Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL

Karakteristik Diatom di Selat Rupat Riau

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Protista
yang dibina oleh :
Sofie Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

Oleh :
Retno Elvinawati
160342606271
Biologi Offering H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
APRIL 2017
ANALIS JURNAL
Oleh
RETNO ELVINAWATI

I. Bibliografi
Larasati, C. E. Kawaroe, M. & Prartono, T. 2015. Karakteristik Diatom di Selat Rupat
Riau. (Online) diakses pada 17 April 2017

II. Tujuan Penulis


Bertujuan untuk menganalisis karakteristik lingkungan perairan yang memengaruhi
kelimpahan diatom dipermukaan Perairan Selat Rupat.

III. Fakta-fakta unik


1. Abstrak
 Analisis komponenutama (PCA) digunakan untuk menganalisis keterkaitan
parameter fisika kimia perairan dengan kelimpahan diatom.
 Terdapat 11 jenis diatom yang ditemukan
 Kelimpahan diatom yang memiliki nilai tertinggi saat pasang dan surut adalah
Coscinodiscus dan Skeletonema
 Aktivitas antropogenik memengaruhi kelimpahan diatom yang berdampak
pada rantai makanan di ekosistem.
2. Pendahuluan
 Diatom merupakan fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae yang terdiri atas
dinding sel yang terbuat dari silika (frustule)
 diatom banyak dijadikan sebagai bioindikator kualitas perairan karena siklus
hidup yang pendek dan tingkat kepekaan terhadap perubahan kondisi
lingkungan diperairan.
 Diatom memiliki korelasi yang baik terhadap parameter fisika kimia
lingkungan perairan dibandingkan dengan jenis alga lainnya
 Selat Rupat merupakan kawasan jalur pelayaran dunia, serta memiliki wilayah
perkembangan aktivitas antropogenik seperti industri perminyakan
 Industri perminyakan tersebut dapat berdampak, dampaknya adalah diatom
yang mempunyai peran penting dalam perairan, seperti sebagai produser
primer, sumber pakan alami bagi ikan, dan penghasil oksigen melalui
fotosintesa yang berdampak pada organisme tingkat tinggi
 Aktivitas antropogenik akan berdampak pada perubahan karakteristik diatom
yang mempunyai respon bervariasi terhadap kondisi perairan
3. Metode Penelitian
 Pengambilan sampel air laut dilakukan menggunakan Van Dorn Water
Sampler
 Sampel dianalisis dilaboratorium dengan spektrofotometer Merk Thermo
Spectronic 200+ (nitrat, posfat, silikat dan ammonia), sedangkan Pb
menggunakan AAS Merk
Shimadzu Seri AA-7000, serta minyak dan lemak menggunakan metode
ekstraksi
 Pengukuran sampel salinitas, danoksigen terlarut menggunakan Water Quality
Checker (WQC) seri 8603, intensitas cahaya menggunakan lux meter, dan
kecepatan arus menggunakan current meter, serta data pasang surut didapat
dari LANAL Dumai tahun 2014.
 Kelimpahan diatom dihitung dengan menggunakan metode Sedgwick rafter
Cell
 Keterkaitan sebaran diatom dengan parameter fisika dan kimia perairan
menggunakan analisis PCA (Principal Components Analysis)
IV. Hasil
1. Kelimpahan Jenis Diatom
 Coscinodiscus, dan Skeletonema memiliki kelimpahan tertinggi baik pada
kondisi pasang maupun surut
 Coscinodiscus, dan Skeletonema memiliki kelimpahan tertinggi baik pada
kondisi pasang maupun surut keduanya banyak ditemukan di perairan tropis.
 Genus Coscinodiscus dan Skeletonema dapat beradaptasi pada tingkat variasi
salinitas yang berbeda (euryhaline) dalam siklus hidupnya. Mereka mampu
hidup pada salinitas 0 hingga 35 psu, sehingga jenis tersebut dapat melimpah
di berbagai perairan.
2. Parameter Fisika dan Kimia Perairan
 Kadar fosfat yang tinggi dapat memicu peningkatan populasi fitoplankton
khususnya diatom di perairan
 Saat konsentrasi silikat menurun, yang mana tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan diatom untuk tumbuh, maka perkembangan diatom akan terhenti
dan akan digantikan oleh fitoplankton yang lebih berbahaya seperti
dinoflagellata
 Konsentrasi ammonia yang diperbolehkan untuk kehidupan biota laut
khususnya diatom <0.3 𝑚𝑔. 𝐿−1
 Konsentrasi minyak dan lemak yang tinggi dapatmenutupi intensitas cahaya
matahari yang masuk ke perairan, sehingga dapat mengganggu proses
fotosintesis yang dilakukan oleh diatom.
 Intensitas cahaya merupakan faktor penting dalam proses fotosintesis diatom,
sehingga cahaya sangat dibutuhkan diatom.
 Keberadaan oksigen terlarut ditentukan dari proses difusi, turbulensi, dan
biologi perairan (fotosintesis, dekomposisi)
 Kelimpahan diatom akan meningkat seiring dengan peningkatan intensitas
cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan
 Diatom sebagai produsen primer di suatu perairan dan awal dari rantai
makanan yang kemudian akan dimanfaatkan oleh konsumen tingkat tinggi,
sehingga diatom banyak ditemukan pada nilai nitrat dan cahaya yang tinggi.
 Korelasi antara sebaran diatom dengan parameter fisika kimia perairan tidak
terlepas pada pengaruh aktivitas masyarakat yang berada di Kota Dumai,
seperti kawasan industri minyak kelapa sawit (CPO), dan kawasan pelabuhan
yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia

V. Konsep Utama
Konsep utama dalam jurnal ini adalah membahas tentang faktor yang akan
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya Diatom diSelat Rupat Riau mulai dari
faktor manusianya maupun faktor alam.
VI. Refleksi
Dari jurnal tersebut hal yang mempengaruhi Diatom tumbuh dan berkembang adalah
kandungan nitrat, kandungan fosfat, kandungan silikat, Ammonia yang bersumber dari
reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, konsentrasi Pb,
konsentrasi minyak dan lemak, intensitas cahaya, kandungan oksigen, dan kecepatan
arus. Dari manusianya adalah aktivitas manusia yang membuang limbah kelaut. Artikel
ini dapat saya gunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah protista sekaligus untuk
menambah pengetahuan saya dalam menganalisis kritis artikel. Kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan analisis kritis selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai