma juga lho itu... puskesmas.., peran dukun aja saya kira
itu aja tugas kita begini, paraji sebelum untuk yang sekarang begini, ya...
dikatakan kalau tugas mereka tahun berapa berkala belum tidak boleh lagi
ngerawat tali begitu, itu yah..., 2000an sih ya... menolong
pusat begini, menurut saya... kayaknya, tapi sendiri...
kalau ngurut malahan
bayi atau parajinya
ibunya nggak tambah PD tuh,
boleh kenceng- nolong sendiri,
kenceng, trus apa –apa
tanda-tanda sendiri,
bahayanya ini, mentang-
gitu... mentang udah
dilatih gitu,
untungnya
udah gak ada
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
lagi tuh
sekarang...
4. Melaksanakan ... sebenarnya ... saya rasa ...ada yang udah ...belum itu ya ... ya susah sih ... yang baik sih ... kalo ma
Kegiatan sih udah baik ya cukup lumayan baik juga, ada tempat saya, ya, dari bantuin kita paraji hanya
Kemitraan kemitraannya, dianya (paraji) yang belum ada itu persalinan parajinya gak banget, biasanya kasih support
udah pada datang sih ya pas juga.. sungsang yah, bisa di kan suka ngeluh- aja sama doa-
ngarujuk ke pertemuan soalnyaada tuh ditolong ma paraji, omongin, dari ngeluh pegel yah doa, yang
kita, hanya saja kemitraan, pas ya pasiennya cerita ma pasiennya juga pasienya, nolong bayinya
masih ada ma ada lokmin desa, saya pas imunisasi. begitu, emang maparaji yang ya saya,
mereka (bumil)
paraji yang ya.. meski tetep Kata si maparajinya ada yah satu mijetin, saya keluarin
periksanya
nolong sendiri, aja masih ada ini mah emak udah dua orang gitu, bilangin boleh plasenta ama
pernah ke saya
padahal udah nolong sendiri... tahu ilmunya, dulu maunya pijet-pijet tapi jahitnya semua
ya, tapi
dikasih nolong si Y juga lahirnya tangan ma kakinya saya, kalau
... si maparaji bersalinnya
pembinaan, ntar bisa... dirumah aja, aja. Trus ma N bayinya udah
ikutan nganter, malahan ke
alasannya kita kan udah jadi manggil ngelus-elus lahir si
juga nemenin paraji, ma
kebrojolan, bermitra ya sama maparaji. perutnya, ama di maparaji yang
sampai selesai, paraji nggak
padahal nggak mereka tapi ya itu Karena kalau komat-kamitin kasih bajunya,
sampai bayinya ngerujuk kekita,
satu dua lho ma dia, masih saja PD bidan kan kasih gitu... di ngebedongin
lahir, juga nggak kasih
E nolong bayi, nolong sendiri... sarannya ke mantrain...hehehe. gitu... kadang
bantuin bersih- tahu kita, di
masak semua rumahnya . mijitin kita
bersih... tolonglah
kebrojolan... bidan atau juga lho, dia
sendiri. Ntar Yang nggak baik
puskesmas itu ramah...
tahunya pas ya.. kita nggak
yah...
imunisasi, ee bermitra ma dia,
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
5. Evaluasi ... laporan ... belum ada ...selama ini ... iyah.. pas ditanya ... gimana kita ... kita selalu ...laporannya
program kegiatan ada setahu saya... PWS aja yang aja kita buatnya ya... laporan rutin nya ya PWS itu, di
kali ya di nggak ada kita laporin ngejawabnya, saya nggak PWS KIA, udah situ kan ada ya
bikornya, formatnya, yang rutin per tertulisnya belum... tahu itunya macem-macem itu persalinan
laporannya pas kita laporin bulan, kalau formatnya... laporannya di bidan berapa,
ada pertemuan paling cuma PWS kegiatan setahu saya ya sana... paraji berapa,
itu biasanya, aja... paling-paling PWS itu... yang
kalau yang cuman ditanya meninggal
khusus pada aja, ama berapa, trus
evalusi Bikornya atau yang
pelaksanaanya Kepala, itu pendampingan
belum ada sih.. aja... ama paraji
berapa, ada
itu..
