Anda di halaman 1dari 9

MODUL 01 PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA

Komang Arya Attyla Kepakisan (18316001)


Ahmad Rasyid .A (18316008)
Alwan Abdurrafi (18316025)
EB3206-Pengolahan Citra Biomedika
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak citra, namun citra keluaran atau hasil mempunyai


kualitas lebih baik dari pada citra masukan.
Praktikum Pengolahan Citra Biomedika merupakan
praktikum take home dengan memanfaatkan software
Matlab. Pada modul 1 Pengantar Pengolahan Citra terdiri
dari tiga percobaan. Percobaan pertama adalah image format
yang menunjukkan hasil representasi citra warna. Hasil Gambar 1.1 Alur Proses Pengolahan Citra
representasi citra warna selain dalam format Red Green Blue
(RGB), dapat juga dinyatakan dalam format Hue Operasi dalam pengolahan citra secara umum
Saturation Value (HSV). Berdasarkan percobaan yang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
telah dilakukan, diketahui bahwa image yang dihasilkan antara lain :
dalam format Hue menunjukkan kombinasi warna asli, a. Image Enhancement atau perbaikan kualitas
format Saturation menunjukkan ketajaman warna, format citra merupakan proses mendapatkan
Value menunjukkan tingkat kecerahan warna. Selanjutnya, citra yang lebih mudah diinterpretasikan
percobaan kedua adalah operasi aritmatik dan geometrik. oleh mata manusia dengan tujuan lebih
Pada percobaan ini dilakukan operasi geometrik terlebih menonjolkan ciri-ciri tertentu dari suatu
dahulu berupa rotasi sebesar 1800 yang kemudian citra sehingga dapat digunakan untuk
dilanjutkan dengan operasi aritmatik berupa pengurangan kepentingan ekstraksi ciri, analisis citra
citra sebelum dan sesudah dilakukan rotasi. Hasil yang atau menampilkan informasi dari citra
diperoleh pada percobaan kedua berupa tumpukan citra yang tersebut. Proses ini dilakukan karena citra
berbeda rotasi 1800 dengan bagian yang awalnya gelap yang dijadikan objek terkadang memiliki
menjadi lebih transparan dan bagian yang awalnya terang kualitas yang buruk, misalnya citra terlalu
menjadi lebih gelap. Terakhir, Percobaan ketiga adalah gelap atau terang, citra mengalami derau,
operasi transformasi. Pada percobaan ini dilakukan operasi dan citra kabur atau kurang tajam.
transformasi fourier pada suatu citra dalam domain frekuensi Perbaikan citra ini berkaitan dengan
sehingga karakteristik magnitude dan fasanya dapat perbaikan kontras gelap/terang,
diketahui. perbaikan tepian objek (edge enhancement),
Kata kunci: Citra, Image Format, Operasi Geometri penajaman (sharpening), pemberian warna
dan Aritmatik, Operasi Transformasi semu (pseudocoloring), penapisan derau
(noise filtering), dan sebagainya. [6]
1. PENDAHULUAN
Citra atau gambar (image) adalah kombinasi
antara titik, garis, bidang, dan warna untuk
menciptakan suatu imitasi dari suatu objek–
biasanya objek fisik atau manusia. Citra bisa
berwujud gambar (picture) dua dimensi,
seperti lukisan, foto, dan berwujud tiga dimensi,
seperti patung. Gambar 1.2 Image Enhancement
Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, b. Image restoration atau pemugaran citra
khususnya menggunakan komputer, menjadi citra adalah operasi penghilangan atau
yang kualitasnya lebih baik dan sesuai dengan minimalisasi degradasi kualitas citra
keinginan pemakai. Pengolahan citra bertujuan dengan tujuan meningkatkan atau
memperbaiki kualitas citra agar mudah memperbaiki image yang cacat.
diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal Perbedaan antara Image restoration dan
ini komputer). Teknik-teknik pengolahan citra Image enhancement adalah pada image
mentransformasikan citra ke citra yang lain. Jadi restoration penyebab degradasi citra sudah
masukannya adalah citra dan keluarannya juga diketahui, sedangkan pada image

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 1


enhancement penyebab degradasi citra aplikasi dari ini adalah gambar 3D yang
tidak diketahui. Contohnya usia gambar dihasilkan rontgen. [6]
yang sudah tua dan banyaknya derau
Pada Modul 1 Pengantar Pengolahan Citra ini
pada citra. [6]
akan dilakukan beberapa eksekusi program dasar
dengan menggunakan software Matlab. Program-
program tersebut dieksekusi dengan
menggunakan gambar-gambar yang telah
disediakan sebagai bahannya. Pada modul 1 ini
dilakukan percobaan mengenai konversi image
Gambar 1.3 Image Restoration format, penerapan operasi aritmatik dan geometri,
c. Image compression (Pemampatan Citra) dan penerapan operasi transformasi.
ialah proses yang dilakukan terhadap citra
Sebenarnya, terdapat beberapa format gambar
digital dengan tujuan untuk mengurangi
yang dapat digunakan. Akan tetapi, dalam modul
redudansi dari data-data yang terdapat
1 ini, praktikan hanya menggunakan konversi dari
pada citra sehingga dapat disimpan atau
RGB (Red Green Blue) ke HSV (Hue Saturation
ditransmisikan secara efisien. Dengan
Value). Format gambar RGB dan HSV merupakan
adanya proses pemampatan citra,
format yang paling sering digunakan dalam
membuat penggunaan memori menjadi
pengolahan citra. Untuk format RGB
lebih sedikit dengan tidak mengurangi
menunjukkan bahwa setiap citra terdiri dari
kualitas citra. Contohnya adalah citra
susunan dan perpaduan ketiga warna tersebut,
dengan jenis .bmp dilakukan
yaitu merah, hijau, dan biru. Untuk format HSV
pemampatan citra menjadi .jpg.
menunjukkan bahwa setiap citra akan
direpresentasikan dalam tiga buah data, yaitu Hue
yang menunjukkan dari lingkaran berwarna
primer, Saturation yang menunjukkan jari-jari dari
lingkaran warna dari level abu-abu hingga level
yang berwarna pekat, dan Value yang
Gambar 1.4 Image Compression menunjukkan tingkat kecerahan cahaya.
d. Image segmentation memecah citra menjadi
beberapa bagian yang homogen dengan Aplikasi pengolahan citra umumnya dapat
kriteria tertentu. Tujuan dari proses ini dikelompokkan ke dalam dua jenis kegiatan
adalah untuk menyederhanakan atau • Usaha memperbaiki kualitas suatu citra
mengganti representasi gambar ke agar lebih mudah diinterpretasikan oleh
gambar baru yang lebih memiliki guna mata manusia.
dan memudahkan analisis. Pada proses ini • Usaha mengolah informasi yang terdapat
dilakukan deteksi diskontinuitas, pada suatu citra dalam keperluan
thresholding, segmentasi berbasis region, pengenalan obyek secara otomatis.
dan sebagainya.
Secara umum, terdapat dua alasan mengenai
perlunya pengolahan citra, yaitu:
• Untuk mendapatkan citra asli dari suatu
citra yang sudah buruk karena pengaruh
derau. Pada kondisi demikian, proses
pengolahan bertujuan untuk
Gambar 1.5 Image Segmentation mendapatkan citra yang diperkirakan
mendekati citra sebenarnya.
e. Image analysis merupakan proses
menghitung besaran kuantitatif dari citra • Untuk memperoleh citra dengan
untuk menghasilkan deskripsi dari citra karakteristik tertentu dan cocok secara
tersebut. Image analysis diperlukan untuk visual yang dibutuhkan untuk tahap lebih
melokalisasi objek yang diinginkan dari lanjut dalam pemrosesan citra. [1]
sekelilingnya. Pada proses ini biasanya 2. STUDI PUSTAKA
dilakukan proses pendeteksian tepi objek
(edge detection), ekstraksi batas (boundary), Citra digital adalah sebuah fungsi 2-D yang
merupakan fungsi intensitas cahaya dimana nilai x
dan representasi daerah (region).
dan y merupakan koordinat spasial dan nilai
f. Image reconstruction membentuk ulang
fungsi dari f(x,y) merupakan tingkat keabuan citra
objek dari hasil proyeksi objek. Contoh
pada titik tersebut. Citra digital merupakan citra
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 2
yang telah mengalami proses diskritisasi spasial hijau dan biru untuk total 48-bit – atau 8-
dan digitasi intensitas. Kedua proses tersebut bit per warna – merah, hijau dan biru
membuat citra digital tersusun atas kotak-kotak untuk total 24bit – dan menggunakan
kecil yang disebut sebagai piksel (pixel – picture nama file atau perpanjangan TIFF TIF.
element). Piksel merupakan satuan terkecil dari 6. PSD (Photoshop Document). Format ini
suatu citra dijital. Resolusi citra bergantung pada merupakan format asli dokumen Adobe
jumlah piksel per satuan panjang citra. Semakin Photoshop
banyak piksel yang mewakili suatu citra, maka 7. PDF (Portable Document Format). Format
semakin tinggi nilai resolusinya dan semakin ini digunakan oleh Adobe Acrobat dan
halus pula gambarnya. Citra digital dinyatakan dapat digunakan oleh grafik berbasis pixel
dalam sebuah matriks dimana baris dan kolomnya maupun vektor.
menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan 8. CDR (Corel Draw) CDR adalah jenis file
elemen matriksnya menyatakan tingkat keabuan. gambar khusus yang dapat dibuka
[1] menggunakan aplikasi Corel Draw. CDR
adalah sebuah format yang native
biasanya digunakan untuk menggambar
vector.
9. RAW. Format file ini merupakan format
file yang fleksibel untuk pertukaran
dokumen antar aplikasi dan platform.
Format file ini mampu menyimpan mode
warna RGB, CMYK, dan Grayscale
Gambar 2.1 Contoh Citra Digital dengan 1 alpha channel serta mode warna
Multichannel, Lab Color dan Duotone
2.1 IMAGE FORMAT tanpa alpha channel.
Format file gambar adalah sarana standar untuk
Selain dalam format RGB, sebuah citra berwarna
mengatur dan menyimpan gambar digital. File
dapat juga dinyatakan dengan menggunakan HSL
gambar terdiri dari data digital dalam salah satu
(Hue Saturation Lightness) dan HSV (Hue
format ini yang dapat direkayasa ulang untuk
Saturation Value). Kedua format ini merupakan
digunakan pada display komputer atau printer.
format yang paling umum digunakan dalam
Format file gambar dapat menyimpan data dalam
merepresentasikan model warna RGB.
format terkompresi, kompresi, atau vektor. Setelah
diraster, gambar menjadi grid piksel, masing- Model HSV (Hue Saturation Value) menunjukkan
masing memiliki sejumlah bit untuk menentukan ruang warna dalam bentuk tiga komponen utama,
warnanya sama dengan kedalaman warna yaitu hue, saturation, dan value (atau disebut juga
perangkat yang menampilkannya.Berikut ini brightness). Hue adalah sudut dari 0 sampai 360
merupakan beberapa jenis penyimpanan pada derajat. Biasanya 0 adalah merah, 60 derajat
citra. adalah kuning, 120 derajat adalah hijau, 180
derajat adalah cyan, 240 derajat adalah biru dan
1. JPG/JPEG (Joint Photographic Expert
300 derajat adalah magenta. Hue menunjukkan
Group). Format ini bisa mensupport
jenis warna (seperti merah, biru atau kuning) atau
sampai 16.7 juta warna.
2. PNG (Portable Network Graphics). Sama corak warna, yaitu tempat warna tersebut
dengan GIF namun bit depthnya ditemukan dalam spektrum warna. Merah, kuning
mencapai 24 bit serta mampu dan ungu (purple) adalah kata-kata yang
menghasilkan latar belakang menunjukkan hue. Saturasi (saturation) suatu
(background) yang transparan dengan warna adalah ukuran seberapa besar kemurnian
pinggiran yang halus. dari warna tersebut.
3. GIF (Graphics Interchange Format).
Kombinasi warna yg tersedia sebanyak
256 warna.
4. BMP (Bitmap Image). Format ini mampu
menyimpan informasi dengan kualitas
tingkat 1 bit sampai 24 bit.
5. TIFF (Tagged Image File Format). The
TIFF (Tagged Image File Format) adalah
format gambar yang fleksibel biasanya
menyimpan 16-bit per warna – merah,

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 3


Gambar 2.2 Hue Saturation Value (HSV) Aplikasi dari operasi penjumlahan seperti
pengembangan dari algoritma restorasi
citra untuk membentuk noise tambahan,
efek spesial seperti efek gambar bergerak.
Contoh aplikasi pengurangan ialah untuk
pelacakan objek, citra medis dsb.
𝑠(𝑥,𝑦) = 𝑓(𝑥,𝑦) +𝑔(𝑥,𝑦)
𝑑(𝑥,𝑦) = 𝑓(𝑥,𝑦)−𝑔(𝑥,𝑦)
• Operasi Perkalian dan Pembagian
Operasi ini dapat dilakukan pada dua
buah citra yang berbeda ataupun satu
Gambar 2.3 Hue Saturation Value (HSV) citra dengan suatu nilai konstanta tertentu.
Operasi ini biasa digunakan untuk
Sebagai contoh, suatu warna yang semuanya mengatur keterangan dari suatu citra.
merah tanpa putih adalah saturasi penuh. Jika Perkalian suatu citra dengan konstanta
ditambahkan putih ke merah, hasilnya lebih lebih dari satu akan mempergelap citra
berwarna-warni dan warna bergeser dari merah tersebut begitu sebaliknya.
ke merah muda (pink). Hue masih tetap merah 𝑝(𝑥,𝑦) = 𝑓(𝑥,𝑦)×𝑔(𝑥,𝑦)
tetapi nilai saturasinya berkurang. Saturasi
biasanya bernilai 0 sampai 1 (atau 0% sampai 𝑣(𝑥,𝑦) = 𝑓(𝑥,𝑦) ∶ 𝑔(𝑥,𝑦)
100%) dan menunjukkan nilai keabu-abuan warna • Operasi penjumlahan/pengurangan citra
dimana 0 menunjukkan abu-abu dan 1 dengan sebuah nilai skalar c
menunjukkan warna primer murni. Komponen
ketiga dari HSV adalah value atau disebut juga
intensitas (intensity), yaitu ukuran seberapa besar Penjumlahan citra A dengan skalar c
kecerahan suatu warna atau seberapa besar dilakukan dengan menambah nilai
cahaya datang dari suatu warna. Nilai value dari intensitas setiap piksel di dalam citra
0% sampai 100%. dengan suatu bilangan skalar c. Untuk c
yang lebih besar daripada 1, proses ini
2.2 HISTOGRAM akan menghasilkan citra baru B yang
intensitasnya lebih terang daripada A.
Histogram derajat keabuan pada suatu citra
Sebaliknya, pengurangan citra A dengan
digambarkan sebagai suatu fungsi kerapatan
skalar c (c > 1) adalah dengan mengurangi
peluang dari masing-masing derajat keabuan pada
intensitas setiap piksel dengan sebuah
citra tersebut. Dengan demikian, histogram derajat
skalar c, dan menghasilkan citra baru B
keabuan dari suatu digital dapat dinyatakan
yang intensitasnya lebih gelap dari A.
menurut persamaan :
• Operasi perkalian citra dengan sebuah
nilai skalar c

Dalam hal ini :


h(i) = histogram citra untuk derajat keabuan Apabil c > 1, perkalian citra A akan
k. menghasilkan citra baru B yang
ni = jumlah piksel yang memiliki derajat intensitasnya lebih terang, dengan
keabuan k. kenaikan intensitas setiap piksel
n = jumlah piksel pada citra [1] sebanding dengan c. Sebaliknya,
pembagian citra dengan nilai skalar c > 1
2.3 OPERASI ARITMATIK akan menghasilkan citra baru B yang
Operasi aritmatik pada pengolahan citra intensitasnya lebih gelap. Kedua operasi
menunjukan operasi aritmatik pada pasangan ini, pembagian dan perkalian citra dengan
pixel-pixelnya. Terdapat empat operasi aritmatik nilai skalar, umumnya digunakan pada
pada pengolahan citra digital yaitu : proses normalisasi kecerahan.

• Operasi Penambahan dan Pengurangan. Operasi ini melibatkan pasangan pixel dalam f
Operasi ini dapat dilakukan pada dua dan g untuk x = 0, 1, 2, . . ., M–1 dan y = 0, 1, 2, . . .,
buah citra yang berbeda ataupun satu N–1 dimana M dan N merupakan baris dan kolom
citra dengan suatu nilai konstanta tertentu. dari ukuran matriks gambar. Operasi aritmatik

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 4


hanya dapat dilakukan pada gambar yang
memiliki ukuran yang sama.
Agar sesuai dengan format penyimpanan data,
operasi aritmatik pada pengolahan citra digital
biasanya melibatkan proses clipping. Dengan
adanya clipping, nilai intensitas citra hasil yang
bernilai negatif akan dibulatkan menjadi 0,
sementara nilai intensitas yang lebih besar
daripada G–1 akan dibuat menjadi G–1
(perhatikan bahwa pada citra grayscale 8 bit, nilai Gambar 2.4 Operasi Rotasi pada Citra
G–1 sama dengan 255). [1] 𝜃 adalah sudut rotasi yang digunakan (pada
Matlab, arah rotasi ditetapkan berlawanan dengan
2.4 OPERASI GEOMETRIK arah jarum jam). Jika citra semula adalah A dan
citra hasil rotasi adalah B, maka proses rotasi citra
Pada dasarnya, operasi geometrik pada citra
dari A ke B ditunjukkan melalui :
merupakan suatu proses transformasi koordinat.
Dengan demikian, proses ini senantiasa
melibatkan dua buah sistem koordinat. Apabila
terhadap suatu titik A pada sistem koordinat (xA, 2.5 OPERASI KONVOLUSI CITRA
yA) dilakukan sebuah operasi geometrik tertentu, Suatu sistem linear disebut invarian spasial atau
maka titik A tersebut akan menempati koordinat invarian geser apabila translasi citra masukan
(xA’, yA’) pada sistem koordinat (x’, y’). Termasuk mengakibatkan translasi pada citra keluaran.
dalam kategori operasi ini adalah operasi translasi Untuk sistem yang demikian, berlaku hubungan
dan rotasi. keluaran-masukan sistem menurut kaidah
konvolusi. Operasi konvolusi dua dimensi
• Operasi translasi dijalankan dengan mengikuti persamaan :
Operasi translasi bekerja melalui
transformasi koordinat terhadap citra
masukan menggunakan persamaan
transformasi sebagai berikut : dimana :
f(x,y) = citra asal
h(x,y) = matriks konvolusi (convolution kernel)
g(x,y) = citra hasil konvolusi
∆ x dan ∆ y merupakan nilai translasi
horisontal dan vertikal yang digunakan.
Pada Matlab, nilai ∆ x positif akan
menyebabkan translasi citra ke arah kanan,
sedangkan ∆ y positif membuat citra
mengalami translasi ke arah bawah. Jika
citra semula adalah A dan citra hasil
translasi adalah B, maka proses translasi
citra dari A menjadi B dapat dinyatakan
menurut hubungan :

• Operasi rotasi Gambar 2.5 Ilustrasi Operasi Konvolusi


Operasi rotasi dikerjakan dengan Pada prakteknya, operasi konvolusi dua dimensi
melakukan transformasi koordinat dilakukan dengan menggeser kernel konvolusi
terhadap citra masukan dengan piksel demi piksel, melakukan perhitungan untuk
menggunakan persamaan transformasi memperoleh intensitas piksel keluaran f(i,j),
sebagai berikut : kemudian menyimpannya dalam sebuah matriks
hasil. Konvolusi sangat berguna untuk
melakukan operasi penapisan (filtering) pada citra,
misalnya pada kebutuhan penapisan rata-rata
(neighborhood averaging), penghalusan citra
(smoothing), penajaman citra (sharpening), dan
lain-lain. [1]

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 5


2.6 OPERASI TRANSFORMASI Transformasi Fourier dari fungsi sirkuler
Sebagaimana pada sinyal satu dimensi, kita dapat simetrik adalah juga sirkuler simetrik. [1]
melakukan operasi transformasi terhadap sinyal
dua dimensi (citra). Istilah transformasi citra 3. METODOLOGI
mengacu pada proses transformasi dengan
Alat dan komponen yang digunakan pada
menggunakan operator matriks uniter, sehingga
percobaan modul 1 ini adalah :
menjamin berlakunya sifat-sifat transformasi
uniter. Beberapa operasi transformasi yang umum • 1 unit PC/Laptop
digunakan dalam pengolahan citra digital antara
• Aplikasi MATLAB
lain adalah transformasi DFT (Discrete Fourier
Transform), DCT (Discrete Cosine Transform), dan Langkah-Langkah pada percobaan ini ialah
DWT (Discrete Wavelet Transform). Dari berbagai sebagai berikut.
operasi transformasi tersebut, Transformasi
Image Format
Fourier merupakan yang paling populer, terutama
sejak diperkenalkannya algoritma FFT (Fast
Fourier Transform). Operasi Transformasi Fourier
Buka Aplikasi Matlab
diskrit dijalankan mengikuti persamaan :

