Anda di halaman 1dari 8

Nama : Merlinda Rahmadiyanti

NIM : 1603052

1.jelaskan konsep keperawatan periopratif?

2.jelaskan manajemen kamar bedah

3.Jelaskan pengkajian periopratif

4.jelaskan proses perawatan pada pasien pascaoperatif

5.a. apakah posisi yang diberikan pada tindakan intraoperatif

b.jelaskan patofisiologi terjadi nyeri pada kedua ekstremitas

jawab :

1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN PERIOPERATIF

A. PENGERTIAN
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.
Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman
pembedahan,
yaitu :
 Fase preoprasi
 Fase intraoprasi
 Fase pasca oprasi

dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup
rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan dilakukan oleh perawat
dengan menggunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan. Disamping
perawat kegiatan perioperatif ini juga memerlukan dukungan dari tim kesehatan lain yang
berkompeten dalam perawatan pasien sehingga kepuasan pasien dapat tercapai sebagai
suatu bentuk pelayanan prima.

B. TAHAP DALAM KEPERAWATAN PERIOPERATIF


1) Fase Preoperatif
Fase preoperatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan
diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu
tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah,
wawancara pra operatif dan menyiapkan pasien untuk anstesi yang diberikan dan
pembedahan.

Pengkajian Keperawatan Preoperatif:


a.resiko pembedahan
Umur, status nutrisi, status cairan dan elektrolit, kondisi kesehatan umum, obat-obat yang
digunakan dan kesehatan mental serta sikap pasien terhadap penyakitnya.

2) Fase Intraoperatif
Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah dan
berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup
aktivitas keperawatan mencakup pemasangan IV cath, pemberian medikasi
intaravena, melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Contoh : memberikan dukungan psikologis
selama induksi anstesi, bertindak sebagai perawat scrub, atau membantu mengatur posisi
pasien di atas meja operasi dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar kesimetrisan tubuh.
Perawat yang bekerja di kamar bedah harus telah mengambil program
proregristation education courses in anasthetic and operating theater nursing.
Dalam pembedahan perawat disebut scrubbed nurse yang bertindak sebagai asisten ahli
bedah. Perawat bertanggung jawab akan pemeliharaan sterilitas daerah pembedahan
dan instrument dan menjamin ketersediaan peralatan ahli bedah untuk
terlaksananya pembedahan yang direncanakan. Circulating nurse bertanggung jawab untuk
menjamin terpenuhinya perlengkapan yang dibutuhkan oleh scrubbed nurse dan bertanggung
jawab terhadap observasi dan perawatan pasien tanpa menimbulkan kontaminasi daerah
steril.

3)Fase Pascaoperatif
Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (recovery room)
dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup
aktivitas keperawatan mecakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini.

Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan
yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan.

2. Manajemen Kamar Operasi

1.Pengertian Manajemen Kamar Operasi


Manajemen Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja beberapa orang atau
merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit berbentuk suatu
unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana dan
prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan.

Manajemen kamar operasi meliputi bagaimana seorang pempmpin yaitu seorang dokter
bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara bersama-sama melakukan
perencanaan,pengorganisasiandan pengendalian sehingga tercapai suatu tujuan yang mulia.

2.Bagian Kamar Operasi


Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.
a. Area bebas terbatas (unrestricted area)
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar
operasi.
b. Area semi ketat (semi restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas topi,
masker, baju dan celana operasi.
c. Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan
melaksanakan prosedur aseptic.
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi,
masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.

3. Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi


Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah sakit disarankan
mempunyai pengelompokan sabagai berikut:
Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit
gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.
Zona Semi Publik
Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak langsung berhubungan dengan
lingkungan luar, misalnya laboratorium, radiologi, dan rehabilitasi medik.
Zona Privasi
Area yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya gedung
operasi,kamar bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
Zona Pelayanan
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya ruang cuci,
dapur,bengkel, dan CSSD.