OUTPUT ...kalau di desa ... kalau hasil ...paraji yang ...yang tahun 2011 ...lumayan naik ... sama ,biasa ...alhamdulilla
saya mah, dari cakupan- suka nganterin itu emang banyak ya, saya senang ajah, tempat saya h cakupannya
linakes dari cakupan ngarujuk tetap persalinan itu, kebetulan mah masih ada aja naik, cuman ya,
tahun lalu naik meningkat ya, ya itu, nggak maparijinya, 50 an emang semua persa linan masih ada
Informasi Hasil
FB1 FB2 FB3 FB4 FB5 FB6 FB7
sih yah...meski tapi yang ada tambahan lebih naik dari tahun bermitra dukunnya... dukunnya
sedikit... bermitra itu-itu tapi emang 2010, 40 an saat itu.. dengan saya... nolong, jumlah
aja, belum ada persalinannya yang bermitra
yang gabung agak naik. tetap, yang lain
lagi... diempat saya.. belum
terangkul...
Sumber Informasi
Hasil
Informasi
BK1 BK2
INPUT
1. Sumber Daya ...bidannya satu desa satu dan itu cukup... harus ...kalau bidannya yang tinggalnya di desa itu, Cikeas,
tinggal di situ, udah peraturannya kan ya, bidan desa Cadas, Nagrak, Gunung geulis, sedang yang lain
ya harus tinggal di desa... tinggalnya diluar wilayah...udah punya rumah
sendiri kan...
2. Dana
a. Sumber dana ... dana dari BOK yah, penggunaannya untuk ...sebenarnya masalah dana pihak BOK yang lebih
pertemuan... selama ini pertemuannya baru 1 kali tahu... pertemuan kemitraan selama ini baru sekali
dalam setahun yah, kemarin tuh mengundang linsek ya, iya pertahun.
juga sih...
b. Pembagian jasa persalinan
... memang sudah ada MOU nya pembagian jasa ... sekarang belum ada kesepakatan baru lagi, tahun
persalinannya, berapa persennya tergantung maunya sekarang ya, kan udah berlaku jampersal. dulunya
bidan ama paraji sih ya. Selama ini memang jalan, udah, beda-beda sih tiap desa. Tergantung berapa
cuman itu.. setelah program jampersal kan harusnya yang dulunya disepakati...
ada kesepakatan baru, ini belum...
3. Sarana
a. Penyediaan fasilitas pertemuan kemitraan “...selama ini puskesmas yang fasilitasin, dinas “...pertemuan ada di puskesmas , didesa juga ada
belum ada...” fasilitasnya puskesmas ama desa juga...
b. Ketersediaan buku-buku pedoman
kemitraan “... belum ada ya bukunya, belum dikasih dari ... ada nggak ya, kurang tahu saya...”
dinas...”
c. Metode
a. Cara pendekatan bidan di desa terhadap “...memang nggak semua mempunyai kemampuan “...banyak faktor sih saya rasa, ada kan ya, bidannya
dukun paraji pendekatan yang baik, biasanya yang baik itu tuh dah baik, sabar, ramah, eee parajinya yang
nakesnya bagus, paraji seneng rujuk pasien ke dia, kelewat egois, tapi ada juga itu bu, paraji takut deket
ada sih ya yang terkesan judesan gitu...” ma dia, dianya terkenal galak gitu, tapi sebenernya
dia baik kok....”
b. Adanya MOU/kesepakatan Kemitraan
“...udah semua, tiap desa...” “...iyah aya, tiap desa udah di buatkan ...”
antara bidan di desa dengan dukun paraji
PROSES
1. Pendataan dan Pemetaan Dukun Paraji “... memang kalau di sini semuanya mengetahuinya “...belum semua tahu saya kira ya, ada yang belum
siapa nama-namanya paraji yah, mereka tahu, bisa lama kan kerjanya, trus ada yang jauh banget juga,
nanya ke kaderya juga...” apalagi dianya nggak pernah ikutan pertemuan, jadi
yah bidan mungkin belum kenal...”
2. Koordinasi Lintas sektor “... tentu kita berkoordinasi lintas sektor, dari “... itu penting ya, biar mereka mendukung. Mereka
kepolisian, koramil, kecamatan, kelurahan, tokoh kan cukup berpengaruh di masyarakat, jadi kita juga
masyarakat. Kita mengundang mreka saat petemuan melibatkan mereka... dari kepolisian, koramil,
kesepakatan MOU...” kecamatan, kelurahan itu...”
3. Membina Dukun Paraji “...belum ada sih bu.. rutinnya...” “...untuk yang sekarang belum ya, tapi kedepan kita
berharap itu juga dilaksanakan, kalo sering ketemu
kan jadi lebih akrab...”
4. Melaksanakan Kegiatan Kemitraan “... ya lumayan ada yang baik ada yang “...Secara umum baik sih ya, mereka terjun
susah...sebenarnya nggak parajinya aja ya yang kemasyarakat udah bagus, tapi karena belum deket,
susah kita ajak mitra ya, kitanya kan juga nggak bisa jadi ya kemitraannya dengan paraji kurang bagus....”
maksa ya, ada yang mau di bilangin kalau lahiran ke
bidan, ada juga yang nggak usah dibilangin udah
tahu gitu yah, tapi ada juga yang nggak mau denger,
udah gimana ya... sugestinya udah biasa ama paraji
sih...”
OUTPUT “...bervariasi ya perdesanya, ada yang persalinannya “...yah... gimana ya, hasilnya memang belum
naik, ada juga maparajinya yang malahan naik, yang memuaskan ya,masih dibawah target juga. tahun
agak banyak maparinya tuh desa Pasir Jambu, 2011 itu emang agak naik maparajinya, gimana ya..
dulunya sempat bagus sih, tapi kesini-sini persalinan jampersal juga udah di sosialisasi, bidan tiap desa
malahan maparajinya nambah bahkan yang tahun ada, hehehe...belum maksimal kali yah.. .”
2011 kemarin itu 60 an persen linakesnya...”
Kepada
Yth:........(calon informan)
Di Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor
Dengan hormat,
Demikian permohonan ini peneliti sampaikan, segala informasi yang ibu berikan akan
dirahasiakan dan hanya digunakan sebagai bahan penelitian. Atas segala perhatian ibu,
peneliti ucapkan terimakasih.
Peneliti
(Retna Pertiwi)
I. Petunjuk Umum
1. Sampaikan terimakasih atas ketersediaannya
2. Jelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian
3. Minta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam selama wawancara
Tanda tangan :
Nama Responden :
I. Perkenalan
II. Kesepakatan bahwa pembicaraan direkam, hanya untuk kepentingan pendidikan
dan peningkatan program, perlu di tekankan bahwa pendapat semua yang hadir
sangat berarti, dan di harapkan keikutsertaanya dalam menyampaikan pendapat.
III. Diskusi.
Tanggal :
Tempat :
Lama :
PROSES
1. Apakah ibu mengenal semua dukun bayi/paraji yang ada disini? Dari mana ibu
mengenalnya? Ada berapa jumlahnya? Siapa namanya? Dapatkah ibu menceritakan
masing-masing dukun tersebut?
2. Selama ini bagaimanakah koordinasi lintas sektor yang dilakukan oleh ibu unruk
menyusun dukungan?
3. Apakah ibu melakukan pembinaan secara rutin kepada dukun bayi, berapa bulan sekali?
Apabila tidak, mengapa? Menurut ibu apa saja yang perlu di sampakan kepada paraji
dalam pembinaan tersebut?
OUTPUT
Bagaimana menurut pendapat ibu tentang program kemitraan antara bidan dan dukun bayi di
desa binaan ibu? Apakah cakupannya sudah sesuai target? Bagaiman dengan jumlah bidan
yang bermitra sekarang ?
INPUT
Sumber Tenaga
Apakah setiap desa di wilayah Puskesmas ibu ada bidan di desanya?
Apakah Bidan di desa tinggal di desa tersebut? Mengapa?
Dana
1. Menurut ibu apakah ada ketersediaan dana yang digunakan khusus untuk pelaksanaan
program kemitraan antara bidan dan dukun bayi? Apabila ada, apakah ibu mengetahui
dari manakah sumber dana tersebut? dan dialokasikan untuk apa sajakah dana
tersebut?
2. Bagaimanakah pembagian jasa persalinan antara ibu dan dukun paraji yang bermitra di
wilayah desa binaan ibu?
Sarana
1. Menurut ibu siapakah yang menyediakan sarana atau fasilitas yang diperlukan bidan
desa dalam melaksanakan program kemitraan?
2. Apakah bidan di desa mempunyai buku pedoman kemitraan bidan dengan dukun?
Siapakah yang menyedikan? Apabila tidak, mengapa?
Metode
1. Menurut ibu bagaimanakah cara bidan di desa melakukan pendekatan kepada paraji
dalam pelaksanaan kemitraan?
2. Apakah ada reward atau penghargaan bagi bidan atau dukun yang bermitra? Mengapa?
Siapakah yang memberikan penghargaan? Dalam bentuk apakah penghargaan tersebut?
3. Apakah ada sanksi apabila bidan di desa atau dukun tidak melakukan kemitraan?
Mengapa? Apabila ada sanksi, dalam bentuk apa sanksi tersebut? siapkah yang
memberikan sanksi tersebut ?
PROSES
1. Menurut ibu, apakah bidan di desa mengenal semua dukun bayi/paraji yang ada disini?
Dari mana mereka mengenalnya?
OUTPUT
Bagaimana menurut pendapat ibu tentang program kemitraan antara bidan dan dukun bayi di
wilayah puskesmas ibu? Apakah cakupannya sudah sesuai target? Bagaiman dengan jumlah
bidan yang bermitra sekarang ?
INPUT
Sumber Tenaga
Apakah setiap desa di wilayah Puskesmas ibu ada bidan di desanya?
Apakah Bidan di desa tinggal di desa tersebut? Mengapa?
Dana
3. Menurut ibu apakah ada ketersediaan dana yang digunakan khusus untuk pelaksanaan
program kemitraan antara bidan dan dukun bayi? Apabila ada, apakah ibu mengetahui
dari manakah sumber dana tersebut? dan dialokasikan untuk apa sajakah dana
tersebut?
4. Bagaimanakah pembagian jasa persalinan antara ibu dan dukun paraji yang bermitra di
wilayah desa binaan ibu?
Sarana
3. Menurut ibu siapakah yang menyediakan sarana atau fasilitas yang diperlukan bidan
desa dalam melaksanakan program kemitraan?
4. Apakah bidan di desa mempunyai buku pedoman kemitraan bidan dengan dukun?
Siapakah yang menyedikan? Apabila tidak, mengapa?
Metode
4. Menurut ibu bagaimanakah cara bidan di desa melakukan pendekatan kepada paraji
dalam pelaksanaan kemitraan?
5. Apakah ada reward atau penghargaan bagi bidan atau dukun yang bermitra? Mengapa?
Siapakah yang memberikan penghargaan? Dalam bentuk apakah penghargaan tersebut?
6. Apakah ada sanksi apabila bidan di desa atau dukun tidak melakukan kemitraan?
Mengapa? Apabila ada sanksi, dalam bentuk apa sanksi tersebut? siapkah yang
memberikan sanksi tersebut ?
PROSES
7. Menurut ibu, apakah bidan di desa mengenal semua dukun bayi/paraji yang ada disini?
Dari mana mereka mengenalnya?
OUTPUT
Bagaimana menurut pendapat ibu tentang program kemitraan antara bidan dan dukun bayi di
wilayah puskesmas ibu? Apakah cakupannya sudah sesuai target? Bagaiman dengan jumlah
bidan yang bermitra sekarang ?