Jalankan Program Tugas 7.1 Image


Format pada modul 1

Berikut adalah beberapa sifat Transformasi


Fourier diskrit: Berikan analisis atas hasil yang
1. Frekuensi-Spasial diperoleh pada laporan
Jika f(x,y) menyatakan nilai piksel pada
koordinat ruang (x,y), maka 𝜔 1 dan 𝜔 2
adalah frekuensi spasial yang menyatakan Operasi Aritmatik dan Geometri
perubahan intensitas terhadap jarak.
2. Unik
Fungsi kontinyu f(x,y) dan F( 𝜔 1, 𝜔 2) Buka Aplikasi Matlab
bersifat unik satu sama lain, sehingga
proses transformasi tidak menyebabkan
rugi-rugi informasi.
3. Terpisahkan Kernel Transformasi Fourier Jalankan Program Tugas 7.2 Operasi
adalah separable. Dengan demikian, Aritmatik dan Geometri pada modul
Transformasi Fourier 2-D dapat 1
dinyatakan sebagai Transformasi Fourier
1-D berturut-turut sepanjang koordinat x
dan y.
Berikan analisis atas hasil yang
4. Respon frekuensi diperoleh pada laporan
Transformasi Fourier dari respon impuls
yang invarian geser disebut sebagai
respon frekuensi. Operasi Aritmatik Transformasi
5. Fungsi eigen.
Fungsi eigen dari sistem yang invarian
geser linier adalah eksponensial kompleks. Buka Aplikasi Matlab
6. Teorema konvolusi
Transform Fourier dari konvolusi dua
fungsi adalah perkalian dari koefisien Jalankan Program Tugas 7.3 Operasi
transformasi Fourier masing-masing Transformasi pada modul 1
fungsi.
7. Teorema Parseval
Energi dalam domain ruang sama dengan Berikan analisis atas hasil yang
energi dalam domain transform. diperoleh pada laporan
8. Teorema Hankel

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 6


Berdasarkan source code Tugas 7.1 yang dijalankan
dengan MATLAB, dapat dilihat bahwa nilai
4. HASIL DAN ANALISIS
komposisi warna gambar cabai 1 disimpan ke
4.1 IMAGE FORMAT dalam matriks I. Sedangkan untuk hasil konversi
citra tersebut menjadi format HSV disimpan ke
Program yang digunakan :
dalam matriks J. Selanjutnya terdapat perintah
rgb2hsv(I) yang berfungsi untuk melakukan
konversi RGB matriks pada colormaps I ke matriks
pada colormaps J HSV. Unsur-unsur dari kedua
colormaps tersebut berada dalam kisaran 1 dan 0.
Kolom input matriks I merupakan matriks dengan
Gambar 4.1 Source Code Image Format intensitas warna merah, hijau, dan biru.
Sedangkan untuk matriks hasil konversi (matriks
Pada percobaan ini dilakukan pengubahan citra J) merupakan matriks yang mengandung
dari format RGB (Red Green Blue) menjadi format informasi nilai Hue, Saturation, dan Value dari
HSV (Hue Saturation Value). Berikut ini gambar 1. Hal ini juga berlaku untuk gambar
merupakan hasil yang diperoleh dari percobaan cabai 2.
Image Format.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa, hasil
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Image Format dari percobaan ini adalah untuk memperlihatkan
HSV dari gambar cabai 1 dan cabai 2. Hue
Cabai 1 Cabai 2 merepresentasikan karakteristik dari warna-warna
yang ada atau menyatakan kombinasi dari warna-
Gambar Asli Gambar Asli warna dasar (merah, hijau, biru). Sehingga apabila
suatu citra memiliki banyak kombinasi warna
maka Hue dari gambar tersebut juga memiliki
kombinasi warna yang beragam dari 0 hingga 1
(hitam hingga putih). Dapat dilihat bahwa pada
citra Hue untuk gambar cabai 1 dan 2 memiliki
kombinasi nilai yang beragam.
Selanjutnya, akan dilakukan pengamatan
Hue Hue
terhadap Saturasi dari gambar cabai 1 dan cabai 2.
Saturasi menunjukkan ketajaman dari suatu
warna (kemurnian/ketajaman warna). Nilai
Saturasi citra ini menunjukkan seberapa besar
intensitas warna putih pada warna tersebut.
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa
pada gambar cabai 1 dan cabai 2 memiliki nilai
Saturasi yang sama.

Saturation Saturation Terakhir, akan dilakukan pengamatan pada


gambar cabai 1 dan cabai 2 untuk nilai Value.
Value dari suatu citra merepresentasikan tingkat
hitam atau putih dari warna (kecerahan warna).
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas juga, dapat dilihat
bahwa Citra Value dari cabai 1 dan cabai 2
memiliki nilai Value yang sama.
Dari hasil percobaan HSV ini dapat disimpulkan
Value Value bahwa gambar cabai 1 dan cabai 2 memiliki nilai
Hue yang berbeda, namun untuk Saturation dan
Value memiliki nilai yang sama. Hal ini terlihat
pada gambar asli bahwa gambar cabai 1 dan 2
hanya memiliki perbedaan warna-warna dasar
saja, tetapi memiliki tingkat kecerahan yang sama.
Dari percobaan HSV juga dapat dilihat bahwa
komponen Hue akan memberikan efek grayscale
yang bervariasi pada citra. Untuk Saturasi akan

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 7


memberikan ketajaman warna dimana ketika Pertama, citra akan dibaca dengan fungsi imread
Saturasi tinggi, maka warna Hue pada piksel dan disimpan sebagai X dengan variable bertipe
gambar tersebut akan dominan. Sedangkan jika double. Setelah itu X ditampilkan sebagai tipe data
Saturasinya rendah, maka akan memberikan uint8 (unassigned integer 1 byte) dengan fungsi
warna putih. Pada komponen Value, warna akan imshow. Kemudian dilakukan operasi geometrik
bervariasi dari hitam hingga putih dikarenakan berupa rotasi sebesar 180o pada citra dengan
komponen Value merepresentasikan tingkat menggunakan fungsi imrote dan menghasilkan
kecerahan warna. Jika nilai komponen Value gambar Y yang berkebalikan dari citra awal serta
rendah, maka tingkat kecerahan warna juga akan mengikuti kordinat relokasinya. Setelah itu
menjadi rendah (gelap) dan saat nilai komponen dilakukan operasi aritmatik berupa pengurangan
Value tinggi, maka tingkat kecerahan warna akan antara citra X dengan gambar Y dan menghasilkan
semakin tinggi (terang). [2] Z. Setelah itu dilakukan proses clipping dimana
hasil pengurangan dimutlakan agar tidak
4.2 OPERASI ARITMATIK DAN GEOMETRIK
dihasilkan nilai negatif pada citra dan sesuai
Pada percobaan ini dilakukan operasi aritmatik dengan format penyimpanan.
dan geomterik terhadap citra cameramen.tif dengan
Pada gambar 4.2.2 dapat dilihat bahwa bagian
menggunakan command MATLAB seperti
hitam pada citra asli mengalami perubahan
dibawah :
menjadi seolah-olah transparan setelah dilakukan
operasi translasi (rotasi) dan pengurangan. Hal ini
terjadi karena pengurangan dengan nilai hitam
yang memiliki nilai 0 akan menghasilkan nilai itu.
sendiri (berapapun nol dikurangi suatu konstanta,
Gambar 4.2 Source Code Operasi Aritmatik dan absolutnya merupakan konstanta itu sendiri).
Geometrik Untuk bagian-bagian lainnya, terlihat bahwa
Dengan menggunakan Matlab didapatkan hasil didaptkan hasil yang semakin gelap. Ini
seperti terlihat pada gambar dibawah. dikarenakan operasi aritmatika pengurangan akan
menghasilkan nilai yang lebih rendah dari
sebelumnya dan memberikan efek citra yang lebih
gelap. [2]
4.3 OPERASI TRANSFORMASI
Pemrosesan citra yang ketiga adalah dengan
melakukan transformasi. Transformasi dilakukan
untuk mengubah domain citra menjadi domain
frekuensi. Transformasi yang digunakan adalah
transformasi DFT 2D dengan Matlab
menggunakan fungsi fft2(). Selain itu, untuk
memudahkan analisa melalui observasi langsung,
Gambar 4.2.1 Citra Asli cameramen.tif citra ditampilkan menggunakan bentuk hotmap.
Citra asli dan hasil transformasi adalah sebagai
berikut.