4. Persyaratan fisik kamar operasi meliputi:


1. Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mudah dicapai oleh pasien
b. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril dan non-steril
c. Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
d. Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang siur
e. Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah steril dan non-steril, untuk
pengaturan penggunaan baju khusus
f. Letaknya dekat dengan UGD
2. Rancang bangun kamar operasi harus mencakup:
a. kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang dilengkapi
dengan fasilitas induksi anestesi
b. Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi
c. Kamar pulih (recovery room)
d. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik
e. Ruang/ tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi
f. Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah
g. Ruang istirahat untuk staf yang jaga
h. Ruang operasi hendaknya tidak bising dan steril. Kamar ganti hendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga terhindar dari area kotor setelah ganti dengan pakaian
operasi. Ruang perawat hendaknya terletak pada lokasi yang dapat mengamati
pergerakan pasien.
i. Dalam ruang operasi diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu tindakan elektif dan tindakan
cito
j. Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan paramedik; pintu masuk
pasien operasi; dan alur perawatan
k. Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas operasi
l. Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara:
􀂃 Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien
􀂃 Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan
ruangan semi steril
􀂃 Daerah steril, daerah prosedur steril diperlukan bagi personil yang harus sudah
berpakaian khusus dan masker
􀂃 Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
􀂃 Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang
tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung
m. Syarat kamar operasi:
􀂃 Pintu kamar operasi harus selalu tertutup.
􀂃 Lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari dua daun pintu
􀂃 Pintu keluar masuk harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup
􀂃 Sepertiga bagian pintu harus dari kaca tembus pandang
􀂃 Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca
􀂃 Ukuran kamar operasi minimal 6x6 m2 dengan tinggi minimal 3 m
􀂃 Dinding, lantai dan langit-langit dari bahan yang tidak berpori
􀂃 Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung
􀂃 Plafon harus rapat, kuat dan tidak bercelah
􀂃 Cat /dinding berwarna terang
􀂃 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan
berwarna terang, ditutup dengan vinyl atau keramik.
􀂃 Tersedia lampu operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu
operasi dan ketinggian pemasangan
􀂃 Pencahayaan 300-500 lux, meja operasi 10.000-20.000 lux
􀂃 Ventilasi kamar terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui filter.
Ventilasi menggunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan
dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total
pressure.
􀂃 Suhu kamar idealnya 20-26º C dan harus stabil
􀂃 Kelembaban ruangan 50-60%
􀂃 Arah udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi dari atas ke bawah
􀂃 Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara
􀂃 Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian alat steril
cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ ditutup
􀂃 Pemasangan gas medik secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
􀂃 Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang di bawah
lantai
􀂃 Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
5.Gambar Kamar Operasi

Rumah sakit memberikan pelayanan anestesiologi dan reanimasi dengan memberikan


anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan tindakan medik lain yang menimbulkan
rasa takut, rasa cemas dan rasa nyeri, melakukan resusitasi jantung, paru dan otak, melakukan
tindakan penunjang hidup pasien gawat karena trauma atau penyakit medik lain, melakukan
penatalaksanaan gangguan keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme,
serta melakukan penatalaksanaan nyeri kronis.Rumah sakit menyediakan lingkungan yang
nyaman untuk melakukan anestesi, yaitu minimum 20º C dan maksimal 26º C .Fasilitas untuk
induksi anestesi dirancang dan dilengkapi untuk dapat memberikan pelayanan yang aman.

a. Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan yang sesuai,
dan perlengkapan standar resusitasi
b. Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik dapat
diperoleh sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik.

Sarana fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi dan
reaminasi:

a. Kamar persiapan anestesia


b. Fasilitas di kamar bedah
c. Kamar pulih sadar
d. Ruang perawatan/ terapi intensif (ICU)
e. Kantor administrasi
f. Kamar obat dan alat
3. AKTIVITAS KEPERAWATAN DALAM PERAN PERAWAT PERIOPERATIF

PENGKAJIAN
Rumah/Klinik:
1) Melakukan pengkajian perioperatif awal
2) Merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
3) Melibatkan keluarga dalam wawancara.
4) Memastikan kelengkapan pemeriksaan pra operatif
5) Mengkaji kebutuhan klien terhadap transportasi dan perawatan pasca operatif
Unit Bedah :
1) Melengkapi pengkajian praoperatif
2) Koordianasi penyuluhan terhadap pasien dengan staf keperawatan lain.
3) Menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan hal-hal yang diperkirakan terjadi.
4) Membuat rencana asuhan keperawatan

Ruang oprasi :

1. Mengkaji tingkat kesadaran pasien


2. Menelaah ulang lembar observasi pasien (rekam medis)
3. Mengidentifikasi pasien
4. Memastikan daerah pembedahan

Perencanaan :
1) Menentukan rencana asuhan
2) Mengkoordinasi pelayanan dan sumber-sumber yang sesuai (contoh: Tim Operasi).

Dukungan Psikologis :
1) Memberitahukan pada klien apa yang terjadi
2) Menentukan status psikologis
3) Memberikan isyarat sebelumnya tentang rangsangan yang merugikan, seperti : nyeri.
4) Mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan yang lain yang
berkaitan

4. Perawatan pasca bedah adalah prosedur rutin yang segera dilaksanakan setelah operasi
dan biasanya akan terus dilakukan hingga pasien benar-benar pulih sepenuhnya.

Ada banyak alasan mengapa pasien harus menjalani pembedahan. Semua jenis operasi,
baik yang rumit maupun tidak, selalu memiliki resiko tersendiri. Misalnya:

 Rasa nyeri dan tidak nyaman – Obat bius digunakan sebelum operasi untuk
mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman, namun keduanya dapat terasa kembali ketika
efek obat bius telah habis. Terkadang tingkat nyeri bisa sangat parah sehingga
memengaruhi pergerakan dan membatasi aktivitas pasien.
 Pendarahan – Pendarahan mungkin terjadi di sekitar luka, terutama ketika jahitan tidak
terpasang dengan baik atau tidak sengaja terlepas. Walaupun tidak selalu berbahaya, ada
beberapa kasus pendarahan yang menyebabkan pasien kehilangan banyak darah dan
mematikan jaringan yang penting. Kasus seperti itu membutuhkan pertolongan medis
secepatnya.
 Infeksi – komplikasi umum operasi lainnya adalah infeksi, yang dapat terjadi akibat
adanya bakteri pada fasilitas kesehatan.
Perawatan pasca bedah dirancang untuk membuat proses pemulihan senyaman dan
secepat mungkin dengan:

 Mengurangi atau menghilangkan resiko dan komplikasi


 Mengajarkan pasien bagaimana merawat luka dan perawatan pasca bedah
 Mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan dibutuhkan pasien
 Menjalankan terapi untuk membantu pasien menjadi lebih mandiri
 Memantau kemajuan proses penyembuhan.
 Cara Kerja Perawatan Pasca Bedah
Perawatan pasca bedah dapat dilakukan secara rawat inap atau rawat jalan. Prosedur
rawat jalan dapat dilakukan apabila operasi tidak kompleks sehingga pasien tidak perlu
menginap di rumah sakit, atau operasi mungkin termasuk kompleks sehingga
pengawasan dan perawatan harus dilakukan, bahkan ketika pasien sudah keluar dari
rumah sakit. Perawatan pasca bedah dipimpin oleh dokter bedah pasien dengan bantuan
petugas medis lain yang melakukan tugas tertentu, seperti memantau tanda-tanda vital
atau menangani luka.

Beberapa prosedur dari perawatan pasca bedah adalah:

 Pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri dan tidak nyaman, mempercepat
penyembuhan, dan menenangkan pasien.

 Pengawasan atau pemantauan intensif – ini berarti dokter bedah tidak melakukan apapun
kecuali benar-benar dibutuhkan. Sebaliknya, ia akan memastikan bahwa luka sembuh
seperti yang diharapkan.

 Pemberitahuan, di mana dokter bedah memberikan informasi yang dibutuhkan agar


pasien dapat lebih terlibat dalam proses penyembuhan. Contohnya adalah informasi
tentang cara membersihkan dan melindungi luka, mengenali kemungkinan infeksi, apa
yang boleh dimakan, aktivitas yang dapat dilakukan atau harus dihindari ketika masa
penyembuhan, cara meningkatkan pergerakan, terapi yang mungkin harus dijalani pasien
untuk memulihkan fungsi tubuh, serta obat-obatan untuk dikonsumsi di rumah.

 Nutrisi – Dokter bedah biasanya bekerja sama dengan ahli gizi yang dapat membuat pola
makan untuk pasien berdasarkan kondisinya atau jenis operasi yang telah dilalui. Pasien
juga akan diajarkan tentang jenis makanan dan minuman yang harus dihindari, terutama
selama beberapa jam atau hari pertama setelah operasi.
 Bimbingan bagi anggota keluarga – Kondisi pasien cenderung akan membaik apabila
mereka mendapat dukungan dari keluarga dekat, yang juga dapat bertindak sebagai
perawat saat masa penyembuhan. Bimbingan ini sangat membantu dalam mempersiapkan
keluarga untuk perubahan yang mungkin terjadi saat pasien dalam masa penyembuhan.
 Perawatan yang sistematis: Perawatan pasca bedah tidak hanya terfokus pada organ yang
telah dioperasi tetapi juga kesehatan pasien secara keseluruhan. Oleh karena itu,
perawatan juga dilakukan pada sistem tubuh lainnya, terutama kardiovaskular, sistem
kemih, dan sistem pernapasan.

Untuk rawat jalan, banyak penyedia kesehatan yang bergantung pada teknologi baru
seperti telekonferensi. Dalam hal ini, dokter melakukan pemeriksaan lanjut dengan
menggunakan media untuk video call seperti Skype. Dengan teknologi ini, dokter dapat
menghubungi lebih banyak pasien kapan saja dan tetap mengikuti kemajuan mereka,
bahkan saat mereka di jalan.

5.a.posisinya seperti orang melahirkan dan sebatas dada akan ditutup dengan kain
sehingga tidak perlu melihat jalannya oprasi.

b.

Anda mungkin juga menyukai