Gambar 4.3.1 a) kotak1.bmp b) kotak2.bmp


Gambar 4.2.2 Citra hasil operasi
Gambar 4.2.1 merupakan citra asli yang kemudian
diopersikan secara aritmatik dan geometri
menghasilkan Gambar 4.2.2.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 8


Value menunjukkan tingkat kecerahan
warna.
3. Sebuah file gambar memiliki bermacam-
macam format seperti “.png”, “.jpg”,
“.bmp”, “.tiff”, “.gif” yang memiliki
karakteristik masing-masing.
4. Nilai transformasi 2 citra yang berbeda
Gambar 4.3.2 a) FFT magnitude citra satu b) FFT akan menghasilkan nilai yang berbeda,
magnitude citra dua
Perbedaan dapat terjadi pada plot
magnituda ataupun sudut.

5. Salah satu pengolahan citra yang dapat


dilakukan adalah dengan operasi aritmika
dan geometri. Operasi aritmika seperti
pengurangan akan memperngaruhi hasil
citra yang didapatkan berupa
pengurangan nilai yang menyebabkan
Gambar 4.3.3 a) FFT sudut kotak1.bmp b) FFT
sudut kotak2.bmp citra hasil menjadi lebih gelap. Pada
operasi geometri akan terjadi relokasi dari
Berdasarkan kedua citra awal, perbedaan yang
piksel yang ada pada citra dan
ada adalah nilai tiap piksel pada citra satu adalah
menyebabkan perubahan posisi yang
kebalikan dari citra dua. Selain itu, persebaran
antara piksel bernilai 0 (hitam) dan 255 (putih) sesuai dengan kordinat relokasinya.
seimbang.. Ini artinya jumlah piksel bernilai 0 6. Beberapa gambar akan memiliki plot
sama dengan jumlah piksel bernilai 255. magnituda yang mirip pada transformasi
Seimbangnya persebaran nilai piksel ini Fouriernya, jika komposisi penyusun
direpresentasikan dengan baik oleh hasil warna dari gambar-gambar tersebut sama
transformasi magnituda. Hasil transformasi kedua persis. Sementara, plot sudut pada
citra ditinjau dari magnitudanya identik. transformasi Fouriernya akan sama,
apabila gambar tersebut memiliki
Sementara itu, jika hasil transformasi sudut
kemiripan pola (bukan warna).
diperhatikan, maka terlihat ada sedikit perbedaan
yang terjadi. Ini menunjukkan bahwa transformasi DAFTAR PUSTAKA
tiap citra akan menghasilkan hasil yang unik dari
setiap citranya. Artinya hasil transformasi 2 citra [1] Modul 1: Pengantar Pengolahan Citra,
akan memiliki perbedaan, perbedaan dapat terjadi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
pada plot magnituda, sudut, ataupun keduanya. Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2019.
Pada kasus ini, perbedaan terjadi karena adanya [2] Gonzales, Ragael C., Digital Image Processing
perbedaan konfigurasi antara piksel bernilai 0 dan 2nd Edition, Gatesmark, Natick, 2009.
255. [2]
[3] Gonzalez, Rafael C., Digital Image Processing
5. KESIMPULAN using MATLAB 2nd Edition, Gatesmark
Publishing, USA, 2009.
Dari ketiga hasil analisis program modul 1 yang
telah dijalankan, maka dapat ditarik kesimpulan [4] ____, Introduction to Computer Vision and
sebagai berikut ini. Image Processing, 4th class, Image Processing,
University of Technology – Computer
1. Selain format RGB, sebuah citra dapat Science Department.
direpresentasikan dalam format HSV
(HueSaturation-Value) yang merupakan [5] https://www.mathworks.com/help/matlab/r
sebuah koordinat silinder. ef/rgb2hsv.html , diakses pada 10 September
2014 pukul 21.00 WIB
2. Citra berwarna juga dapat
direpresentasikan dalam format HSV [6] https://www.kajianpustaka.com/2016/04/pe
(Hue Saturation Value). Hue ngolahan-citra-digital.html , diakses pada 10
menunjukkan kombinasi warna asli. September 2014 pukul 20.36 WIB
Saturation menunjukkan ketajaman warna.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Biomedis – STEI ITB 9

Anda mungkin juga menyukai